Chereads / The Legend Of Seven Star Knights / Chapter 4 - Rahasia Kitab Syrius

Chapter 4 - Rahasia Kitab Syrius

"Ngga ada apa-apa kok Vi, semuanya baik-baik aja." Jawab Vera dengan senyuman ketenangan "Oh ya Vi, nih gue bawain oleh-oleh buat lo. Nanti dimakan yaa." Kata Kaira sambil tersenyum "Makasih Ra. Oh ya bagaimana dengan keadaan Yusa? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Viona. Semuanya hanya bisa terdiam menahan rasa kesedihan yang amat dalam, Viona yang mampu membaca pikiran hanya bisa meneteskan air mata dari sudut matanya.

"Maafin gue guys gue ngga bisa jaga Yusa, ini semua gara - gara gue. " Sesal Viona "Ini bukan salah lo Vi, ini salah kita semua. Kita sama-sama ngga bisa jaga dia." Kata Farel "Tubuh Yusa telah dimakamkan, dan dari pihak sekolah sendiri menyatakan kalau semua itu hanyalah kecelakaan saja." Jelas Samanta "Mmm guys kayaknya lebih baik gue sama Kaira keluar dulu." Kata Dinda yang paham akan jalan cerita itu.

Mereka pun langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut. "Lalu bagaimana dengan kitab syriusnya?" Tanya Viona. "Saat semuanya telah berakhir, para bintang terdahulu muncul dan menjelaskan apa yang harus kami lakukan untuk menemukan kitab itu." Jelas Sherin "Kitab itu muncul dari balik gerbang bintang, dengan tiba-tiba kitab itu menunjukkan sebuah halaman yang menerangkan bahwa ada kekuatan besar yang tersembunyi, kekuatan yang begitu menakutkan, kekuatan itu bernama Halycon yang berwujud rajawali tangguh dan besar namun bisa dikendalikan apabila sang Estrella sejati telah muncul." Jelas Farel "Estrella sejati? Apa itu? Dan Halycon?" Tanya Viona "Entahlah gue udah cari sendiri arti dari Estrella, dan ternyata itu berarti bintang." Jelas Sherin "Hem sang bintang sejati? Siapakah dia?" Tanya Arjuna.

"Entahlah, Oh ya ada satu hal yang harus lo tahu juga Vi, kekuatan besar Halycon ada yang mengincarnya mereka disebut para serigala Orion, gue ngga tahu pasti apa maksudnya, tapi Vi gue mau tanya sama lo. Apa yang lo rasain kemarin?" Tanya Samanta "Entah Sam gue sendiri ngga ingat apa yang terjadi pada diri gue kemarin, namun yang jelas ada satu perasaan aneh yang gue rasain, perasaan dimana gue bukanlah gue yang sebenarnya." Jawab Viona.

Semuanya mencoba berpikir keras apa yang sebenarnya ada di dalam diri Viona, mereka hanya tak ingin hal sama yang terjadi pada Panji dan Yusa terulang kembali. "Yaudah ngga usah dipikir dulu Vi, yang penting besok lo harus masuk ke sekolah. proker DA udah banyak juga kata Elang. Dia berharap kamu cepat sembuh." Kata Revan "Gue pastiin besok gue masuk, lagian gue juga ngga betah disini." Kata Viona. Waktu pun berlalu Viona pun sudah masuk dan menjalani rutinitas biasanya di sekolah. Pada bulan ini pun ada proker besar Dewan Ambalannya, yaitu kegiatan Jemi untuk anak-anak organisasi AKALA.

Masing-masing organisasi cukup mengirimkan perwakilan 4 orang saja untuk mengikuti kegiatan itu. Dewan Ambalan pun sibuk mempersiapkan sampai-sampai Viona sendiri sudah tidak lagi memikirkan tentang isi kitab syrius yang sudah ada pada dirinya. Namun di kegiatan kali ini Viona mengajak para bintang untuk ikut menjadi panitia bayangan Jemi, Viona sendiri hanya ingin berjaga-jaga agar tidak terjadi satu hal yang tidak diinginkan lagi. Kegiatan kali ini pun bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan sekolah dan mempererat kekompakan antar organisasi.

