Chereads / OBSESSION BOYFRIEND / Chapter 5 - 5 - OBSESSION BOYFRIEND

Chapter 5 - 5 - OBSESSION BOYFRIEND

Lidya lupa beberapa hari yang lalu ia janji dengan kak raka akan mengisi acara konser sekolah nanti. Sekarang kak rafa sudah menunggu lidya didepan kelas. Sebelum lidya menemui kak rafa, ia minta izin pada jendra karna ia tidak mau kejadian beberapa hari yang lalu terulang lagi.

"jend.. Gue mau nemuin kak rafa bentar ya..  Ini penting buat acara sekolah". Ucap lidya meminta izin

"aku-kamu sayangg". Jawab jendra

"iyaiya maaf". Kata lidya

"boleh tapi aku ikut.. Ayoo". Ajak jendra

"Yahh.. Kok ikut sih jadi gk bisa jailin orang kann..". batin lidya

"ada apa kak ?". tanya lidya pada kak rafa

"lo kemarin gimana sih kok gak dateng.. ". Ucapnya

"iya sory-sory gue lupa..  Janji ntar gue gak lupa lagi". Jawab lidya

"oke.. Gue pegang janji lo.. Nanti latihan jangan lupa.. Kalo lo lupa penawaran hangus ya". Ucapnya sambil terkekeh

"yah jangan dong kak.. Iyaiya gue janji nanti latihan". Kata lidya meyakinkan. Jangan sampai skateboard itu hilang, lidya sudah lama menginginakannya. Kebetulan kak rafa punya, jadi tidak perlu keluar uang untuk membelinya.

"oke..  Gue tunggu..  Bye.. ". Katanya

"udah? ". Sahut jendra dibelakangku

"udah.. Ayo masuk.. ". Ajak lidya

"btw nanti pulang sekolah gue eh..  Aku latihan ya jend". Kata lidya memulai percakan

"iya klo udah seleaai hubungin". Jawab jendra sambil mengelus puncak kepala lidya

"siap bos". Kata lidya sambil meletakkan tangan dikepala seperti sikap hormat tak lupa dengan senyum manisnya.

Jendra terkekeh lalu mengacak rambut lidya gemas. Andai saja bukan disekolah sudah dipastikan jendra akan memeluk lidya gemas. Lidya sangat lucu dan menggemaskan dimatanya, jadi tak pernah merasa bosan saat memandangnya.

Lidya langsung duduk dibangkunya di iringi jendra yang duduk di belakangnya.

"abis dari mana lo..? ". Tanya nadia saat lidya baru saja duduk di sampingnya

"dari depan". Jawab lidya pendek

"btw lo kenapa sih fin kemarin takut banget disuntik". Tanya nadia memecahkan keheningan diantara mereka berempat.

"ihh..  ngeri aja nad.. Ntar kalo jarumnya patah didalem gimana..  Ngeri tau..

Mending gue berantem daripada di suntik". Jawab erfin membela diri

"lo tau nggak erfin kemarin gimana mukanya.. Wkwkwkw.. Kocak abis... Keliatannya aja dari depan monster dalemnya mah hello kitty.. Wkwkw". Kata nadia

"sembarangan lo.. Lo sendiri kemarin gimana jend? ". Kata erfin penasaran

"yang jelas gue gak kayak lo..  Gue mah pemberani". Ucap jendra sambil menunjukkan ekspresi datarnya.

"hahahahahahhahaahha.. ". Refleks lidya langsung tertawa terbahak denger jawaban jendra. 

"Berani dari mananya cobak". Batin lidya

Sangking terbahaknya, lidya tanpa sadar menepuk lengan jendra tak percaya.

"aahhh". Ringis jendra tiba-tiba,  sontak membuat lidya menerjap sadar dan langsung menarik tangannya dari lengan jendra.

"eh..  Sory-sory.. aku gak sengaja". Ucap lidya panik karena perbuatannya yang teledor itu.

"coba sini gue lihat". Lanjut lidya memeriksa bekas suntikan jendra dan benar saja lenganya sudah tampak merah dan sedikit benjol tepat di bekas suntikan itu. Lidya panik dan segera membawa jendra ke uks sekolah.

"lo harus tanggung jawab". Sinis jendra sambil menatap lidya tajam.

"iyaiya.. Yuk kita ke uks". Ucap lidya.

