Chereads / Badminton Love Story / Chapter 15 - Chapter 14 - Duh... Kacau!

Chapter 15 - Chapter 14 - Duh... Kacau!

Setiap kali Arman melihat wanita memakai dress warna hitam selutut, Arman langsung menemui mereka. Namun, Rosa tetap tidak ketemu hingga akhirnya Arman berhenti karena kelelahan.

"Malam semakin dingin. Kamu dimana Rosa?" Batin Arman

Tiba-tiba Yuki menelpon Arman

"Halo Yuki. Apa kamu sudah menemukan Rosa?" Kata Arman

"Belum, Pak. Saya mau mengabari kalau di sepanjang jalan menuju hotel, Saya tidak bertemu dengan Mrs. Rosa. Di Hotel juga tidak ada, Pak. Saya sudah konfirmasi ke pihak hotel, kalau kunci kamar Mrs. Rosa masih sama pihak hotel." Kata Yuki

Arman yang mendengar itu semakin gelisah

"Bagaimana ini Mr. Arman? Apa kita perlu melapor ke polisi Jepang? Saya khawatir dengan Mrs. Rosa." Kata Yuki yang semakin lirih karena menahan tangis.

"Tidak usah. Saya akan mencari lagi. Kamu tunggu disana, kemungkinan Rosa kembali ke hotel masih ada." Kata Arman

Arman berjalan dengan lesu, wajahnya mengisyaratkan keputusasaan dan kekhawatiran. Hingga, ketika dia berada di seberang jalan, Arman melihat Rosa yang sedang duduk di halte bus sambil melihat ke kanan dan ke kiri seperti orang yang sedang menunggu seseorang. Arman pun berlari menuju halte bus dengan senyum bahagia diwajahnya.

"Rosa..." Kata Arman yang kemudian tersenyum karena merasa lega

Rosa melihat Arman sudah tepat dihadapannya, air matanya hendak jatuh ke pipi. Seketika Rosa memeluk Arman, air mata yang tertahan itu akhirnya mengalir juga.

"Syukurlah kamu menemukanku. Aku sangat takut. Aku tidak tahu harus berbuat apa." Kata Rosa yang menangis

Awalnya Arman enggan menyambut pelukan Rosa. Namun, melihat Rosa yang menangis kencang membuat Arman pun memeluk Rosa dengan erat untuk menenangkannya ,"Syukurlah kamu baik-baik saja."

Orang-orang disekitar halte bus melihat mereka dengan tatapan terharu, mereka berpikir Arman dan Rosa adalah sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu. Arman yang dilihat orang banyak merasa kikuk dan melepaskan pelukannya dan membawa Rosa pergi dari sana.

"Tanganmu dingin sekali." Kata Arman yang menggenggam tangan Rosa sambil menyusuri jalan

"Sudah berapa lama kamu menunggu disini?" Kata Arman lagi

"Entahlah sejak aku berpisah dari Yuki, aku menunggunya disini." Kata Rosa

"Itu sudah lama sekali." Kata Arman

Arman melepaskan jaketnya, dan memakaikannya ke Rosa. Rosa yang mendapat perhatian seperti itu, membuat jantungnya berdegup kencang.

"Ayo, kita beli kopi panas untukmu." Kata Arman lagi

Ayah Rosa sedang bekerja sebagai pelayan di sebuah warung bar, ada seorang pelanggan yang memanggil Ayah Rosa untuk memesan makanan.

"Pak, saya mau pesan." Kata Pelanggan itu

"Iya, Pak. Sebentar." Kata Ayah Rosa

"Mau pesan apa, Pak." Kata Ayah Rosa lagi

"Saya mau pesan bir 5, kacang 2 bungkus, sama kartu remi ya Pak." Kata Pelanggan itu.

"Baik, Pak." Kata Ayah Rosa

"Eh, bentar deh." Kata Pelanggan itu

"Ada apa, Pak?" Kata Ayah Rosa

"Saya seperti pernah melihat wajah Bapak. Tapi, dimana ya?" Kata Pelanggan itu

"Wajah saya emang pasaran, Pak. Mungkin bukan saya yang Bapak lihat." Kata Ayah Rosa

"Kalau begitu saya permisi mengambil pesanan, Pak." Kata Ayah Rosa lagi

Di sebuah Kafe, Arman membawakan kopi untuk Rosa

"Minumlah ini." Kata Arman

"Terima kasih, Man." Kata Rosa

"Sekarang jelaskan padaku kenapa kamu bisa terpisah dengan Yuki?" Kata Arman

"Aku melihat baju yang bagus tadi dan berniat membelikan Dewi dan Riko baju itu. Tapi, saat akan membayar aku baru sadar kalau uang dan Handphoneku ada sama Yuki. Aku juga baru sadar ternyata Yuki sudah tidak bersamaku. Aku sudah mencari Yuki tapi tidak ketemu dan akhirnya aku berniat kembali ke parkiran mobil. Tapi, Aku lupa arah dan malah menuju halte bus." Kata Rosa

"Benar ya kata orang-orang. Para wanita itu kalau sudah berurusan sama shopping pasti lupa segala hal." Kata Arman

Rosa yang mendengar itu merasa malu,

"Kamu tidak bertanya kepada orang lain? atau naik taksi untuk kembali ke hotel?" Kata Arman

"Aku tidak ingat nama hotelnya. Aku juga sudah bertanya, tapi mereka tidak paham perkataanku." Kata Rosa

"Kamu selalu saja membuatku khawatir. Inilah ala.." Belum sempat Arman menyelesaikan perkataannya, Yuki menelpon Arman.

