Rosa mengetuk pintu rumahnya "Ayah.. Ayah.."
Ayah Rosa yang sedang makan sambil menonton televisi mendengar suara Rosa memanggilnya dari luar, Ayah Rosa pun mmembuka pintu dan melihat putrinya yang tampak kelelahan.
"Masuk." Kata Ayah Rosa
"Makasih, Yah ." Kata Rosa yang kemudian masuk ke rumahnya dan duduk di ruang tamu bersama Ayahnya yang sudah duduk terlebih dahulu.
"Hari ini aku menginap disini ya, Yah?" Kata Rosa.
"Iya, sudah. Tapi, Bukannya kamu sekarang tinggal dengan Dewi? Kamu bilang temanmu itu tinggal sendirian dirumahnya." Kata Ayah Rosa
"Itu... karena Rosa ada urusan dengan Ayah soal pernikahan ini, dan besok pagi sekali Rosa harus pergi ke Butik bersama Arman." Kata Rosa yang menutupi kebohongannya.
"Oh begitu." Kata Ayah Rosa
"Kalau begitu istirahat lah, Ayah akan pergi bekerja." Kata Ayah Rosa lagi
"Hati-hati yah." Kata Rosa
Setelah ditinggal Ayahnya, Rosa melihat ke sekeliling rumahnya yang sudah lama ditinggalkannya. Rosa melihat rumahnya yang tampak kotor, piring kotor banyak yang tertumpuk hingga baju Ayahnya yang berserakan dikamar Ayahnya. Rosa pun langsung membersihkan rumah, mencuci piring kotor, dan mencuci baju Ayahnya di mesin cuci, kemudian menjemurnya. Setelah melakukan itu semua, Rosa pergi ke kamarnya. Rosa merasa sedih karena Ayahnya hidup berantakan tanpa dirinya. Rosa merasa bersalah, tapi di satu sisi, Rosa tidak ingin Ayahnya terbebani akan kehadiran dirinya. Memikirkan rasa sakit yang pernah Rosa rasakan dulu membuat air mata menetes ke pipinya.
Besoknya, Rosa sudah menyiapkan makanan untuk Ayahnya.
"Rosa.. Ayah pulang." Kata Ayah Rosa
"Iya.. Yah, bentar." Kata Rosa yang sudah menyiapkan makanan di meja makan.
"Sarapan uda Rosa siapkan." Kata Rosa
"Iya.. Ayah juga sudah lapar." Kata Ayah Rosa yang langsung menuju dapur.
Ayah Rosa dan Rosa menikmati sarapan mereka. Rosa pun akhirnya membuka pembicaraan diantara mereka.
"Ngomong-ngomong Ayah ingin berapa orang yang diundang di pernikahanku nanti?" Kata Rossa
"Ayah rasa 50 orang." Kata Ayah Rosa.
"Tolong Ayah tuliskan saja nama-nama yang ingin Ayah undang." Kata Rosa.
"Baik. Ayah Akan mengirimkannya melalui pesan." Kata Ayah Rosa
Setelah selesai sarapan, Rosa langsung berpamitan pergi ke Butik untuk melakukan fitting baju. Rosa pun berpamitan kepada Ayahnya yang sedang beristirahat menonton TV.
"Rosa pergi yah. Ayah jaga kesehatan ya." Kata Rosa
"Iya. Hati-hati." Kata Ayah Rosa
Rosa pergi ke Butik dengan menggunakan ojek online. Sampainya disana, Rosa tidak melihat kedatangan Arman.
"Sambil menunggu calonnya, silahkan ganti baju dulu, Bu." Kata pegawai butik.
Rosa pun mengikuti pegawai butik, Rosa mencoba baju pernikahannya. Arman akhirnya sampai ditempat butik, dan masuk kedalam butik, dan tiba-tiba saja saat Arman berdiri di depan sebuah tirai berwarna merah sambil memegang Handphonenya untuk menelpon Rosa, tirai didepannya terbuka. Arman melihat Rosa disana, matanya membesar terpukau melihat Rosa memakai baju pengantin yang digunakan oleh Ibunya dulu. Arman terdiam menatap kecantikan Rosa.
"Apa yang kamu lihat? Jangan berdiri seperti itu, cepat ganti bajumu." Kata Rosa
Arman pun tersadar dan berjalan menghampiri Rosa. Arman memegang rambut Rosa, Rosa kaget melihat hal itu hatinya berdegup kencang. Namun, Arman malah melepaskan cedai rambut yang mengikat rambut Rosa hingga rambut hitam panjangnya terurai. Kemudian, mengepalkan rambut Rosa dan menyanggulnya kemudian menancapkan cedai dirambut Rosa.
"Kamu lebih cantik begini." Kata Arman yang membisikkan ke telinga Rosa
Rosa kaget mendengar hal itu dari Arman, jantungnya semakin berdetak kencang.
"Hmm.. kalau begitu aku ganti baju dulu." Kata Arman yang kemudian pergi.