Hari yang dinantikan pun tiba, persiapan Jemi pun sudah selesai. Para peserta pun sudah dinaikkan ke truck semua, dan mereka pun berangkat menuju ke tempat Jemi. Jemi sendiri adalah kegiatan Jelajah Misteri yang di dalamnya para peserta harus mampu memecahkan sandi jalan agar tidak tersesat dan menemukan harta yang terkubur di suatu tempat yang telah ditentukan. Jemi ini bertujuan untuk melatih kekompakan, kerja sama dan jiwa korsa masing-masing kelompok.

Sesampainya disana para peserta diperintahkan untuk membuat tenda perkemahan, karena sejatinya sendiri kegiatan dari Pramuka tidak akan pernah jauh dari yang namanya Patok dan Tenda. Setelah selesai mereka diberi waktu panjang untuk beristirahat sampai malam tiba, karena Jemi akan dilaksanakan pada malam hari. Saat semuanya sedang asyik sendiri, ada salah satu cewek yang mendatangi tenda Farel "Maaf permisi?" sapa cewek tersebut "Iya ada yang bisa saya bantu?" Tanya Farel yang sedikit terpesona karena kecantikannya "Bisa bantu saya sebentar ngga? Oh ya kenalin gue Julian panggil aja Lian." Kata Julian.

"Gue Farel, ngomong-ngomong bantu apa ya?" Tanya Farel "Bisa anterin gue ke sungai ngga? Tapi nanti sekitar maghrib aja, soalnya gue juga lagi nunggu temen gue gimana, bisa?" Tanya Julian "Mmm oke sebelum Jemi yaa? Kayanya bisa." Jawab Farel "Oke makasih yah Rel." kata Julian sambil tersenyum lalu meninggalkan Farel.

Farel pun membalas senyum indah itu, tak lama kemudian Revan pun menghampirinya "Eh bro siapa tuh, ekhem!! kayanya ada yang mau PeDeKaTe apa ya?" goda Revan "Apaan sih lo, orang

cuma kenalan doang kok. Udah sih lah, eh udah masak air belum buat nanti malam jelajah?" Tanya Farel "Siap sudah Bos!!!" jawab Revan mantap dengan cengiran khasnya. Saat mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba kepala mereka terasa pening dan telinga mereka mendengar suara yang begitu asing dan menakutkan...

Wahai para bintang tunggulah detik dimana kepercayaan akan dipertaruhkan, komitmen akan digoyahkan, pendirian akan dihancurkan tunggulah itu wahai para keturunan bintang hahahahah!!!! kata misterius itu. Nafas mereka pun terengah-engah seperti orang

yang telah berlari jauh. Apa yang baru saja mereka dengar? Siapa yang baru saja berbicara? Apa yang sebenarnya akan terjadi? Itulah tanda tanya yang ada pada pikiran mereka.

"Van apa itu tadi?" Tanya Farel "Entah Rel gue sendiri ngga tahu pasti. Tapi lebih baik kita simpen ini dulu jangan beritahu bintang yang lain, agar mereka tidak panik." Farel pun menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia setuju. Waktu pun terus berlalu, senja pun mulai datang menyelimuti langit. Farel yang teringat akan janjinya pada Julian pun datang menemuinya.

"Hai li, bagaimana jadi atau tidak?" Tanya Farel "Jadi dong, ayooo! ( menggandeng tangan Farel )" Farel pun terkejut dengan perlakuan manja Julian, pipinya pun merah merona karena diperlakukan seperti itu. Saat mereka berjalan mereka berpapasan dengan Sherin dan Kaira "Cieeeeee siapa tuh Rel?" Tanya Kaira "Ah bukan siapa-siapa kok Ra hehehe!!" kata Farel sambil melepas gandengan Julian dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bukannya dalam perkemahan dilarang pacaran ya? kok kalian melanggar itu?" Tanya Sherin dengan penuh selidik "Kita ga pacaran kok, cuma gandengan tangan biasa kenapa emangnya? lo cemburu?" Tanya Julian dengan sedikit sinis "Ahahah cemburu? Buat apa cemburu sama kamu orang yang baru gue lihat bahkan gue ngga percaya kalo lo itu anak AKALA, kayanya lo bukan dari Sekolah nya kita deh." Kata Sherin yang makin curiga.

"Gue anak baru, ah udahlah ayo Rel katanya mau nolongin gue ayoo!" ajak Julian "Eeee iya iya." Jawab Farel. Farel dan Julian pun meninggalkan Kaira dan Sherin yang masih diselidiki rasa penasaran tentang siapa itu Julian"Yahhhhhh sudahlah Rin, lebih baik kita balik ke tenda." Ajak Kaira "Ra bentar. Apa benar cemburu itu adalah sebuah penjajahan hati?" Tanya Sherin dengan intens.

