Chereads / UnHuman / Chapter 28 - #27 - Perekrutan sang Iblis terkuat - bagian 2

Chapter 28 - #27 - Perekrutan sang Iblis terkuat - bagian 2

Dalam sebuang ruang yang dindingnya berupa lapisan daging nan meluapkan gas berasap, terlihat sebuah gumpalan berwarna merah nan memancarkan warna jingga redup, objek itu tampak berdenyut seperti jantung.

Dari atasnya menetes cairan merah yang mengalir dari jaring selaput dan menempeli lapisan kulit jantung itu, selaput daging berwarna merah itu memanjang ke atas dan terhubung ke batang leher sebuah kepala tanpa tubuh, melalui selaput nan berdenyut pada kepala Hatskin, ia mengontrol tubuh Unhumannya.

Dalam keheningan gelap yang dikuasai oleh rasa sakit akan gejolak kekuatannya nan menusuk sekujur tubuh seperti duri-duri tajam, Hatskin mengeratkan giginya dan bergumam,

"Berikan aku ... lebih banyak ... rasa sakit! Ini masih--belum cukup. Darah ... aku butuh lebih banyak darah."

Seluruh warga desa yang ada berkerumun di tengah jalan setapak demi meninggalkan rumah mereka, dengan menggendong tongkat kain berisikan baju dan harta seadanya mereka berjalan berbondong-bondong menjauhi tempat itu.

Isak tangis pun pecah dalam kerisuhan, bayi yang dalam gendongan ibunya tak henti-henti menangis, anak-anak kecil berjalan dalam ketakutan, para prjaurit berzirah yang ada mencoba menenangkan teriakan histeris para warga. Demi melindungi perjalanan mereka para prajurit itu berbaris di setiap sudut jalan dan memberi arahan.

Hatskin yang melihat gerombolan manusia di tengah desa itu lalu mengangkat tangan kanannya selagi membuka kelima jari, lalu ia ayunkan sekuat tenaga dan menyapu habis seluruh rumah beserta para manusia di dalamnya.

Perkakas peralatan beserta bangunan beterbangan dan hancur menjadi puing, semua orang yang berada dalam jangkauannya terlempar bersama ke udara, serangan itu meremukkan sebagian orang dan meninggalkan sisa anggota tubuh yang tercerai berai.

Udara panas yang memercikkan bara api dari permukaan kulitnya tadi menimbulkan kobaran api yang perlahan semakin membesar dan membakar semua sisa kayu serta pepohonan layu dibekas serangannya.

Orang-orang yang selamat berlarian tak tentu arah demi menyelamatkan diri, yang terluka masih tertinggal di atas tanah dan menunggu kobaran api yang menjalar melahapnya.

Para prajurit berzirah berlarian dengan tubuh terbakar dari puing-puing sisa reruntuhan desa, sebagiannya merangkak keluar dalam keadaan kaki terpenggal maupun remuk dari balik kobaran api yang menyengat kulit mereka.

Natch beranjak bangun dari balik kubangan lumpur yang menyelamatkannya sesaat ia melompat akan serangan tadi, ketika ia mendongakkan kepalanya menatap ke arah desa, dirinya bergeming dengan pandangan terbelalak yang berubah kosong.

Dari balik bola matanya yang memantulkan warna merah dari cahaya api menyala yang sedang membakar hanguskan desanya, ia pun berkata,

"Ti—tidak ... tidak mungkin. Keluargaku ... ayah ... ibu ... saudara-saudari kecilku. Tidak ... kalian--tiiidaaaaaak!"

Air mengalir deras dari kedua matanya, ia berteriak sekeras mungkin di tengah hiruk-pikuk jeritan orang lain yang juga meluapkan emosi penderitaan setelah kehilangan orang terdekatnya.

Mendadak deretan bilah hitam meruncing seperti tombak berjatuhan dari langit dan bersiap menusuk kepala siapapun yang terkena. Setelahnya bebatuan besar maupun kerikil ikut menyusul dari atas menghantam orang-orang di sekitar.