Mereka berjalan berdampingan ke uks, membuat banyak pasang mata melihat mereka. Ada yang terlihat suka dan tidak suka namun ada juga yang tak peduli. Tapi lidya tak ambil pusing, terserah mereka deh gue gak peduli asal jangan kelewata batas aja, pikirnya. Apalagi jendra, ia berjalan dengan memasang wajah dingin dan tak pedulinya.

"lo duduk sini dulu, gue mau ambil kompres". Ucap lidya menyuruh jendra untuk duduk di atas ranjang uks.

lidya pun dengan gesit mencari baskom dan langsung mengisinya dengan air hangat dari dispenser. Untung saja, ia selalu membawa sapu tangan pingky nya kemana saja membuat lidya tak harus repot mencari kain bilas. Seteah semua dirasa sudah lengkap ia kembali duduk di sebelah jendra. Dan mulai mengobati luka jendra.

"sory.. Gue bener-bener gak sengaja". Ucap lidya sambil mendaratkan kompres dilengan jendra telaten.

"aaaiisss.. ". Ringis jendra

"sakit banget ya?.. ". Tanya lidya menyesal kemudian meniup lukanya seolah bisa membuat luka itu tak sakit.

Lidya yang tidak kunjung mendengar jawaban jendra langsung menoleh dan pandangan mereka bertemu.  Saling menatap, sampai akhirnya lidya berhasil lepas dari pandangannya.

Entah sudah berapa lama mereka berada di uks yang jelas waktu berjalan sangat cepat bagi jendra yang masih ingin memandang wajah kekasihnya itu. 

"udah selesai.. Yuk balik ke kelas.. ". Ajak lidya sambil menarik tangan jendra pelan.

".."

Setelah kembali ke kelas pelajaran sudah berlangsung, merekapun kembali ke meja masing-masing dan mengerjakan tugasnya.  Pelajaran saat itu adalah agama islam tepatnya sekarang menulis arab.

"sttt.. Lid.. ". Bisik erfin

"apaan? ". jawab lidya kesal karena fokusnya terganggu

"pindah.. lo kebelakang". Perintah erfin yang sudah berdiri di sampingnya

Belum sempat lidya menjawab erfin langsung mendorongnya dan langsung duduk dikursi milik lidya.

"aku gak bisa nulis.. Tangan aku sakit". Ucap jendra mengadu

"kan yang disuntik kiri jend.. Bukan kanan". Jawab lidya cepat

"tetep aja klo dibuat gerak gak bisa". Elak jendra

"alesan.. Bilang aja kmu males kan ngerjain tugasnya". Jawab lidya menuduh

"hmm.. Sebenernya bukan itu sih". Ucap jendra ragu

"teruss? ". tanya lidya penasaran

"aku gak bisa nulis arab". Jawab jendra jujur

"hahaha.. Serius.. Terus kok kamu bisa lulus ya.. ". ejek lidya

"minta anak-anak cupu yang kerjain". Jawwab jendra enteng

"kok jahat banget sih. Aku gak mau ya nulisin tugas kamu, kamu harus usaha sendiri". Ucap lidya menolak

"aku gak minta kamu tulisin kok. Aku minta kamu ajarin aku biar aku bisa". Jawab jendra apa adanya.

"oh yaudah sini". Setuju lidya akhirnya

Lidya pun membimbing tangan jendra,  mengarahkan sesuai dengan tulisannya. Sambil menjelaskannya. Tapi siempunya hanya diam membuat lidya langsung menoleh dan ternyata dia menatapnya tanpa mendengarkan lidya yang sedari tadi menjelaskan.

"jend kamu dengerin aku gak sih.. ". ucap lidya kesal melihat jendra hanya diam melamun menatapnya sambil tersenyum tipis

"ehh..  Denger kok.. ". jawab jendra terkejut

"aku males ah ngajarin kmu kalo kamunya gak serius". Ucap lidya akhirnya

"yah ajarin lagi dong sayang.. Jangan marah". Bujuk jendra

Lidya yang mendengar dirinya dipanggil seperti itu salah tingkah dan membuat pipinya bersemu merah.

"au ahh". Ucap lidya langsung mengalihkan pandangannya malu.

Jendra yang melihat kelakuan gadisnya yang salah tingkah membuatnya terkekeh.

"kring.. Kriingg"

"jend..  Ntar lo ikut kan ngasih pelajaran ke anak SMA Pelita? ". Tanya erfin

"Kalian mau berantem.. ". Sahut lidya

"nggak kok..  Cuma main aja.. Ya kan fin". Ucap jendra melirik ke arah erfin

"iya cuma main kuda-kudaan kok.. hahaha". Jawab erfin

"kalo kamu berantem jangan hubungin aku ya jend". Sindir lidya kemudian meninggalkan jendra mematung.