"Mmm gue sih ngga tahu pasti Rin, tapi yang gue tahu kalo kita ngerasa cemburu itu hanya karena kita takut kita udah ngga berharga lagi dan kita takut kehilangan seseorang yang kita sayang." jelas Kaira "Hahhhhhh yowislah, yoooo balik aja." Ajak Sherin yang kemudian menggandeng tangan Kaira

Malam pun tiba, kegiatan Jemi pun telah dibuka dengan upacara di lapangan perkemahan. Kelompok pun sudah dibagi rata. Para bintang pun ternyata ikut dalam peserta Jemi karena tugas mereka sebagai panitia bayangan sudah selesai. Mereka masuk dalam kelompok Alfa yang terdiri dari Revan, Arjuna, Farel, Sherin, Vera, Julian, Kinan, dan Kaira. Kelompok Bravo terdiri dari 4 anak PMR dan 4 anak OSIS, tim Charlie terdiri dari 4 anak MPK dan 4 anak ROHIS.

Sedangkan Samanta dan Dinda ikut kelompok Delta dengan pengawasan Viona. Masing-masing kelompok diawasi oleh dua orang DA, beda dengan Viona dia cukup sendiri karena dia sudah ditemani oleh Samanta. Sejak saat kejadian di aksara winjaya Sam dan Vio semakin dekat. Perjalanan pun dimulai, penerangan sangat dibutuhkan di jelajah ini karena kondisi yang gelap dalam perjalanan.

Di kelompok Alfa sendiri mereka sudah berjalan sangat jauh namun anehnya mereka belum menemukan sandi satu pun "Kayaknya ada yang aneh deh disini, padahal kita udah jalan jauh tapi kok belum nemu sandi satu pun yaaa?" curiga Kaira "Entahlah kayaknya kita tersesat." Kata Julian menyimpulkan "Masa kita langsung tersesat gitu aja sih, para Dewan ngga mungkin ngerjain kita lah! Orang gue juga ikut masang sandinya kok. Tapi ini tuh bener jalan yang tadi dibuat sama Elang dan kawan-kawan!" bingug Kinan.

"Ya buktinya kita ngga nemu satu sandipun dalam perjalanan ini." Kata Julian "Benar juga sih kata Lian, mending salah satu buat api unggun dulu disini siapa tahu ada kelompok lain yang datang terus lihat kita." Kata Farel

Revan, Arjuna pun langsung menuruti perintah Farel. Semuanya duduk menunggu bantuan dan berharap bisa keluar dari hutan itu dengan selamat. Sedangkan di perkemahan sendiri, kelompok lain sudah kembali termasuk kelompok Delta. Namun Viona yang merasakan keganjilan dalam perkemahan itu langsung memanggil Samanta dan menyuruhnya untuk menyusul kelompok Alfa lewat jalur timur sedangkan dia lewat jalur barat.

Sebelum mereka pergi mereka berpapasan dengan para dewan yang lain "Lo mau kemana Vi?" tanya Elang "Kelihatannya kalian panik?" sambung Rizal "Lang tolong perketat penjagaan disini, gue sama Sam mau pergi cari kelompok Alfa karena mereka belum balik." Jelas Viona "Kalo gitu, gue ikut lagian kalian berdua kan cewek ngga mungkin kita biarin kalian gitu aja." Kata Elang "Ngga perlu Lang, kita bisa sendiri kok. Lo ngga usah khawatir yang penting sekarang kalian harus perketat penjagaan disini." Kata Samanta.

"Kalian harus percaya sama kita, kalo kita baik-baik aja." Kata Viona "Mmmm tapi...." Ragu Rizal "Udah ga papa kita jalan dulu ya takut keburu malam oke!" kata Samanta "Baiklah, take care ya." Kata Elang. Mereka pun pergi untuk menyusul kelompok Alfa, saat sudah terasa jauh dari Rizal Dan Elang.

Mereka pun melesat cepat dengan berlawanan arah agar mempercepat pencarian. Saat mencari Sam menggunakan jurus pandangan jarak jauh untuk merasakan aura para bintang yang lain.

