Chereads / OBSESSION BOYFRIEND / Chapter 7 - 7 - OBSESSION BOYFRIEND

Chapter 7 - 7 - OBSESSION BOYFRIEND

"pagiii.. ". Sapa lidya

"pagi.. ". Jawab beberapa anak di kelas

"lid.. Pr mat lo udah selese belom? ". Tanya nadia

"emang ada PR ??". tanya lidya bingung

"baru juga kemarin dikasih udah lupa.. Jangan bilang lo belum ngerjain..? ". Ucap nadia

"yahh nad gimana nih.. Gue liat punya lo ya.. ". Kata lidya

"iya, nih buruan bentar lagi bel?".

Dengan kecepatan kencang lidya menyalin jawaban nadia ke bukunya.

"lid.. Bel kurang 10 detik lagi". Ucap nadia

"gillaa.. Bentar tinggal dikit nihh". Balas lidya

"5".

"4".

"3".

"aarrrgghh.."..

"2".

"aaaaaa.. ".

"1".

"selesssaaaii".

"kriing.. Kring.. ".

"sialan lo nad.. Temen lagi susah juga masih di jailin". umpat lidya

"wkwkwkw.. Abis seru". Jawab nadia tak lupa dengan tawa kerasnya

-----@@@@@---------

Istirahat

"btw.. Gmana kemarin si jendra? ". tanya nadia penasaran

"udah deh gak usah bahas cowo brengsek itu didepan gue". jawab lidya kesal mengingat kejadian kemarin

Tanpa mereka sadari bahwa orang yang sedang mereka bicarakan sudah duduk manis di belakang kursi mereka.

"iya iya.. Yg udh punya pacar mah beda. Menurut gue nih ya jendra itu tipe semua cewek di sekolah tau. Lo malah gk bersyukur dia jadi cowok lo". Terang nadia

"tapi dia bukan tipe gue nad". Jawab lidya

'andai aja lo tau semua sifat dia nad'. batin lidya

"emank tipe lo kyk gimana sih?". Tanya nadia

"tipe gue kyak hmm.. Reynal nad, dia itu ganteng, terus klo pakek seragam rapi, pakek dasi, rambutnya keren dan dia pakek jam tangan hitam yg menurut gue itu cool banget". Jawab lidya

"tipe lo keren juga sih.. Mana si reynal anak futsal lagi.. Yang klo dia udah ada dilapangan bawaannya gue pengen ngiler setiap dia main..". Ucap nadia

"wkwkakwkaka". Tawa mereka bersamaan

Kemudian jendra bangkit dari tempat duduk dan pergi melewati mereka, sontak membuat mereka langsung berhenti tertawa.

"gilaa.. Tadi jendra denger nggak lid". Ucap nadia khawatir

Lidya hanya mengangkat bahu seolah mengatakan tidak tahu.

"lo samperin gih.. Biar gk salah paham". Kata nadia

"perlu? ". Tanya lidya

"perlu lah.. Udah pergi sana..". Ucap nadia lalu mendorong tubuh lidya menjauh.

Lidya pun akhirnya keluar kelas dan mencari keberadaan jendra,  tapi sudah dari tadi ia berkeliling namun tak kunjung menemukannya.

"lo tau nggak jendra dimana? ". Tanya lidya pada teman jendra.

"di atas". Ucapnya

Mendengar jawabannya lidya langsung belari menuju rooftop gedung sekolah. Menaiki banyak anak tangga cukup membuatnya lelah.

"brukk". Suara pintu terbuka

"hosh.. Hoshh.. Hoshh.. ".

Entah sejak kapan disini ada sofa dan meja yang pasti jendra berada disana. Duduk sambil menikmati semilir angin sambil menyesap rokoknya.

"lo ngerokok jend? ". Tanya lidya

"kenapa? Lo nggak suka cowok yg ngerokok?! "tanya jendra sinis

"bukan gitu.. ". Jawabku langsung.

Jendra hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya kedepan lagi.

"gue gak peduli cowok suka ngerokok atau nggak, tapi yang gue tau rokok itu bahaya. Entah lo sadar apa enggak rokok itu ngerusak paru-paru lo, dan buat umur lo semakin pendek setiap lo isep rokok. Kalo lo tanya gue suka apa nggak jelas pasti gue bilang nggak suka, siapa sih yang suka kalo orang yang disayangin malah sakit dan kejerumus sama hal yang gak baik".

Jendra yang mendengar ucapan lidya menoleh dan menatap matanya.

"kalo lo emang niat mau berubah ke arah yang lebih baik masih bisa kok".

"buat apa gue berubah? ". Jawab jendra

"buat diri lo sendiri.. Masih banyak lagi yang sayang sama lo, dan banyak yang pengen lo berubah". Ucap lidya

"lo termasuk? ". Tanya jendra.

