"Anak-anak harus rajin belajar ya.. mulai minggu depan kita sudah pekan ujian akhir semester..." seorang guru sedang menerangkan jadwal ujian kepada para muridnya di kelas.
Disaat semua anak di kelas mulai mengeluh, seorang murid dikelas malah asik tidur dan tidak mendengarkan. Tentu saja kita semua tahu siapa murid itu, dia adalah Tira. Seorang murid kelas 6 paling cuek dan santai.
Musuh dari anak dengan juara 5 besar karena selalu memasuki label 10 besar. Dengan segala jenis kelalukuannya yang seperti itu. Sedangkan mereka harus pergi ke tempat kursus setiap saat untuk bisa herada di posisi 5 besar itu.
Sebenarnya mereka tidak benci hanya saja mereka iri. Dan untuk melakukan hal macam- macam pun mereke juga tidak berani. Karena meskipun tubuhnya kecil, Tira adalah seorang pencetak juara 1 olimpiade Karate anak nasional dan jagonya olah raga fisik. Jadi secara kekuatan 5 anak itu tidak berani menyentuh Tira.
"A....h...ah.enaknya abis bobok..." celetuk gadis mungil itu, yang membuat pecah kesunyian kelas.
"Tira!!..keluar kamu dari kelas saya!!!" pekik sang guru yang baru menyadari jika sala satu muridnya ada yang tertidur dikelasnya.
"Ah.... keluar kenapa?" tanya Tira dengan ekspresi tidak berdosa.
"Kamu itu tidur di jam pelajaran saya, masih nanya kenapa...!!" jawab guru itu kesal.
"A.... tapi saya denger kok 2 minggu lagi pekan ujian, dan untuk belajar ibu bahkan belom memulai kelas, jadi saya gak tidur pas kelas ibu dong.." jawab Tira santai.
"Kamu....!" geram sang guru kesal, tapi dia tidak bisa melawan perkataam dari muridnya yang cerdas ini dan memilih diam.
Saat jam istirahat teman-teman Tira menghampiri Tira dengam wajah merengut.
"Kalian kenapa ?" tanya Tira santai.
"Kamu kenapa sih ngelawan terus sama bu guru gak baik tahu.." kata salah seorang dari perkumpulan anak-anak itu.
"Kan yang aku bilang bener, ngelawan dimananya coba..." balas Tira santai.
"Gini ya bu guru tadi bilang aku tidur dikelas mereka, padahal faktanya adalah dia belom memulai kelas yaitu kegiatan ngajar - mengajar. itu tandanya aku tidak tidur di kelas guru tersebut simple..." lanjut Tira percaya diri.
"Ketika seorang guru masuk itu tandanya kelas guru tersebut dimulai Tira! " ketus Susan, si anak rangking 1.
"Hai Susan.. hm.. Susan.. Sunsan.. kalau udah gede mau jadi apa !?" sapa Tira dengan nada ngeledek dan tatapan sinis.
"Kamu...!!" jawab Susan lalu pergi meninggalkan Tira dan gengnya.
"Pagi-pagi Susan bukannya belajar biar kalau udh gede jadi dokter malah ngurusin orang, cek...cek..kata mama gak boleh tahu..." canda Tira sambil melambaikan tangan kepada Susan.
Tira disekolah sebenarnya sama saja dengan di rumah. Karena Tira sendiri merupakan anak yang memberikan reaksi sesuai dengan tindakan orang disekitarnya. Untuk orang-orang yang mengenal Tira pasti akan mengira dia sombong. tapi yang sudah mengenalnya pasti akan terbiasa dengan kelakukan absurdnya itu.
Tira sendiri adalah seorang anak super cuek dan Tidak peduli dengan perasaan orang lain. Hanya saja semua itu pudar jika dia bersama dengan Angga. Bagi Tira, Angga adalah sosok yang berbeda.
Baginya Angga adalah pria baik yang kesepian dan hancur itulah sebabnya, seperti apapun Angga. Tira akan selalu baik padanya, karena untuk Tira, Angga adalah prioritas utamanya.
Setelah jam istirahat pelajaran pun berlangsung dengan baik tanpa masalah. Murid-murid mengikuti pelajaran dengan baik dan Tira tidak membuat kekacauan.
"tring...trin...tring..." bel pulang sekolahpun berbunyi. Semua murid menyambutnya dengan penuh suka cita terutama Tira yang segera ingin bertemu dengan Om tersayangnya itu.
Saat sekolah sudah benar-benar di bubarkan, Tira pun berlari cepat menuju rumah Angga.
"Om Angga..." Teriak Tira didepan rumah pemuda itu.
"Iya..." jawab Angga dari dalam rumahnya.
"Belajar yuk..." ajak Tira.