Saat sensor matanya menunjukkan ada banyak aura jiwa di balik pohon besar, Sam pun langsung menghampiri segerombolan anak-anak itu. "Ternyata kalian disini. Untunglah gue cepet nemuin kalian." Kata Samanta lega. Para bintang pun langsung menghembuskan nafas lega bersamaan, beda dengan Farel dan Julian mereka nampak biasa saja. "Kenapa kalian ada disini? Bukannya kalian harus kembali ke perkemahan?" tanya Samanta.

"Udah tahu tersesat masih aja nanya." Kata ketus Farel "Kok lo gitu sih Rel? Sam kan cuma nanya doang." Kata Sherin "Kita tersesat Sam, dan dari pada kita nglakuin hal yang nantinya malah tambah rumit jadi kita cuma bisa nunggu disini." Jelas Arjuna "Bukannya ada sandinya, kelompok lain bisa menemukan kok, kenapa kalian engga?" tanya Samanta penuh selidik karena merasa ada yang janggal disini "Entahlah gue ngrasa ada yang aneh dari tempat ini Sam, kita selalu berjalan di tempat yang sama." Bingung Vera.

"Hmmm baiklah kalo gitu, kita tunggu Viona sebentar dia juga akan kesini nanti." Kata Samanta "Kenapa harus nunggu, kita bisa kan jalan dulu." Sanggah Julian "Engga justru itu akan membahayakan keselamatan kita semua dan juga Viona, kasihan dia juga lagi nyari kita kan." Kata Samanta "Tapi nanti kalo nunggu Viona, itu malah bakal lama kan jadinya. Lagian kan lo sudah disini tinggal lo saja yang nunjukin jalannya kan bisa?" Kata Farel "Lo lagi kenapa sih bro ngga kaya biasanya, udah sih tinggal nurut aja Sam lebih tahu perintah dari Viona kan. Lagian kalo kita jalan dulu kasihan Viona yang lagi nyari kita, jalur barat kan lebih jauh dibanding jalur timur." Sambung Revan "Udah kalian tinggal nurut aja sih kenapa dari tadi kalian kaya ngga pernah setuju!" Kata Kinan.

"Whatever!!!!" kata Julian. Sepertinya ada yang aneh pada diri Farel, dia tidak seperti biasanya Kata Samanta dalam hati. Karena merasa ada yang janggal Sam mencoba mengirim rungu amanat pada Viona dan menepi untuk menyendiri sesaat. Setelah itu, ia mencoba untuk memasuki alam para bintang. "Ada apa wahai keturunanku?" sapa Horius "Aku hendak bertanya pada kalian, apa sedang terjadi sesuatu pada diri Farel?" tanya Samanta.

"Farel? Ahhhh benarkah dia Farel? Aku bahkan tak mengenalinya." Kata Bilius sambil tersenyum lembut "Saat ini juga, kepercayaan, keteguhan, keyakinan dan komitmen kalian sedang di uji. Kami tidak akan pernah tahu bahkan tidak ingin tahu apa yang akan terjadi atau sedang terjadi pada detik ini. Dia yang berdusta akan nampak sebagai penghalang kejujuran yang sejati. Lakukanlah apa yang harus kalian lakukan apabila genggaman itu semakin terlepas. Eratkanlah apa yang harusnya kalian eratkan, dan jagalah apa yang seharusnya kalian jaga." Kata Claraus.

Alam pun kembali normal seperti semula, Sam langsung mengirimkan rungu paningal tentang apa yang baru saja ia lakukan ke Vera dan Sherin. "Rel lo lagi kenapa sih? Kaya ngga biasanya." Tanya Revan "Mungkin gue Cuma lagi ngga enak badan aja Van." Jawab Farel "Oh gitu toh yaudah istirahat aja GWS yaaa!" Kata Revan sambil tersenyum "Rel nih minum ini biar badan lo anget." Kata Sherin "Ah engga Rin makasih, gue ngga butuh itu." Kata Farel

"Dia kayaknya ga cocok minum itu Rin, mending coba minum ini aja Rel siapa tahu agak mendingan." Usul Julian "Iya deh gue coba, makasih ya Li." Kata Farel "You're welcome boy!" Kata Julian sambil tersenyum.

Rel apa lo tahu sakitnya gue saat lo lebih ngerespon perhatiannya Julian, apa lo ngga pernah tahu kalo gue itu... kata Sherin dalam hati yang terpotong karena genggaman tangan Sam. "Ngga papa, ngga usah dirasain Rin. Biarin ngalir aja. Oh ya sini gue kasih rungu paningal ke lo." Pinta Samanta.