'"Ehem.." Kata Rosa, kemudian mengipaskan tangan ke wajahnya
Arman menunjukkan penampilan dirinya menggunakan Jas kepada Rosa
"Bagaimana penampilanku?" Kata Arman
"Bagus." Kata Rosa
"Hanya itu?" Kata Arman
"Iya, hanya itu, memangnya ada yang lebih?" Kata Rosa
Arman terlihat kecewa.
Selesai fitting baju, Arman dan Rosa pergi dari Butik.
"Man, bagaimana kalau kita pergi mengunjungi Ayahku dan Ibumu." Kata Rosa
"Aku tidak mau mengunjungi kuburan Ibuku. Kalau kamu mau Ayahmu saja." Kata Arman kesal
"Tapi, Ayahmu yang menyuruh Aku untuk mengunjungi Ibumu." Kata Rosa
"Aku bilang TIDAK." Kata Arman yang marah
"Sebaiknya, kamu pergi sendiri. Aku akan kembali latihan, Kamu merusak mood ku." Kata Arman yang masih kesal.
Rosa yang diperlakukan seperti itu merasa terluka. Beberapa hari telah berlalu, akhirnya hari pernikahan yang di nantikan telah tiba.
Rosa sedang berada di dalam ruangan. Latar putih dan emas terlihat elegan dan indah untuk acara akad. Arman baru saja tiba bersama Ayahnya, banyak wartawan yang menemui mereka dan mengajukan beberapa pertanyaan,
"Mas Arman, Mas Arman" Kata Para Wartawan itu
"Wawancara Mas." Kata Wartawan itu yang semakin terhimpit karena petugas keamanan melindungi Arman beserta Ayahnya.
Setelah masuk ke dalam gedung, Arman menyuruh petugas keamanan untuk mengatakan sesuatu kepada wartawan-wartawan itu.
"Dengar, Konferensi Pers akan dilakukan setelah akad selesai." Kata petugas itu kepada para wartawan.
Arman dan Ayahnya disambut dengan ramah oleh Ayah Rosa dan teman-temannya. Arman dituntun untuk duduk dimeja akad. Akad pun segera dilakukan. Penghulu meminta pengantin wanita untuk datang dalam acara akad.
"Sa, kamu uda siap? Bentar lagi Akad." Kata Dewi, Sahabat Rosa
"Aku gugup Wi, gimana dong?" Kata Rosa panik
"Tenang, Sa. Aku yakin kalian bisa melalui ini. Yuk, Kamu sudah di suruh ke meja Akad." Kata Dewi
Akhirnya, Rosa masuk ke dalam gedung pernikahannya.
"Para hadirin. Inilah pengantin wanitanya, Rosa Mulandari" Kata MC acara
Orang-orang terpukau melihat kecantikan Rosa yang memakai dress pengantin berwarna putih sampai menutupi kakinya, rambutnya yang di sangggul, make up nya yang natural, dan mahkota kecil di rambutnya.
Kini, Ayah Rosa dan temannya menjadi wali nikah Rosa, serta Ayah Arman bersama teman kerja menjadi wali nikah pria. Kemudian ayah Rosa mengulurkan tangannya dan Arman menerima uluran tangan tersebut.
"Baik, uda siap Bapak dan Mas?" Kata Penghulu
"Uda, Pak." Kata Arman dan Ayah Rosa secara bersamaan
"Silahkan Pak, mulai." Kata Penghulu
"Saudara Armandito Mahenra Bin Dimas Mahenra Saya Nikahkan dan Saya Kawinkan Engkau dengan putri saya yang bernama Rosa Mulandari Binti Suryo Syahputra dengan Maskawinnya berupa kalung emas 2,5 gr, Uang sebesar 100 juta dan seperangkat alat Shalat." Kata Ayah Rosa
Dengan menghela nafas panjang Arman berkata ,"Saya terima nikahnya dan kawinnya Rosa Mulandari Binti Suryo Syahputra Dengan maskwainnya yang tersebut tunai." Kata Arman dengan lantang
"Bagaimana semuanya, Sah?" Kata Penghulu
"Sah." Kata Mereka
"Alhamdulillah." Kata Penghulu
Arman dan Rosa saling bertatapan dan saling tersenyum.
"Aku tidak tahu apakah jalan yang aku pilih ini baik untuk kedepannya. Tapi, yang pasti aku ingin menikmati hari-hari dimana aku tidak menjadi beban untuk orang lain." batin Rosa
"Cincinnya mana?" Kata Penghulu
Dewi membawakan cincin dan memberikannya kepada Penghulu. Penghulu memberikannya kepada Arman dan menyuruh Rosa memasangkan cincin ke tangan Arman. Rosa mengambil cincin dan memasangkannya di jari Arman. Setelah itu, Arman memasangkan cincin ke jari Rosa.
Kemudian, Arman mencium kening Rosa karena disuruh oleh Ayahnya. Setelah itu, Arman dan Rosa melengkapi surat-surat pernikahan mereka. Arman dan Rosa pergi keluar untuk melakukan konferensi pers. Banyak wartawan yang mengamil foto mereka saat mereka keluar dari ruangan tersebut. Kemudian mereka duduk di sofa yang tersedia di depan ruagan tersebut.
