Chereads / Pengantin Yang Terbuang / Chapter 4 - Ivy(Identitas Baru Kalya)

Chapter 4 - Ivy(Identitas Baru Kalya)

Kalya bersama William diundang orang tua William makan malam bersama di rumah megah orang tua William. Setibanya mereka di sana, Nyonya Lewis menyambut mereka dengan tatapan tajam dan menyebut nama William. "William."

"Selamat malam, Nyonya besar."salam Paman kepada Nyonya Lewis. Nyonya Lewis adalah Ibu tiri William sejak meninggalnya Ibu kandung William ketika William berumur lima tahun.

"Hm, semuanya masuk."jawab Nyonya William dingin. Mereka mengikuti langkah Nyonya William tanpa berkata-kata.

Mereka tiba di ruang makan, tampak beraneka ragam masakan terhidang di atas meja makan. Begitu melihat putranya datang, Tuan besar memeluk William. "Eh, William. Selamat datang nak."kata Tuan Besar.

"Selamat malam, Om."sapa Kalya yang berada di balik punggung William sambil membungkuk hormat.

"William, siapa gadis sopan dan cantik yang kamu bawa? Kenapa kamu gak pernah bilang sama Papa kamu punya pacar secantik ini?"tanya Tuan Lewis pada putranya.

"Namanya Sherry, Pa. Aku ketemu dia waktu aku di pantai."jawab William sambil mencomot ikan di atas meja.

"Sherry? Cewek urakan yang pernah ninggalin kamu?"tanya Tuan Lewis lebih lanjut. William mengangguk.

"Dia kayak bukan Sherry. Dia cewek lain yang mirip Sherry, mantanmu itu."tutur Lewis sambil meneliti segala sisi Kalya.

"Om, aku sendiri gak ingat siapa namaku. Terus William bilang aku Sherry. Aku menurut aja deh."kata Kalya jujur. Rambut gelombangnya bergoyang saat dia berbicara. Kalya orangnya ekspretif.

"Terserah aku bilang kamu Sherry ya kamu Sherry."kata William keras membuat keberanian Kalya menciut. Kalya menunduk dan berpura-pura tidak mendengar sambil mengetuk-ngetuk meja.

"Oh, calon menantuku yang cantik. Jangan sedih karena bentakan William kecil. Dia paling takut sama Mama. Mulai hari ini jika William menindasmu lapor Mama. Mama akan melindungimu." Di luar dugaan, Nyonya Lewis yang sedingin es batu berubah menjadi Ibu-Ibu genit yang membujuk anaknya supaya tidak menangis.

"Oke, Tante."kata Kalya menurut. Ia tersenyum dengan tingkah kekanak-kanakan Mama tiri Nyonya Lewis.

"Siapa namamu nak? Yang pasti namamu bukan Sherry kan?"tanya Nyonya Lewis bersungguh-sungguh. Ia melirik William dengan tajam. William pura-pura tidak melihat.

"Saya lupa nama saya, Tante."jawab Kalya lirih.

"Oh, jangan begitu. Kalau gitu namamu sekarang adalah Ivy. Ivy ini diambil dari bahasa Yunani. Kamu adalah harta karun bagi keluarga Lewis."kata Nyonya Lewis. Ivy dalam bahasa Yunani artinya perhiasan.

"Ivy."gumam Kalya.

"Kapan kamu menikah sama William? Sekarang? Besok pagi? Atau siang nanti?"tawar Nyonya Lewis membuat William tersedak.

"Kalau gitu Papa siapkan undangan sekarang,Ma."kata Tuan Lewis merespon perkataan istrinya.

"Papa, Mama. Aku dan Sherry baru saja berbaikan. Aku takut Sherry meninggalkanku lagi."larang William.

"Kamu diam aja William."kata Tuan dan Nyonya Lewis kompak, William terpukul mundur.

Ivy alias Kalya menggeleng. "Om, Tante, Ivy gak mau nikah dalam waktu dekat ini. Ivy trauma."jawab Kalya. "Ivy takut, Ivy dikhianati lagi."lanjut Kalya dengan mata berkaca-kaca. Tuan dan Nyonya Lewis memeluknya.

"Tenang, Ivy. Kami akan melindungimu."kata mereka untuk menghibur Kalya.

"Sekarang Ivy pengen hidup tenang dulu."kata Kalya sambil mengusap air matanya.

"Ivy."kata Nyonya dan Tuan Lewis lirih.

Tuan Lewis memandang anaknya, William. "Hei, bocah brengsek! Dari tadi diam aja. Pacarmu lagi sedih ini. Kamu jangan-jangan mau biarin dia pergi lagi, ya."bentak Tuan Lewis pada William yang santai makan malam tanpa beban.

"Sherry."

"Namanya Ivy!"bentak Tuan Lewis lagi.

"Iya, Ivy." William memohon ampun dalam hati. "Aku akan menjagamu."janji William. "Sekarang jangan sedih lagi."lanjut William.

"Hahaha...aku cuma sandiwara. Gimana, seru gak? Seru gak?" Kalya tertawa melihat tiga orang keluarga Lewis termakan tipuannya. Kalya mendapat hadiah jitakan keluarga Lewis.

Pikirannya yang hilang kembali lagi. Peristiwa ia didorong ke lautan luas terekam. Dada Kalya terasa sesak. Rasa takut, cemas, sedih bercampur menjadi satu. "TIDAAAAKKK!!!"erang Kalya.

"Ivy!" Ketiga anggota keluarga Lewis memekik namanya. Kalya jatuh di dekapan William. Mereka membawa Kalya yang jatuh pingsan ke rumah sakit.