Masa bodo dengan Bara yang bacotnya mangap terus, abang tinggalkan di dekat elevator dan berjalan ke restoran yang mejanya di luar itu. Apalah, abang malas jelaskan.
Emosinya abang sekarang ini.
Intinya restoran itu meja makannya membuat dua jalur di kanan kirinya untuk pejalan kaki, yang di pagari. Cobalah, jelaskan sana pada abang bagaimana sebenarnya bentukannya. Karena langkah besar abang hampir terintrupsi ketika suara sang mantan yang tidak asing terdengar mendendang telinga.
"FARHAN!! mau kemana, makan sini di meja gue?"Abang lewati saja meja si mantan, calon istrinya lebih penting sekarang ini.
Gara-gara dia juga, Tika jadi ambekan dan abang kena imbasnya.
Kalau sampai Tika beneran batalin lamaran abang, dia akan mintai tanggung jawab Anis yang sekarang abang sadar sepertinya sengaja bernostalgia di hadapan Tika ketika di dalam mobil. untuk berikan alarm jika Farhan masih dia harapkan, gara Tika mundur teraturlah ungkapannya secara tidak langsung.
Kalau abang masih inget masa lalu mereka semasa menjadi sepasang kekasih.
Cih, padahal nyatanya abang sudah lupa selain mengingat Anis satu-satunya mantan yang tau seluk buluk kelamnya masa lalu abang.
Seharusnya pagi tadi abang tolak saja mantan ikut nebeng mobil abang, merusak suasana saja. Biasanya di mobil abang mendengarkan suara sumbang Tika mengumbang lagu selama perjalanan, ini malah buang muka tiap liat abang.
Sadar abang sekarang, ketika langkahnya sudah sampai di meja Tika dan si brondong yang baru saja selesai membersihkan bekass makan Tika yang suka belepotan di bibirnya pakai tisu.
'Itu biasanya abang yang lakuin, ini si bekicot sok-sok jadi gentlmen kencing aja belum lurus toh!'
Misuh-misuh abang dalam hati, cemburu naik level. Dari rank Soldier langsung naik ke level Immoral, pecah.
"Mbak minta menu,"pinta abang memanggil pelayan cantik yang tersenyum terlihat tertarik sama abang.
Tika buang muka tidak peduli, dateng-dateng malah tebar pesona.
Abang percepat memilih menu, dia pilih apa saja intinya segera bisa duduk lebih lama di sini.
"Masnya siapa ya?"Tanya lelaki muda di hadapan abang.
"Saya calon--"
Belum kelar abang bicara, sahabat super semprulnya ini malah datang mengagetkan Farhan yang baru buka mulut"Woi kampret!"Dia pukul bahu Farhan sampai Tika berjengit hampir jatuh dari kursi miliknya.
Jika saja abang tidak sigap memeluk pinggangnya, acara modus berhasil walau bahunya mendadak lara akibat pukulan penuh tenaga milik Bara.
"Mas Bara!! Kalau dateng biasa aja dong!! Kebiasaan banget ihh."Tika merengut memandang tajam penuh kesal tanpa memperhatikan jika tangan abang masih bertengger di pinggang ramping miliknya.
Ngakak terjungkal Bara, tapi dia menatap ke arah lengan Farhan melingkar kemudian menyeringai penuh rasa bangga seakan berkata pada Farhan.
'Terima kasihlah lo sama don juan kek gue,'
Yang mana buat Farhan putar kepala menghadapa sang terkasih yang sekarang malah santap makanan miliknya tanpa mau ambil pusing dan membiarkan saja abang memeluk pinggangnya di hadapan lelaki sok kenal sok dekat di depannya ini.
Dia malas berbasa basi, jadi hadirnya abang bisa dia manfaatkan dulu.
Baca cerita GRATISku yang berjudul [Aku milikmu sayang ]^^
.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK UNTUK MENDUKUNG CERITAKU^^
KALIAN BISA MEMBERIKAN POWERSTONE ATAU GIFT PADAKU^^
TERIMA KASIH BANYAKKK
.
Plagiat silakan angkat kaki kalian dari cerita saya!!!
√ Hak cipta cerita ini di lindungi oleh undang-undang!!
Ini karya asli saya. Jadi jika ada tulisan yang sama seperti ini. Berarti dia mengambil cerita saya.!!!
Sebab ini berasal dari otak dan pikiran saya!!!
Tolong katakan atau hubungi saya jika ada cerita yang sama persis seperti cerita saya. Karena, walau saya penulis baru. Saya tetap menulis cerita dari pikiran saya yang rumit tanpa mau susah-susah plagiat karya orang.
[karena saya masih mampu membuat karya sendiri]