Chereads / OBSESSION BOYFRIEND / Chapter 4 - 4 - OBSESSION BOYFRIEND

Chapter 4 - 4 - OBSESSION BOYFRIEND

Sejak saat itu lidya merasa hidupnya di SMA Gemilang tak tenang seperti sebelumnya. Terbukti saat ia berjalan menuju kelas hari ini banyak pasang mata dan buah bibir mengenai dirinya.

"itu pacarnya jendra"

"gila sih..  Cantik juga"

"cantikan gue lah"

"dasar cewek gatel"

"my king sama dia ihh.. Jijik.. "

Ingin rasanya ia terteriak

"kalo lo mau ambil aja..  Gue gak butuh cowok kayak dia di hidup gue.. ".

Kring... Kriingg..

"Hufttt.. ". Gumam ajeng kemudian mendaratkan dirinya di kursi sambil menumpukkan kepalanya diatas meja.

"yang sabar ya.. gue tau ini berat buat lo". Ucap nadia

Seketika lidya menatap nadia dengan alis yang berkerut.

"lo tau dari dari mana? " tanya lidya

"gue emang udah tau dari awal kalo jendra suka sama lo, lo sih gak percaya sama gue". Kata nadia

"ya sory gue mikirnya kan gak mungkin gitu". Kata lidya

"kesel tau gak! Anak-anak tadi pada liatin gue disepanjang koridor". Keluh lidya

"ya secara lo tau sendiri kalo cowok lo most wanted plus bad boy di sekolah ini, gimana gak pengaruh cobak". Jawab nadia

"sembarangan kalo ngomong.. ". Jawab lidya tak terima

"emang bener kan..  Sekarang jendra cowok lo". Sahut nadia.

"seraahhh.. ". Jawab lidya pasrah karna ia merasa tak perlu memperpanjang percakapan yang tidak penting ini.

------@@@---------

kring.. Kring... *bel istirahat berbunyi.

Lidya, Nadia,  Erfin dan Jendra pun berjalan ke kantin. Entah sadar atau tidak sekarang kemana pun mereka pergi pasti berempat.

"pesen apa?". Tanya erfin

"kayak biasa". Jawab nadia

"gue... Sama dehh". Jawab lidya

"gak boleh.. Ganti nasi goreng sama teh anget". Jawab jendra tiba tiba

"yahhh..  Apaan sihh orang gue yang makan kok..  Ya terserah gue dong mau makan apa..  Lo gak berhak ngatur gue". Jawab lidya tak terima

Setelah mengucapkan hal itu, lidya langsung dihadiahi cengkraman jendra di tangannya sambil menatap tajam.

"terserahh.. ". Jawab lidya akhirnya

"okee..  Lo apa jend? ". Tanya erfin

"bakso sama jus jeruk". Jawabnya

"Kesell banget gue gk boleh minum es eh dia malah minum es, gue gk boleh makan bakso eh dia malah makan. Kesseell gue.. ". Batin lidya

"ehhh..  Cupu..  Sini lo!! ". Teriak erfin

Seseorang laki laki dengan kaca mata bertengger dihidungnya tak lupa dengan kepala yang tertunduk menghampiri meja mereka.

"nih pesenin pesenan gue..  Cepett!! ". Perintah erfin dengan tatapannya yang mengintimidasi membuat lawannya mau tak mau menurutinya.

"Gila..  Kok erfin jadi gini sihh.. Mana kalo merintah nakutin lagi..

Gimana mau nolak.. Gue kira dia cowok baik-baik ternyata gue salah.. ". Batin lidya

Nadia dan lidya hanya bisa diam mematung melihat erfin bertingkah seperti itu, bener-benar tidak terduga. Dan seperti bukan erfin yang mereka kenal.

"lo nanti ikut minum nggak? ". Tanya erfin pada jendra

"Whaaat maksudnya minum alkohol.. Bener-bener sinting nih anak.. ". Pikir lidya

"boleh sekalian gue mau traktir anak-anak". Jawab jendra

"wow dalam rangka apa nih lo traktir anak-anak?". Tanya erfin

Yang ditanya pun hanya mengalihkan pandangan nya ke arah lidya yang asik makan.

"ohhh.. Cia elahh.. Gue lupa ngucapin selamatt semoga langgeng". Ucap erfin

"hmm". Jawab jendra lalu melanjutkan acara makannya.

Tiba tiba ada bakso besar kesukaan lidya mendarat manis dipiringnya. Sontak ia langsung liat ke arah orang yang menaruhnya dan ternyata itu jendra.

"thanks.. ". Jawab lidya

"Ihh..  Pengertian juga sih ni anak.. Akhirnya gue bisa makan bakso kesukaan gue.. Wkwk". Batin lidya

Setelah makan dari kantin mereka pun kembali ke kelas.

"ehhh..  Lo tau nggak tadi gue denger ada suntik cacar". Ucap nadia tiba-tiba

"sumpah loo..  Gimana nih.. Gue takut sakit". Jawab lidya cemas

Lidya dan nadiapun menatap erfin dan jendra bergantian.

"kenapa mereka diem banget??. Biasanya erfin pasti udah nyahut. Dan wajah mereka terlihat pucat pasi penuh dengan peluh". Pikir mereka

"lo berdua kenapa?  Kok pucet..  Kalian gak papa kan? ". Tanya lidya penasaran

Kemudian datang perawat- perawat yang mau menyuntik langsung masuk dan menutup pintu kelas. ibu guru memanggil anak-anak satu persatu untuk maju ke depan. Jika sudah disuntik, mereka dipersilahkan untuk keluar kelas.

