Chereads / Reaching Of The Stars / Chapter 10 - Gagal Fokus

Chapter 10 - Gagal Fokus

......

Wajah cemberut menandakan bahwa Pira kesal dengan mereka para lelaki kampret yang menertawai, andai Pira memiliki jurus ampuh ngulek sambel Bi Ijah sudah pasti Pira akan mengulek-ngulek mereka sampai hancur tak terbentuk.

" Gini saja bagaimana kalau diganti dengan menyanyi. "Pak Bas mencoba bersabar untuk yang kesekian kalinya.

" Menyanyi? hemmm boleh boleh Pak."

" Ya sudah ayo mulai "

Pira mengatur nafasnya sebagai pemanasan, mencoba untuk berkonsentrasi dan memikirkan lagu apa yang akan dinyanyikan. Setelah menemukannya Pira pun mulai bernyanyi.

I remember years ago

Someone told me I should take

Caution when it comes to love

I did

And you were strong and I was not

My illusion, my mistake

I was careless, I forgot

I did

Mereka yang semula sibuk dengan dirinya sendiri tak ayal langsung terfokus satu pandangan ke depan. Begitu merdunya suara Pira sampai membuat mereka terkagum-kagum.

And now when all is done

There is nothing to say

You have gone, and so effortlessly

You have won

You can go ahead tell them

Tell them all I know now

Shout it from the roof tops

Write it on the sky line

All we had is gone now

Tell them I was happy

And my heart is broken

All my scars are open

Tell them what I hoped would be

Impossible, impossible

Impossible, impossible

Mereka masih menikmati alunan musik tanpa berkedip, tak menyangka seorang Pira? Pira? oh... sungguh ini talenta yang di miliki seorang Shafira Meiditian.

Pira. Seseorang yang gak pinter amat matematika, gak jago main alat musik, pemalu, terkadang usilnya minta ampun, dan keras kepala, mungkin masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh Pira. Namun Pira cukup menjadi diri sendiri yang gak akan pernah iri akan kelebihan orang lain.

Falling out of love is hard

Falling for betrayal is worse

Broken trust and broken hearts

I know.. I know

Thinking all you need is there

Building faith on love and words

Empty promises will wear

I know.. I know

And now when all is gone

There is nothing to say

And if you're done with embarrassing me

On your own you can go ahead tell them

Tell them all I know now

Shout it from the roof tops

Write it on the sky line

All we had is gone now

Pak Bas saja yang semula sudah seperti gorila mengamuk seketika diam dan mendengarkan sambil mengangguk-angguk menikmati lagunya.

Tell them I was happy

And my heart is broken

All my scars are open

Tell them what I hoped would be

Impossible, impossible

Impossible, impossible

I remember years ago

Someone told me I should take

Caution when it comes to love

I did

Tell them all I know now

Shout it from the roof tops

Write it on the sky line

All we had is gone now

Tell them I was happy

And my heart is broken

All my scars are open

Tell them what I hoped would be

Impossible, impossible

Impossible, impossible

Impossible, impossible

Impossible, impossible

Wah... sungguh luar binasa kau Pira, jika sedari dulu Pira mengikuti perlombaan menyanyi sudah pasti Pira juaranya lalu andai di upload ke YouTube bisa-bisa viewers nya mengalahkan Lady Gaga tepuk tangan buat Piraaaa.

.....

Jam pelajaraan Seni Budaya sudah usai kini mereka sedang berjalan menuju kantin sambil mengobrol.

" Wahhh gue bangga sama lo Pir, ternyanta lo punya bakat terpendam." Ucap Pita sambil merangkul sahabatnya.

" Hehe Pira gitulohhh."Senyum pun tercetak indah di wajah Pira membuat siapa saja yang melihat akan jatuh hati padanya. Sampai membuat seseorang tidak bisa memalingkan pandangannya.

" Lo harus berterimakasih sama Pak Bas tuh ." Tunjuk Pira dengan tangan yang masih merangkul.

" Males ah "

Di lain tempat

Ketika kelas Pira sudah selesai pembelajaran saat itulah Pian sedang berjalan di koridor dekat ruang musik. Tanpa sengaja Pian melihat senyuman Pira yang menawan hati sampai membut Pian terpana.

Saat ini senyuman mu yang menghiasi relung hati ini, tak ada kata untuk mengungkapkan bahwa diri ini masih menelisik di balik kisah klasik dan unik mu. Berbicara soal hati memang tak ada habisnya, entah sampai kapan diri ini akan bermonolog tuk menyalurkan rasa yang belum pernah di sapa olehmu.

Sedang asiknya memandang ciptaan Tuhan yang sungguh memabukan hati, membuat lupa diri akan suasana di sekitarnya.

Brrukkk....

Tubuh serasa melayang di udara lalu terhempas ke dasar lantai yang keras, sambil memejamkan mata Pian mengira tubuhnya akan jatuh terjerembab namun Pian tidak merasakannya malah yang di rasa seperti jatuh di kasur empuk.