Unhuman itu kembali melayangkan tangannya menyapu tanah dan melontarkan bebatuan yang beterbangan tak tentu arah, kobaran api merah nan menyebar perlahan melahap segala bentuk kehidupan di sekitar desa itu, debu beserta asap hitam meluap ke angkasa membuat langit tercemar akan kebakaran ini.

Natch masih bergeming di tengah kekacauan yang melanda sekitarnya, meski bebatuan maupun duri-duri hitam tadi terus berjatuhan, tapi ia hanya termenung meratapi kobaran api merah itu, perasaan nan hancur kini melahap emosinya sendiri dan membuatnya hampir terlelap dalam kegelapan hatinya.

Kedua mata Natch tampak memerah akibat dari tangisan yang masih berlangsung, ia lalu berbalik menatap Unhuman tadi, dan bergumam,

"Kalau begini akhirnya ... semuanya jadi percuma saja ... lebih baik aku ... menjadi Unhu—"

"Hentikan! Jangan berkata seperti itu, Natch!" potong Rhill sambil menarik pergelangan tangan kanannya.

Rhill tampak merangkak dengan kedua kakinya yang tampak bengkok dan sudah patah. Dengan wajah yang berlumuran darah dari dahinya, ia masih bisa tersenyum dan menunjukkan ketulusan di balik tatapannya.

Natch lalu berbalik menghadapnya dan dibuat sangat terkejut akan kondisi dari rekannya itu.

"Rhill, kau ...—"

"Jangan pernah berpikir untuk ... menjadi Unhuman, Natch! Kau itu--orang yang baik! Di saat aku akan diserang tadi, kau menyelamatkanku, bukan!? Natch, kau ... orang yang baik. Mereka semua pasti beranggapan seperti itu, meski kau orang yang terlihat dingin, tapi kau sangat peduli akan sekitarmu. Kumohon, demi semua yang telah tiada di sini, tetaplah hidup ...!"

Setelahnya genggaman tangan Rhill melemah dan perlahan terlepas.

Teriakan tadi membuat Natch kembali tercerahkan akan keputusannya, perasaan marah dan kebenciannya perlahan pudar, ia lalu menunduk dan menarik pundak Rhill yang kini terbaring tak berdaya di atas tanah hitam yang dipenuhi genangan darah.

Ketika Natch membalikkan tubuh Rhill, ia baru melihat kalau perut dan dadanya bersarang bilah duri hitam yang sudah setengah patah.

"Rhill ...! Sadarlah, jangan tinggalkan aku ... maaf! Maafkan aku, ini salahku."

Natch kembali beranjak dengan pelan setelah berkabung atas kematian Rhill, ia berdiri sembari berbalik dengan tatapan tajam nan menyala menghadap Unhuman yang sedang melayangkan tangan kirinya itu.

Natch tampak membulatkan tekad dan bersiap akan pilihannya, pedang yang tersarung di pinggul kirinya ia hunuskan ke atas bahu sembari memasang kuda-kudanya, ia mencengkeram erat pedangnya hingga muncul tonjolan urat di pangkal jemarinya.

"Terimakasih, Rhill. Aku ... akan bertarung!"

Pada saat serangan pertama Hatskin mengibaskan tangannya ke desa itu, Jhewsk yang sudah memasang kuda-kuda bertarung melepaskan pijakannya sesaat kilauan pendar energi biru memenuhi batang pedangnya, ia berlari sepuluh kali lipat dari kecepatan manusia biasa dan menembus masuk ke dalam kepulan asap mencari tempat kaki Unhuman itu berpijak.

Saat menemukannya, Jhewsk melompat ke atas dan menyatukan pijakannya untuk berlari di permukaan kulit kaki targetnya, ia terus bergerak menuju ke atas sementara tanpa dia sadari tangan kanan Hatskin bergerak menuju desa dan menyapu hancurkan tempat itu dalam sekejap.

Melihat pergerakan tangan targetnya, Jhewsk terhenti sejenak untuk berbalik dan dibuat terkejut menyadari desa besar tadi kini berubah menjadi reruntuhan yang diselimuti kobaran api.

"Desanya ...? Aku ... harus terus maju! Tak peduli apa yang terjadi, asalkan aku membunuhnya ... aku akan menang."