Sam pun mencoba menyalurkan penglihatannya tadi pada Sherin dan juga Vera. Mereka pun bingung apa yang dimaksud oleh para bintang ke enam. Apa yang sebenarnya terjadi sekarang hanya menyisakan tanda tanya Agung. Di sisi lain Viona masih terus menyusuri rute penjelajahan barat. Namun tak berapa lama pandanganya tertuju pada sebuah benda di dekat sungai. Ha...apa itu? tanya Viona pada dirinya sendiri, dengan keberanian Viona berjalan mendekati benda tersebut dan ternyata benda itu adalah... Hah! Sebuah tas ransel, tapi milik siapa? tanya Viona dalam hati, tak berjarak jauh dari tas itu ada seseorang yang terkapar lemah dengan keadaan pakaian basah namun sudah sedikit lembab.

Astaga! Apa itu mayat!? gumam Viona, namun dia memberanikan diri untuk melihatnya, dengan dibantu cahaya senternya dia mengenali wajah tersebut. "Apa! Inikan .....Farel!" Viona terkejut, dia sendiri bingung kenapa bisa Farel berada di sini dengan keadaan tak sadar, tunggu!! pakaiannya basah namun sudah sedikit agak lembab dan mulai kering, kemungkinan dia berada disini sudah lama, tetapi jika ini Farel lalu siapa Farel yang berada bersama Revan dan yang lain? pertanyaan itu pun muncul dalam benak Viona.

Dengan susah payah, Viona mencoba menyadarkan Farel. "Uhuk...uhuk!" sadar Farel. "Heh... akhirnya lo sadar juga Rel." Lega Viona. "Vio gue dimana nih, rasanya pusing dan dingin pula tuh?" tanya Farel. "Tadi tuh gue nemuin lo dalam keadaan pingsan, gue juga ngga tahu lo kenapa, apa lo ngga ingat sesuatu hal?" Viona balik bertanya.

"Astaga! gue baru inget, ternyata Julian itu orang jahat dan dia lah yang udah bikin gue kaya gini dengan dibantu seseorang tapi entah siapa." Jelas Farel. "Astaga! jika lo ada di sini, lalu siapa Farel yang bersama mereka?" Tanya Viona. "Apa! gue ada dua? ih serem amat!" Ngeri Farel. "Ya udah sekarang lo cepet ganti baju, gue tunggu lo disana setelah itu kita cari Revan dan yang lain sama-sama karena mereka sedang tersesat dan di antara mereka ada Julian dan Farel palsu." Jelas Viona.

Farel mengangguk. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Siapakah Julian itu dan apa benar ada yang menyamai tubuh Farel, lalu bagaimana dengan para bintang di dalamnya?. Setelah selesai berganti pakaian Farel menuju ke arah Viona yang sedang menunggunya dan mereka pun segera pergi untuk mencari Revan dan yang lain. Di sisi lain rombongan Revan pun merasa gelisah karena belum juga menemukan jalan pulang. "Heh.. udah malem nih, Viona belum juga dateng. Kita belum juga nemuin jalan untuk kembali ke tempat semula, gue jadi khawatir sama keadaan Dinda, soalnya dia lagi agak sakit tadi waktu mau jelajah." Kata Kaira.

"Tenang mereka sudah baik-baik saja." Kata Viona yang tiba-tiba muncul dari balik pepohonan. "Vio! Akhirnya lo dateng juga." Lega Sherin. "Kenapa kalian melanggar perintahku? Tempat ini memang rute nya tapi apa kalian tidak menemukan satu sandi pun itu terasa aneh." Tanya Viona, mereka hanya terdiam tak bisa menjawab karena takut salah. "Kita juga ngga tahu Vi, dari tadi kita jalan ujung-ujungnya bakal balik lagi ke tempat yang sama." Kata Kinan.

"Kita mau coba jalur yang lain, tapi Sam datang dan menyuruh kita tetap disini." Kata Farel "Kenapa kalian mau coba jalur lain?" tanya Viona "Itu karena kami ingin berusaha agar lebih cepat sampai." Jelas Julian. "Berusaha cepat sampai atau berusaha menyesatkan mereka?" Tanya Viona dengan dingin.

"Tunggu, apa maksudmu Vi?" Tanya Arjuna. "Apakah kalian tidak sadar siapa Julian dan Farel yang ada di dekat kalian sekarang para keturunan bintang?" Tanya Viona. Pertanyaan itulah yang ada pada lima anggota bintang yang asli. "Apa maksudmu Vio, aku ini adalah keturunan bintang!" Sanggah Farel palsu. "Oh ya kalo lo emang keturunan bintang lalu siapa Farel yang ini ha?" Tanya Viona yang diikuti munculnya Farel dari balik tubuh Viona.

