Chereads / OBSESSION BOYFRIEND / Chapter 17 - 17 - OBSESSION BOYFRIEND

Chapter 17 - 17 - OBSESSION BOYFRIEND

"lidya..". panggil seseorang pelan dari belakang

Lidya menoleh tergesa, suara itu.

"lana ...". ucap lidya terkejut melihat seseorang berdiri tepat didepannya sekarang.

__________

Flashback

"Hey.. cupu.. sini lo bersiin sepatu gue !!". Perintah fiola

"Tapi.. aku mau ke kelas ". Jawab lidya berusaha menghindar

"Wahhh.. Berani banget si cupu.. ". Sahut dian teman fiola yang lain.

"Abisin aja itu guys berani banget dia nglawan kita". Sahut fika

Dengan cepat fiona menarik tangan lidya paksa, diikuti oleh dua orang yang lain. Semua orang tak ada yang berani melawan fiona pasalnya fiona sangat berkuasa karena dialah pemilik sekolah. Fiona diseret sampai ke gudang dan langsung didorong kasar. Mereka bergegas mengunci gudang agar tak ada yang curiga.

"Aku mohon lepasin aku.. ". Jawab lidya takut

Mereka tertawa kencang mendengar cicitan pelan lidya.

"Baru gini aja lo udah takut, pakek segala ngelawan lagi". Jawab fiola remeh

"Tau.. udah baik kita gak nyuruh lo bersihin sepatu pakek lidah haha ". Jawab dian

"Punya kebranian dari mana lo ngelawan kita hari ini ini". Ucap fika sambil mencengkram keras rahang lidya

Plaaakkk

Lidya ditampar keras oleh fiona disusul tarikan keras rambut lidya.

"Lo itu cuma perlu nurut.. ngerti lo ". Ucap fiona sambil menarik paksa rambut lidya seolah menyuruhnya mendongak di depannya.

"Lets start babe". Ucap fiona pelan sambil menyeringai diikuti kekehan dari lainnya.

Saat baru saja ingin menghabisi lidya lebih parah, pintu didobrak paksa dari depan membuat mereka kaget tak mengira ada orang yang mengetahui aksi mereka.

"Berani banget kalian ngelakuin hal rendah kayak gini". Ucap seseorang yang berhasil mendobrak pintu gudang dari luar.

"Udah deh.. gak usah ikut campur lo". Jawab fiona meremehkan karna ternyata yang mendobrak pintu ketua osisnya lana.

"Jangan fikir karna lo pemilik sekolah gue tunduk sama mulut kotor lo".

"Shit.. haahaha.. berani juga lo"

"Udah sikat aja fi.. kalo lo bilang ke bokap lo abis dia"

"Oh ya.. kyaknya kalian yang bakal habis ". Jawab lana sambiil menyalakan handphone nya menampilkan video yang terekam beberapa saat yang lalu.

"Gue rasa ini udah lebih dari cukup buat lo dan komplotan lo mampus".

"Sial.. rebut". Ucap fiona keras

Dengan cepat anggota fiona merebut paksa hp lana dan tak ada perlawanan sedikitpun dari si empunya.

"Hapus aja..". Jawab lana enteng

Fika mengotak ngatik hp lana dan langsung membanting hp lana kasar.

"Sial.. dia udah sebarin videonya". Jawab fika marah

"Mending lo pergi sebelum papi kesayangan lo marah". Ucap lana sambil tersenyum puas

"Argghhhh". Teriak fiona frustasi

Flashback off

Lana tersenyum tulus, lidya berlari menerjangnya dengan pelukan erat rindu yang terpendam. Benar ini lananya, ia sangat rindu dengan lana sampai saat ini. Sejak lana yang menolongnya hari itu dari fiona dan antek anteknya, hubungan mereka menjadi dekat dan tak dipungkiri kedekatan mereka membuat mereka nyaman dan menyayangi satu sama lain.

Sampai lana menyatakan perasaannya, lidya tersenyum mengangguk menyetujui. Mungkin itu adalah moment paling indah di mata mereka saat itu. Tapi mereka tak menyangka hubungan mereka sangat ditentang keras oleh kedua pihak keluarga, mereka berjuang keras dan berusaha membuat kedua orang tua masing masing menerima hubungan mereka tapi sepertinya percuma. Orang tua lana semakin menentang hingga mengancam lana. Sampai perpisahan yang sangat menyakitkanpun terjadi. Perbedaan keyakinan hanya salah satu dari penyebab orang tua mereka menentang, selain itu keluarga lana sangat tidak menyukai lidya. Mungkin karna status keluarga lidya yang tak sebanding dengan keluarga mereka. Disamping itu keluarga lana seolah sudah mengatur semua hidup anak semata wayangnya itu.

