Chereads / The Legend Of Seven Star Knights / Chapter 8 - Sang Pemburu

Chapter 8 - Sang Pemburu

Hari itu nampak cerah seperti biasanya, hari-hari yang begitu panjang telah mereka lalui bersama, tentunya tak tertinggal dengan kisah-kisah seru yang mereka alami. Para bintang kini dalam keadaan yang cukup baik, setelah melewati pertempuran panjang bahkan.. ya mereka telah kehilangan sosok amat berharga bagi mereka, si bintang biru. Kepergian bintang biru membuat kepedihan sendiri di hati mereka dan kini mereka hanya tinggal berenam.

Alam pun seperti ikut bersedih atas kepergian Altania Viona Ilazar, semenjak 2 bulan yang lalu, para bintang pun mulai terbiasa menjalani kehidupan normal mereka, ya sebagai murid AKALA. Tak banyak yang berubah dari mereka, hanya saja hampir semua warga sekolah kini mengetahui siapa jati diri mereka yang sebenarnya, namun hal itu tidak membuat mereka dijauhi, justru dengan hal itu semua orang bangga adanya pahlawan di dekat mereka.

Kadang terlintas dalam pikiran mereka ingin menyudahi semua ini, apalagi setelah kepergian Viona. Mereka kehilangan arah, tak tahu apa yang harus mereka perbuat untuk bintang ke depannya. Kenapa takdir begitu pahit untuk mereka rasakan, kenapa harus Viona yang pergi, satu sosok yang mungkin amat sulit untuk terganti. "Oke guys, gue masuk kelas dulu. Kelas udah mau dimulai." Kata Farel dengan sedikit canggung untuk memulai obrolan dengan para bintang walau dia tahu sudah tidak mapel.

"Gue juga kayanya harus pergi guys, ada hal yang harus gue selesai in sama Vera." Kata Sherin "Iya guys maaf ngga bisa lama-lama." Sambung Vera yang kemudian mereka pun berlanjut pergi. "Bagaimana denganmu Van? Apa kamu tidak ada mapel hari ini?" tanya Samanta "Ah! Engga kok, lagian mapel apalagi coba, ini kan udah akhir semester, kita juga udah PAT Kan heheheh!!!" jawab Revan dengan nada yang sedikit bercanda namun justru terasa asing bagi Samanta.

"Kalo kamu gimana Jun?" tanya Samanta "Gue mau ke taman aja." Jawab Arjuna dingin. Kemudian dia pun pergi meninggalkan Samanta dan Revan di kantin. "Sam kenapa lo ngga nglakuin apa-apa untuk Juna?" tanya Revan "Apa maksud lo?" tanya balik Samanta "Gue tahu kok, lo suka kan sama Juna? Lo ngga perlu lagi bohongin hati lo sendiri Sam, lo ngga perlu nyiksa hati lo sendiri. Masalah dia respon perasaan lo apa engga itu urusan belakangan, yang penting lo udah mau ngungkapin apa yang lo rasain itu udah lebih baik menurut gue." Kata Revan.

"Tapi Van, bukan itu masalahnya. Hati Juna bukan buat gue, gue tahu selama ini dia suka sama siapa dan sayangnya orang itu adalah sahabat gue sendiri." Kata Samanta "Viona kan? Asal lo tahu Viona ngga pernah ada perasaan sedikit pun untuk Arjuna, karena hati Viona selama ini hanya untuk Pandu, itu yang gue tahu selama ini, dan lagipun lo juga ngga boleh bandingin diri lo sama Viona. Ibu gue pernah bilang matahari dan bulan pun ngga bisa begitu saja dibanding-bandingin, toh mereka punya waktunya masing-masing untuk bersinar." Kata Revan.

Samanta pun hanya bisa terdiam mendengar penuturan Revan dan memeluknya. "Kejar dia, jangan nyerah Sam. Cinta itu tak pernah salah yang salah itu kita nya kenapa ngga bisa bertahan atau mempertahankan, kenapa ngga bisa berjuang atau diperjuangkan, ini hanya masalah dipilih dan memilih Sam, percayalah takdir itu bisa salah alamat asal lo tahu aja." sambung Revan dengan cengiran khasnya.

