Chereads / Love to Hate / Chapter 1 - Prologue

Love to Hate

🇮🇩yourpersephone
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 15k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prologue

Reina punya pekerjaan yang aneh. Menjadi Cam Girl. Cam girl itu pekerjaan yang meladeni klien lewat WebCam. Biasanya om-om kesepian yang pernikahannya sudah di ambang maut. Kadang-kadang mereka juga punya permintaan khusus yang bisa dilakukan Reina kalau ia mau.

Yah, permintaan khusus berarti tip yang lebih besar, pikirnya. Hal itu bisa apa saja. Dari hanya teasing biasa, sampai meminta Reina squirting di depan mereka. Tapi permintaan-permintaan aneh dan ekstrim seperti itu jarang Reina dapatkan. Aneh, pikirnya. Karena klien-kliennya ini benar-benar baik dan lembut padanya.

Mungkin karena delusi mereka yang merasa Reina adalah kekasih tersayang mereka. Tapi mau bagaimanapun mereka melihat Reina, gadis itu tidak begitu peduli juga.

Dia di website itu untuk mencari duit, duit dan duit. Mungkin sedikit teman seperti cam girl yang lain. Tapi tujuan utamanya adalah d-u-i-t. Duit.

Hari ini kliennya berbeda dari om-om yang lainnya. Yang kali ini badannya kekar dan bertato. Wah, tato, pikir Reina sambil menatap layar monitornya. Dia meminta Reina untuk melakukan siaran pribadi untuknya dengan bayaran yang jauh lebih besar daripada om-om lainnya. Tentu, Reina tidak bisa menolaknya, 'kan.

Reina sudah bersiap dengan lingerie dan sarung tangan hitamnya; gaya ikoniknya. Tapi pria itu hanya diam saja. Reina bahkan tidak bisa melihat wajah pria itu karena ia memposisikan kameranya ke arah tubuhnya dan bukan wajahnya. Ya, terserahlah.

Reina diam menunggu. Tapi pria itu seakan beku karena koneksinya yang lemot. "Kamu mau aku melakukan apa?" Tanya Reina akhirnya, baru kali ini ia kebingungan seperti ini.

Kliennya yang biasanya akan segera banyak omong. Dari memuji lalu memerintah. Yang ini kenapa sih?

Reina bisa saja segera memutus siaran dan mengklaim duit yang ditawarkan klien yang satu ini. Tapi itu penipuan namanya. Pria itu bisa melaporkan Reina dan akun Reina yang sudah dibangunnya dengan susah payah bisa segera di tutup sepihak.

Reina tertegun sejenak, menunggu pria itu berkata sesuatu. Lalu segera menggedikkan bahunya dan mengangkat kedua kakinya ke atas.

Gadia itu membuka kedua kakinya lebar-lebar, memampangkan selangkangannya yang dicukur bersih. "Tolong tuntun aku ya." Kata Reina sambil mulai membelai dan menarik klitorisnya sendiri.

Pria itu bahkan tidak bergeming. Tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia hanya mulai menopang dagunya dan menonton dalam diam. Apasih pria ini? Pikir Reina.

Gadis itu mulai memasukkan satu jarinya yang dibalut sarung tangan yang terbuat dari latex itu. Ia mendesah manja ketika tangannya mulai maju mundur di dalam miliknya dengan perlahan.

Gadis itu sesekali menoleh kepada pria di monitor itu. Tidak ada reaksi sama sekali. Apa Reina perlu melakukan sesuatu yang lebih panas? Reina punya ide.

Gadis itu mengeluarkan sebuah vibrator berbentuk seperti telur puyuh dari lacinya dan memasukkan benda itu sedikit dalam ke miliknya. Gadis itu membuka pengaturan khusus di siarannya dan mengaktifkan izin pengaturan vibrator jarak jauh kepada kliennya ini. Itu artinya pria ini bisa mengatura cepat lambat pergerakan vibrator yang ada di vagina Reina sekarang ini.

Pria itu sepertinya sudah melihat notifikasi izin itu di layarnya. Lalu akhirnya dia mengetik.

"Kau yakin?" Tanyanya. Reina menganggukkan kepalanya. Toh pria ini sudah menawarkan harga tinggi, Reina merasa ia perlu memberikan pelayanan khusus juga.

Pria itu mulai dengan kecepatan getaran yang sedang. Reina mendesah kecil ketika merasakan getaran di dalam vaginanya.

Gadis itu memang belum pernah berhubungan intim, dan dia bisa digolongkan sebagai perawan. Tapi ia sudah banyak memasukkan benda-benda kecil ke dalam miliknya. Tidak dalam, tapi cukup untuk membuatnya mendesah dan orgasme.

Tapi kemudian pria itu segera menaikkan kecepatannya ke maksimal. Hal ini membuat Reina mengadah ke udara sambil mengerang kencang. Sebelum Reina mencapai orgasmenya pria itu tiba-tiba menurunkan kecepatannya, seakan tahu kalau Reina akan segera klimaks.

Reina benar-benar basah sekarang.

Tapi tiba-tiba vibrator itu perlahan berhenti. Gadis itu menoleh kearah kamera dan melihat pria itu sudah meletakkan kedua tangannya di mulutnya, seperti berpikir. Lalu tangannya kelihatan turun ke keyboard dan ia mulai mengetik.

"Apa kamu mau bekerja untukku?"

Sejenak Reina terdiam. Gadis itu mengernyit lalu mulai mengetik.

"Bekerja seperti apa?"

"Jadi pacar bayaranku."

"Oh? Lalu aku harus melakukan apa?"

"Hmm, mengikut saja kemana aku pergi. Kau mau? Aku akan membayar berapapun yang kamu mau."

"Berapapun yang aku mau?"

"Ya. Kalau kamu mau, ini id insta-ku. redrabbitns. Kita lanjut ngomong disana."

"Baiklah."

Lalu siaran berhenti. Tepatnya, klien Reina yang menghentikannya. Gadis itu segera menerima cek digital sebesar $1200 dan tip $300. Gila. Pria ini gak setengah-setengah, pikirnya.

Gadis itu segera masuk ke instanya dan mencari id-nya. Redrabbitns. Dapat. Foto profilnya pun sama seperti persona awal pria itu; tanpa wajah. Meski sepertinya ia benar-benar percaya diri dengan badannya yang berbentuk.

Reina mengetuk DM-nya.

"Halo, aku Rain." Pesan Reina. Nama samaran gadis itu RainDraco. Sama seperti id insta-nya. Jadi entah kenapa ia harus mengklarifikasi nama yang sudah jelas terpampang sebagai id-nya itu.

"Ya. Aku tahu. Jadi kamu mau?" Jawab pria itu dengan cepat.

"Um, aku harus ngapain?"