"Bukannya harusnya main ya?" tanya Angga yang sudah membukakan pagar rumahnya untuk gadis mungil itu.
"Huh...kok main kan aku ngajak belajar..?" tanya Tira bingung.
"Tidak jadi, kita beda generasi.." jawab Angga singkat.
Tira pun mengabaikan perkataan pemuda tinggi itu dan langsung menjelaskan pada Angga jika sebentar lagi dia akan Uas. Dan dia ingin Angga mengajarinya seperti biasanya dan Angga pun mengiyakannya.
Tapi selama pelajaran berlangsung,..Tira kesulitan memahami pelajaran, padahal biasanya dia cepat paham.
"Aduh banyak banget ini..aku pusing " kata Tira mengeluh.
"Mau coba caraku...?" tanya Angga.
"Cara apa..?" tanya Tira bingung.
"Cara cepat paham ala keluarga Mahesa!" terang Angga dengan tersenyum.
"Hah!?..bagaimana mau...." pinta Tira memelas.
Angga pun mengusap dahi tira dan merapihkan rambutnya kebelakang lalu pemuda berbibir tipis ini, meniup-niup kening gadis mungil itu. kemudia..n "pltak!!" dia menyetil kening gadis itu.
"Auch... sakit tahu" celoteh Tira marah sambil membulatkan pipinya dengan imut.
"Apa-apaan itu " marah gadis mungil itu.
"itu namanya cara cepat paham ala keluarga Mahesa " jawab Angga lembut.
"Cepat paham apanya sakit nih.. jidat.." dumel Tira sambil mengusap - usap keningnya.
"Jangan mengeluh ayo belajar lagi dan uji keberhasilannya.." Ucap Angga.
"Ya..ya..." balas Tira yang masih kesal.
Merekapun melanjutkan pengajaran dan betapa terkejutnya Tira, saat metode yang dilakukan oleh Angga berhasil.
"Wah....kok...bisa..!" ucap Tira terkejut.
"Bisa dong hal ini tradisi keluarga turun-menurun.." Angga menjawab oertanyaan gadis itu dengan angkuh.
Tira pun menjadi sangat bersemangat dan melangsungkan pengajaran dengan sangat baik. Setiap kali dia lambat paham, maka Angga akan menyentil dahi gadis manis itu. Pengajaran pun selesai, Tira pun pulang sambil tersenyum.
Pekan Ujian pun mulai berlangsung semua murid mengerjakan dengan sangat serius. Termasuk Tira murid yang paling cuek di kelas. Tira pun dapat menyeselaikan setiap soalnya dengan baik. Dan dia pun mengingat tips tambahan dari Angga.
flash back...
"Tira ..." kata Angga lembut.
"Ya..." jawab Tira lembut.
"Aku punya tips lagi..." kata Angga.
"Wah masa mau dong!!!" jawab Tira senang.
"Sebelum dan sesuai Ujian berdoalah supaya lancar mengerti!!" Perintah Angga sambil mengusap kepala gadis mungil itu.
"Hm..." kata Tira mengangguk.
flash back end..
Tira pun melakukan semua yang dikatakan Angga sesuai prosedur.
Pekan Ujian pun selesai dan waktu pembagian raport pun tiba. Semua murid berdebar-debar menantikan hasilnya, kecuali Tira yang sangat cuek.
Dan betapa terkejutnya semua orang saat melihat jika Tira mendapatkan juara 1 dikelas. Anak-anak dengan peringkat 5 besar menatap Tira dengan ketakutan. Ketika anak yang pandai dalam kegiatam fisik itu sekaranh menjadi pintar dalam segala bidang.
Sedangkan Tira merasa sangat bangga dan ingin segera bertemu dengan Om kesayangannya itu.
Saat sampai dirumah Tira pun segera pergi menemui Angga sambil membawa raportnya.
"Om Angga...!" teriak Tira.
"Ya..." Jawab Angga membukakan pintu.
"Ada apa?" Tanya pemuda itu.
"Terima kasih!" Ucap Tira sambil memeluk Angga.
"Terima kasih untuk apa?" tanya Angga bingung.
Tira pun memperlihatkan raportnya pada Angga. Dan Angga melihat raport itu denga Tatapan bangga.
"Hebat!!.." kata Angga sambil mengusap kepala gadis itu.
"Kamu ingin hadia apa !?" tanya Angga.
"Tidak ada.., Aku hanya ingin Om terus sehat dan senang..." jawab Tira.
Mendengar jawaban Tira Angga pun tersenyum dan memandangi gadis disampingnya itu dengan rasa bangga.
Dan demikian Tira yang memandangi Om kesayangan itu dengan penuh hormat. mereka berdua saling bangga dan menghormati satu sama lain.
Sebuah bumbu Indah yang akan membawa mereka pada rasa cinta yang tiada bandingnya..