"Kelana bian reswara.. siapa yang?". Ucap jendra sambil mengangkat kertas putih ditangannya
Mamppuussss
_________________#####______________
"Oh itu.. punya nya nadia, tadi dia nitip. Aku juga lupa ngasih tadi". Jawab lidya sambil berusaha menutupi keterkejutannya dan rasa gugupnya.
"Nadia ? Buat apa ?". Tanya jendra penasaran
"Gak tau.. katanya si pengen jadi model.. mau daftar disana kali". Jawab lidya lagi
"Oh..". Jawab lana
"Udah sini makan". Ajak lidya sambil menepuk tempat di sampingnya
Jendra menghampiri lidya dengan senyumnya dan duduk tepat di sampingnya.
"Suapin..". Ucap jendra
"Iyaa". Jawab lidya enteng karna sudah jadi kebiasaan jika makan dengannya jendra selalu meminta lidya untuk menyuapinya. Tentu saja tidak bisa di tolak oleh lidya.
"Kamu mau makan apa ?". Tanya lidya pada jendra
"Ketoprak boleh yang... Sama ayam". Jawab jendra
Lidya menyuapi jendra, dengan tangan jendra yang mengelus rambut lidya pelan. Mereka makan dalam diam setelah menyuapi jendra lidya makan untuk dirinya sendiri.
"Fokus banget sih makannya sampek belepotan gini". Ucap jendra sambil mengelap bibir lidya dengan tisu
"Lhapherr hehehe". Jawab lidya sambil tertawa
"Seneng aku liat kamu ketawa gini". Ucap jendra sambil mengelus rambut lidya pelan
"Pretttt". Ejek lidya yang dibalas kekehan pelan dari jendra
"Habisin dulu baru ngomong yang ntar keselek". Kata jendra
"Hmm". Jawab lidya kembali fokus dengan acara makannya.
"Kenyangnyaaa..". Ucap lidya sambil mengelus perutnya yang sedit lebih besar dari sebelumnya
"Jend.. pulang yuk aku capek banget pengen pulang.. ya ya.. yukk". Ucap lidya lagi
"Tidur sini bisa yang ada kamar". Jawab jendra tak memalingkan wajahnya dari tv di depannya
"Nggak mau.. mau pulang aja.. plisss". Ucap lidya memohon sambil menampilkan puppy eyes nya
"Ishhh.. gemesss..iyaaa". Jawab jendra sambil mencium pipi lidya gemas.
"Yaudah ayukk pulangg..". Ucap lidya sambil menarik tangan jendra
"Iyaiya.. kamu ke mobil dulu nanti aku nyusul". Jawab jendra sambil mengacak rambut lidya
"Jangan lama lama". Ucap lidya langsung keluar ruangan menuju parkiran.
"Akhirnya besok libur gue bisa ngebo seharian.. ah mantab". Ucap lidya saat sudah berada di dalam mobil
Brakk
"Nunggu lama?". Tanya jendra
"Nggak kok". Jawab lidya
"Susu aku kok ga ada jend??". Tanya lidya saat meliat dikolom kursinya
"Susu kamu aku taruh di apart.. ambil aja di tas, tadi aku bawa". Jawab jendra
Sontak lidya langsung mrmbuka tas jendra yang ada di kursi penumpang, tersenyum ternyata jendra selalu siap sedia membawakan minuman kesukaannya itu.
"Makacii". Ucap lidya menampilkan senyum tulusnya
"Iyaa sayang". Jawab jendra dengan senyuman
Jendra mulai menjalankan mobil nya keluar dari sekolah.
"Yang besok pagi siap siap aku jemput". Ucap jendra
"Jemput kemana ?". Tanya lidya
"Ke apartemen aku". Jawab jendra
"Kalo aku gak mau gapapa kan?". Ucap lidya pelan
"Lagian aku capek banget jend.. besok aku mau tidur seharian aja di rumah". Lanjut lidya
Setelah melontarkan itu, lidya melihat reaksi wajah jendra memastikan. Karna ia sangat tau jika jendra benci ditolak, melihat jendra diam tak menjawab dan menalimpilkan wajah datarnya membiat lidya bingung sekaligus takut. Lidya hanya diam tak mau berbicara lagi, lebih baik ia memjamkan matanya sebentar.
