Tika masih ingat bagaimana wajah bang Tara yang tidak mau menatap Tika barang sedetikpun, marah dengan sikap lemah Tika kepada abang yang agresif bukan main. Sejak mendeklarasikan jika abang mau lamar Tika dan membelikan cincin pengikat.
Tidak ada lagi sekat yang dulu abang buat, hilang tersamarkan oleh rasa sengatan-sengatan menyenangkan yang di buat abang ke Tika yang lemah.
Bang Tara tau kok, ini juga kesalahan Tika karena malah berdekatan dengan Farhan ketika sedang berduaan. Sudah pasti Tika sebagai umpan dan Farhan si pemancing akan tergoda untuk menyicip.
Dan salahnya juga terlalu percaya dan membiarkan kedua makhluk berbeda jenis dari cucu adam ini saling berdekatan. Dia patut di salahkan sebagai seorang kakak, dia lalai untuk menjaga adik perempuannya dari godaan setan sundal berbentuk Farhan.
"Bang Tara..."Panggil Tika pada Tara yang tidak juga mau menatap adiknya.
Tara biarkan saja, dia lebih memilih melewati adiknya yang berdiri di depan pintu kamar. Dia bawa gelas kopinya berbelok menuju balkon rumah, batal masuk kamar karena adiknya menghalangi.
"Bang ya ampun... maafin Tika."Ucap Tika mengekor di belakang bersama anak kucingnya.
Si Miu dan Rion seakan ikut membela sang majikan yang tengah meminta maaf pada Tara, mengikuti dari lantai bawah sampai Tara duduk di ayunan balkon. Tetap Tara abaikan, Tika bersimpuh di depan bang Tara dengan raut sedih yang di buat-buat.
Itu dari pandangan Tara, kalau perasaan Tika dia memang sedang bersedih dan merasa bersalah. Tidak di buat-buat maupun di sengaja hanya untuk mendapat maaf Tara.
"Bang, liat Tika kek. Ini mau seriusan minta maaf."Pinta Tika lagi sambil maju-maju, mentok di lutut Tara yang menyeruput nikmat kopi cappucinonya.
"Bang, Tika minta maaf. Iya tau, Tika salah, dosa malah mau-maunya di cium sama abang Farhan."Seloroh Tika ketika melihat tatapan penuh selidik dari Tara.
"Coba jangan panggil setan sundal itu abang, panggil nama aja."
"Gak sopan atuh, abang kan lebih tua."Tara memutar mata membalas."Masalahnya gue jadi gak bisa bedain, lu manggil abang ke gue apa si setan. Gue jadi ngerasa denger ucapan lo, seakan gue yang nyium adek sendiri jadinya."Jelass Tara.
"Ya tapi..."
"Makannya lu ganti panggilan kek buat itu setan, manggil si jancuk kok abang juga. Kakak kan bisa,"kata Tara masih dengan luapan rasa kesalnya.
Tika pasrah dan menunduk lemas."Iya udah, Tika minta maaf bang. Karena mau aja di cium sama Farhan, tapi kan ya ampun. Tika udah dewasa masa di sikapin kaya anak kecil gini."Belanya untuk diri sendiri.
"Oh, lu udah besar ya. Jadi bebas mau ngapain aja, mau si setan itu grepe-grepein lu terus gue liat, kudu diem aja gitu? Oke!"Balas Tara dengan intonasi tinggi.
"Ih... bukan gitu maksudnya abang."Sela Tika lirih, mencoba membuat abangnya diam dulu.
"Kalaau emang lu udah dewasa, lu juga paham dong sama agama yang kita anut, gimana seharusnya kita sama larangan dan apa yang di bolehkan. Emang kita, bukan umat yang soleh sampai terbebas dari dosa sekecil apapun. Tapi seenggaknya lo jaga diri dengan baik, nggak mungkin gue diem aja liat lo di cium begitu. Walau mau sama mau, di mata gue malah keliatan kaya lo lagi di lecehin sama itu setan sundal ya!!!"
Tika semakin merengut macam anak kucing, sedang Rion dan Miu kini beralih ke sisi Tara. Seakan setuju dengan ucapan kakak majikannya itu dan memandang penuh rasa iba, itu dalam pandangan Tika ketika melihat kedua kucingnya itu.
"Apalagi pandangan masyarakat kita, gimana kalau semisal tetibaan lo ke gap salah satu tetangga gimana? Atau sama pembantu di rumah, ya walau gak tiap harri dateng. Mereka suka masuk nyelonong tanpa salam kan!! Nanti mereka liat, malah bikin tambah masalah ke kamu!!! Itu yang abang takutin, udahlah. Harusnya dari dulu abang nikahin aja kamu sama orang lain. Dari pada nolak semua lamaran mereka, karena menhargai keputusan kamu."
Tara bangun, membawa Miu ke dalam gendongannya. Menahan emosi yang membuncha di dada, dia mau marah tapi sudah tidak kuat melihat Tika sesegukan menangis berurai air mata. Lebih baik pergi dari hadapan sang adik, dari pada nanti dia jadi dragon ball dan mengeluarkan api dari mulutnya.
"Mending kamu renungin lagi, di depan si Farhan abang gak menyalahkan kamu karena itu cara abang lindungin kamu biar gak terlihat rendah. Tapi di sini, cuma kamu sama abang. Kalau emang abang bikin kamu ribet, gapap. Abaikan ajalah hadirnya abang, biar kamu bisa ambil keputusan sendiri tanpa ada andil abang."Setelah itu Tara angkat kaki meninggalkan Tika yang menangis.
.
.
Baca cerita GRATISku yang berjudul [Aku milikmu sayang ]^^
.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK UNTUK MENDUKUNG CERITAKU^^
KALIAN BISA MEMBERIKAN POWERSTONE ATAU GIFT PADAKU^^
TERIMA KASIH BANYAKKK
.
Plagiat silakan angkat kaki kalian dari cerita saya!!!
√ Hak cipta cerita ini di lindungi oleh undang-undang!!
Ini karya asli saya. Jadi jika ada tulisan yang sama seperti ini. Berarti dia mengambil cerita saya.!!!
Sebab ini berasal dari otak dan pikiran saya!!!
Tolong katakan atau hubungi saya jika ada cerita yang sama persis seperti cerita saya. Karena, walau saya penulis baru. Saya tetap menulis cerita dari pikiran saya yang rumit tanpa mau susah-susah plagiat karya orang.
[karena saya masih mampu membuat karya sendiri]