"Halo Yuki. Aku sudah menemukan Rosa." Kata Arman

Yuki merasa lega "Syukurlah Mr. Arman. Apa Mrs. Rosa baik-baik saja?"

"Iya, Rosa sudah membaik. Yuki, kamu boleh pulang sekarang. Saya yang akan menemani Rosa mulai sekarang." Kata Arman

"Baik Mr. Arman. Terima kasih." Kata Yuki

Arman pun mematikan teleponnya,

"Yuki pasti sangat mengkhawatirkan Aku." Kata Rosa merasa bersalah.

"Tentu saja. Cepatlah habiskan kopimu." Kata Arman

"Ayo kita pulang saja." Kata Rosa

"Kamu mau pulang? Kukira kita akan pergi membeli oleh-oleh untuk teman-temanmu." Kata Arman

Rosa tidak percaya dengan perkataan Arman ,"Benarkah? kamu akan menemaniku?"

"Iya. Ayo, cepat. Waktu kita tidak banyak. Tokonya akan segera tutup." Kata Arman

Setelah berkata seperti itu, Arman langsung pergi keluar. Rosa pun mengikuti Arman keluar. Rosa mengikuti setiap langkah Arman yang berada di depannya.

"Aduuh." kata Rosa yang kepalanya terbentur oleh punggung Arman

"Kalau jalan itu lihat ke depan, bukan ke bawah." Kata Arman

Rosa mengelus keningnya karena sakit. Kemudian, Arman mengulurkan tangannya.

"Ada apa?" Rosa terheran dengan sikap Arman

"Ayo kita berpegangan tangan. Aku tidak mau kamu menghilang lagi." Kata Arman

Rosa yang mendengar itu terkejut dengan sikap Arman, hingga membuat jantung Rosa berdetak dengan kencang. Rosa tersenyum ke Arman dan mengenggam tangan Arman.

"Silahkan, Pak. Ini pesanannya." Kata Ayah Rosa

"Pak, ternyata anda besannya keluarga Mahenra." Kata Pelanggan itu

Ayah Rosa diam saja mendengar itu dan pergi setelah memberikan pesanan pada pelanggan itu.

"Sombong banget mentang-mentang uda jadi besan keluarga kaya." Kata Pelanggan itu

Pelanggan yang tidak menyukai perlakuan Ayah Rosa, memotret Ayah Rosa yang sedang bekerja melayani pelanggan dan menyebarkannya di sosial media.

"Hari ini gue bertemu dengan besannya keluarga kaya raya dari Mahenra Property. Jujur gue terkejut banget dengan dia. Nyangka gak sih kalian? Kalau mertuanya Arman itu kerja jadi pelayan di warung bar kecil seperti ini, mana sombong lagi. hmm... orang kaya baru mah gitu, suka lupa tanah." Tulis caption Pelanggan itu di akun sosial medianya.

Rosa dan Arman sudah kembali ke hotel, Arman mengantar Rosa ke hotel,

"Makasih ya, Man. Sudah beliin aku oleh-oleh buat temanku. Besok pagi aku balik ke Indonesia." Kata Rosa

"Iya, Rosa. Yuki akan mengantar kamu ke bandara." Kata Arman

"Baik. Semoga di pertandingan selanjutnya kamu menang lagi ya." Kata Rosa

"Iya. Amin. Aku pergi dulu ya." Kata Arman

"Iya. Hati-hati ya, Man. Jaga kesehatan." Kata Rosa

Tweet Pelanggan itu mendapat banyak respon dari netizen, banyak yang mengkritik Ayah Rosa. Kini, di tempat Ayah Rosa bekerja banyak yang mengkritiknya. Ayah Rosa yang mendengar salah satu pelanggan menyebut Rosa mulai terpancing.

"Rosa anaknya kan? Kok bisa sih mereka jadi keluarga Mahenra. Yang satu jadi pelayan di Cafe, Satunya lagi kerja jadi pelayan bar di Cafe. Keduanya sama aja, gak beres. Jangan-jangan si Rosa udah pernah lagi di...." Kata Pelanggan

Ayah Arman seketika meraih kerah baju pelanggan itu dan mendaratkan pukulannya di pipi pelanggan.

"Berani sekali kamu menghina putriku seperti itu. Tidak ada satupun orang yang boleh menghina putriku." Kata Ayah Rosa masih memberikan pukulan bertubi-tubi ke pelanggan itu.

Tidak ada yang berani melerai pertengkaran mereka. Hingga pemilik bar menghentikan mereka.

"Pak berhenti, Pak." Kata Pemilik bar

"Saya tidak suka dengan perlakuan seperti ini. Berani sekali seorang pelayan memukul pembeli." Kata Pelanggan

"Jangan karena dia ini keluarganya Mahenra saya jadi takut. Saya gak takut dengan mereka. Kalau saya mau saya bisa tutup bar kalian! Saya akan penjarakan kamu." Kata Pelanggan

"Arman dari mana kamu?" Kata Coach Andi

"Coach Andi" Kaget Arman

"Saya dengar kamu pergi saat makan malam. Kamu pergi kemana?" Kata Coach Andi

Arman hanya diam saja tidak menjawab perkataan Coach Andi

"Dengar ya, Man. Coach tau kalau istrimu sedang berada di Tokyo. Tapi, bukan berarti kamu bisa suka-suka keluar bertemu dengannya. Bagaimana kalau ada yang mengenali kalian berdua disini? " Kata Coach Andi dengan nada kesal

"Kamu disini dikirim untuk bertanding bukan bersenang-senang. Sekarang ini, harusnya kamu sudah istirahat. Kamu itu ada pertandingan besok. Coach gak suka kamu begini. Coach akan beri kamu surat peringatan." Kata Coach Andi yang kemudian pergi.