"lo apa apaan sih.. ". Ucap jendra pada erfin kesal

"soryy...  Gue keceplosan..  Santai aja napa". Jawab erfin enteng

"sekarang lo hubungin anak-anak suruh kumpul di basecame". Perintah jendra

"oke gue hubungin anak-anak.. Yaudah yok cabut". Ajak erfin

Mereka pergi menuju basecamp rahasia dan menyusun rencana peperangan, ada banyak anggota geng mereka. Mungkin sekitar 100 orang dari kelas 1-3, baik dari siswa sma gemilang maupun luar dari sekolah mereka.

Berunding untuk menyusun rencana penyerangan bersama dan membagi tugas untuk tetap saling melindungi satu sama lain.

"guys.. Siapin barang-barang.. Kita berangkat sekarang". Teriak erfin

"siaap". Teriak mereka semangat

Mereka pun berkumpul dan bersiap melawan musuh yang telah mengibarkan bendera perang pada mereka terlebih dahulu yaitu sma pelita.

Setelah sampai beberapa menit musuh datang dengan angkuhnya. Mereka membawa banyak senjata mulai dari balok, rantai sampai senjata tajam.

"jangan sekali-kali lo cari masalah sama kita..  Atau habis lo". Ancam jendra pada pemimpin sang musuh

"cuihh.. Gue gak takut sama lo.. Pengecut". Jawab reno sang lawan yang langsung dihadiahi pukulan keras dari jendra. Lalu menatap erfin memberi isyarat.

"serang..".

Mereka pun saling menyerang membabi buta tak memperdulikan sekitar. Terlihat anggota jendra yang berusaha keras malawan musuh yang bersenjata. Anggota jendra cukup mumpuni membuat jendra tidak khawatir mereka akan terluka. Yang ada musuh akan tumbang tanpa perlawanan, itulas salah satu alasan mereka membawa senjata.

"cewek lo boleh juga.. siapa namanya? Ahh.. lidya bukan". Ucap reno sambil tersenyum pada jendra

Mendengar ancaman reno membuat jendra naik darah dan menatap reno bengis, tak akan ia biarkan pecundang itu menyentuh gadisnya sedikitpun bahkan dalam pikirannya sekalipun. Jedra langsung berlari ke arah reno dan memukulnya membabi buta tanpa ampun.

"berani lo sentuh dia sedikit aja. Abis lo di tangan gue". Ucap jendra mngencam sambil mencengkram keras rahang reno. Tanpa jendra sadari ada dua orang dibelakangnya yang langsung menarik jendra dan menahan kedua tangannya dibelakang.

Reno menyeringai sambil menatap jendra remeh.

"lo pikir Cuma lo yang bisa mukul haa". Teriak reno tepat didepan wajah jendra.

Tanpa menunggu reno langsung memukul jendra bertubi tubi membalas pukulan yang dilayangkan jedra layangkan padanya tadi.

"ha.. Pengecut lo". Maki jendra lantang sambil menatap reno tajam seolah ingin membunuhnya.

Aura disana langusng berubah menjadi gelap dan menyeramkan. Lihat saja beberapa orang yang mendengar suara jendra sontak berhenti dan menoleh mematung menatap jendra takut. Mereka sudah tahu bagaimana jendra, jika ia sudah menatap musuh tajam membunuh berarti benar-benar tak ada ampun lagi baginya.

"lo kira lo bisa habisin gue dengan cara ini? ". Lanjutnya yang langsung memukul orang disebelah kirinya yang disusul mendorong orang yang dibelakangnya. Memukul bahkan menendang mereka hingga terkapar lemah tak berdaya.

"lo salah". Kata jendra yang langsung mengarahkan tendangannya ke arah perut reno hingga membuatnya terjatuh. Belum sempat reno membalas jendra langsung memukulnya, pukulan jendra sangat kuat karena ia mempunyai tenaga dalam dan mampu memusatkan tenganya dalam pukulan tangannya.jendra memukul pelipis reno keras, hanya sekali pukulan membuat pelipis reno memar dan mengeluarkan darah. Tak cukup sekali jendra memukul rahang dan sudut bibir reno dan terakhir memukul secara brutal membuat banyak darah keluar dari tubuh reno.