Tak sengaja Pian menabrak seorang siswi  bernama Bela yang tubuhnya gendut dan sering di jodoh-jodohkan dengan Beni karena tubuh mereka yang sama.

Bela sedang membawa makanan ringan namun ditabrak oleh Pian alhasil semua makanannya jatuh bertebaran bagaikan hujan makanan .

Semua yang ada di situ pun melihat kejadian yang memalukan bagi Pian sekaligus mengasikan bagi para lelaki dan menjadi bahan tawaan para perempuan.

Langsung saja Pian melebarkan matanya dan yang pertama kali di lihatnya adalah wajah bulat yang menyeramkan bukan lagi senyum yang mendamaikan.

" AAAAAAAaaaaaaa... ". Teriak mereka bersamaan karena saling terkejut.

Pian pun bangkit dari keterpurukannya langsung saja lari sekencang mungkin, namun Pian merasa lari sampai ke depan tong sampah itu saja belum sampai-sampai dan ternyata saat Pian menengok ke belakang ujung seragam  Pian berhasil di tarik oleh Bela alhasil Pian jadi lari di tempat.

Dengan wajah sangarnya Bela tak terima kalau tubuhnya tertindih Pian dan makanannya semua jatuh, Bela pun melayangkan bogeman mautnya ke wajah Pian. Pian pun terkejut dan berusaha menghindar sampai tubuhnya berkayang hampir mengenai lantai. Lalu untung saja kedua sahabatnya datang menyelamatkan Pian agar tidak samapai jatuh.

" PIIIIAAAANN.... " Teriak Chiko dan Kanza berusaha menangkap Pian yang hampir menyentuh lantai.

" Eh, dasar onde-onde gosong ngapain lo mau pukul sahabat gue kalau mau tinju sini sama abang Chiko master tinju adiknya Cris jhon. "Celetuk Chiko sambil mengusap hidungnya lalu menaikan lengan bajunya dan bergaya ingin bertinju.

" Eh Bela pasangan sehidup semati lo mana nih, tumben gak keliatan.  " Ujar Kanza meledek

" Hwrkrk... apa lo bilang!  "

" Buset dah macan betina ngamuk broo." Ucap Kanza takut dan berancang-ancang ingin pergi.

" Sa ae dong gajah Sumatera. "-Chiko

" APAA!!!! Herrrkk "Marah Bela sudah di ubun-ubun.

" Broo broo broo... lariii " Ucap Kanza

"  Eee e ee.... dugong "- Chiko

Bela pun seperti bermain kejar-kejaran sampai berputar-putar seperti kucing yang mengejar tikus.

" Wleee sini loh Kus tangkep kalo bisa." Ucap Chiko dengan mengulurkan lidahnya.

" kyaaa pawangnya manah nih si Beni mana nihh waduhh marahnya mode banteng nih. "Celetuk Kanza

" Diem napa sihh nambah maarah ntar si Bela." Ucap Pian

Saat mereka sedang menghindar Chiko menyenggol tempat sampah di dekatnya lalu mereka jatuh bertindihan, melihat ada kesempatan Bela pun langsung melayangkan bogeman yang sempat tertunda sekarang mangsanya menjadi tiga.

" Aduhh lo sih Ko main jatuh aja." - Kanza

" Kyaaaaaaa-.... " Teriak mereka saat tidak bisa lagi menghindar.

BUGHH...

BUGHH...

BUGHH...

.....

Di Kantin

Setelah kejadian aksi saling bogem mereka langsung ngacir lari ke kantin, kalau saja Bela bukan perempuan mungkin mereka membalas bogeman Bela.

Begitu mereka masuk mereka melewati meja yang ditempati Pira, Pian pun seketika berhenti dan memandang Pira dengan mengeluarkan ekspresi seperti biasanya ketika berhadapan dengan Pira. Kalian masih ingat ekspresi seperti apa???? yang sudah baca part awal pasti tahu.

Pira pun yang sedang menikmati makanannya seketika berhenti dan balas memandangnya, dalam hati Pira berkata Ngapain dia ngeliatin gue kek gitu, selalu saja ekspresinya buat gue penasaran tapi sekarang gue gak mau lagi penasaran, bisa-bisa gue mikir dua kali kek waktu itu. Ishh dasar menyebalkan...

Pira pun langsung memalingkan dan menundukkan wajahnya sambil mengaduk-aduk baksonya.

" Woyy men... ngapain berhenti? Mau gabung sama suling bambu lo? "

Pira gedek dengan Chiko kenapa sih selalu saja kalau ketemu bilangnya suling bambu belum pernah ngerasain di tinju ama gue sih awas aja lo.

" Ya elahh peka dikit napa lo choko chip... kan ada cewek cantik " Ujar Kanza seperti mengetahui apa yang dipikirkan Pian.