Jewsk tampak tak memedulikan apapun selain tujuannya, ia tak berekspresi sama sekali dan tatapannya sangat fokus.

Saat Jewsk masih bergeming, mendadak deretan duri hitam muncul dan tumbuh memanjang memenuhi permukaan kulit sang Unhuman, Jewsk sempat melompat namun lututnya sedikit tergores duri tadi.

Selagi melayang bebas di udara, Jewsk memutar tubuhnya menyesuaikan posisi kaki akan jatuh.

Setelah mendarat, ia mendongakkan kepalanya dan melihat salah satu telapak kaki Unhuman itu sudah berada di atas berniat menginjaknya, ia beranjak pergi dari sana dan melompat demi menghindari serangan.

Jewsk berguling dan menekuk kaki kirinya, ia merasakan denyutan nyeri dari lutut dan melihat ke arah luka sebelumnya, bekas goresan tadi membuat permukaan kulit di sekitar luka menghitam dan meracuni darahnya. Jewsk kembali melihat ke atas dan kali ini deretan duri hitam seperti batang kayu runcing berdatangan bak anak panah.

Pedang panjangnya kembali memancarkan energi biru, Jewsk lalu melancarkan tebasan cepat secara bertubi-tubi menepis setiap duri tajam tadi, serangan terus berlangsung dan Jewsk tak sekalipun mengurangi kecepatannya.

Hatskin kembali melayangkan kedua tangannya selagi membuka seluruh jemari secara bersamaan, ia menghempaskan tangannya ke permukaan tanah dan menerbangkan bebatuan tak tentu arah.

Kepulan asap dan debu hitam yang menutupi pandangan Jewsk, membuatnya tak menyadari akan serangan dari arah kirinya, kepalan tangan besar Unhuman itu mendadak muncul melayangkan tonjokannya.

Ketika itu Natch berlari dari balik kepulan asap dan datang sembari melepaskan tebasan melintang mengincar pergelangan tangan nan lebih besar dari mata pedangnya.

Detik itu juga tangan kiri Hatskin terpenggal menyisakan setengah lengannya yang masih berayun kembali ke atas, langkahnya termundur dan duri hitam yang muncul dari retakan garis hitam di permukaan kulitnya berhenti menyerang.

"Pedang itu ... bagaimana bisa ia memiliki pedang sihir para Executor?" gumam Jewsk terheran menatapnya.

Natch tertunduk untuk sesaat meratapi mata pedangnya yang berlumuran darah, ia lalu menegakkan kembali punggungnya dan menatap kepala Unhuman yang matanya memancarkan warna merah menyala seperti api nan bergejolak.

"Kau ... kau pemuda yang tadi?" tanya Jewsk saat menghampiri Natch, "Nak, saat ini aku membutuhkan bantuanmu untuk melumpuhkan Unhuman itu, bisakah kau membantuku agar aku bisa naik ke atas sana?"

Natch melirik dengan tatapan tajam ke arah kirinya, membuat Jewsk terkejut akan hawa membunuh dari balik sorot matanya itu.

"Tentu ... boleh saja, aku tidak peduli asal Unhuman itu mati."

"Baiklah, ulurkan tanganmu padaku," ucap Jewsk sembari mengulurkan tangan kanannya.

"Apa rencanamu—"

Natch lalu mendekat dan meraih tangannya, setelah itu Jewsk menggenggam erat tangan kiri Natch, dan berkata,

"Bertahanlah, Nak."

Jewsk tiba-tiba menarik tangan Natch itu sembari ia melakukan putaran cepat, Natch yang terkejut mendadak dilemparkan oleh Jewsk ke arah Unhuman itu berada.

Natch melayang bebas di udara mengincar kepala Unhuman itu, ia kini memegang pangkal pedang dengan kedua tangannya dan bersiap akan menyerang.

"Apa yang dilakukannya!?" teriak Natch yang kesal karena belum siap.

Hatskin melangkah mundurkan kakinya dua kali selagi mengangkat tangan kanannya dan membuka seluruh jemarinya berniat menangkap Natch.