Samanta hanya bisa tersenyum kecil mendengar penuturan Revan, kemudian ia pun beranjak pergi untuk menyusul Arjuna, baru beberapa langkah ia pun kembali menengok ke arah Revan yang sedang duduk dan memandangi kepergiannya "Thank's Van." Kata Samanta sambil tersenyum, dan Revan pun hanya mengangguk pelan lalu membalas senyum sahabatnya itu. Samanta pun berlalu pergi "Hahhhhhhh cinta, satu hal yang rumit bahkan tak bisa dijelaskan oleh hati sendiri." Kata Revan pada dirinya sendiri.

Sesulit itukah bagimu melupakan sosok itu, begitu besarkah cintamu terhadap dirinya, tak adakah kesempatan untukku mengobati lukamu, apakah kau tak pernah mau melihatku disini? Itulah yang ada dalam hati Samanta selama ia berjalan menyusuri lorong sekolah menuju taman.

"Hai Jun?" sapa Samanta "Hai." Jawab Juna singkat "Apa yang sedang lo pikirin, tentang siapakah atau tentang apakah?" tanya Samanta "Tentang apa yang selama ini selalu membuatku merasa nyaman, damai bahkan bahagia hanya karena adanya dia." Jawab Juna "Viona... apa yang tak bisa membuatmu melupakannya? Begitu besarkah rasa sayangmu terhadapnya?" tanya Samanta "Entahlah Sam, untuk saat ini aku tak bisa menjelaskan apapun yang berhubungan dengan hatiku. Hatiku perlu bertanya pada sang Tuhan, kenapa? Kenapa harus dia yang Tuhan bawa terlebih dahulu untuk menemaninya." Kata Juna.

"Apakah saat ini kamu sedang melakukan kerelaan yang terpaksa? Bukankah itu akan menyusahkan jalannya menuju Tuhan? Bukankah Tuhan tidak menyukai orang yang munafik?" tanya Samanta.

"Sam, kau bertanya seperti itu seolah-olah kau tak pernah merasa kehilangan sesuatu kah? Aku mencintai Viona Sam! Apa kamu tidak tahu itu ha!" tanya balik Arjuna yang kini dengan intens menatap mata Samanta.

"Kehilangan? Kehilangan ku jauh lebih menyakitkan dari pada dirimu. Dalam waktu yang sama, aku kehilangan dua hal yang sangat berarti bagiku. Kehilangan sosok sahabat sejatiku dan kehilangan cinta dari orang yang aku sayang." Jawab Samanta sambil tersenyum dan meneteskan air mata ke arah Juna, entah mengapa Juna merasa bersalah atas apa yang telah ia tanyakan tadi, Juna mendekat dan memeluk Samanta. "Maafkan aku Sam, saat ini aku tak ingin siapa-siapa menggantikan posisinya. Aku terlalu menyanginya bahkan terlampau." Kata Juna.

"Teruslah dekat dengan perasaan itu Jun, aku tak akan memaksamu untuk menghapus memori-memori indahmu. Karena aku pun tak akan pernah menghapus apa yang sedang aku rasakan terhadapmu, ini terlalu sulit bahkan terlampau sulit." Kata Samanta.

"Samanta... Kamu terlalu baik untukku." kata Juna lirih sambil melepas pelukannya. "Jika memang aku terlalu baik untukmu, maka jangan terlalu jahat kepadaku Jun. Dari awal aku tahu ini salah, mencintai sahabatku sendiri. Namun apa dayaku bukan aku yang menciptakan perasaan ini Jun, aku hanya menerimanya. Entah siapa yang mengirimkan perasaan ini, aku sangat berterima kasih terhadapnya, telah menghadirkan perasaan ini untuk sosok di depanku. Walau aku sudah tahu jawabannya bahkan sebelum aku menerima, namun aku percaya Tuhan tak akan menjauhkan apa yang aku butuhkan dan apa yang baik untukku." Kata Samanta yang berdiri kemudian beranjak pergi.

"Perasaanmu tak pernah salah Sam, (langkah Sam terhenti) hanya saja bukan sekarang takdir itu akan menjadi sebuah kepastian yang utuh. Ada kalanya kamu harus mampu membedakan mana yang kamu butuh kan dan mana yang kamu inginkan, karena terkadang manusia mampu terjerumus akan keinginan hatinya sendiri Sam, yang bahkan membawa mereka pada kesakitan." Kata Arjuna.