Entah kebetulan apa bukan, mereka berempat dipanggil kedepan terakhir. Akhirnya nama erfin yang pertama dipanggil dari salah satu diantara mereka. Ternyata saat erfin dipanggil, ia bergetar takut dan berlari keliling kelas sambil memohon-mohon untuk tidak disuntik.

"saya mohon bu..  Saya nggak mau disuntik". Mohon erfin memelas

Sontak lidya dan nadia tertawa keras, gimana tidak. Erfin anak yang terlihat sangat bringas dan menakutkan takut dengan suntikk.. Wwkwkw.. Nyalinya hello kity..

Sang perawatpun menghampiri erfin sambil membawa jarum suntik, tapi itu malah membuat erfin lari terbirit birit.  Para perawat dan gurupun ikut mengejar dan berusaha menangkap erfin. Akhirnya merekapun menyerah karena kelelahan. Mereka menunjuk nadia untuk meluluhkan erfin,  karena nadia adalah orang terdekat erfin elain lidya dan jedra. Nadia berjalan dan berbicara dengan erfin, entah apa yang mereka bicarakan, erfin akhirnya mengangguk mengiyakan membuat para perawat tersenyum dan menghapiri erfin.

"tapi lo tetep disamping gue.. ". Bujuk erfin pada nadia

"iyaa.. Kalo lo takut lo boleh kok pegang tangan gue". Jawab nadia

Setelah erfin disuntik dengan perjuangan yang sangat luar biasa akhirnya disusul nadia kemudian mereka keluar kelas.  Sekarang giliran lidya dan..  Yuttt..  Jarum udah masuk ke badannya dan kemudian ditarik membuatnya meringis ngilu.

Dan tinggal jendra tapi saat ibu perawat memanggilnya,  Ia tak ada di kelas membuat semua orang mencarinya dan lidyapun ikut mencarinya.

Kemudian salah satu perawat menemukannya dibawah kolong meja sambil menarik jendra keluar tapi ia sama sekali tak bergeming dan akhirnya mereka pun menambah jumlah orang yang menarik jendra tapi tetap saja jedra tak bisa di keluarkan dari sana.

"pergi!!  Pergi kalian semua!! ". Teriak marah jendra yang membuat perawat memilih mundur.

Lidya pun berinisiatif membujuknya dan ia pun terkejut saat melihat jendra menggigil ketakutan dengan peluh yang menetes didahinya.

"jend.. Lo harus keluar.. Ayoo kalo lo nggak mau keluar mereka gak akan pergi". Bujuk lidya

"tapi mereka mau nyuntik gue lid.. Gue gak mau,  gue takuutt.. ". Jawabnya

"lo nggak usah takut..  Mereka gak nyakitin lo kok.. Mereka justu mau nylamatin lo dari cacar. Emang lo mau seluruh tubuh lo kena cacar yang bernanah dan gatel. Terus lo jalan sambil garuk2 gitu.. Ihh. .. Gue mah ogah". Kata gue

Jendra pun menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.

"yaudah ayokk.. Nggak sakit kok.. Buktinya gue gak papa". Kata gue

"t.. Tapi lo deket gue yah.. ". Katanya

"iya..  Gue nanti ada disamping lo". Jawab lidya

Akhirnya jendra keluar dari meja dengan lidya yang berada disampingnya.

"lid..  Gue takutt.. Gue bener-bener takut". Katanya sambil memegang tangan lidya erat, lidya terkejut melihat jendra menitihkan air mata.

Sedikit..  Ya sangat sedikit..

lidya merasakan jika jendra bukan hanya takut tapi ia memiliki terauma dengan jarum suntik karna tidak mungkin ia sangat ketakutan seperti itu. 

"Baru pertama kali gue lihat jendra nangis setelah beberapa bulan gue kenal dia". Batin lidya

"nggak papa..  Ada gue disini". Jawab lidya menenangkan

Lidya pun mengganggukan kepala kepada perawat agar mulai untuk menyuntiknya saat lengan bajunya di angkat, sotak jendra refleks langsung meluknya. Lidya pun kaget..  Kaget banget malah.. Akhirnya lidya berusaha kembali seperti semula dan mulai mengelus pelan kepala jendra sambil menenangkan nya.

"dek... Tangan nya kaku jarumnya gak bisa masuk". Kata perawat membuat lidya terkejut dan syok mendengarnya.

"tenang jend.. rileks, gapapa kok, ga sakit ". Ucap lidya berusaha membujuknya.

"rileks ya.. Kalo lo gak rileks nanti malah sakit". Lanjut lidya sambil ngelus tangan nya.  Seketika tangannya lemas dan perawat langsung memasukkan jarum ke lengannya. Setelah selesai ia masih tak bergeming.

"jend..  Udah selesai loh.. ". Ucap lidya

Dia pun langsung kaget dan melepaskan pelukannya.

"thanks". Ucap jendra tulus

Setelah dia mengucapkan itu,  anak-anak langsung masuk ke dalam kelas yang disusul para perawat yang berjalan keluar.

.

.

.

.

.

.

.

Maaf ya guys klo masih banyak typo. Buat yang udah baca jangan lupa tinggalin jejak.

Thanks..  😊