Chereads / OBSESSION BOYFRIEND / Chapter 12 - 12 - OBSESSION BOYFRIEND

Chapter 12 - 12 - OBSESSION BOYFRIEND

Ronde kedua pun dimulai jendra dan lidya sama sama terlihat serius bermain bahkan jendra telah berusaha bertahan dengan keras setelah hanya beberapa menit bermain.

"akhhh.." teriak jendra lemas karna jagoannya kalah

"yuhuuu.. Aku menang ya.. 1 sama" ucap lidya

Bagaimana bisa padahal sebelumnya ia masih bisa melawan, bahkan dari awal permainan ia tak pernah menumbangkan gadisnya sedikit pun.

Ronde 3 dimulai...

Akhirnya...

"yess aku menangg.. Ye ye yeyeye". Ucap lidya

"iya kamu menang.. " jawab jendra mengalah

"motornya jangan lupa yang warna item". Ucap lidya semangat

"iyaa sayangg"

Bip..bipp..

"Bentar aku angkat telfon dulu". Ucap jendra

"iya"

"hallo.. Bos target sudah di markas"

"oke.. Saya akan segera kesana"

Tut..

"sayang ayoo.. Aku antar pulang.." kata jendra

"yess ayoo.. Motornya aku mau besok udah dateng gak mau tauu" ucap lidya

"iyaa sayanggg " jawab jendra sambil mencubit pipi lidya gemas

Setelah mengantar lidya, jendra segera bergegas menuju ke markas dimana sang mangsa berada.

"dimana dia?!" ucap jendra

"di dalam bos"

Jendra pun memasuki ruangan dan melihat targetnya terikat dengan kondisi babak belur.

"gimana masih kuat??". Ucap jendra

"akhhh.. Apa mau lo !!!".

"lo terlalu lancang deketin milik gue".

"lidya?? Hahaha.. C'mon dia terlalu baik buat cowok brengsek kayak lo!!". Ucap rasya lantang

Ia rasya.. rasya tak tau jika orang yang menculiknya adalah suruhan jendra, ia tak menduga jendra akan melakukan hal ini hanya karna lidya. Ia merasa kasihan dengan lidya karna orang yang menjadi kekasihnya sangat kejam, rasya merasa jendra sangat mencintai lidya atau lebih tepatnya terobsesi.

"shiittt.. Bugh..bugh.. Bughhh".

Jendra memukul rasya brutal

Dari pertama kali rasya menginjakkan kaki ditempat ini ia di pukuli oleh suruhan jendra hingga ia tak memiliki tenaga untuk memberontak atau menghindari pukulan jendra lagi.

"lo tinggal pilih kaki atau tangan..

Tenang gue.. Gak akan bikin lo mati.. Gue cuma mau kasih peringatan kecil buat lo"

"suatu saat lidya pasti jijik sama lo.. Dia gk akan mau sama lo setelah tau semua ini" ucap rasya lantang

"lo terlalu banyak bicara". ucap jendra terganggu

"ambilkan peralatanku!!" perintah jendra pada orang suruhannya

Setelah mendapatkan peralatannya jendra menyayat kaki kiri rasya secara acak hingga mengeluarkan banyak darah tak hanya itu jendra menarik kaki rasya dan ..

Kraakk

Mematahkan kaki rasya, seperti nya ini masih terlalu ringan pikirnya.

"ambil air garam dan remasan lemon!!"

Jendra mengambil air dan menyiramnya sedikit demi sedikit ke luka sayatan yang terlihat menganga itu.

"akhhhhh... Akhhhh..". Teriak rasya perih saat setetes demi setetes air itu masuk ke dalam lukanya

"jangan pernah berani dekati lidya lagi atau selanjutnya nyawa lo jdi taruhannya"

Byuuurr

Jendra menyiram semua air di ember ke atas tubuh rasya.

"aaakkkkkhhhhhhhhhhh" teriak rasya

"urus sisanya setelah itu bawa dia ke rumah sakit" ucap jendra

"bukan kah aku sangat baik hati.."ucap jendra sambil menampilkan smirk nya yang menyeramkan

----------------------------------

At school

"lid... Lo tau gak?" kata nadia

"kagak " jawab lidya

"ishhh.. Lo ih" ucap nadia jengkel

"iyaiya hehehe.. Apaan?"

"lo tau rasya kan? Temen kelompok kita kemarin? Gue denger dia dianiaya gitu sma orang yang gak dikenal, sekarang ada di rumah sakit" terang nadia

"ha..? Kok bisa sih? Emng kejadiannya gimana?" tanya lidya

"mana gua tau.. Gimana kalo nanti kita jenguk di rumah sakit". Tawar nadia

"harus itu.. Ya udah ntar pulang sekolah kita jengukin". Jawab lidya

"okee.. Lo jngan lupa ijin jendra, kalo doi marah abis lo". Ucap nadia

"hmmm.. . Iyaa". jawab lidya malas

Istirahat

Seperti biasa mereka berempat makan bersama di kantin.

