Seperti biasanya di pagi hari 2 merpati kita sedang bermain bersama. Hari ini mereka sedang bermain layangan di lapangan komplek.
Tiba-tiba seorang wanita cantik datang menghampiri menghampiri mereka berdua. Rambutnya hitam panjang dengan mata berwarna yang coklat yang menjadi keemasan saat terkena mentari siang hari.
"Mas...." panggil wanita itu.
"Di... di.. a... na.." Angga terkejut.
"Apa yang kau lakukan disini!" pekik Angga.
"Aku mau minta maaf mas..." jawab Diana.
"Om dia siapa om.." sela Tira kebingungan.
"Mantan Istriku..!" Angga menjawab ketus.
"Hah... kapan nikahnya.." Tira bertanya, dia menjadi tambah bingung demgan semua keadaan ini.
"Maaf mas, Saya disini cuman datang baik-baik mau minta maaf sama mas!!" Wanita itu meminta maaf.
"Setelah 1,5 tahun aku terpuruk kau bilang maaf pergi!!" bengis Angga.
Tira sangat terkejut ini adalah kali pertama dia melihat, sosok yang selalu diam dan sabar ini marah-marah kepada seseorang.
"Wo. Wo... wow stop!!" sela Tira.
"Pertama kalian kapan nikahnya, kedua kalian kapan cerainya, ketiga kenapa kau datang lagi.., menyesal.." sela Tira mengejek wanita cantik yang ada di hadapannya ini.
"Heh!!.. anak kecil gak usah deh ikut campur.. pergi sana!" usir Diana kesal, sehabis mendengar perkataan Tira.
"Kamu yang pergi Diana, di usia 17 tahun. Aku menikahimu dengan alasan kamu sakit saat itu. Aku berjuang untukmu. Mati-matian, untuk menyembuhkan penyakitmu..,"
"Mas saya.." Diana menyela.
"Diam dan dengarkan Anna.., setelah kamu sembuh apa yang kamu lakukan denganku.., hanya riwayat kesehatan mentalku. Kamu menghianati aku, menceraikan aku. Lalu.., kau pikir kau bisa datang kesini dan meminta maaf.. berapa kali aku melakukan percobaan bunuh diri karena kamu.." Terang Angga.
"Aku dipecat dari pekerjaanku.. Ayah ku meninggal karena serangan jantung, ibuku mengasingkan ku saudara-saudaraku membenciku. Lupakan Anna pergi kamu jangan datang lagi aku muak!!" pekik Angga.
"Mas.. saya..!!"
"Di tinggalkan oleh suami baru saya!!" celetuk Tira memotong ucapan Diana.
"Apakah benar Diana..?" tanya Angga lirih.
"A..aku.." Diana menjawab dengan ragu.
"Sudah Om jangan di kasihanin.. gak semua perempuan itu pantas disayang.., salah satu contohnya.. ya Tante ini.. sudah selingkuh hamil ditinggalin sekarang minta tangungg jawabnya sama siapa.., om mau ngurus anak hasil selingkuhan jangan mau om.." ketus Tira, meyakinkan Angga agar dia tidak goyah.
"Dasar kamu anak kecil...kurang ajar!!" Diana sangat marah hingga dia hampir menampar wajah manis dari Tira. Untunglah Angga menahan tangannya dan malah menampar wanita molek itu.
"Plak!!" Sebuah tamparan keras dari tangan Angga menampar pipi Diana. Seluruh orang komplek yang terlihat cuek pun akhitnya mulai memerperhatikan mereka bertiga.
"Ayo pak kasih paham... istri gak tahu diri jangan diterima!!" seru semua warga komplek memihak Angga.
Seluruh warga di komplek tahu siapa Diana dan Angga. Dulu saat Angga bekerja diperusahan pabrik hingga lembur sang istri sering terlihat membawa seorang pria masuk kedalam rumanya.
Saat itu para warga selalu membertitahu Angga diam-diam dibelakang istrinya tapi,kebaikan hati Angga membuat dirinya tidak mempercayai perkataan para tetangganya.
Saat itu Angga bepikir jika wanita baik yang dia cintai saat SMA tidak mungkin menghianatinya hanya karena apa yang dideritanya itu. Namun, siapa sangka bahwa pikiran Angga yang terlalu baik itu dikhianati oleh sang istri sendiri.