Tak ada yang berani membantu reno, melihat reno yang kemampuannya diatas mereka saja habis apalagi mereka yang tidak ada apa apanya. Anggota mereka yang sudah tumbang hanya bisa menatap reno khawatir.

"sampai lo muncul didepan muka gue.. Mati lo".ucap jendra yang langsung mengunci tangan yang disusul suara khas tulang yang patah..

"aaaakkhhhhh..". Teriak reno kesakitan

"cabut.. ". Teriak jendra pada teman-temannya.

Banyak dari temannya yang melihat kejadian itu langsung bergidik ngeri. Tak membayangkan betapa sakitnya yang dialami reno. Itulah akibatnya jika membangunkan singa yang tidur. Jangan harap selamat jika sudah mengganggu jendra. Jendra sangat ahli dalam bela diri ia menguasai berbagai aliran baik taekwondo, silat, boxing sampai tapak suci.

Mereka meninggalkan gelombolan lawan yang sudah tak berdaya menuju markas rahasia mereka.

"kita harus pesta buat rayain kemenangan kita.. Setuju?.. ". Teriak erfin senang sambil terkekeh

"setujuu". Jawab mereka serentak

Mereka langsung membuka botol wine dan langsung meminumnya. Ya.. Wine..  Minuman yang mahal dan hanya orang yang banyak uang yang mampu membelinya.

Jangan tanyakan bagaimana bisa mereka mendapatkannya,  nyatanya sebagian besar geng mereka dari kalangan anak orang berada. Anak pejabat, hakim, sampai aparatpun ada, uang saku mereka 1 bulan saja sudah bisa membeli motor 1 unit. Gila memang tapi memang begitu kenyataannya.

"jend... bersulang". Ucap erfin pada jendra sambil menyodorkan segelas penuh minuman itu.

Jendra yang sedari duduk di mini bar menunggu pesan lidya sontak menoleh dan mengambil gelas. Mereka bersulang dan minum hingga tandas. Jendra sedari tadi gelisah menunggu pesan dari gadisnya yang tak kunjung mengabarinya, seharusnya ia tetap akan menjemputnya. Tapi gadisnya sungguh keras kepala dan ingin pulang sendiri membuat jendra terpaksa mengiyakannya.

"gak gabung?". Tawar erfin pada jendra untuk mebrgabung bersama anak-anak di sofa

"nggak...". jawab jendra dingin

"tringg.. ". Suara pesan masuk dari hp jendra membuatnya menhentikan aktivitas dan beralih melihatnya.

Baru saja melihat namanya sudah mampu membuat jendra tersenyum, melihat jam yang berada di tangannya membuat wajah jendra berubah menjadi dingin kembali.

Babyy💞💋

18.48

Aku udah sampek rumah

From : Me

18.49

Kok baru sampek? Katanya jam 6 selesai.

Setelah mengirim pesan,  jendra menunggu kekasihnya membalas tapi hpnya tak kunjung berbunyi. Setelah 10 menit barulah hpnya berbunyi.

Babyy 💞

18.59

Iya tadi nunggu ojolnya lama.

From : Me

18.59

Kok balesnya lama.. Kamu ngapain?

Aku gak suka kamu bales lama.

Babyy💞💋

19.01

Apaan sih.. Gitu aja ngambek.. Ini aku habis minum dibawah..

Lidya benar-benar menguji kesabarannya. Kelakuan gadis itu selalu membuatnya terpancing emosi.

Calling baby 💞💋

"halo.. ". ucap jendra mendahului

"hmm.. ". ucap gadisnya di sebrang sana

"kalo mau ngapa-ngapain itu bilang, biar gue gak khawatir". Ucap jendra berusaha meredam emosinya

"iyaa". Jawab gadisnya sedikit tinggi

"apa susahnya sih langsung bales..". lanjut jendra kesal

"iyaiya udahlah jangan dibahas kan udah selesai". Jawab lidya lelah

"lain kali kalo gue wa langsung dibales, kalo gue telfon langsung diangkat. Atau lo gue hukum". Ucap jendra dengan ancamannya

"apaan sih pakek hukum-hukum segala..". ucap lidya protes

"ini peraturan gue..  Mau gak mau lo harus terima..  Makanya nurut sama gue". Ucap jendra mulai kesal karena lidya yang terus menjawab

"udah ya gue ngantuk". Ucap lidya langsung menutup telponnya cepat.

Ttutt.

"shhiitt". Umpat jendra emosi sambil menendang meja didepannya membuat semua orang menatapnya terkejut.