"Dan manusia itu bukanlah aku Jun. Jika memang ini salah, lalu siapa yang harus aku salahkan? Diriku sendiri karena telah mencintaimu atau kamu yang masih saja belum ikhlas atas kepergian Viona? Atau bahkan aku harus menyalahkan Tuhan atas semua ini? Jun apa kamu tahu hal yang paling sulit dilakukan aku sekarang? bertahan....." kata Samanta yang kemudian berlalu pergi.

Arjuna pun hanya bisa termangu dengan apa yang ia dengar dari Sam. Di sisi lain, kematian bintang biru menjadi pertanda akan datangnya delegasi Rasi Orion seperti yang dijelaskan oleh kitab syrius. Para bintang pun belum menyadari akan hal itu sebab hati mereka belum berada pada fase tenang. Hari-hari terus berlalu, sekolah pun sedang mengadakan lomba untuk kenaikan kelas, di lapangan begitu ramai diisi oleh anak-anak yang sedang bertanding bola voli, begitu juga di gelora AKALA yang ramai diisi oleh kegiatan drama musical.

Namun di salah satu sudut sekolah tepatnya di taman duduk depan kelas, ada beberapa anak yang terlihat tidak menyukai keramaian dan sedang membincangkan salah satu hal yang serius.

"Ah! Jadi ini tempat mereka berada." Salah satu dari mereka membuka pembicaraan "Yaaa, tidak salah lagi. Aku mampu mencium bau mereka disini." Salah satu dari mereka menyambungnya "Kita harus bergegas menemukan mereka, lakukan penyamarannya. Ingat jangan sampai ada yang merasa curiga dengan kita." Kata salah satu dari mereka yang lebih dingin.

"Kau selalu saja dingin seperti biasanya Kai." Ledek salah satu dari mereka "Hahhhh kau ini, macam tak tahu saja sifat pemimpin kita ini Ra." Sambung salah satu di antara mereka lagi. Mereka adalah delegasi orion yang diutus untuk memburu para bintang aries, mereka terdiri dari Kaivar sang pemimpin pasukan, Ara, Daniel, Tetra dan Victor.

Kedatangan mereka lebih awal setelah mengetahui berita tentang kematian bintang biru. Kini mereka sedang berada di AKALA untuk melakukan sebuah misi pencarian sang bintang, karena mereka adalah salah satu rasi yang ditakuti seperti halnya nama mereka Orion (Sang pemburu). "Baiklah sudah cukup bercandanya, ayo kita mulai pencariannya." Perintah Kaivar "Baik!!!!" jawab mereka serempak yang kemudian melesat pergi dengan cepat.

Di lapangan sendiri terlihat satu sosok yang tak asing, Samanta, ia sedang duduk sendiri di lapangan rumput, mencoba merasakan semilir angin yang menerpanya lembut. Perasaan itu lama ia rasakan, sampai akhirnya ada rungu amanat yang harus ia dengar.

Pergilah ke Perpustakaan dan bawa kitab syrius lalu bukalah tentang bab Sang Pemburu, bacalah dan cermatilah tentang waktu. Berhati-hatilah, kebaikan mereka adalah asing bagi bintang, adanya mereka adalah ancaman bagi bintang. Itulah yang Sam dengar sampai akhirnya ia berkata lirih "Viona.." Samanta pun langsung bergegas menuju ke Perpustakaan sesuai dengan perintah Viona.

Di lorong Perpus ia berpapasan dengan salah satu geng baru di sekolahnya yang bernama Divion, namun Sam tak menggubris apapun tentang geng itu, karena selama mereka terbentuk tak ada satu pun masalah yang mereka perbuat.

Namun anehnya salah satu anggota Divion menyunggingkan senyuman saat berpapasan dengan Samanta, adakah makna tersendiri dari senyuman itu?. Sam pun tak menyadari akan senyuman itu, ia pun memasuki Perpus dan mencari tempat duduk ternyaman, ia pun memilih di dekat jendela. Sam pun mulai membuka kitab syrius dan mencari bab yang Viona katakan, mulai membaca dan mencermati.

Setelah kematian sang pemimpin adalah kebangkitan bagi rasi Orion untuk menjadi penguasa para rasi yang lain. Aries merupakan penjaga kami para rasi bintang, karena rasi Aries merupakan titisan sang sunan bintang ke enam dalam bentuk hewan Domba jantan. Apabila sunan ke tujuh belum menampakkan dirinya, binasalah kami. Karena sang pemburu akan tiba, mereka hampir membunyikan genderang perang kepada kami.

