"ARRRGGHHH!!! Waddooowwww, siapa sih yang buat air sembarangan disini!", Jasmina meringis dalam posisi terduduk dengan satu kaki lurus dan satu kaki bengkok.
Sharon dan Devon berusaha membuatku bangkit setelah berhasil terpleset dengan sangat memalukan. Dengan masih mengikik, Sharon dan Devon mencoba membuatku berdiri seimbang. "Makanya bebbb, kalo jalan tuh liat-liat donk", seru Sharon. Di tangannya, ia memegang formulir yang sama, begitu juga dengan Devon. Mereka berdua juga mengincar posisi di OSIS tahun ini. Padahal tahun lalu ketika mereka semua di kelas 10, mereka juga terpilih, tentu saja, para sultan-sultin freshmen. Sharon sebagai anggota bidang humas sedangkan Devon sebagai anggota bidang Olahraga, yang tak lama setelahnya menjabat sebagai ketua tim basket. Baiklah, tidak mengapa, Kita bertanding di bidang yang berbeda kok.
Aku yakin Sharon sedang mengincar posisi sekretaris, sebuah jabatan bergengsi, mendampingi Bagas. Aku dengar, sejak SMP Sharon menaruh hati kepada sang batu es, namun ia hanya menghormati Sharon tak lebih dari seorang sahabat dan tetangga. Tapi tentu saja, Sharon tidak pernah menyerah. Ketua Tim cheerleader ini di kenal selalu mendapatkan apapun keinginnannya, termasuk cowok-cowok keren yang menjadi incarannya. Dengan wajahnya bak Bule, rambut lurus dengan aneka warna coklat di rambutnya, tubuh langsing semampai, tak sulit menjadi salah satu cewek paling populer di sekolah. Kadang bila seperti ini, ia lupa kalau kami berteman sejak TK dan tinggal hanya beberapa blok di kompleks yang sama.
"Siapa juga yang nuang air sembarangan", kesal Jasmina sambil meninggalkan 3 makhluk paling menyebalkan di sekolah. Devon dan Sharon masih saja tertawa, tapi tidak Bagas. Walau ia sempat kesal karena di cuekin Jasmina, tapi ia juga gak berharap karma akan begitu cepat turun sehingga membuat gadis itu seperti terguling di arena Ice Skating. Sangat menggenaskan, tapi cukup menggemaskan, ia berusaha kuat untuk tidak tersenyum,walau hatinya tertawa ngikik. Celengan baru saja berguling, pikirnya.