Chapter 29 - 29 Notutura

Melangkah di antara semak belukar. Menyibak pertanyaan demi pertanyaan.

Regita menatap Ribusah penuh makna.

"Ada apa dengannya?

Ku perhatikan sejak tadi ia hanya diam saja!".

"Apakah kah kau baik-baik saja, Ribusah?".

"Hmm. Ya!

Ada apa?"

Ribusah pun menoleh dan menatap dingin Regita.

Bertatap mata. Tatapan Ribusah terlihat seakan begitu tajam dan berapi, sehingga Regita mengeluarkan Rasa Waswas nya.

"Aku harus hati-hati!".-Batinnya.

Saat ini Perubahan Sikap pada Ribusah begitu terasa, Regita pun membuang pandangannya.

"Hmm. Apakah Jiwa kutukan itu saat ini benar-benar telah menguasainya?

Apakah Sel itu tak Berfungsi?

Ahhh. Entahlah!".

Regita pun mencoba meredam Gejolak pikirannya.

"Tidak sepatutnya aku berpikir yang tidak-tidak padanya.

Ya. Benar!

Tidak mungkin Ribusah tega melukaiku!

Dia kan Saudaraku!".

Regita pun merekahkan senyumannya, lanjut berkata.

"Hmm. Syukurlah!

Saat ini aku benar-benar Khawatir padamu!

Oh iya. Yang ada di tanganmu ini Simbol apa ya?".

Regita mengeggam tangan Ribusah kemudian menatap Simbol itu.

Langkahnya pun terhenti, begitu pun dengan Regita.

Mereka pun menatapnya bersama.

Seketika Ucapan Sesosok Wanita misterius yang menemuinya di Ruang Dimensi itu kembali bersarang di benaknya.

"Aku adalah VULA.

Dewi Bulan penguasa Kegegelapan!

Akulah yang telah mewariskan Kekuatan itu Padamu!".

"Hmm. Aku tak tahu ini Simbol Apa!".-Sahut tandas Ribusah.

Nampak terlihat penasaran di wajahnya. Regita pun mencoba menggali informasi tentang keberadaan Tanda Kutukan itu.

"Hmm. Apakah seseorang telah memberikanya padamu?".

Regita pun kembali melangkah meninggalkan Ribusah.

"Aku tak tahu!

Tanpa ku sadari, tiba-tiba Simbol ini ada begitu saja!".-Sahut Ribusah Seraya melangkah.

"Hmm. Apakah Ribusah sedang menutupi sesuatu? Atau ia benar-benar tak mengetahuinya?".

"Hmm. Jika ku perhatikan, sepintas Simbol itu sama seperti Tanda Kutukan VULA!".-Terang Regita.

Ribusah pun terkejut kemudian membatin.

"Apakah Regita tahu tentang Tanda ini?".

Ribusah pun mempercepat langkahnya kemudian menatap wajah Regita.

"Simbol VULA ya!".-Seru Ribusah.

"Ya. Konon tanda itu pernah di miliki Leluhur kita.

Mmm. Benar!

Sangat mirip seperti tanda yang ada di lenganmu itu!".

"Leluhur kita ya?

TADULAKO?".

"Ya. Benar!

Apa kau juga sudah mengetahui tentang nya?".

"Ya. Sedikit tahu!

Bisakah kau Ceritakan padaku?".

Regita pun tersenyum kemudian berkata.

"Hmm. Baiklah!

Dengarkan baik-baik ya!

Sebab aku takkan mengulanginya!".-Tegasnya.

Ribusah pun menaikan Alisnya seraya tersenyum.

"Hmm. Baiklah!

Oh iya. Tunggu!

Sebelum kau ceritakan.

Bolehkan aku pinjam pinsilmu?".

Regita pun tertegun kemudian menatap keheranan.

"Pensil?

Buat apa?".

"Buat mencatat!

Supaya aku bisa mengingatnya!".

"Hmmm!".-Gumamnya kemudian melanjutkan Langkah.

"Tak perlu kau catat!

Nanti ku berikan kau buku salinan milikku!".

"Benarkah?".

"Ya. Supaya kau bisa mempelajarinya!".-Tambahnya.

Ribusah pun tersenyum Riang.

