"Dia pasti memberi tips besar bukan?" Senyum lebar Starla nama yang Azalea kenal hari ini. Sesaat setelah Azalea menutup pintu mobil, di lihat dari luar Starla adalah wanita yang aktif terlihat dari semenjak berkenalan tadi ia tidak henti bicara, semua hal ia bahas dari mulai kedekatannya bersama Hera mantan pacar yang baru saja putus dua hari yang lalu serta masih banyak lainnya.
Azalea baru saja mengeluarkan uang tadi, Start langsung mengambilnya lantas dibagi-bagikan semua penghuni mobil termasuk Jef yang duduk di belakang.
Azalea melihat dari kaca mobil mereka yang berlalu-lalang, meninggalkan kebisingan di dalam mobil Starla yang bercanda sambil tertawa.
Mobil terus melaju kembali ke kafe.
"Harganya bisa tiga kali lipat gaji di sini! Kau tau siapa dia? "Azalea melihat Hera.
"Dia perancang sekaligus pemilik Leonidas sport," lanjut Hera lagi.
Azalea hampir saja menjatuhkan washlap yang ada di tangan.
"Pemilik Leonidas. Mobil sport itu?" pertanyaan mengulang. Sepertinya ia kurang informasi bagai mana bisa orang seperti itu ia tidak mengetahui.
Hera mengangguk. "Dia pelanggan tetap kita, Gedung itu salah satu miliknya." Ia menunjuk gedung yang tepat berada di sebrang kafe, gedung itu pula yang tadi menolak Azalea.
"Siapa yang sedang kalian bicarakan pemilik Leonidas? Oo.. Dia memang sangat tampan," Starla ikut berkomentar dengan nada menggelikan untuk didengar oleh orang lain.
"Aku dengar dia gay?" Hera dan Azalea saling melihat.
Starla membuka aplikasi ponsel mengetik nama Dhruv wilson. "Kalian tidak percaya padaku?"
Di sana terpampang jelas wajah Dhruv dan beberapa penggalan vidio, foto, serta berita. Vidio yang dibuka Starla adalah wawancara singkat Dhruv tentang kekasih.
"Dhruv kenapa kau tidak pernah membawa seorang wanita?" tanya seorang wartawan dengan mic yang berpindah ke arah Dhruv.
"Tidak ada yang ku suka," jawabnya singkat.
Wartawan wanita itu menutup mulut yang terbuka lebar seperti mengerti sesuat. Atau ia salah kira.
"See! tidak ada wanita yang dia suka! Ahh.. Aku ingin sekali jadi putri di samping pangeran, tapi pangeranku tidak suka putri!" Nada bicara Starla seolah tersiksa sambil ponsel ia dekap di dada.
Hera menggeleng melihat ketersiksaan Starla sedangkan Azalea meraih tongkat meninggalkan keduanya.
***
Seperti biasa Kopi hitam adalah teman kesendirian melihat batas ujung dunia. Kota ini adalah tempat Dhruv lari?
Setelah semua ditinggalkan. Mimpi, keluarga, dan Kepercayaan yang hancur?
Apa yang ia bangun saat ini adalah cara ia membebaskan jiwa yang tiga tahun lalu ia kurung! jiwanya yang mencintai kecepatan.
"Apa saya mengganggu? Saya membawa data yang anda inginkan tadi," seorang pegawai masuk.
Dhruv kembali duduk, di atas mejanya ada lamaran Azalea perempuan yang memjatuhkan kopi tadi.
"Atas nama Arumi Azalea memang masuk kualifikasi tapi kemudia gugur ditahap akhir."
"Karena dia cacat?" kata Dhruv langsung. Ia melihat gambar yang Azalea buat, pegawainya tidak bisa disalahkan spenuhnya! karena Dhruv memang menginginkan kecepatan dan ketepatan, "Kau boleh keluar!"
Ia kembali melihat gambar Azalea tangannya berbakat Dhruv bisa melihat itu.
***
Sore ini jalanana sudah ramai dipadati para pejalan kaki yang sibuk dengan urusan masing-masing. Begitu juga Azalea ia berdiri di persimpangan menunggu lampu berwarna merah.
Di sisi tangannya ada satu kantong keretas berisi sabun, serta pemutih pakaian, salahkan ia yang mencari masalah, uang tabungan semakin menipis sekarang.
Lampu merah hidup.
Orang di sekitarnya bergerak, pandangan Azalea tertuju pada sosok tinggi yang ia kenal ada di sebrang sana.
