-DI BARUGA-
Semua anggota telah berkumpul, makanan telah tersaji.
Duduk melingkar seraya menunggu perintah.
"Hari ini kita kedatangan Tamu penting. Perkenalkan, ini adalah Ribusah.
Ribusah lah yang telah menolongku!
Oh iya. Semua makanan sudah Siap. Ayo kita mulai Ritualnya!".-Tutup Ranggo.
Ritual pun selesai.
Duduk bersilah seraya menatap Ribusah.
"Hmmm, Jalan keluar dari belantara ya?".-Ucap Ranggo.
"Ya. Apa kau tahu?".
"Yang ku tahu hanya ada satu jalan keluar dari belantara ini!
Barat belatara!
Butuh kekuatan untuk sampai kesana. Selain jauh, di sepanjang jalan dipenuhi para Durjana".-Terang Ranggo.
Tiba-tiba datang Dua orang anak memeluk Ranggo.
"Ayah!".
"Oh iya. Kenalkan ini adalah anakku!
Sora dan Rumanda!".
Ribusah pun ikut tersenyum melihat senyuman Sora.
Sora pun berkata.
"Nama kakak siapa?".
"Aku Ribusah!".
"Oh iya. Ribusah. Tinggalah beberapa waktu disini, ada sebuah kekuatan yang ingin ku berikan padamu!".-Ucap Ranggo.
Bertahun-tahun hidup dengan Suku RAY, Ribusah banyak belajar dari Ranggo.
Saat ini Ranggo benar-benar telah menganggapnya Ribusah menjadi bagaian dari Keluarganya.
***
Melangkah seharian, mencari Makanan dahaga pun mulai terasa.
Bercucur peluh, duduk di tepi sungai sambil menguras lelah. Canda tawa tercipta.
Ribusah berdiri menatap mereka kemudian berkata.
"Selama ini Aku iri pada kalian! Hidup penuh cinta, saling menjaga dan habiskan waktu bersama!".
Seketika Mereka tertegun.
Lanjut Ribusah Berkata.
"Aku teringat saat bersama ayah, ibu dan kakak!
Menghabiskan Waktu bersama!
Indah!".
Tiba-tiba Rumanda datang bersimbah darah membuat mereka serentak Terkejut.
"Ayah. Gawat! Gawat!".
Ranggo pun bangkit dan mendekap Rumanda.
"Kamu kenapa?".
"Adik! telah di culik seseorang!".
Seketika Ribusah Bangkit dan menghunus pedangnya.
Janggo pun mencekal langkahnya dengan mengenggam tangan Ribusah.
Ribusah pun menatap Ranggo penuh makna, kemudian berkata.
"Ada apa?".
"Biarkan!".-Ucap Ranggo.
"Mengapa? Kita harus menyelamatakan Sora!".-Teriak Ribusah.
"Hmm. Percuma!
Kau akan mati jika mengejarnya!".
Tak peduli dengan perkataan Ranggo.
Ribusah pun belari memulai langkahnya membuat Genggaman Ranggo terlepas.
Di antara pohon perkasa, Ribusah berlari dengan sekuat tenaga.
Saat tiba di sebuah lapang, Ribusah terkejut seraya menangkis serangan tiba-tiba dari dua orang anggota kelompok itu.
Berjubah Kuning. Berdiri Menatap tajam kearah Ribusah.
"Kembalikan Adikku!".-Ucap Ribusah seraya melangkah.
Dua lelaki itu menyerang Ribusah secara Bersamaan dangan Menyabetkan pedang.
Sungguh Pertarungan yang sangat singkat.
Hanya Dengan Satu Gerakan Dua lelaki itu jatuh tersungkur.
Belati Ribusah mengani tepat jantung mereka.
Ribusah pun melanjutkan pengejarannya.
"Biadap!".
Apa sebenarnya tujuan mereka?".-Ucap Ribusah penuh amarah.
Langkah Ribusah pun terhenti di tepi jurang.
"Sialan!
Mereka berhasil melarikan diri!".
Kalut. Berkekuk lutut, Berjubah Api. Ribusah pun berteriak Sekuat tenaga.
Tak lama kemudian Ranggo tiba dengan beberapa anggotanya.
Mendapati Ribusah sedang mematung.
"Apa kamu baik-baik saja Ribusah?".
"Ya. Mereka berhasil melarikan diri!".
Seketika Ribusah bangkit kemudian melangkah ke tempat pertarungannya.
"Ikuti aku!".