"Farel.... Kenapa dia..." Sherin terbelalak dengan apa yang ia lihat sekarang. "Apa... se..se..benarnya apa yang terjadi mana Farel yang asli?!" Tanya Revan, para bintang asli pun kebingungan dengan hal aneh yang mereka hadapi sekarang. "Akulah yang asli teman-temanku, Farel yang selama ini ada bersama kalian adalah makhluk yang menyerupaiku dan Julian ini lah yang telah menghanyutkanku ke dalam sungai dia bukanlah manusia biasa!" Jelas Farel.

"Jangan pernah berkata yang tidak benar keberadaannya... Farel palsu, kau tidak tahu apa-apa tentang semua ini, kau hanyalah makhluk yang ingin menghancurkan kami para tujuh ksatria bintang bukan?" Sanggah Farel palsu. "Apa maksudmu, akulah Farel yang asli!" Kata Farel.

"Tunggu!! Mana teman kami yang asli?" Tanya Sherin. "Yang asli adalah Farel yang sudah ikut membantu kita mencari tanda, dan Farel yang bersama Viona lah yang palsu, mungkin juga Viona ini juga palsu, karena dengan tiba-tiba mereka datang dan langsung menuduh aku dan Farel sebagai orang yang jahat, apa kalian tidak merasa curiga sedikit pun?" Tanya Julian.

"Julian benar, mana mungkin mereka datang hanya berdua, seharusnya mereka membawa beberapa orang untuk mencari kita bukan? dan ini sangat aneh kenapa juga mereka muncul disini dengan keadaan Viona bersama Farel apalagi jarak dari perkemahan ke wilayah ini cukup jauh.." Sambung Arjuna. "Woi Jun! Denger ya, gue ini Farel yang asli, gue bisa bareng sama Vio karena gue udah ditolong sama dia dari maut, dan seharusnya kalo kalian semua keturunan bintang, kalian bisa ngrasain mana yang asli dan mana yang palsu, jangan pernah dengerin cewek busuk itu! (Menunjuk pada Julian)" Geram Farel.

"Hei jaga omongan lo ya! Jangan asal bicara lo! Omongan lo bisa mancing amarah kita!" Tukas Farel palsu. "Udah kalian semua berhenti! Sekarang kita pikirin cara agar bisa membuktikan mana Farel yang asli dan mana yang bukan." Kata Vera. "Iya Vera benar, lebih baik kita ngga usah berdebat, yang penting sekarang kita bisa bedain mana temen kita yang asli." Sambung Sherin.

Kinan dan Kaira yang hanya manusia biasa pun hanya bisa menepi dari perdebatan itu "Ayolah guys, masa kalian ngga bisa ngenalin gue." Kata Farel. "Hei lo ngga usah ngrayu temen gue, lo itu emang palsu mending lo pergi!" Kata Farel palsu. "Sialan lo, lo pikir lo siapa seenaknya nyerupain diri gue, seharusnya lo yang pergi berengsek!" Geram Farel. "Hei! Kalian semua diam! Lo semua emang ngga bisa ngrasain mana sahabat kalian yang asli hah! Seharusnya lo semua tuh mikir walaupun mereka sama luarnya, tapi dalamnya itu beda guys, dan disini kalian seharusnya percaya pada pemimpin kalian bukan malah percaya pada orang baru kaya Julian!" Kata Samanta. "Heh! Ngga usah nyangkal lagi, gue itu cewek baik-baik kok! Gue ngga seperti apa yang lo pikirin sang bintang putih yang terhormat!" Tukas Julian.

"Sekarang gini aja, lo semua mau percaya sama Viona yang udah bikin kita tersesat atau percaya sama gue?" Tanya Julian. Para bintang pun semakin bingung, entah mengapa mereka ragu untuk percaya sama Viona, dan justru kepercayaan mereka tertuju pada teman baru mereka yaitu Julian. "Gue percaya sama Vio." Kata Vera dan Samanta berbarengan. "Vera... Sam..." Viona tak menyangka, dari para bintang yang lain hanya Vera dan Sam lah yang mempercayainya.

