Chereads / EAT ME SIR. / Chapter 24 - MERAJUKNYA TIKA.

Chapter 24 - MERAJUKNYA TIKA.

'Pergi sana, pergi. Jangan kesini, Tika sedang ingin sendiri'

Sayangnya usirannya itu hanya ucapan dalam hati yang menghardik kesal, Tika mendengus dalam hati dan tersenyum kearah Lelaki itu malah berdiri dan menghampiri mejanya, Tika yang sedang memegang buku menu pun harus menaruhnya.

Demi sopan santun menghadapi orang yang mengajak ngobrol, Tika kesampingkan perut laparnya setelah memutari mall.

"Kebetulan banget kita ketemu di sini ya,"

"Hehe, iya."Nggak adanya kebetulan.

"Kamu di sini sama siapa?"

'Pake acara nanya, tau Tika sendirian'

"Sendirian, terus kamu sama siapa?"

Sebanarnya malas nanya balik, uh, Tika lapar teman-teman. Tapi laki-laki ini lebih tidak peka di banding abang, beda jauh. Abang kalau masalah makan pasti dahulukan perut Tika kenyang baru ngobrol, tapi ini orang malah basa basi.

Sakit perut yang ada!.

"Aku sama temen, kami lagi reunian kecil-kecilan sih."Tunjuknya pada gerombolan orang di meja sebelah.

Setelah itu dengan keadaan tidak mengenakkan, Tika mengikuti pembicaraan yang ngalor ngidul entah kemana. Lelaki di hadapan Tika gak ada mau peka, kalau Tika itu nggak tertarik sama sekali membuka topik.

Kasian Topik, kadang suka di bawa-bawa padahal nggak salah apapun.

.

.

Tika nggak tau saja kalau lelaki paling nggak peka itu adalah abang sekarang yang tengah merokok di luar mall, tengah menunggu aba-aba Tika menelpon. Abang yakin sekali kalau Tika bakalan telepon abang, nggak mungkin tuh berani pulang sendiri.

Tika jarang pulang pakai angkutan umum, sangat jarang. Dia pasti nggak akan berani, abang jamin itu makannya sekarang anteng-anteng saja sambil ongkang-k=ongkang kaki di warung kopi luar mall.

Boy, ini Indonesia. Di luar mall besar pasti terdapat warung pinggir jalan di bagian belakang mall yang menjual kopi seharga tiga ribu sampai lima ribu perak per gelas, berbanding tiga kali lipat dari kita beli di dalam mall.

Memang dasar takdir, abang ketemu sama Bara yang tengah uring-uringan berjalan menuju warung tempat abang nongkrong.

Tapi abang yang malas melihat apalagi menyapa Bara, terlihat tidak peduli dan menyesap kopinya menatap jalanan yang ramai.

"Dih anjir, kok lu ada di sini"

"Maaf, anda siapa?"

Kena tempelenglah kepala abang sama teman satu yang bangsatnya melebihi anjing, tapi tampang abang cuma datar-datar nahan diri sebelum tendang anunya Bara.

"Jangan bilang kita jodoh lagi?"

"Najis!"

"Ya kan sapa tau, soalnya kita berdua nih yang sering ketemu di tempat-tempat tidak terduga."

Terus Bara ambil duduk di sebelah abang, dia berteriak ke mamang warung untuk di buatkan kopi juga.

"Gue tebak, pasti lagi nunggui si Tika lu ya?"

Abang memilih nggak menjawab tapi Bara sudah ngakak duluan, di ingatkan Tika abang jadi mulai cemas. Ini Tika belum ada moncong bakalan menghubungi abang. Keruhlah muka abang inilah yang menjadikan bahan bullyan bagi Bara yang senang sehabis di putusin pacar di dalam mall, eh maksudnya mantan, kan baru saja putus.

"Pasti si Tika ngambek lagi ya ama lu? Anjirr... lagu lama banget ya, emangnya masalah apalagi dah?"

"Gue juga nggak tau, soalnya tadi pas abis berangkat sarapan gue ketemu Anis dia ikut mobil buat ke mall juga ketemuan sama temennya terus habis itu turun di parkiran Tika malah diemin gue dan ninggalin gitu aja entah kemana."

Bara lagi-lagi tertawa sambil memukul bahu abang yang langsung meringis, tuhkan. Bara suka nggak sadar diri nih, badan segeda gaban, tenaga sudah seperti hecules. Apalagi banyak mata memandang kearah Bara, dia inikan wajahnya bule-bulepotan gitu.

Walau blasteran tapi orientasi wajahnya ngikut bapaknya semua, cuma warna kulit yang ikut ibu pribumi.

Sebelum Bara menjawab ibu mamang warung sudah menaruh kopi ke meja di hadapan Bara.

"Bapaknya bule, lancar bahasa Indonesia ya. Saya kaget tadicada bule minta kopi, tapi lancar bahasa Indonesia. Bapak ganteng lagi."Ujar mamang warung memuji yang membuat dua lubang hidung Bara semakin lebar karena bangga.

"Iya dong, kalau nggak ganteng bukan saya. Makasih pak."

Kemudian menyesap kopinya sebentar untuk meresapi aroma dan rasa kopi, Bara bersuara renyah.

"Ahhh..... mantappp!"

Abang lirik sinis saja, Bara ini kalau sudah di puji pasti begitu laganya. Songong dan membuat kepala mual.

"Jadi... ini Anis mantan pacar yang tau masa lalu lu bukan nih?."

"He'eh."

"Tika tau nggak kalau Anis mantan lo?"

"Tau, Anis yang cerita di mobil. Terus habis itu Tika jadi pendiem, gue kira emang dia lagi badmood aja, eh tapi lanjut sampai nyampe sini. Parahnya dia kabur dan gue nggak tau gimana nyari dia di dalam mall yang sebesar itu."

Dan ucapan abang yang nggak peka sama sekali di depan don juan ibu kota segera membuat Bara tersedak menatap abang dengan pandangan tidak percaya dan dia mengumpat.

"Ya lu yang bego!!"

.

.

Baca cerita GRATISku yang berjudul [Aku milikmu sayang ]^^

.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK UNTUK MENDUKUNG CERITAKU^^

KALIAN BISA MEMBERIKAN POWERSTONE ATAU GIFT PADAKU^^

TERIMA KASIH BANYAKKK

.

Plagiat silakan angkat kaki kalian dari cerita saya!!!

√ Hak cipta cerita ini di lindungi oleh undang-undang!!

Ini karya asli saya. Jadi jika ada tulisan yang sama seperti ini. Berarti dia mengambil cerita saya.!!!

Sebab ini berasal dari otak dan pikiran saya!!!

Tolong katakan atau hubungi saya jika ada cerita yang sama persis seperti cerita saya. Karena, walau saya penulis baru. Saya tetap menulis cerita dari pikiran saya yang rumit tanpa mau susah-susah plagiat karya orang.

[karena saya masih mampu membuat karya sendiri]