Bertekuk seraya membuka jubah penutup kepala.
"Apakah kalian mengenal wajah mereka?".
"Ya. Salah seorang itu bekas Galara di kerajaan kami!"-Tandas Ranggo.
Ranggo pun melangkah seraya berkata.
Ayo kita kembali!".
"Pulang. Kemudian sembunyi?
Sampai kapan?
Sampai kalian habis tertangkap!".
Saat ini Ribusah sedang di selimuti Amarah.
Mendengar Ucapan Ribusah, langkah Ranggo pun terhenti.
"Kau tak mengerti Ribusah!".
"Pradugamu Salah!
Aku benar-benar mengerti perasaan itu!
Cinta? Atau untuk menghindari jumlah korban hingga kalian pasrah dan terus sembuyi?".
Ribusah pun bangkit lanjut berkata.
"Mau sampai kapan!
Sampai semua anak-anak habis mereka ambil?
Itu yang salah Ranggo!
Pergilah. Teruslah sembunyi!
Hari ini Sora. Besok mungkin Rumanda dan Anak-anak lainnya!".-Tandas Ribusah.
"Kau benar-benar tak mengerti, Ribusah!
Semua ini kami lakukan karena Janji!".
Ribusah pun terkejut.
"Janji?".
"Ya!
Sesorang telah membantu kami untuk kabur dari kerajaan dengan satu Kesepakatan, setiap bulannya kami harus memberikan Seorang anak dari suku kami untuk dijadikan Objek penelitian.
Awalnya kesepakatan kami Anak-anak itu akan dikembalikan saat penelitiannya selesai.
Tapi hingga saat ini mereka tak pernah kembali!".
"Biadab!".
"Siapa Orang itu?".
"Dia bernama Ojo!".
"Ojo?".
"Ya. Ia berasal dari Suku TAPA.
Ia saat ini adalah Galara di kerajaan kami!
"Ojo ya!
Apakah Ojo punya hubungan dengan kelompok itu?".
"Ya. Ia adalah mata-mata dari kelompok ini di kerajaan kami!".-Terang Ranggo.
"Apa sebenarnya tujuan mereka?".
"Aku tak tahu!
Sepertinya Ojo dan kelompoknya ingin menghancurkan kerajaan VONGGI!".
Ribusah sangat Gusar Mendengar Ucapan itu.
"Menghancurkan Kerajaan VONGGI?".
"Ayo Kita kembali!".-Ucap Ranggo seraya melangkah.
"Ya. Pergilah!
Berjanjilah padaku untuk tidak menjadi pengecut!".
Langkah Ranggo pun kembali terhenti.
Kemudian berkata.
"Sudah lupakanlah!
Terimalah, Inilah kenyataan!".
Ribusah pun melangkah kerah Ranggo penuh Amarah.
"Ranggo. Ketahuilah!
Aku adalah Ribusah. Putra dari Raja Jack!".
Seketika Mereka terkejut kemudian menoleh kearah Ribusah.
"Pangeran Ribusah?".
Ucap mereka serentak.
Seketika Ranggo tertegun.
Ia pun menoleh seraya menatap Ribusah.
"Pangeran Ribusah?".-Ucap Ranggo dengan lirih.
Seketika Ranggo dan Anggotanya Menundukan kepala melakukan pengormatan.
"Maafkan kami pangeran Ribusah!".-Ucap Ranggo.
"Semenjak kematian ayah. Aku dan Ribuyah diusir oleh Dwi Murti dari kerajaan.
Kami diuber dan ingin dibunuh.
Saat ini aku dan Ribuyah berpisah, berjanji untuk mencari kekuatan!
Hingga tiba saatnya kami kembali membalas dendam ini dan merebut kembali Kerajaan dari tangan biadab-biadab itu!.
"Aku tak menyangka bahwa anda masih Pangeran!".
Ranggo pun menggenggam tangan Ribusah Seraya menegadah.
"Sebentar lagi petang akan tiba!
Ayo kita kembali Pangeran!".
"Tidak. Aku harus pergi!
Tempatku bukan disini!
Kalian Berjanjilah padaku untuk tetap memegang teguh Sumpah Galara!".
Sejenak mereka terdiam.
Kemudian berkata lantang.
"Ya. Kami akan berjanji!".
Ribusah pun pergi.
Banyak pesan yang terucap.
Hari itu adalah sebuah perpisahan yang sungguh berat bagi mereka.