"Teknik Rune darah, perpindahan lintas ruang."

Setelah merapal itu, Natch mendadak jatuh di tanah dan bertukar tempat dengan Jewsk yang muncul di hadapan Hatkins.

Natch melihat ke arah tangan dan baru sadar akan simbol Rune darah menempel di telapaknya.

"Ini ... teknik Rune, kan? Dia menguasainya?"

Jemari raksasa yang mencoba menggapai Jewsk ia tepis dengan melakukan putaran bermanuver sembari melayangkan tebasan bebas mengikuti gerakan tubuhnya, membuat kelima jari Hatskin terpotong rapi dalam sekejap.

"Dia ...! Sialan ...!" gerutu Hatskin menggeram.

Jewsk berlari pada permukaan lengan kanan Hatskin yang mendadak melepaskan kepulan asap dan udara panas, membuat Jewsk harus menutup wajahnya agar tak melelehkan kulitnya.

Tangan kanan yang memegang pedang Jewsk tusukkan pada kulit lawan dan meninggalkan bekas luka sobekan seiring langkahnya bergerak menuju kepala makhluk itu.

Wajah makhluk itu bergeser melihat kedatangan Jhewsk, tangan kirinya kembali bergerak naik mencoba menyapu hama kecil itu dari tubuhnya.

Jewsk sedikit terkejut melihat tangan kiri Unhuman itu berhasil pulih dan sedang mengincarnya, ia lalu melompat dari bahunya melewati wajah si Unhuman, selagi melayang bebas ia melihat deretan duri hitam nan meruncing saling mengapit menutup rapat mulutnya.

"Jika benar, tubuh aslinya mungkin berada dalam mulut itu," gumam Jewsk yang tengah melakukan putaran tubuh ke belakang, kedua kakinya lalu ia tekuk serapat mungkin dengan bokongnya.

Tangan kiri Unhuman itu menghembuskan angin kencang pada Jewsk setelah meleset mencengkeramnya, Jhewsk kemudian mendarat pada bahu kirinya lalu kembali mengincar kepalanya, kali ini Unhuman itu sudah mengangkat tangan kanannya yang berniat menyerang bahunya sendiri.

"Gerakanmu mudah terbaca, Executor sialan!" gerutu Hatskin mengeratkan giginya.

Jhewsk lalu membuka ikatan tali pada perutnya yang mengibarkan pakaiannya seperti jubah tipis, sepasang pedang pendek dengan ujung meliuk tersimpan rapi dalam sarungnya, ia mengambil salah satunya dengan tangan kiri dan menggenggamnya secara terbalik.

"Aku akan mengeksekusimu di sini, makhluk haram ...," ucap Jhewsk tanpa ekspresi.

Jewsk mengambil kuda-kuda dengan menyilangkan kedua pedang di depan wajah, lalu ia segera melompat dan menebas jari besar itu dalam satu tebasannya, pedang pendek ia tancapkan ke kulitnya dan pedang lainnya menebas secara bergantian, ia melakukan gerakan manuver berputar-putar ke arah atas, serangan darinya itu berhasil memenggal putus tangan lawannya dan menjatuhkan sisa daging yang tercincang.

"A—apa!?—"

Hatskin terkejut menyadari dalam dua detik tadi lengan kirinya telah dihancurkan sampai bahunya tanpa menyisakan apapun.

Jewsk dengan tatapan menyala menebas duri besi yang menutup mulutnya, sekali tebasan tak mampu menembusnya, ia kembali melancarkan serangan bertubi-tubi yang perlahan mengikis dan menghancurkannya dalam sepersekian detik.

"Ghraaaaaa!" Unhuman itu mengaum kencang setelah Jewsk berhasil merusak penghalangnya, ia terlempar jatuh akibat angin yang berhembus keluar dari mulut.

Jewsk dengan cepatnya menusuk dagu Unhuman itu dan bergelantungan di sana, ia lalu mengayunkan kakinya ke depan lalu melepaskan pedangnya sesaat tubuhnya berputar ke belakang, Jews kini masuk ke dalam rongga mulutnya dan dibuat terkejut akan apa yang dilihat.

