[Mbak Tika, abang sakit nih pulang dari rumah mbak. Kena asam lambung parah, terus sekarang lagi demam. Salam ke mas Tara ya!! Jangan galak-galak banget kasih hukuman ke abang aku, kasian tau sekarang ngigau kaya orang gila manggil mbak.]
Isi pesan itu masuk, dari Hana Astuti Winata. Adik bontot Farhan yang memang dekat dengannya, sering memberikan informasi abang tanpa perlu di tanya.
[Mbak nanti jengukkan?]
Tika jalankan jarinya di atas layar ponsel untuk menjawab.
[Terus abang gimana sekarang, udah mendingan belum?]
[Iya, nanti mbak datang ke sana.]
Tika menunggu dengan gelisah balasan dari Hana, di sini Tara juga tidak sama beda. Hanya saja jika Farhan jatuh sakit maka Tara jatuh ke dalam emosi, dia terus-terusan bermuka muram.
Dia juga tidak tau saja, kalau Hana mengirim pesan di lebih-lebihkan, karena nyatanya Fahan sedang duduk di meja dapur sambil makan tanpa terlihat selemas sebelumnya.
Belum ada pembicaraan lebih lanjut, abang seakan menahan diri karena terakhir kali mereka bicara Tika menangis lagi dan Tara tidak tega melihatnya. Dia malah jadi melukai hati adiknya yang jadi lebih lesu, semakin lelah ketika dua haari Farhan tidak datang ke rumah.
Dan malah mendapat pesan dari Hana kalau abang jatuh sakit.
[Belum mbak, tapi udah di kasih obat kok.]
Tika hembuskan napas lega membaca balasan Hana dan memejamkan mata letih, batinnya kepayahan memikirkan semua ini. Apalagi abang mengambil keputusan di saat marah, mengatakan jika dia akan menerima lamaran Fahri agar di jauhkan dari jangkauan Farhan yang brengsek.
Tika sedih dan dia mulai tertidur dengan pikiran kalut.
.
.
Dua hari setelah abang di kabarkan sakit, ternyata Tika tidak mendapat ijin dari Tara untuk pergi keluar menjengk Farhan. Tara malah berkata itu semua hukuman tuhan karena berani mencium wanita yang bukan muhrimnya, Tara sedang dalam mood senggol bacok.
Ketika ada orang yang menyebut nama Farhan dia akan menjadi emosional dan menaikkan nada suaranya. Apalagi Tara malah kembali mengungkit perihal lamaran Fahri yang sontak membuat Tika juga menyuarakan protes.
"Abang gak bisa gitu sama Tika, ini hidup Tika. Gak bisa gitu aja nerima lamaran orang tanpa ijin aku, toh yang akan menjalani dunia pernikahan itu Tika bukan abang. Kalau sampai pilihan abang ternyata gak akan membuat perubahan baik ke aku, emangnya abang mau apa? Tanggung jawab?"Ujar Tika keras kepada Tara.
"Toh nanti yang akan terluka parah aku kan!! Bukan abang yang rasain, abang enak tinggal tanggung jawab tapi aku yang merasakan dan menanggung!!"Tangisnya mengudara.
Uh, Tika sedang cengeng sekali akhir-akhir ini karena perkara ciumannya dengan abang. Tara jadi kejam pada Tika, dia ketakutan jadinya.
Tara yang di sentak oleh kalimat itu seakan tersiram air dingin, tertegun membenarkan ucapan adiknya.
"Tetap aja, abang mau kamu juga merenungkan ini. Abang cuma mau yang terbaik buat kamu, jadi pikirkan baik-baik."
"HALAH!! Terbaik buat aku gimana!! Percuma, percuma kau ngomong sampe berbusa juga nggak akan benar di mata abang."Balasnya angkat kaki dari hadapan Tara yang membuang muka dari arah hialngnya Tika.
Menghela napas keras, Tara juga tidak baik-baik saja sekarang.
.
.
Baca cerita GRATISku yang berjudul [Aku milikmu sayang ]^^
.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK UNTUK MENDUKUNG CERITAKU^^
KALIAN BISA MEMBERIKAN POWERSTONE ATAU GIFT PADAKU^^
TERIMA KASIH BANYAKKK
.
Plagiat silakan angkat kaki kalian dari cerita saya!!!
√ Hak cipta cerita ini di lindungi oleh undang-undang!!
Ini karya asli saya. Jadi jika ada tulisan yang sama persis seperti ini. Berarti dia mengambil cerita saya.!!!
Sebab ini berasal dari otak dan pikiran saya!!!
Tolong katakan atau hubungi saya jika ada cerita yang sama persis seperti cerita saya. Karena, walau saya penulis baru. Saya tetap menulis cerita dari pikiran saya yang rumit tanpa mau susah-susah plagiat karya orang.
[karena saya masih mampu membuat karya sendiri]