"Ngantuk? duduk sini". Ucap jendra sambil menepuk pahanya
"Nggak mau.. aku gak tidur kok". Jawab lidya langsung membuka matanya
"Lidya!". Ucap jendra sedikit keras
Mendengar jendra berbicara sedikit keras sambil menyebut namanya sudah bisa dipastikan jika siempunya sedang marah sekarang. Lebih baik baginya sekarang untuk menuruti keinginan jendra daripada akan berujung rumit nantinya.
Lidya bergerak duduk diatas pangkuan jendra dan bersandar didadanya, ia diam tak berbicara. Rasa kantuknya seolah lenyap tergantikan rasa takut dan khawatirnya.
Jendra mengelus pelan rambut lidya seolah mampu membuat sang gadis nyaman dipelukannya. Perjalanan menjadi hening, sungguh rasanya lidya sangat ingin cepat sampai di rumah.
"Udah sampai". Ucao jendra setelah memberhentikan mobilnya
Lidya langsung bangun dan membuka pintu mobil tepat disisi jendra.
"Aku pulang dulu ya jend..bye". Ucap lidya saat hendak keluar jendra menahan tangannya.
Lidya berkerut bingung, sedang jendra menunjuk pipinya seolah memberi isyarat. Lidya yang paham maksud jedra langsung mendaratkan bibirnya disana disusul jendra yang mencium keningnya. Setelah itu lidya langsung keluar dari mobil jendra dan memasuki rumahnya.
"Udah selesai sayang?". Tanya liliana ibundanya
"Udah bun". Jawab lidya menuju dapur dan meminum air putih di gelas hingga tandas.
"Besok aku bangun siang ya bund, capek banget rasanya". Ucap lidya
"Iya sayang.. jangan lupa ganti baju dulu". Ucap liliana
"Iya bund.. bye". Jawab lidya sambil menaiki tangga menuju kamarnya
Lidya mengambil piyama di lemarinya menuju kamar mandi. Setelah semuanya bersih lidya menaiki ranjangnya dan bersiap untuk tidur.
"Gue kira setelah hubungan gue baik, gue bisa bersikap normal sama jendra begitupun sebaliknya. Gue kadang masih ngerasa takut dan khawatir sama dia. Lo sebenernya siapa si jend??". Tanya lidya sebelum akhirnya ia memejamkan mata tertidur lelap.
_________
Lidya tertidur nyenyak sangat nyaman dan lelap. Sampai waktu sudah menunjukkan pukul 8 tapi lidya masih enggan bangun dari tidurnya. Tapi sepertinya sudah cukup ia tidur sekarang, matanya menerjap pelan menyesuaikan cahaya yang ada di ruangannya.
Tunggu.. kenapa kamarnya berubah warna menjadi hitam dan abu abu putih. Ditambah wangi ruangan yang sangat maskulin, ini bukan ruangannya. Sontak lidya langsung terkejut mengucek matanya sekali lagi untuk memastikan ini bukan mimpi.
"Udah bangun hmmm?". Tanya seseorang yang duduk sebelahnya sambil mengelus rambutnya pelan
"JENDRAA!!!". Ucap lidya terkejut
"Ini dimana?? Kok bisa ada kamu di sini ??". Tanya lidya beruntun
"Ya jelas aku disini, kan ini kamar aku". Ucap jendra santai
"Shit". Umpat lidya sangat pelan langsung membuka selimut memastikan seluruh pakaiannya lengkap.
"Aku gak macem macem kok". Jawab jendra saat menerima tatapan tajam gadisnya.