"Terima kasih Kakak Regita yang Cantik dan baik hati!".-Ucap Lirih Ribusah.

Regita pun seketika terkekeh mendengar Ucapan Ribusah itu.

Kata itu mengingatkannya pada masa kecil mereka.

*** -Ingatan Regita-

"Ribusah!"-Rayu Regita.

Ribusah pun membuang mukanya.

"Hmm. Kakak punya Gola-Gola (Permen) nih!

Oh iya. Ribuyah, apa kau mau?

Ini, kakak berikan Semua untukmu!".

"Iya. Kak Aku mau!".-Sahut Ribuyah seraya berlari mendekati Regita.

Regita pun memberikannya pada Ribuyah Seraya berkata.

"Bilang apa?".

"Terima kasih Kakak Regita!".

Sahut manja Regita.

"Anak pintar!".

Regita pun tersenyum melihat Ribusah yang tengah Menoleh sedikit malu-malu.

"Kakak Masih punya banyak nih!

Hmm. Apa Ribusah Juga mau?".-Ucap lirih Regita seraya menyodorkan Tangannya.

Terlihat Lima Gola-Gola menumpuk di telapak tangannya.

Ribusah pun menganggukan kepalanya seraya berlari mendekati Regita.

Saat Ribusah kan megambilnya, Regita pun kembali menggenggamnya kemudian menautkan tangannya di belakang.

"Etttsss. Sebelum kakak Regita kasih bilang apa dulu ke kakak?".

"Terima kasih Kakak Regita yang Cantik dan Baik hati!".-Ucap Ribusah sedikit tersipu.

---

"Ternyata benar!

Dia masih Ribusah. Belum di Rasuki Jiwa kutukan itu!".

"Hmm. Ternyata kau masih mengingatnya ya?".

Lanjut Regita tertawa.

Ribusah pun ikut tertawa mengingat masa-masa itu.

"Ya. Aku masih menginggatnya!

Kakak Regita yang menyebalkan!".-Gerutu Ribusah.

Lanjut Regita Tertawa.

Balas ejekan Regita.

"Kau itu yang masih kecil menyebalkan!".

"Hmmm!".-Gumam Ribusah.

"Apakah kau tahu?

Saat kecil kau selalu merepotkanku!

Kerjanya Nangis, titahnya minta ampun. Cari Toko'o lah. Tangkap Kunang-kunang lah. Apa kau ingat semua itu?".-Tambahnya.

Ribusah pun tertawa dan menyeringai Regita.

"Ah. Sudah. Sudah!

Aku malu, jika terus mengingatnya!".

"Hmmm. Iya. Aku yang sesak!".-Tandas Regita.

Di Balas Ribusah dengan tertawa.

"Hahaha!

Baiklah. Kalau begitu ayo kita mulai Ceritanya".

"Hmm. Baiklah!

TADULAKO adalah GALARA terkuat yang pernah ada, Sekaligus Leluhur kita.

TADULAKO memiliki Empat saudara Bernama

1.BULAVA (Perempuan)

2.VUNGAKODI (Perempuan)

3. TINOSIA (Perempuan) dan Si bungsu.

4. SIGAVU (Laki-Laki)

Mereka Berlima adalah keturunan terakhir dari Suku TENDE. Suku terkuat yang pernah menginjakkan kaki di Bumi KALEDO!

Sepanjang hidupnya Tadulako dan Keempat Adiknya menguasai Tanah KALEDO. Mereka merupakan petarung Tangguh.

Tak ada yang bisa mengalahkan mereka sepanjang sejarah.

Konon mereka Berlima pernah mengalahkan sepuluh Raja Hewan Belantara.

Dari kesepuluh yang mereka kalahkan, TADULAKO lah yang mengalahkan KALOA (Raja Gagak. Raja Terkuat Ketiga Belantara)  dan TAVEVE (Raja Singa. Raja terkuat Kedua) sehingga kekuatan Kutukan kedua itu ada pada Tadulako.

Sebelum mereka semua meninggal, Kekuatan yang mereka miliki di warisakan pada keturunannya dan sampai padamu dan Ribuyah.

Saat itu, Kekutan itu menjadi incaran banyak Orang, sama seperti Guma yang kau miliki.

Guma itu adalah miliknya yang terjaga turun temurun.