"Berjuanglah Pangeran Ribusah!
kami berharap yang terbaik untukmu!".
***
-Markas KALIKIT-
"Lapor!
Tim 'T' sudah kembali!".-Ucap Tonggu.
"Apakah kau berhasil menangkap Anak Itu?".-Ucap Gora.
"Ya. Kami berhasil menangkapnya!".
"Bagus! Bawa dia Ke Laboratorium!".
***
-Wilyah Selatan Belantara -
Matahari dan bulan telah bertukar tempat.
"Bergerak!".-Perintah Seorang pemimpin kelompok itu.
Memakai jubah berwarna Biru dan mengenakan Topeng bercorak Putih.
Menyusup di sela pepohonan.
Ranggo pun telah menyadari punyusupan Mereka.
"Rumanda. Bangunlah!".-Ucap Lirih Ranggo
"Ada apa ayah?"
"Kelompok itu datang lagi!
Mereka ada di depan!"
Dengan langkah hati-hati Ranggo menuntun Rumanda ke tempat persembunyian nya.
"Rumanda. Apa pun yang terjadi, jangan keluar ya!".
Menggenggam Sebuah belati.
Berdiri di selah dinding, menunggu kedatangan Dua Penyusup itu.
Dua penyusup itu pun telah menyadari bahwa saat ini Ranggo telah menunggu kehadiran mereka di balik dinding itu.
Saat kedua Penyusup itu melewatinya, Ronggo pun menikam keduanya tepat Di dada.
"Ranggo serahkan anak itu!".
Ranggo pun terkejut, melihat Dua lelaki itu yang tak bereaksi sedikit pun.
"Hah? Apa yang terjadi?
Padahal Aku benar yakin belatiku telah menusuk Organ Vitalnya".
Serangan dari arah belakang.
Ia pun tak menyadarinya.
Ranggo pun jatuh dan tak sadarkan Diri.
Ternyata Dua lelaki itu adalah sebuah Jebakan untuk mengalihkan konsentrasi Ranggo.
"Bagus!
Kita berhasil mendapatkan Sel Gen-nya!
Hilangkan semua Jejak, Jangan sampai ada yang tersisa!".
"Baik!".
**
Di bawah pohon perkasa merebah lelah.
Tiba-tiba Burung Gagak datang membawa kabar pada Ribusah.
"Saat ini belantara bagian selatan sedang terbakar!".
Ribusah pun terkejut kemudian bangkit.
"Apa yang terjadi?".
"Semalam telah terjadi sebuah ledakan yang begitu besar.
Aku pun mendekati Wilayah itu.
Ku lihat semua wilayah selatan Sebagian besar telah habis Terbakar!".
"Apa kau tahu siapa pelakunya?".
"Aku tak tahu!".
"Baiklah, Ikuti Aku!".
Mereka Pun bergegas pergi meliahat keadaan.
Dari kejauhan terlihat asap hitam dan kobaran Api melahap yang masih tersisa.
"Apa yang terjadi?".
Langit kelam, tanah dipenuhi mayat-mayat yang tergeletak.
Berjibaku di tengah kobaran api, Ribusah mengangkat satu persatu jasad yang ditemuinya.
Ribusah pun bertekuk, sambil menggenggam sebuah jasad Bocah.
"Aku tahu betul, mereka adalah orang-orang baik. orang-orang yang terusir para Durjana!
Mengapa ini semua terjadi?
Kesalahan apa yang mereka lakukakan hingga menanggung semua ini?
Terkutuklah dunia!".
***
-Markas KUNEON-
Melangkah tergesa-gesa.
Pawata menemui Regita yang sedang serius Menatap layar Monitor.
"Regita. Saat ini bagian Selatan Belantara sedang terbakar!".
"Apa yang terjadi?".
"Aku tak tahu!
Aku akan segara mengirim Tim 'RONE' untuk memeriksanya!
Saat ini mereka sedang bersiap!
Apakah kau punya misi khusus pada mereka?".
"Ya".-Ucap Regita seraya bergegas ke ruangan Anggota.
***
-Markas BLACK TENDE-
Mengenakan Juba Hitam dan Memakai TORU (Topi yang terbuat dari daun Lanu dan berbentuk Bundar).
"Bobo. Amatilah secara seksama!".
"Baik!".
"Kento, Paksi!
Misi kalian adalah mengevakuasi yang terisa!".
"Baik!".
"Tetaplah berhati-hati!
Bisa jadi para pelaku masih berada di lokasi itu".-Tutup Sun.