"Lo apa-apaan sih Ve, belum tentu kan Vio benar." Kata Revan. "Van apa lo ngga sadar sesuatu yang aneh dari diri Julian dan Farel yang itu?" Jelas Vera. "Maksud lo apa Ve?" Tanya Revan. "Bukankah dari tadi Farel itu sepertinya hanya menyetujui perkataan dari Julian, dan saat Sherin kasih perhatian padanya dia tidak merespon, justru dia malah merespon perhatian dari Julian?" Kata Vera. "Siapa aja bisa kaya gitu kan kalo udah ngrasain yang namanya suka." Kata Farel palsu.

"Jadi lo suka sama Lian, Rel?" Tanya Sherin "Iya." Jawab Farel singkat. Kenapa...kenapa lo kaya gitu Rel, disaat gue udah nyaman dengan lo, kenapa lo malah bikin gue kecewa...apa lo ngga tahu kalau gue itu.....sayang sama lo itulah yang ada di hati dan pikiran Sherin, sungguh jawaban yang tak pernah ia sangka dari mulut Farel.

Rin jangan percaya sama omongan Farel yang itu, gue ngga suka sama Julian, justru gue itu....suka sama lo. Tapi gue ngga bisa ungkapin sekarang, karena keadaan ini sungguh tak memungkinkan itu, jika gue katakan sekarang takutnya nanti gue dikira hanya membujuk lo supaya lo yakin bahwa gue itu memang Farel yang asli walau kenyataannya memang benar dalam hati Farel asli.

"Farel benar Ve, kadang perhatian seseorang yang kita suka lebih berharga dari perhatian seorang teman biasa." Kata Revan. "Lo salah Van, bagi gue perhatian dari seorang sahabat lebih penting dari pada perhatian seseorang yang ternyata dia hanya ingin mencari nama." Kata Farel asli. "Van, terserah lo mau percaya perkataan gue atau ngga, yang jelas gue ngrasa Farel yang bersama Julian adalah Farel yang palsu." Jelas Vera.

"Dari mana lo yakin itu Ve?" Tanya Sherin. "Gue percaya karena gue adalah keturunan Calico, gue bisa ngrasain siapa Claraus yang asli dan lo semua tahu kalo Calico adalah adik dari sang pemimpin. Ikatan mereka lebih kuat guys.." Jelas Vera. "Apa maksud lo hah! Jadi sekarang lo mengkhianati kita dan lo lebih percaya sama mereka!?" Kata Julian. "Gue percaya karena gue meyakini, dan dari perkataan nenek moyang bintang telah sangat jelas, bahwa seorang Bilius pun tidak bisa mengenali keturunannya sendiri yang udah jelas-jelas ada di depan mata." Jelas Vera.

Astaga Vera benar, Seorang Bilius pun tidak bisa mengenali Farel yang bersama Julian, tetapi kenapa kita malah percaya sama omongan Farel itu tanda tanya yang besar yang ada di benak Samanta.

"Kata-kata lo itu belum spesifik tahu ngga, bisa saja kan karena muka Farel yang terlihat lesu karena sedang sakit, jadi membuat Bilius sedikit tidak mengenalinya." Tukas Julian. "Hahaha itu justru jawaban yang konyol, mana ada orang hebat seperti Bilius sampai tidak mengenali keturunannya sendiri hanya karena keturunannya itu sedang sakit haha sangat konyol dan satu hal lagi yang gue mau tanyain ke lo. Kenapa lo bisa nyambung cerita dengan kami tentang keturunan bintang padahal lo sendiri bilang lo hanya manusia biasa?" tanya Farel asli.

"Farel benar, sekarang lo ngga bisa ngeles lagi Lian, lo udah kalah disini." Kata Viona. "Kalah lo bilang? Justru yang akan kalah itu kalian para tujuh ksatria bintang hahaha!!!" Tawa Julian. "Hei kenapa lo tertawa?" Tanya Arjuna. "Dasar keturunan bodoh!!! bisa-bisanya kalian ngga bisa ngenalin temen kalian sendiri hahaha!!!" Tawa Farel palsu. "Dugaan gue bener, lo emang musuh kita yang sebenarnya." Kata Vera. "Hahaha!! ternyata cuma kamu yang bisa mengerti wahai keturunan Calico." Kata Julian.