"Kamu bawa aku kesini?? Seriosly??". Ucap lidya terkejut
"Hmmm". Gumam jendra menjawab ucapan lidya
"Jend... Aku kemarin udah bilang ke kamu, aku pengen istirahat dirumah". Ucap lidya kesal
"Bisa istirahat disini kan". Jawab jendra datar
"Aku pengen punya quality time buat diri aku sendiri jend.. aku pengen totally istirahat dirumahku sendiri". Jawab lidya tegas
"Aku mau pulang". Lanjut lidya langsung bangun dan bersiap keluar dari kamar jendra.
"Jangan uji kesabaran aku lidya!!". Ucap jendra dengan suara rendah membuat siapa saja yang mendengar merasa merinding termasuk lidya sekarang.
"Arrrhhhhhgggggggg..". Teriak lidya kencang lalu ia kembali duduk di atas ranjang jendra.
"Mau makan apa ??". Tanya jendra melai halus
"Nggak mau makan dulu nanti aja siangan". Jawab lidya
"Makan sekarang lidya". Ucap jendra kembali datar
"Astagaaa... Ihhhhhh kesel aku tu mau pulang". Gerutu lidya keras
Jendra menatap lidya tajam seolah tak suka lidya berbicara seperti itu. Lidya hanya bisa menghembuskan nafas kasar berusaha mengurangi emosinya.
"Aku ga kebiasaan sarapan jend.. kalo aku sarapan perut aku sakit". Ucap lidya mesih dengan raut wajah kesalnya
"Oke gak usah sarapan dulu..". Ucap jendra akhirnya, karna ia sendiri tak ingin melihat gadisnya sakit
Lidya langsung mengambil posisi berbaring dan memakai selimut lagi. Mengambil hp dan memainkannya sedangkan jendra duduk disebelah kiri lidya dan bermain ps nya.
Jendra mengambil tangan kiri lidya dan memegangnya sambil bermain. Lidya hanya diam dan tetap melanjutkan kegiatannya.
Lidya tertawa sesekali merengut, jendra yang melihat lidya sesekali menjadi tidak fokus.
"Lagi ngapain sampek mukanya kayak gitu?". Tanya jendra langsung mrlempar stik psnya
"Hmm??".
"Pinjem hp kamu yang".
"Buat apa??". Tanya lidya terkejut
"Liat chat kamu". Jawab jendra jujur
"Lihat aja tapi nggak usah marah marah kalo udah lihat". Kata lidya
"Tergantung kamu".
"Nih aku bilang jujur ke kamu, disana ada chat aku sama rendi tanya terkhir kapan ngumpulin tugas, kak rafa karna mau minta skateboard yang mau dikasih ke aku, udah itu aja. Sisanya cewek semua". Jawab lidya seadanya
"Hmm.. hapus semua kontak cowok di hp kamu kecuali aku sama keluarga kamu". Ucap jendra
"Jend.. jangan berlebihan dong.. walaupun aku punya temen cowo atau kontak cowo di hp aku, aku tetep tau batasan kok. Aku tau kalo aku udah punya kamu dan aku juga gak mungkin ngelakuin hal lebih dari temen". Ucap lidya menerangkan
"Kamu sekarang mulai ngelunjak hmm.. masih inget kan peraturannya.. harus nurut dan jangan pernah nolak atau ngebantah. Aku gak suka kamu gak nurut, kamu tau itu". Ucap jendra mengintimidasi
"Semua kamu yang ngatur gak boleh ini gak boleh itu, toh aku cuma bisa nurut aja kan kayak boneka". Batin lidya kesal
"Nih terserah mau kamu apain hp aku". Jawab lidya akhirnya menyerahkannya pada jendra
Jendra mengambil hpnya megutak atik lumayan lama baru menyerahkan kembali pada gadisnya.
"Tringg.. tringg..".
"Hallo". Ucap jendra
"Maaf bos ada sedikit masalah dikantor sekarang, apa bos bisa ke kantor sekarang".
"Shit.. tidak bisakah kau menyelesaikan masalah yang sedikit itu jo".