Namun Empat di antaranya Ia bagikan Pada Keempat Adiknya".

"Hmm. Seperti itu ya!".

"Benar!".-Seru Regita.

"Hmm. Apakah semua keturunan dari keempat adiknya masih Ada?".

"Aku tak tahu pasti!

Namun dari hasil penelusuran Pawata, sampai saat ini hanya keturunan dari VUNGAKODI dan SIGAVU yang tak ia temukan keberadaannya".-Terang Regita.

"Hmm. Pawata benar-benar hebat ya! Dari mana Ia tahu kalau mereka adalah keturunan Murni dari Kelima itu?

Apakah ada Petujuknya?"

Regita pun tersenyum kemudian berkata.

"Ya. Semua itu di kenali Dari Sel yang mereka miliki dan Warna pada Kedua Bola Mata nya!".

"Sel Dan Warna Bola Mata?".

"Ya. Kau tak menyadarinya kan?

Hmm. Lihatlah Perubahan Pada Warna Bola matamu!".

Regita pun memberikan Sebuah Cermin Pada Ribusah.

Ribusah pun terkejut melihat kebenaran itu.

Pasalnya saaat ini ia tak menyadari perubahan pada Warna Kedua Bola Matanya.

"Hmm. Tunggu!

Mengapa berbeda?

Bola Mata kalian hanya Sebelah yang berwarna Merah. Apakah ada penjelasan dari itu?".

"Ya. Itulah yang membedakan Kemurnian Keturunan Dari semuanya".-Terang Regita.

Lanjut Keterangan Regita.

"Sama Seperti aku.

Mata milik ku hanya Sebelah yang berevolusi!

Karena Ayahku bukan berasal dari Keturunan TADULAKO.

Berbeda denganmu, Ribuyah dan Dwi murti. Kalian adalah keturunan murni dari TADULAKO".

"Hmm. Aku mengerti!

Seperti itu ya!".

Lanjut Regita.

"Ya. Dan Semua anak keturunan mereka ketika menginjak Usia Tujuh belas Tahun Perbuahan pada Warna Bola matanya mulai Terjadi.

Yang membedakannya hanya Warna dari masing-masing mereka.

Semua anak keturunan TADULAKO Evolusinya menjadi warna Merah.

Sedikit berbeda dengan adiknya "BULAVA". Mereka memiliki Warna Merah Muda seperti Warna Mata yang dimilik Sun, Sando, Bobo, Cira, Janggo, Sabo dan Ratojeng.

Sedangkan anak keturunan dari TINOSIA memiliki Bola mata Berwarna Kuning Terang.

Lihatlah warna Bola Mata milik Rata!".

"Hmm. Aku benar-benar baru mengetahuinya!".-Takjub Ribusah.

"Hmm. Perlu kau ketahui Ribusah. Semua Pengetahuan itu hanya dimiliki anak keturunan dari TADULAKO!".-Ucap Regita dengan Nada Tandas.

"Mengapa demikian?".

"Karena semua Informasi itu hanya tertulis di sebuah buku dan Prasati milik TADULAKO!".-Terang Regita.

"Hmm. Aku benar-benar takjub mendengarnya!".

"Ya. itulah Kelebihannya.

Dari yang tertulis, Dua keturunan yang tersisa juga memiliki Warna mata yang berbeda.

VUNGAKODI berwarna Hijau.

Dan SIGAVU berwarna Biru terang. Namun hingga kini, dua Dari keturunan itu belum diketahui keberadaannya".

"Apa alasannya?

Karena mereka tak punya keturuanan atau Karena lain hal?".

"Semua itu masih menjadi Misteri. Konon, Semenjak Mereka Berlima meninggal, Semua anak keturunan mereka sangat di Rahasiakan.

"Hmm. Karena alasan Eksperimen Rekayasa Genetika itu ya?".-Potong Ribusah.

"Ya. Benar!

Mereka memburu Sel Genetik dari Anak keturunan dari Kelima Suku TENDE.

Tujuannya adalah untuk menciptakan Kloning dan di jadikan Galara.

Itulah alasanya mereka menyebar dan merahasiakan Identitas mereka. Sama seperti kita.

Hingga kini tak banyak yang tahu Identitas kita!".

"Hmm. Begitu ya!".