"Katakan siapa sebenarnya kalian?" Tanya Samanta. "Aku adalah Igoramus, orang yang telah membunuh para tujuh bintang yang tolol itu hahaha!!!" Jelas Julian yang ternyata adalah Igoramus. "Berengsek! Kenapa lo lakuin itu hah!? Lo harus tanggung semua akibatnya Lian!!" Marah Revan. "Heh Van! ini semua bukan salahku, kau sendiri yang mempercayaiku hahaha!!! temanku Farel mungkin sekarang kau pun harus menunjukkan jati dirimu yang sebenarnya." Pinta Igoramus. Para tujuh ksatria bintang begitu menanti siapakah sosok yang menyerupai Farel itu.

"Baiklah Igo, rasanya mereka pun sudah tak sabar ingin melihat siapa sosok Farel yang ini hehe (Ketawa licik)." Kata Farel palsu. "Untuk Farel dan Revan, apakah kalian ingat dengan suara ini hahaha?" Tanya Farel palsu. "Apa!!! Suara itu kan..." Farel dan Revan tertegun. "Haha! ternyata kalian ingat, yah inilah wujud asliku dan aku juga musuh dari para tujuh ksatria bintang, aku adalah Vilominus." Jelas Farel palsu yang kini menjadi Vilominus. "Astaga....jadi selama ini kita telah tertipu dan terjebak mentah-mentah!" Sesal Samanta.

"HAHAHAH!!.... kalian memang bodoh kalian tak sepandai nenek moyang kalian rupanya, seharusnya kalian bisa merasakannya bodoh hahaha!!!" Tawa Igoramus. Para bintang merasa rendah di hadapan dua musuhnya, namun Viona mencoba menenangkan. "Sudah tak apa, itu sudah berlalu sekarang kita telah bersatu jadi saatnya kita menunjukkan kekuatan kita yang sebenarnya pada mereka." Kata Viona sambil tersenyum. "Claraus..." Terucap dari bibir masing-masing enam anggota bintang yang lain. "FORMASI BINTANG!!!" Viona berteriak.

"Siapp!!" mereka serempak, tanpa latihan pun mereka bisa membuat formasi itu sendiri. Pertarungan pun di mulai, mereka saling jual beli serangan, perlawanan yang hebat terus di tunjukan oleh para musuh namun para tujuh bintang tak mudah menyerah, DAM...DARRR...BESSS...DUMM... dentuman demi dentuman menggelegar namun pada sisa kekuatan akhirnya dengan penuh perjuangan dan menyatukan kekuatan tujuh bintang pun berhasil menumpas musuh mereka.

Akhirnya pertarungan pun berakhir, tujuh bintang tak menyangka bisa mengalahkan musuhnya, mungkin inilah hasil dari kerja sama yang apik, saling percaya dan saling memotivasi, walau awalnya mereka saling menghilangkan kepercayaan mereka, namun itulah persahabatan, tak ada yang namanya kedewasaan kalau tak ada masalah. "Oke guys waktunya kita pulang dan untuk Revan dan kawan-kawan kalian akan diberi sanksi karena sudah melanggar aturan mengerti." Kata Viona.

"Hehe iya-iya lo tenang aja kita pasti bakal jalanin hukuman itu kok!" Kata Revan dengan penuh semangat sambil memberikan salam jempol pada Viona namun Viona hanya tersenyum.

Ternyata lo manis juga ya Vi....kata Arjuna dalam hati lalu dia pun ikut tersenyum. "Eh Vi bentar, kemarin lo ngapain aja kayanya lama banget cari rombongannya Revan?" Tanya Elang. "Iya Vi kita itu khawatir tahu ngga sama lo, awalnya kita pikir lo ngga bisa nemuin jalan keluar." Sambung Mawar.

"Hem makasih sebelumnya kalian udah perhatian sama gue, gue minta maaf karena udah bikin kalian khawatir gue Cuma mau jaga Kaira dan Kinan biar mereka baik-baik saja. Kalian kan juga tahu siapa aku, mmm mending sekarang kita siap-siap pulang aja." Ajak Viona. "Oke siap Kak Vio yang dingin kaya es batu hehe!" Ledek Elang. Viona hanya menggeleng sambil tersenyum tipis, namun dia tidak tersinggung, memang itu nyatanya kan?.

Rombongan JEMI pun bersiap-siap pulang dan masuk ke dalam truck untuk pulang, sungguh pengalaman yang tidak akan terlupakan untuk mereka, akankah kisah mereka berlanjut hanya merekalah yang tahu dan hanya merekalah yang akan mengukir pengalaman baru mereka nanti.

"I can survive this far, because behind me there is always the greatest friend...."