"Maaf karena membuat kalian menunggu lama." Kata Arman
"Saya akan memberikan 3 orang yang mau bertanya, karena waktu yang saya miliki tidak banyak."
"Saya ingin bertanya, apa alasan kalian tidak mengumbar kabar pernikahan kalian?" Kata Wartawan tersebut
"Baik. Terima kasih atas pertanyaannya. Karena saya ingin menghormati privasi pasangan saya. Dia tidak terbiasa dengan ini semua, tapi dia akan berusaha beradaptasi. Tapi, pada akhirnya walau saya tutupi, kalian tahu sendiri." Kata Arman
"Saya ingin bertanya, Kapan pertama kali kalian bertemu? dimana? dan bagaimana?" Kata Wartawan lain.
"Terima kasih atas pertanyaannya. Kami bertemu saat kami sama-sama dalam kondisi terpuruk. Kami bertemu secara tidak sengaja di sebuah pantai tepatnya tanggal 16 September lalu. Kami saling berbagi penderitaan dan saling memberikan solusi. Lama-kelamaan timbul perasaan cinta di antara kami. Tapi, sepertinya saya duluan yang jatuh cinta dengannya." Kata Arman
"Kenapa begitu, Pak?Apakah ada Alasannya?" Kata wartawan itu lagi
"Istri saya sempat menolak lamaran saya. Tapi, Akhirnya setelah saya meyakinkan dirinya. Istri saya bersedia menikah dengan saya. Saya sangat mencintainya, dia mengerti bagaimana harus bersikap dengan orang seperti Saya. Dia pandai dalam hal merawat dan menjaga Saya dan yang terpenting Saya nyaman bersamanya." Kata Arman yang sesekali menatap mata Rosa.
Rosa yang mendengar kebohongan Arman hanya bisa pura-pura tersenyum melihat ke Arman dan Para Wartawan.
"Dari tadi yang jawab adalah Arman sendiri. Saya ingin bertanya kepada Rosa, istri dari pebulu tangkis yang terkenal karena kemenagannya kemarin. Apa yang membuatmu ingin menjadi istri dari atlet bulutangkis sekaligus anak konglomerat? Apakah kamu tidak takut kepada para fans dari Arman? Apakah kamu tidak takut kalau ada anggapan bahwa kamu menikah dengannya hanya karena harta dan ketenaran?" Kata Wartawan yang tadi memanggil Arman sejak Arman baru datang.
"Terima kasih karena telah bertanya kepada Saya. Saya merasa Arman adalah pria yang baik, dia tipe orang yang peduli dengan sekitar, dan yang terpenting saat berada bersama Arman saya merasa tenang dan nyaman. Saya tahu pasti itu akan menjadi risiko bagi Saya karena menikah dengan atlet dengan fans yang banyak serta anak kaya dari keluarga terpandang, Saya akan menghadapi apapun yang akan terjadi didepan dengan semangat dan karena kami saling mencintai, Saya yakin Arman akan membantu saya menghadapi hal itu di masa depan. "
Arman terkejut dengan jawaban Rosa yang sangat bagus,
"Terima kasih kepada wartawan, permisi." Kata Arman
Wartawan terus memotret mereka, Arman menggenggam tangan Rosa ketika mau masuk ke aula pernikahan mereka.
"Kamu lagi nyari siapa, Sa?" Kata Dewi yang melihat Rosa sedang mencari seseorang.
"Ini.. dari tadi aku nyariin Riko. Kok dia gak ada ya?" Kata Rosa
"Ada kok. Itu disana lagi duduk sama suamimu." Kata Dewi menujuk keberadaan Riko.
"Ohiya." Kata Rosa
"Halo. Saya Riko, sahabatnya Rosa?" Kata Riko
"Ohya, Halo. Saya Arman, suami Rosa." kata Arman
"Jam segini baru datang?" kata Arman heran
"Ya, karena Aku tidak sanggup melihatnya bersanding dengan orang lain." Kata Riko
Arman yang mendengar perkataan Riko menyadari bahwa Riko memiliki perasaan kepada Rosa
"Sebagai temannya, aku hanya memintamu untuk jangan membuat Rosa menangis. Sudah cukup dia merasakan banyak penderitaan." Kata Riko.
"Aku akan mengingat itu." Kata Arman
"Aku pegang janjimu. Kalau tidak, Aku akan membawa Rosa pergi bersamaku." Kata Riko
Riko mendekati Rosa, Rosa yang sedang duduk dikursi pelaminan berdiri saat Riko mendekat ke arahnya.
"Aku pergi dulu, Sa" Kata Riko
"Cepat kali Ko, Kamu kan tahu Ko tidak ada satupun teman yang aku miliki selain kamu dan Dewi sebagai teman bicara disini." Kata Rosa
"Kalau begitu kamu mau aku bawa lari?" Kata Riko.
"Hahahaha... kamu ini." Kata Rosa yang refleks memukul bahu Riko
Arman tidak suka melihat Rosa tertawa bersama dengan Riko.