"aku makan bakso ya jend.. Plisss" ucap lidya sambil menampilkan puppy eyes nya

"iya sayang" jawab jendra sambil mengecup kening lidya

Cupp

"ihhh.. Jangan cium cium" kesal lidya sambil mencubit perut jendra

"auu.. Au.. Au iya iya yang". Jawab jendra

Akhirnya lidya bisa memakan bakso kesukaannya.

"lid.. Jangan makan mulu ih.. Bilang ke jendra dulu soal nanti". Ucap nadia mengingatkan

"upss.. Oh iya lupa .. " jawab lidya reflek menepuk kepalanya

"jangan di gituin ntar sakit" ucap jendra sambil menurunkan tangan lidya

"iya heheh.. Oh iya jend.. Nanti aku pulang nya sendiri ya kamu pulang dulu aja" ucap lidya

"mau kemana ?" jawab jendra

"aku sama nadia mau jengukin si rasya di rumah sakit" ucap lidya

"gak boleh " jawab jendra

''lahh kok jengukin temen sendiri gak boleh sih? Ini temen aku loh.." kata lidya

"kalo aku bilang gk boleh ya ga boleh hmm" ucap jendra dengan tatapan tajamnya

"ayolahh jend.. Plisss" ucap lidya memohon, seperti nya ia akan berusaha keras kali ini. Andai saja ia berangkat tanpa ijin dri jendra bisa dipastikan akan ada perang dunia lagi, jika itu terjhadi ujung2 nya lidya lah yang akan kalah. Mau tidak mau ia harus selalu meminta ijin sang pacar.

"jendraa.. Sayanggg.. "

Setelah mendengar panggilan itu jendra langsung menoleh antusias

"oke tapi ini gak gratis dan pasti ada syaratnya"

"apa peraturannya?? Aku bayarnya gimana?? Pakek uang?"

"nonono aku gak perlu uang kamu yang peraturannya. Jam pulang maksimal jam 6, nanti pulangnya aku jemput dan jangan deket-deket sama cowok lain termasuk si rasya-rasya itu". jawab jendra panjang lebar

"okee". Jawab lidya

"dan bayarannya kamu nginep di villa aku di puncak hari minggu kita pulang". Ucap jendra final

"yahhh 2 malem dong" protes lidya

"yupp.. 3 hari 2 malam" jawab jendra

"gakk mau.. Lama banget" protes lidya lagi

"yaudah gpp kamu ga boleh kesana simpel kan" jawab jendra

Aku pun menoleh ke arah nadia meminta pendapat. Nadia menganggukkan kepalanya tanda untuk memyetujuinya.

"oke setuju". jawab lidya

Jendra tersenyum senang mendengar lidya menyetujuinya.

"oke.. Sini cium dulu " ucap jendra

"apaan gak .. " jawab lidya

"yaudah gak bolehh ke--"

Cup

Lidya mengecup pipi jendra cepat.

"udah kan"

----------------------------------------

Kringgg.. Kring

Pulang sekolah

"yaudah aku berangkat dulu ya jend.. Bye"

"aku anter sampek mobilnya nadia ya"

"iyaa ayoo"

"inget tdi peraturannya"

"iya .. Byee"

"byee"

Lidya dan nadia pun memulai perjalanan menuju rumah sakit

"lid.. Gue mau curhat ke lo tentang erfin". Ucap nadia memecah keheningan

"erfin?? Jngan bilang lo sama erfin ada hubungan".

"hmm sebenernya gua gak tau tapi dia sikapnya aneh tau gak.. Jadi gini ceritanya.. Kemarin gua ketemu sama kak reno, lo tau kan kalo gua udah lama suka sama kak reno?"

"iya gue tau "

"lah kemarin waktu gua selesai ketemu kak reno di cafe, gue ngeliat erfin deket meja gua. Gua samperin dong, eh dia malah narik gua trus bisikin gua sesuatu"

"bisikin apa?"tanya lidya penasaran

"udah puas mainnya? Gua gak suka lo deket sama cowok lain di depan mata gua. Apa perlu gua culik dan kurung lo biar lo gak bisa main lagi hmm"

"gila ngeri trs terus??" tanya lidya

"gua bilang dong, maksud lo apa? Trs dia jawab inget kata- kata gua.. Karna kalo lo tetep ngelakuin itu gua bakal ngewujudin apa yang tadi gua bilang ke lo"

"gillaa sampek sekarang gua takut dong.. Huhu gimana nihh lid.. Mana daritadi dia gak ngomong sama sekali dan cuma liatin gua tajem" jawab nadia

"iya juga gua baru ngeh lo nad kalo daritadi si erfin diem mulu". Jawab lidya

"gua saranin ya nad untuk saat ini lo jangan ketemu sama kak reno dulu trus lo coba pelan pelan ngehindar dari erfin" lanjut lidya

"iya juga lid.. Makasih udah kasih gua solusi"

"iya sama sama"

"Ya udah yuk turun udah sampekk coyy" jawab lidya