Sebuah kepala tanpa tubuh yang ditumbuhi jaring selaput daging nan mengelilinginya berada tak jauh dari hadapan Jewsk berpijak, kepala Hatskin tampak tergantung seperti amandel dalam tenggorokan.

"Dengan ini, kau sudah berakhir, Unhuman."

Jewsk mengayunkan pedangnya dan mengambil langkah lebih dulu berlari ke arah depan berniat menghabisi musuhnya.

"Executor bodoh—"

Seketika itu tebasan menyilang dari kedua pedang yang diayunkan secara bersamaan oleh Jewsk memenggal selaput beserta kepala Hatskin menjadi cincangan daging.

Ketika itu ruangan dalam rongga mulut Unhuman meretak dan perlahan terkoyak hancur, lapisan dagingnya tiba-tiba menyusut ke satu titik pada dada kirinya.

Melihat itu Natch hanya diam bersiaga, sementara Jewsk tengah berlari untuk keluar dari sana. Deretan bilah duri hitam mendadak muncul dari sisa daging di sekitarnya dan mengurung Jewsk.

"Jadi begitu, ia sengaja memancingku ke sini untuk melahapku secara perlahan."

Jewsk menusukkan pedangnya namun tak memberi dampak apapun, ketebalan bilah duri itu terus bertambah dan memadat setiap detiknya.

Sekujur tubuh Unhuman itu menyusut dan menyerap gumpalan daging serta ototnya sendiri, sepersekian detik kemudian Hatkins kembali ke wujud semulanya.

Lelaki kurus dengan rambut putih panjang berkibar, sorot mata merah menyalanya menunjukkan hawa membunuh dan haus darah, tubuhnya yang telanjang dada memperlihatkan otot kecil yang mengisi dagingnya. Ia tersenyum miring ke arah Natch, lalu berkata,

"Executor tadi ... rasanya tak begitu buruk. Bagaimana denganmu?"

Mendengar nada menghina itu, Natch terbelalak kaget hingga ia mengeratkan genggaman pedangnya, lalu menjawab,

"Apa kau bilang!?"

Hatkins terkekeh pelan lalu merentangkan kedua tangannya ke samping, ia menunjukkan tatapan mengintimidasinya pada Natch.

"Kalian meremehkanku berpikir hanya dengan satu orang mampu memojokkanku, aku ini ... sudah membantai banyak sekali Executor sepertinya, jadi jangan mengira ia—"

Sraaak!

Sebilah pedang panjang yang mata pedangnya memancarkan energi biru menembus dada kanan Hatskin, di belakangnya Jewsk berdiri dengan wajah bercucuran darah bekas luka goresan menyayat pelipis kirinya.

"Untungnya aku membuat tanda lain untuk berjaga-jaga, sekarang ... kau akan benar-benar berakhir, Unhuman!"

Hatkins tak bisa bergerak setelah tertusuk karena dampak pedang sihir Jewsk menahan pergerakannya dan kekuatannya.

Jewsk lalu memutar mata pedang dari dada kanannya ke arah atas dan melepaskan tebasan lurus memenggal setengah tubuh bagian atas hingga ke batang leher Hatkins, organ dalamnya kini terkoyak dan memperlihatkan jantung Hatkins yang berdetak kencang.

"Sepertinya kau mulai ketakutan, Unhuman. Kembalilah bersujud kepada manusia!" ucap Jewsk dengan tatapan marah menyalanya.

"Ti—tidak—"

Seketika terdengar dentuman nyaring seperti sesuatu yang besar baru saja jatuh di tengah kepulan asap nan mengebul di samping mereka berpijak.

"Aura ini ... Unhuman macam apa yang--tunggu, tubuhku--tak bisa digerakkan!" gumam Jewsk gemetaran, tatapannya teralihkan ke arah bayangan hitam yang berjalan mendekat dari balik kepulan asap tadi.

"Sebaiknya kalian hentikan, loh! Si topeng aneh itu tidak akan senang jika dia mati."

Sepasang mata merah menyala berjalan mendekat ke arah mereka, Natch yang melihat itu dibuat menggigil akan hawa dingin yang mendadak menyelimutinya.