Sunan bintang? Apa itu? Yang aku tahu hanya sunan raga pemilik binatang legenda tetapi kenapa ini ada yang namanya sunan bintang? Dan kenapa orion sangat ditakuti, dan kenapa pula rasi kami menjadi rasi bintang penjaga? Dan siapa sunan keenam dan ketujuh itu? tanya Samanta pada dirinya sendiri, kemudian ia melanjutkan bacaannya.

Rasi kalian para keturunan ke tujuh merupakan rasi terakhir, walaupun kalian memiliki keturunan nanti, keturunan kalian akan menjadi manusia biasa begitu juga dengan kami. Orion kini semakin dekat, bulan ini adalah bulan para anjing yang lebih mirip ke bentuk serigala turun. Mereka mengirimkan pasukan itu untuk mencari keberadaan kalian. Para serigala itu hanya ada 5, musuh sebenarnya yang harus kalian hadapi adalah sang pemanah atau Orion sejatinya. Anak panah yang tak pernah salah dalam menghunus jantung mangsanya. Temukan mereka sebelum mereka menemukan kalian, mereka yang tak suka keramaian, mereka yang selalu tunduk dalam satu perintah.

Itulah kalimat terakhir yang Sam baca sebelum akhirnya kitab itu menutup sendiri, Sam pun tercengang atas apa yang dituturkan oleh kitab syrius. Ia pun memandang ke arah luar jendela, namun anehnya di kaca jendela itu terdapat ukiran pertarungan antara 2 hal besar yang sedikit tidak asing. Saat Samanta mencoba memegang ukiran itu, ukiran itu menghilang dengan sendirinya.

Kejadian aneh kini kembali Sam rasakan, ia pun keluar dari Perpus dan bergegas mencari 5 bintang yang lain. Tak lama kemudian Sam menemukan para bintang sedang duduk di taman. "Guys! Ada hal yang harus kalian tahu. Ini tentang rasi bintang Orion!" Kata Samanta "Emang ada apa dengan rasi itu Sam? Apa telah terjadi sesuatu yang belum kita ketahui?" tanya Sherin.

"Iya ada Rin. Gue baru aja buka dan baca kitab syrius ini, dan ternyata disini memang dijelaskan bangkitnya satu rasi bintang yang kemungkinan sangat ditakuti oleh rasi bintang yang lain. Yaitu rasi sang pemburu, orion." Jelas Samanta "Lalu apa hubungannya dengan kita Sam?" tanya Revan "Disini dijelaskan bahwa setelah kematian sang bintang biru, adalah awal kebangkitan rasi bintang orion, dan waktu mereka bangkit adalah di bulan ini guys!" Jelas Samanta "Jadi maksud lo setelah kematian Viona, mereka akan segera datang kesini? Lalu apa yang membahayakan buat kita Sam?" tanya Farel.

"Rasi ini adalah rasi pemburu bintang penjaga, dan kalian tahu kitalah bintang penjaga, Rasi Aries. Kita bertugas melindungi dan menjaga seluruh rasi yang ada di jagat raya ini. Sebelum kita musnah, rasi orion akan sulit menguasai seluruh rasi guys, maka dari itu, tugas kita selanjutnya telah menanti." Jelas Sam.

"Astaga kenapa begitu besar tantangan kali ini. Apakah memang tidak ada hal yang bisa mencegah kedatangan mereka?" tanya Arjuna "Entahlah Jun, orion sendiri telah mengirimkan pasukan serigalanya untuk datang mencari kita. Aku pun tak begitu paham, di kitab ini hanya dijelaskan ada 5 serigala yang sedang memburu kita. Sebelum mereka menemukan kita, kita harus lebih dulu menemukan mereka. Mereka yang tak suka keramaian, mereka yang hanya akan tunduk pada satu perintah." Jelas Sam.

"Berarti sekarang kita harus semakin waswas, karena kemungkinan ini baru pasukan kecil saja. Ada kemungkinan besar delegasi Orion yang sebenarnya akan segera datang entah kapan itu." Sambung Vera.

"Jadi sekarang apa yang akan kita lakukan untuk berjaga-jaga Sam?" tanya Revan "Entahlah Van, gue juga ngga tahu untuk masalah ini. Berlakulah seperti biasanya saja agar tidak mengubah semuanya yang sudah menjadi kebiasaan. Apapun yang akan terjadi kita hadapi bersama, walau kita hanya berenam bukan berarti kita lemah, kita adalah rasi bintang penjaga yang dihormati di seluruh rasi di jagat raya, kita harus bisa melindungi mereka, karena kita adalah keturunan rasi bintang Aries yang terakhir." Jelas Samanta.