Sejak saat itu Angga tidak pernah terlihat dihadapan para tetangga selain saat ia berangkat dan pulang kerja. Dan satu tahun terakhirnya dijalaninya dengan terkurung dirumah dan tidak pernah meninggalkan rumahnya sama sekali.
Angga yang sebelumnya merupakan seorang pemuda ramah yang baik hati menjadi sosok yang pendiam dan penyendiri bahkan sering kali terlihata melakukan pencobaan bunuh diri.
Tiralah orang pertama yang berhasil menghentikannya saat itu. Dan berhasil membuat Angga sembuh dari depresinya itu.
"Kamu dengar.. mereka Diana, aku tidak boleh menerima mu jadi pergilah.. dari hadapanku!" ketus Angga terhadap mantan istrinya itu.
"Ta.. pi.." jawab Diana, dia sangat takut sebelum dia tidak pernah melihat pemuda itu marah kepadanya.
"A.. aku hanya ingi kita berbaikan, kandungan gugur mas. Saya tahu ini karena dosa saya dimasa lalu saya hanya ingin minta maaf...," jawab Diana menjelaskan kedatangannya ini.
"Aku memaafkan mu tidak perlu datang kemari, tidak perlu menampakkan wajahmu aku memaafkanmu, kamu pegi sekarang juga..," tegas Angga.
"Sa.. saya.." Diana menjawab lirih.
"Kalau gak mau minta balik lagi pergi aja kali tante.. apa susahnya sih.." celetuk Tira.
"Baik.. dan kamu anak kecil jaga dirimu aku akan mengingat hari ini lihat apa yang akan lakukan padamu nanti.." Diana menatap Tira dengan tajam, dan lalu dia pergi.
"Ketika kamu menyentuhnya aku sendiri akan menghancurkanmu Diana.. ingat itu." tegas Angga.
Tira dan Anggapun saling menatap satu sama lain. Mereka berdua nampak memikirkan perkataan yang diucapkan oleh mantan istri pemuda tampan itu.
"Jangan takut om, tidak ada yang bisa melukai Atira Chandra.." Tira meyakinkan Angga sambil menepuk pemuda yang duduk disebelah itu dengan percaya diri.
"Kamu.." balas Angga.
"Aku akan menghajar wanita itu begitu dia mencoba mendekati aku, aku akan memberikan dia pelajaran dengan karate ku hyat hyat" Tira berusaha menenang Angga dengan menunjukan bakatnya.
"Diana itu.. bodoh, aku juga tidak khawatir kamu tenang saja sebelum dia bisa bertemu dengan mu dia akan merasakan kehancurannya sebelum dia dapat bediri lagi!" balas Angga meyakinkan Tira.
Tira terlihat kagum dengan kata-kata om kesayanganya itu. Dia merasa seperti, jikalau Angga Mahesa yang diceritakan semua orang sudah kembali dari kematiannya jiwanya sudah hidup. Dan itu untuk melindunginya, Tira sangat terharu dengan kekuatan yang Angga tunjukan itu.
"Kamu menyelamatku dari neraka bernama kesepian, sekarang aku selalu melindungimu dengan segala yang aku miliki, Tira aku akan menjagamu seperti kamu yang selalu menyenangkan hatiku," ucap Angga sambil menatap anak gadis itu.
"Ya aku tahu.." jawab Tira membalas pandangan mata Angga.
"Aku bukan seorang, Angga Mahesa anak orang pengusaha kaya raya, yang memiliki segalanya dan berkuasa. Aku Angga Mahesa seseorang yang dibuang oleh ibunya sendiri karena menikah dengan seorang wanita seperti Diana.." Ucap Angga.
"Tapi untukmu akan menjadi Angga Mahesa seseorang yang tak bisa disentuh oleh siapa pun demi kamu Tira.." lanjut Angga.
"Aku akan menunggu Angga Mahesa yang itu, jika dia datang terlambat. Maka aku akan mencarinya.." balas Tira.
"Dia tidak akan terlambat, untuk temanya" jawab Angga.
Mereka berdua pun saling menatap satu sama lain untuk saling menguatkan . Dengan tanpa sadar pandangan mereka satu sama lain menjadi sangat dalam, hingga mereka berdua hanyut dalam satu rasa yang buta penuh kehangatan hidup bernama cinta.