Keduanya sadar terlalu banyak rintangan di dalam hubungannya. Semakin berusaha malah semakin rumit dan tak terselesaikan. Mereka mulai berfikir jika alasan kedua orang tuanya menolak hubungan ini benar, karna semakin lama rasa sayang dan cinta terus tumbuh. Sedangkan mereka tidak bisa memaksa untuk ikut keyakinan satu pihak.

Dan juga tidak mungkin mereka akan menjalani hubungan yang tak tau pasti akan berakhir. Mereka saling mencintai, berjuang bersama dan saling mendukung tapi tak akan pernah bisa bersatu. Lana dengan kepercayaannya dan lidya dengan keyakinanya.

Lana benar-benar menjadi lelaki yang terbaik dihidup lidya setelah ayahnya. Lana kakak kelasnya dulu berjarak dua tahun diatasnya yang selalu melindungi dan menjaganya. Yang mengajarkan nya untuk berani dan kuat. Tak dipungkiri perasaannya masih sama sampai sekarang.

"lana.. gimana kabar lo". tanya lidya tanpa sadar meneteskan air matanya

"gue baik .. tapi gak sebaik saat sama lo. gue kangen lo, gue seneng akhirnya kita ketemu". Ucap lana dengan mata yang berkaca.

Lidya melihat lana tak mampu menahan air matanya, ia menangis.

" hay.. jangan nangis, gue baik-bak aja okey.. lo jangan sedih". Lanjut lana panik

"gue sayang sayang sama lo lan.. gue gak bisa lupain lo .. Cuma lo lan". Ucap lidya dengan isak tangisnya

"maafin gue.. karna gue kita pisah, mungkin seharusnya kita gak bertemu, biar lo gak merasakan rasa sakit ini". Ucap lana

"gak lo salah.. gue gak peduli sesakit apa.. tapi gue bersyukur lo pernah ada di hidup gue". Jawab lidya

"come'on ini bukan salah lo.. gak ada yang salah dari kita.. Cuma takdir aja yang gak bisa buat kita bersatu". Lanjut lidya

"gapapa kita gak bersatu sebagai pasangan yang kita impikan bersama.. tapi lo segalanya bagi gue.. rasa sayang gue lebih besar dari pasangan". Ucap lana menghibur

"gue akan ada terus disamping lo anggep gue abang lo ya,dan lo adalah adik gue yang paling gue sayang". Ucap lana

"kita lanjutin di tempat lain yuk". Ucap lidya sambil menarik tangan lana pergi ke sebuah caffe yang terletak tak jauh dari sekolah.

"jadi gimana hari-hari lo disana?". Tanya lidya memulai pembicaraan

"gue dipaksa belajar ngurus perusahaan papa disana sambil sekolah.. gue dijodohin lid.. dua bulan lagi gue tunangan". Ucap lana tanpa ekspresi

Bagaimanapun hidup harus tetap berjalan bukan, walaupun mereka sampai saat ini masih menyimpan rasa tapi mereka juga mengerti, sekarang bukanlah saatnya untuk kembali mengulang kisah yang sama. Karena bagaimanapun keadaan mereka tidak akan pernah bisa membuat mereka bersatu.

"lo cinta sama dia?". Tanya lidya, sakit sebenarnya saat menanyakan hal yang mungkin gak akan pernah mau kalian dengar jawabannya. Namun, dijawab gelengan lana sebagai jawaban.

Tapi mereka harus harus belajar mengikhlaskan, mengubah rasa sayang mereka menjadi bentuk rasa sayang seorang saudara.

"tapi dia baik, dia slalu kasih support gue waktu gue bertengkar hebat sama papa.". Ucap lana

"lo harus buka hati lo". ucap lidya meyakinkan lana

"lo sendiri sekarang gimana?". Tanya lana mengalihkan topik

"gue udah punya pacar tapi cuma hubungan sepihak". Ucap lidya

"apaan sih lid.. cowo masih banyak kali kalo dia gak suka tinggalin aja, masih banyak yang suka sama lo kali". Jawab lana

"bukan gue lan hahaha... dia yang suka sama gue tapi gue nggak suka sama dia". Ucap lidya menerangkan

"bukan nggak suka tapi belum. Siapa tau lo besok bisa suka sama dia, emang gimana orangnya lid?". Jawab lana, andai saja lana tau seperti apa jendra sebenarnya pasti ia tak akan bicara seperti ini.

"dia.. pemaksa, posesif dan egois". Ucap lidya

Hanya itu yang bisa ia ucapkan pada lana ia tak bisa menceritakan betapa gilanya jendra saat ini. sebenarnya lidya sangat ingin mengungkapkan semua yang terjadi padanya. Tapi kalau itu terjadi ia tak tau apa yang akan terjadi selanjutnya dengan dirinya dan orang di sekitarnya.

"kenapa nggak lo putusian aja tuh cowok kalo emang lo gak suka"

Trinngg... tringgg

Bunyi dering telpon lidya dan langsung bergegas menjawabnya. lidya menoleh ke arah lana seolah meminta izin mengangkatnya, yang dibalas anggukan oleh lana.