"pasti.. ". Jawab lidya tegas

"gue bisa kok buat lo berubah". Lanjutnya

"caranya? ". Tanya jendra

"bentar.. Lo tunggu sini.. Gue mau beli sesuatu". Kata lidya

Tanpa menunggu jawabannya lidya langsung berlari turun menuju kantin.

"hosh.. Hosh.. Bentar.. Hosh.. ".

Setelah sudah cukup tenang lidya menarik tangan jendra lalu merogoh sakunya,  setelah mengambilnya langasung menaruhnya diatas telapak tangan jendra.

"permen? ". Tanya jendra dengan dahi berkerut

"iya permen.. Gue gak minta lo langsung berhenti ngrokok kok, gue tau itu gak gampang. Cuma lo kurangin 1 batang setiap hari dengan 1 permen, pasti lama kelamaan lo bisa jauh dari rokok". Jawab lidya

"kalau gue gak bisa gimana? " tanya jendra

"ya gapapa kan lo udah coba.. Lagian lo gak bakal bisa berhenti kalo lo sendiri gak mau". Jawab lidya

"gue mau.. ". Ucapnya

"oke.. Lo sehari habis berapa? ". Tanya lidya

"satu pack".

"sini rokok lo.. ".

"Buat apa? "

"udah siniin". Ucap lidya sambil mengambil rokok yang diberikan jendra.

"gue ambil setengah ya.. ". Ucap lidya

"kalo lo pengen banget ngerokok dan rokok lo udah habis lo cukup makan permen yang gue kasih ke lo". Lanjut lidya

"iyaa".

"kalo lo bisa berhenti ngerokok gue bakal kasih hadiah buat lo".

"beneran? Hadiahnya apa? ".

"gue kasih 1 permintaan.. Gue akan kabulin permintaan lo apapun itu".

"oke.. Gue pegang janji lo".

Entah sadar atau tidak bahwa hal yang dilakukannya membuat jendra berubah, ia tak pernah mengiyakan temannya untuk minum dan mengurangi rokoknya. Entah perubahan apa yang akan dilakukan oleh lidya kepada jedra lagi.

----------@@@@@@-----------

"paagii guys". Sapa lidya semangat

"pagi .. ". Jawab mereka serentak

"lo udah ngerjain pr belum? ". Tanya nadia

"udah lah".bangga lidya

Tiba tiba semua anak berlari ke koridor, mereka menjadi gaduh dengan beberapa teriakan dan bisik bisik mereka.

"ada apaan sih.. Kok pada heboh gitu". Ucap lidya penasaran

"halah biarin aja,  mereka itu emang alay".

Jawab nadia

Kemudian seseorang masuk kedalam kelas diikuti oleh anak2 alay dibelakangnya.

"whhhaaatt.. Itu jendra lid..

Gila keren bangeett". Ucap nadia

"..".

"gila ini sih ganteng bangett.. Gue gak nyangka kalo jendra ngerubah penampilannya bisa sekeren ini". Ucap nadia

"woow".

Jendra pun berjalan ke arah bangkunya tapi berhenti tepat dimeja lidya sambil menatapnya tajam. Sedangkan yang ditatap tidak sadar dan malah mengacuhkannya dengan buku novel ditangannya. Melihat hal itu jendra langsung kesal, tak ada respon sedikitpun darinya.  Tanpa bertanya jendra langsung menariknya, sedangkan lidya hanya diam mengikiti jendra sampai akhirnya berhenti di rooftop.

"lo gak suka gue berubah". Ucap jendra to the point

"pasti gue seneng banget lah lo berubah..". Balas lidya dengan ceria menampilkan senyuman tulus dan manis miliknya

"terus lo kok tadi diem ??". tanya jendra penasaran mengingat ekspresi yang lidya tampilkan tadi

"abis gue bingung mau ngekspresiin gimana di depan fans lo". ucap lidya jujur

"ohh". jawab jendra sekenanya

"gini dong jend..  Kalo gini, lo ganteng jend". puji lidya sambil menatap jendra dari bawah hingga atas

Mendengar penuturannya jendra tersenyum karna secara tidak langsung gadis didepannya mengakui ketampanannya.

"emang selama ini gue jelek ". Ucap jendra dengan nada angkuhnya

"iya jelek banget malah.. Wllee". Jawab lidya sambil menjulurkan lidahnya lalu berlari menjauh dari hadapannya.

"yakk.. Kurang ajar.. ". Teriak jendra langsung menyusul lari mengejar sang kekasih.

"wlee..jelek jelek.. Jendra jelek". Ledek lidya sambil berlari.

Sedangkan jendra tertawa mendengar kekasihnya mengejek. Apalagi melihat gadisnya tersenyum manis.

"hahaha.. Sini kamu.. ". Jendra kembali pada mode on, yang artinya sedang tidak marah malah mungkin sangat bahagia.

Tanpa mereka sadari sebuah memori indah telah terekam indah dikepala mereka, membuat hati berdesir saat melihatnya tertawa bahagia.