Azalea hampir beradu langkah, tapi. Laki-laki itu menghindar dari jalur langkahnya.
harusnya Azalea terus berjalan ke depan entah kenapa tongkatnya memutar arah langkah. Itu Dhruv.
Melewati beberapa pertokoan sampai punggung tegap itu berbelok di gang kecil. Oleh rasa penasaran yang tidak bisa dijelaskan bagaimana bisa ada? Azalea kembali mengikuti Dhruv dari belakang, hingga laki-laki itu memasuki rumah sederhana di ujung jalan.
'panti asuhan'
Dhruv disambut beberapa anak berkebutuhan husus suara mereka riang memanggil Dhruv. Dari arah depan seorang wanita dewasa menggendong anak yang tidak memiliki kaki, usianya kira-kira dua tahun tangannya terus menggapai kearah Dhruv meminta digendong. Dhruv membawa anak itu dalam dekapan.
Azalea masih terpaku di sudut jalan. Saat laki-laki tinggi itu masuk dikelilingi anak-anak yang bersorak 'horay'. Kesenangan dengan kedatangan Dhruv.
Azalea berbalik arah merasakan kehangatan refleks membuatnya tersenyum, ini mungkin sedikit gila tapi Azalea akan mempercayai ini.
Meninggalkan rasa penasara yang terus menggelitik nurani, seperti apa yang katanya pemilik perusahaan besar seperti Dhruv bisa datang ke tempat seperti ini.
Tongkatnya kembali menapaki aspal berlomba bersama kaki lain, ia tidak pernah menyesali keadaan ini, malah tetap berdiri kokoh menghadapi dunia.
Dhruv duduk di lantai dikelilingi anak-anak, membantu membuka kado yang ia bawa untuk mereka.
"Kau belum menemukan yang kau cari?" tanya ibu panti, seperti yang ia ketahui beberapa waktu ini Dhruv mencari seorang korban kecelakaan.
"Belum, mungkin belum waktunya aku menemukan," Seorang anak kecil menarik-narik kemeja belakangnya lantas menyodorkan kado untuk ia buka.
"Kau ingin yang ini?" tanya Dhruv. Anak itu mengangguk.
"Ia, anak yang baru dititipkan di sini, tidak bisa bicara," penjelasan ibu panti.
"Dia anak pejabat, sayang ibunya simpanan. Entah kelak bila ia bertanya asalnya dari mana aku harus menjawab apa. Ia berhak mengetahui orang tuanya tapi mereka tidak perduli," sedih ibu panti. Di luar sana begitu banyak pasangan yang menginginkan keturunan.
"Terimakasih, anda telah jadi malaikat untuk mereka. Anak-anak ucapkan salam untuk Mr. Wilson!" seru ibu panti pada semua anak.
"Thanks you Mr. Wilson," suara anak-anak nyaring di sekeliling Dhruv.
Dhruv tertawa hanya tinggal ini yang tersisa dari apa yang ia miliki, tempat ini adalah pengobatan kala rindu pada sang ibu menggelayuti dada.
Ia berpamitan, setelah dari sana seperti biasa ia akan berjalan mencari anak lain yang sama tidak beruntungnya seperti yang di panti.
Tidak lagi memiliki ibu, ayah entahlah? apa ia masih pantas menyandang gelar itu setelah menghancurkan ia dan ibunya.
Di dalam mobil Dhruv sempat melihat berita bagaimana Wilson dengan bangganya membantu Dhruv.
Ia muak memperlihatkan bahwa hubungan mereka, ibu tirinya, serta adik tirinya, baik-baik saja. Media bisa tidak melihat keadaan mereka tapi Dhruv, ia sangat muak melihatnya.
Senyum licik wanita yang ada di samping Ayahnya.
Kelam kisah masa itu membawa ia hancur. Bagaimana tidak, orang yang ia anggap sebagai ibu keduanya nyatanya bener-benar menginginkan posisi itu, ia merampas Ayah serta posisi ibunya.
Sampai kecelakaan itu terjadi, Dhruv Wilson terombang-ambing dalam kehancuran. Ditinggalkan Sang ibu serta kenyataan Ayahnya menikahi wanita itu.
Ia membencinya, Dhruv meninggalkan rumah memilih berdiri sendiri tapi sang Ayah tetap saja menyokong dari belakang sekalipun Dhruv membenci serta menolak habis-habisan.