Chereads / Pengantin Yang Terbuang / Chapter 5 - Tinggal Di Apartemen Kumuh

Chapter 5 - Tinggal Di Apartemen Kumuh

Saat Ivy terbangun, ia berada di rumah sakit. Tangannya diinfus. Hanya William yang berada di sisinya. William tampak murung. Seperti ada beban di dalam pikirannya. "William, Om sama Tante mana?"tanya Ivy sambil bergerak turun dari ranjang.

William mendesah, sulit baginya memberi tahu kebenarannya. Ivy yang dia kira mantannya sekarang tengah mengandung seorang janin entah anak siapa. Kandungannya memasuki bulan kedua. William kembali tertunduk, bulir air mata meluncur ke pipinya. "Sherry."bisiknya.

"William."kata Ivy mengagetkan William.

"Sherry, kamu hamil dua bulan."jawab William membuka mulut. "Papa dan Mama kecewa sama kamu, kamu sudah gak ada harapan di mata mereka."

Ivy menelan ludah. Ia berpikir masak-masak. "Tidak masalah. Aku bisa bertahan hidup dengan kemampuanku sendiri."kata Ivy percaya diri. Hilang ingatannya membuatnya berharap di tanah asing ini ia membuka lembaran baru yang lebih indah. Tidak ada yang bisa menghalangi langkahnya.

"Sherry, aku akan membatumu. Seperti, membuat identitas baru."tawar William. Ia tidak ingin wanita asing yang mirip kekasihnya terlunta-lunta karena tidak memiliki identitas. Kemungkinan besar, ia tidak diterima melamar pekerjaan apa pun. Tidak diterima mengontrak rumah dimana pun. Kehidupannya pasti lebih sulit.

"Identitas baru?"ulang Ivy. Ia menyadari dirinya dibuang ke laut tanpa membawa apa pun selain gaun pengantin dan luka yang menganga. "Aku setuju."kata Ivy yakin.

William tersenyum lega. "Dulu, aku punya adik perempuan, kelahirannya membawa kebahagiaan bagi keluargaku. Ia diberi nama Ivy, kaeena kelahirannya di tanggal baik. Sayang, pada umur empat tahun, ia mati akibat dimakan singa. Waktu itu, kami wisata ke kebun binatang. Aku lengah menjaganya. Yang bisa diselamatkan dari tubuh adikku adalah lengan kanannya. Keluargaku sangat sedih. Mereka memakamkan adikku di tepi sungai, di bawah pohon besar, mereka memakamkan tanpa memberi tahu warga sekitar. Mereka bilang, adikku hilang diculik orang. Sejak saat itu, aku merasa diriku orang terbodoh dan terlemah. Kenapa aku gagal menjadi laki-laki yang baik?" Wiliam mengutuk dirinya sambil memukul-mukul kepalanya.

"William."kata Ivy lirih. Ivy menenangkan William. "Aku bersedia memakai identitas adikmu, asal biarkan aku hidup di atas kakiku sendiri." William mengagguk.

Maka, mereka pun pergi ke kantor pemerintahan, dan mengumumkan bahwa nona muda Lewis ketemu dalam keadaan sehat wal afiat. Nona muda Lewis hidup di balik layar.

Setelah Ivy sah menyandang nama 'Ivy Lewis', ia berpisah dari William Lewis. Mereka berpisah dengan pelukan hangat dan hujan air mata.

"Jaga dirimu baik-baik, Sherry."pesan William.

"Kamu juga William. Jangan sedih terus."kata Ivy.

William pulang ke rumah pribadinya, sementara Ivy berjalan menuju pemukiman kumuh. Tempat orang-orang kalangan bawah bermukim. Akankah kedua insan itu dipertemukan kembali?

🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟

Tempat tinggal yang akan ditinggali oleh Ivy sebuah apartemen bobrok dan tak layak huni. Biaya sewanya lebih murah dari apartemen mana pun. Ivy memasuki kamarnya yang dipenuhi sarang laba-laba dan debu.

"Kotor sekali."gumam Ivy. Ivy membuka tas kecilnya. Sebelum William mengantar Ivy kemari, William menyempatkan diri membelikan semua kebutuhan Ivy selama sebulan di sini. Mulai dari baju, peralatan mandi, alat-alat kebersihan, dan kartu ATM yang gak habis-habis. Jadi, kehidupan Ivy terjamin.

Ivy memakai masker dan celemek. Ia memulai aktivitas di tempat tinggalnya dengan bersih-bersih.

Matahari tenggelam di ufuk barat. Ivy lemas kelaparan. Ia membuka tas selempangan. Ia menemukan roti dan sosis yang cukup untuk mengganjal perut. "Selamat makan!"kata Ivy pada diri sendiri. Ia melahap makanan itu sambil beruraian air mata. Mulai hari ini berjuang untuk kehidupannya dan janin yang dikandungnya. Ivy mengelus perutnya. "Nak, jangan takut. Ada Ibu di sini."katanya lembut.

Bersambung