"lidya setan!! lo dimana ihhh... ". Teriak nadia kencang disana

"di caffe nad". Jawab lidya enteng

"udah gue bilang jangan lama-lama. Jendra udah nyari lo nih.. gue udah bilang lo ke kamar mandi.. cepet balik.. kalo lo gak cepet kesini bisa amsyong gue". Cerocos nadia

"iya iya gue kesana sekarang, ntar kalo tanya lagi bilang aja gue lagi boker makanya lama hahaha". Jawab lidya

"hahaha.. si anjir malah ngelawak.. buruan kesini dodol". Kesal nadia sambil tertawa

"iyaiya melucurrr bye". Ucap lidya langsung mematikan telfonnya.

" lann.. gue mau balik sekarang nih... gue minta nomor lo aja ya next kita bisa buat janji". Ucap lidya

"iya boleh.. nih nomor gue, ntar hubungin gue. Jangan luapa". Jawab lana sambil memberikan kartu namanya

"iya oke.. gue balik dulu byeee". Ucap lidya setelah meminum minuman cepat dan berlari keluar caffe tak lupa melambaikan tangan di atas sebagai tanda berpisah.

"masih sama ternyata hahaha". Ucap lana terkekeh

-------------

"dari mana ?". tanya jendra dingin

"dari kamar mandi jend.. tadi mules hehe".

"masih sakit? Ayo ke rumah sakit" ucap jendra panik

"ihhh.. Cuma mules pengen boker jugak haha". Jawab lidya enteng

"mana maemnya? aku laper banget nih..". lanjut lidya memelas

"ayooo.. ". Ucap jendra saambil menarik tangan lidya pelan

Dahi lidya berkerut bingung, jendra akan membawanya kemana. Sekarang mereka keluar dan berjalan jauh dari tempat konser berlangsung.

Ternyata ada pintu yang senada dengan tembok kayu, bahkan jika kita tidak memperhatikannya orang mengira itu adalah tembok. Ia baru tau ada pintu rahasia disini.

"Masuk yang". Ucap jendra

"Ha?.. eh iya". Jawab lidya yang tersadar dari lamunannya kemudian berjalan masuk melalui pintu itu.

Ini diluar dugaan ia pikir di dalam pintu itu terdapat ruangan, nyatanya bukan. Tapi masih ada lorong dan tiga pintu tak lupa dapur kecil. Gila ini seperti apartemen menurutnya, liatlah bahkan barang-barang didalam termasuk mewah untuk ukuran sebuah ruangan rahasia.

"Ini ruangan apa?". Tanya lidya dengan raut penasarannya

"Ini ruangan aku yang, biasanya aku kalo bosen sama temen-temen nongkrong disini". Terang jendra

"Ohhh.. ". Jawab lidya sambil melihat takjub

"Kamu juga boleh kesini, mulai sekarang ini juga jadi milik kamu". Ucap jendra sambil menarik tangan lidya menuju ruangan santai yang berisi tv led yang besar dan sofa yang nyaman tak lupa karpet berbulu yang lembut.

Diatas meja sudah terdapat banyak makanan yang ia sebutkan tadi tapi ini lebih banyak dari pesanannya.

"Kok banyak banget". Ucap lidya terkejut

"Kan yang makan aku sama mau ya banyak lah yang". Ucap jendra

"Kan makannya bisa berdua sama kamu jend". Ucap lidya

"Masak si.. aku belajar dari pengalaman yang, dulu siapa waktu aku minta kamu nya gak bolehin malah suruh aku pesen sendiri". Jawab jendra dengan nada mengejek

"Iya lah itu waktu aku kesel.. sekarangkan beda ceritanya, gini kalo gak habis sayang tau nggak. Jadi orang tuh jangan boros-boros". Cerocos lidya panjang lebar

"Masak jajanin pacar sendiri boros si yang". Ucap jendra

"Lagian ini mah gak ada apa-apanya". Lanjutnya

"Dah ahh.. mending makan daripada debat sama kamu.. gak mau kalah". Ucap lidya kesal

Saat lidya mau menyambar makanannya langsung dicegah oleh jendra.

"Jaketnya lepas dulu.. masa mau makan pakek jaket". Ucap jendra sambil melepas jaket yang lidya kenakan.

Lidya tak menolak, ia sangat lapar sekarang. Ia langsung menyambar makanan di depannya dengan semangat, tak lupa berdoa secepat kilat.

"Hmm.. enak bangett ketopraknya..". Ucap lidya senang

"Jend.. sini makan". Ajak lidya sambil melambaikan tangan memanggil.

"Bentar yang, mau gantungin jaket kamu". Jawab jendra sambil menggantung jaket lidya.

Baru saja jendra hendak berbalik ke arah gadisnya, ia melihat kertas kecil menyundul di saku jaket gadisnya.

"Kelana bian reswara.. siapa yang?". Ucap jendra sambil mengangkat kertas putih ditangannya

Mamppuussss