"Baik!!" jawab mereka serempak. Saat mereka sedang serius mengobrol, tak lama kemudian datanglah rombongan yang tak asing bagi mereka, ya Divion. "Guys kita kedatangan tamu rupanya." Kata Farel "Aaaahhhh bukankah itu Divion, salah satu geng yang terbentuk baru-baru ini?" tebak Vera "Mau apa mereka mendekat ke arah kita? Apa mereka mau buat masalah sama kita?" kata Revan "Jangan salah sangka dulu, mungkin mereka bermaksud baik." Sanggah Samanta "Hai! Guys.. sedang apa kalian disini?" sapa Tetra.

"Aaaahhh kami hanya sedang mengobrol saja." Jawab Samanta "Oh iya gue lupa, kami ini adalah..." "Divion." Jawab Vera sebelum mereka memperkenalkan diri "Ya!! Itu dia. Gue Tetra, ini Ara, Daniel, Victor dan Kaivar." Kata Tetra, namun anehnya Kaivar begitu intens memandangi Samanta dan hal itu membuat Sam merasa risih "Ada keperluan apa kalian kesini?" tanya Revan yang sedikit sebal "Weeeelll jangan gitu dong, kan ada tuh peribahasa tak kenal maka tak sayang kan, jadi kenalkan diri kalian dulu dong." Kata Victor.

"Ah iya kami sampai lupa, ini Revan, Farel, Vera, Sherin, Arjuna dan gue Samanta. Panggil aja gue Sam." Jawab Samanta sambil tersenyum "Mmmmm, apa kalian memang hanya berenam?" tanya Daniel, para bintang yang mendengar pertanyaan itu, mengernyitkan dahi mereka. Seolah-olah mereka bertanya kenapa Daniel mempertanyakan hal itu. "Kenapa? Ada apa? Apa pertanyaanku ada yang salah?" tanya Daniel.

"Ah tidak kok, dulu kami bertujuh namun teman kami yang bernama Viona sedang pergi." Jawab Samanta "Ke mana dia?" tanya Victor "Heh!! Lo itu siapanya kami ha! Tanya seperlunya aja dong!" bentak Revan.

"Sudah Van tenang, mmm maaf kami tak bisa menjelaskan karena itu adalah privasi sahabat kami dan kami harus menjaga itu." Kata Vera "Ah begitu yaa, oh ya ngomong-ngomong nama kalian cukup terkenal di sekolah ini. Kenapa bisa begitu?" tanya Tetra, belum sempat menjawab Samanta mendapatkan rungu amanat kembali..

kebaikan mereka adalah asing bagi kita, adanya mereka adalah ancaman bagi kita. Ingat Sam berhati-hatilah dalam bertindak, jangan menjelaskan apa pun tentang kita kepada orang yang baru kalian kenal...

"Viona....(Sam berkata lirih) mmm maaf kami tak bisa berlama-lama di sini, kami ada urusan yang harus kami selesaikan."Jawab Sam. Samanta pun mengajak para bintang untuk meninggalkan tempat itu "Hei tunggu!! senang bertemu denganmu Sam." Kata Kaivar.

Sam pun hanya menoleh dan tersenyum lalu pergi bersama para bintang. Kaivar merasakan sesuatu yang aneh saat melihat senyuman itu, begitu juga dengan Arjuna yang merasa tidak menyukai perlakuan Kaivar terhadap Samanta yang terlihat lebih intens. "Akhirnya pencarian kita selesai, merekalah para bintang penjaga." Kata Ara "Sekiranya kapan kita mulai beraksi Kai?" tanya Victor.

"Aaaahhh tak perlu waktu yang lama, hari ini juga kita akan memulai peperangan itu." Kata Kaivar dan kemudian mereka pun melesat pergi. Waktu terus berlalu akhirnya libur akhir semester pun tiba, namun sampai saat ini belum ada hal besar yang terjadi pada para bintang, mereka masih berlaku wajar seperti biasanya. Untuk seminggu kedepan kemungkinan para bintang akan menghabiskan waktu mereka di rumah masing-masing sebelum menuju agenda bersama di minggu berikutnya.