"I—ini ... pertama kalinya aku ... merasakan aura semenakutkan ini ...!" gumam Natch terbelalak dengan giginya yang bergemeretakan.

Ereburs muncul dengan ekspresi gilanya dan senyum menyengir, ia mengepalkan kedua tangannya yang meluapkan energi biru kehitaman.

"Si—siapa ...?" tanya Jewsk yang masih mencoba menggerakkan tangannya agar bisa mengeksekusi Hatkins.

Srraaak!

Seketika sebuah tangan menembus dada kiri Jewsk begitu saja, ia tampak kesakitan dengan bola mata yang menonjolkan urat memerah, Jewsk melihat ke bawahnya dan memandangi jantung miliknya sudah berada dalam genggaman telapak tangan seseorang.

"Pertunjukkan kalian tadi cukup menghibur untukku, sang Executor, Jewsk Oracle," ucap Commander yang mendadak muncul di belakangnya.

Kepala Jewsk pun terjatuh tak berdaya setelah melihat jantungnya yang sudah keluar, Commander lalu menarik tangan kirinya dan merubah tangan kanannya menjadi bentuk mulut bergerigi tajam, jantung Jewsk tadi lalu dilahap oleh tangan lainnya itu.

Melihat itu Natch membeku dan berwajah pucat, ia hanya terdiam melihat kematian Jewsk tanpa bisa membantunya.

"Aku ... aku ... apa aku ... akan mati juga?" gumam Natch.

Commander lalu mengubah kembali tangannya menjadi gumpalan cairan merah dan ia kendalikan menuju tubuh Hatkins yang tengah terkoyak tanpa bisa beregenerasi lagi.

Cairan merah tadi kini membentuk kembali daging tubuh Hatkins lalu menutup seluruh luka dan menyembuhkannya dalam sekejap.

Hatkins yang kebingungan dengan keadaan ini tak semudah itu memercayai keberadaan Commander dan Ereburs, ia mundur beberapa langkah memberi jarak dan menatap tajam ke arah mereka berdua, lalu bertanya,

"Siapa kalian!? Apa mau kalian dengan datang menyelamatkanku!?"

"Bergabunglah ke dalam kelompokku, Hatkins Ranvylle. Aku membutuhkan kekuatanmu untuk membantuku mencapai sebuah tujuan mulia, yaitu mengembalikan kejayaan Unhuman dan memusnahkan seluruh ras manusia." Commander lalu mengulurkan tangannya ke depan.

Hatkins terkekeh dan menunjukkan gigi hitamnya yang meruncing bak duri logam, ia menyeringai lalu menjawab,

"Terdengar menarik! Baiklah, kalau membosankan aku akan menghajar kalian!"

"boleh juga nyalimu berkata seperti itu, apa kau ingin bertarung denganku. Mari kita buktikan manakah yang terkuat antara pukulanku yang kecil seperti ini, atau tangan besar raksasamu itu!" tantang Ereburs menyeringai.

"Menarik, ayo kita buktikan sekara—"

Setelahnya mereka berdua mendapat tamparan masing-masing di wajah dari telapak tangan Commander, ia lalu bilang,

"Urusan kita sudah berakhir, jangan membuatku menghajar lebih keras dari tadi ...!"

Melihat lirikan tajam dari Commander pada mereka, Ereburs dan Hatkins langsung buang muka dan bersiul seolah tak tahu-menahu.

Commander lalu berjalan mendatangi Natch yang kini tertunduk dengan tatapan kosong, ia mengubah jemari tangannya menjadi tentakel tipis seperti benang lalu ia tusukkan ke leher Natch, darah Unhumannya tampak mengalir masuk ke tubuh Natch dan membuat urat-urat di sekujur tubuhnya menonjol keluar, Natch langsung berontak kesakitan dan meringkuk di tanah sembari menggaruk lehernya yang terasa panas.

Commander berbalik meninggalkannya dan bersiul kembali memanggil Shinn yang langsung membukakan gerbang perpindahan antar ruang, mereka pun meninggalkan tempat itu yang kini berakhir dalam kobaran api.