"Maaf bos, kami sudah berusaha tapi sepertinya harus bos sendiri yang menyelesaikannya".
"Baiklah jo, aku akan ke sana".
Setelah mengangkat telpon itu jendra menatap kearah lidya dan menyuruhnya bersiap pergi ke kantor. Tentu saja lidya terkejut dan sempat menolaknya karna ia sekarang hanya memakai piyama dan datang ke kantor jendra apalagi dilihat oleh banyak orang.
"Kantor siapa jend??". Tanya lidya
"Kantor papa".
"Kamu aja yang ke kantor ya aku pulang aja lagian aku ga bawa ganti". Jawab lidya
"Pakek itu aja, semua libur cuma aku sama beberapa orang aja". Ucap jendra
Mereka berangkat menuju kantor milik papanya dengan cepat, jendra buru buru memasuki gedung berlantai tinggi itu. Setelah sampai ruaangannya yang berada di lantai 18 itu, jendra hanya mengucapkan "tunggu disini". Kemuadian berlalu begitu saja.
Sekarang lidya berada di ruangan yang cukup luas terlihat nama jendra berdiri jelas di atas meja sebagai CEO. Bahkan lidya baru tau jika jendra sudah bekerja di perusahaan papanya padahal ia masih duduk di kelas dibangku sma.
Aahh.. akhirnya ia bisa sendiri sekarang, ia baru ingat nomor telpon lana belum ia simpan. Untung saja ia menyimpan kartu nama itu di dompetnya sejak kejadian jendra menemukannya itu sedikit membuatnya khawatir saat itu.
"085984554***". Ucap lidya sambil memasukkan nomor lana di hpnya. Ia memberikan nama lana menjadi lani. Lucu juga pikirnya kalo siang namanya lana kalo malem berubah lani hahahha..
From: Lidya
To : Lani
Hai lan.. save nomer gue -lidya
To : Lidya
From : Lani
Okey .. udah gue save lid
Lagi dimana lo?? Ketemuan yuk dicaffe kemarin.
Lidya berpikir sejenak, hari apa ia bisa terbebas dari jendra sebentar saja.
To : Lani
From : Lidya
Gue gak bisa kalo hari ini
Ntar aja gue kabarin kalo gue kosong
"Gue alasan apa ya sama si setan". Ucap lidya berbicara sendiri.
"Ohh.. gue kan ada kerkel hari kamis tuh.. bisa kali ya". Lanjutnya
To : Lidya
From : Lani
Sok sibuk lo..
Kerjaan biasa molor aja songong banget
"Kurang ajar banget dia.. molor itu salah satu pekerjaan penting tau.. penting buat kesehatan gue kali ya wkwkwwk"". Ucap lidya
To : Lani
From : Lidya
Anjir .. gue rajin tau.. rajin bantu bantu
Paling nggak.. gue gak jorok kayak lo kudanil. :P
"Mampus lo.. haha". Ucap lidya
To : Lidya
From : Lani
Bantu ngabisin makanan maksud lo.. haahaha
Gue bukan jorok ya.. cuma kurang rapih aja
To : Lani
From : Lidya
Ngeles mulu lo kayak mak mak
Ceklekk
Sontak lidya langsung menoleh ke arah pintu, melihat siapa yang masuk ke dalam.
"Dimana anak itu??". Ucap seseorang paruh baya yang terlihat tegas dan berwibawa.
"Maaf om.. maksudnya siapa ya?". Ucap lidya sopan
Orang itu sontak menoleh dan melihat seorang gadis didepanya dari bawah hingga atas. Orang itu tersenyum menyeringai. Lidya merasa aura yang dimiliki oleh orang yang didepannya terasa menyeramkan sama seperti jendra, bahkan mungkin terasa lebih mengintimidasi. Hanya saja menurutnya ia terlihat lebih bisa mengontrolnya dengan baik.
Lidya yang ditatap tajam merasa bergidik gugup dan takut.
"Haduh, kenapa jendra lama bangett sihh..". Gerutu lidya didalam hati