" Muka dah bonyok gitu masih aja tebar pesona lu "

" Brisik " Ucap Pian langsung pergi

" Eh eh gue di tinggal lagi " Ucap Chiko lalu menyusul Pian begitu pun dengan Kanza.

Setelah memesan makanan mereka menunggu sambil meratapi nasib.

"Awwss... aa aduhh ini beneran sakit bet." Ucap Pian.

" Iishh... itu tangan tangan apa sih mukulnya kenceng baget, bener-bener udah ngalahin tangannya hulk nih." Ucap Chiko sambil mengipasi pipinya yang sudah biru.

" aduhh... bonyok bonyok muka gue dah, gak lagi deh berurusan sama tuh gorila." Gerutu Kanza

" Kayaknya tuh orang belum pernah ngerasain bogeman palu nya Tor deh."-Chiko

" Yan, lagian lo ngapain sih bisa sama dia? " Tanya Kanza

" Gue gak sengaja nabrak dia broo. "Jawab Pian

" Lahh bisa-bisanya lo nabrak, ngalamunin apa loh."-Kanza

" hemm adalah. " Jawab Pian singkat sambil tersenyum tipis seperti tak terlihat mengingat sebab di balik kejadian tadi.

Entah sihir apa yang dimiliki  oleh Shafira Meiditian, membuat Pian seperti di ombang ambing dalam pusaran takdirNya. Namun Pian sadar masih belum waktunya tuk muncul dihadapannya, karena dia masih mengharapkan yang lain cukup menunggu saja sampai dia berhenti mengejarnya.

" Senyum mu selain membuat  jatuh hati ternyata juga membuat raga ini jatuh terjerembab ke lantai Pir. "

" Oh jadi gitu lo ya sama sahabat, ok Fine kita putus! "Ucap Chiko mendramatisir perkataanya.

" Komuk lu Ko, jijik gue kek bencong perempatan lampu merah. "Ucap Kanza sambil melempar tisue bekas mengelap keringatnya.

" najong gue bukan tempat sampah ya sembarang aja lo. "Balas Chiko dengan melempar balik tisue tadi sampai mengenai mulut Kanza.

" Tuk blwee blee... Oh ya lo kan pantesnya sebagai tempat pembuangan  mantan whahaaha...nih nih gue tambahin. " Celetuk Kanza sambil menarik tisue yang baru lalu di lapkan ke wajahnya dan di lempar ke Chiko.

" We ee e awas lo ya nih gue bales rasain tuh tisue harta karun. "Ucap Chiko mencomot tisue lalu di goreskan ke dalam hidungnya dan di lempar ke Kanza.

Jadilah aksi lempar melempar tisue dikira tuh kantin punya bapaknya kali ya, membuat kantin yang mereka tempati  jadi berantakan untung saja mereka duduk di tempat paling pojok jadi sedikit jauh dari keramaian.

Pian gedek dengan kelakuan sahabatnya itu jika Pian tidak memiliki kesabaran sudah di pastikan mereka habis termutilasi dan jadi dadar gulung.

Tapi Pian bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka walau kelakuannya sedikit ogleg, mereka ada di setiap Pian dalam kesulitan buktinya tadi saja kalau tidak ada mereka bisa-bisa Pian sudah jadi rempeyek udang karena Bela.

Pesanan mereka pun datang Chiko dan Kanza seketika langsung berhenti  dengan acara perang tisue nya. Saat Pian ingin memasukan makanannya ke dalam mulutnya tiba-tiba seorang titisan mak lampir datang dan langsung bermanja ria sambil merangkul lengan Pian.

Pian pun tak jadi menyuapkan makanannya karena sudah tidak mood makan. Pian memutar bola matanya malas sambil berdecak pertanda dia tidak ingin di ganggu.

" OMG... sweety kuhhhhh bilang sama akuhh siapa yang berani buat muka kamu bonyok gini "

" Aku obatin ya, sakit nggak???  kasian baget sih sweety kuhhhhhh yuk ke UKS "

" Ishh apaan sih gak usah! mending sekarang kamu pergi! "

" Ihhh koh sweety kuhhh jahat banget sihhh "

" Pergi! "

" Kalau butuh apa-apa bilang aja sama akuhh ya sweety kuhhhh "

" Gue gak butuh!!! "

" Gak apa-apa kohh "

" PERGII!!! "

Marah Pian karena sudah muak dengan kelakuan mak lampir itu. Sedangkan Chiko dan Kanza hanya menahan tawanya tak mau berkata jika mereka tak ingin di amuk.

Semua itu tak luput dari pandang Pira yang melihat adegan itu, Pira hanya melihatnya malas tak mau mencampuri urusan orang lain dan tak mau kepo siapa perempuan itu.

Kira-kira siapa nih perempuan itu???? Titisan mak lampir dari kahyangan kah???titisan dugong dari kerajaan laut??? atauuu atau gebetannya Pian yang sudah sepah lalu di buang???