"Lalu, Bagaimana dengan persiapan pernikahan? Kapan kita selesaikan?" Kata Rosa
"Aku tidak bisa mempersiapkannya, karena aku harus di karantina sampai pertandingan di mulai. Setelah menikah, aku akan pergi ke beberapa negara untuk bertanding selama 3 bulan. Jadi, aku harap kamu bisa mempersiapkan semua keperluan pernikahan sendirian. kamu bisakan?" Kata Arman.
"Tenang aja, kita menggunakan Wedding Organizing yang sering dipakai keluarga kami kalau ada acara seperti ini. Kamu cukup memilih apa yang diperlukan dan diperbuat. Bisa?"Kata Arman lagi.
"Baiklah, aku akan mengurusnya sambil aku kuliah." Kata Rosa
"Kapan kamu kuliah?" kata Arman
"Besok aku sudah mulai kuliah." Kata Rosa,
"Baiklah, aku percayakan padamu." Kata Arman
Arman memberikan kartu kreditnya kepada Rosa, "Gunakan ini untuk keperluan yang kamu butuhkan" Kata Arman lagi.
"Tidak. Aku akan menggunakan uangku saja." tanya Rosa
"Jangan, Aku saja. Aku adalah orang yang mengajak kamu untuk menikah. Seharusnya, aku yang membayar semua keperluan lainnya, karena biaya pernikahan sudah ditanggung oleh Ayahku." Kata Arman lagi.
"Man, Apa kita tidak bisa menggunakan uang kita saja untuk pernikahan ini?" Kata Rosa sedih
"Kenapa?" Kata Arman penasaran
"Kamu kan tau Man, kalau pernikahan ini adalah kesepakatan diatas kertas. Apa kamu tidak merasa bersalah karena itu." Kata Rosa lagi yang tambah sedih mengingat pernikahan ini.
"Tentu saja, Aku juga merasakan sedih dan juga takut. Tapi, apa Kita punya pilihan lain?" Kata Arman dengan tenang
"Rosa, bukannya aku mau sombong atau apa. Ayahku adalah orang yang cukup terpandang, jika kita menggunakan uang kita masing-masing, menurutku uang itu tidak akan cukup untuk menggelar pernikahan kita, kecuali pernikahan dilakukan tanpa gedung." Kata Arman lagi.
Rosa merasa perkataan Arman ada benarnya, Jika pernikahan dilakukan terlalu sederhana, Rosa takut malah membuat Ayah mertuanya malu.
"Terserah kamu saja kalau begitu. Kapan kamu akan pergi karantina?" Kata Rosa
"Nanti Sore. Ohiya, kamu boleh gunakan kamar tidurku selama Aku pergi. Tapi, jangan lupa dibersihkan" Kata Arman
"Ayahku juga menyuruh kita tinggal di rumahnya selama weekend." Kata Arman "Kenapa?" Kata Rosa
"Aku juga gak tahu, mungkin dia ingin mengenal seperti apa menantunya." Kata Arman
"Baiklah. Aku akan kesana." Kata Rosa
"Ada peraturan tambahan, selama tinggal di apartemenku, kamu tidak diizinkan mengajak teman, orang lain, kecuali ayah kita ke apartemenku. Jangan memberitahukan alamat apartemenku kepada siapapun karena aku butuh privasi" Kata Arman.
"Baik." Kata Rosa.
"Kamu ingin mengundang siapa saja?" Kata Rosa
"Aku hanya akan mengundang teman-temanku di klub badminton beserta coach, selebihnya tanya Ayahku saja. Datanglah ke rumah Ayahku, besok." Kata Arman
"Kalau Kamu akan mengundang siapa?" Kata Arman lagi
"Aku akan mengundang teman-temanku" Kata Rosa.
"Okelah. Usahakan kamu mengundang sedikit orang, karena semakin sedikit orang yang tahu semakin bagus. Akan mudah bagi kita untuk berpisah, jika hanya sedikit yang tahu." Kata Arman.
"Iya, Aku tahu." Kata Rosa.
"Arman, bisakah kamu meluangkan waktu sebelum pernikahan?" Kata Rosa lagi
"Ada apa?" Kata Arman
"Walau pernikahan ini hanya diatas kertas, setidaknya Aku ingin datang menemui Ayah kandungku. Bisakah kita datang bersama?" Kata Rosa
"Tentu saja Aku bisa. Hubungi Aku kalau kamu sudah menentukan kapan." Kata Arman
"Terima kasih. Kalau begitu Aku akan bersiap menemui Wedding Organizing." Kata Rosa.
"Oke." Kata Arman.
Di restaurant, Rosa menanyakan kepada resepsionis,"Maaf, reservasi atas nama Arman dimana ya?"
"Silahkan masuk ke ruang VIP, Bu. Ruang VIP ada di lantai 2" Kata Resepsionis
"Oke. Terima kasih, Mbak." Kata Rosa
Akhirnya, Rosa masuk ke ruang VIP dan bertemu dengan seorang wanita yang kelihatan seusia dengannya.
"Maaf, Mbak Anisa ya?" kata Rosa yang masih berdiri di depan pintu
"Iya, mbak. Silahkan duduk mbak." Kata Anisa.
"Saya disini mau ngomongin soal pernikahan mbak." Kata Rosa.
"Iya, Arman sudah mengatakannya kepada saya." Kata Anisa.
"Ouh. Temannya Arman ya mbak?" Kata Rosa
"Bukan. Saya sepupu Arman." Kata Anisa.
Rosa terkejut mendengar perkataan Anisa, matanya langsung membesar saat Anisa berkata seperti itu.
"Melihat ekspresi mbak, sepertiya Arman belum bercerita soal saya." Kata Anisa
"Iya, Betul." Kata Rosa yang tidak bisa mengelak
"Saya Anisa Syahfitri Mahenra, Sepupu Arman. Wedding Organizing ini adalah milik Ibu saya dan Saya yang meneruskannya." Kata Anisa
"Arman sudah bercerita tentang pernikahannya. Sekarang mbak tinggal jelaskan pernikahan seperti apa yang mbak inginkan, sehingga saya bisa menyesuaikannya." Kata Anisa lagi.
Rosa menjelaskan konsep pernkahan secara detail dan jelas kepada Anisa.
"Saya suka dengan ide, Mbak. Kami bisa lakukan." Kata Anisa.
"Kalau begitu, harganya berapa ya mbak?" Kata Rosa
"Soal harga tenang aja. Ayah Arman sudah mengatakannya kepada saya." Kata Nisa
"Kalau begitu, Bagimana kalau kita saling mengubah panggilan kita?"Kata Nisa lagi
"Maksudnya?" Kata Rosa
"Ayo kita saling panggil nama, jangan mbak. Kita seumuran soalnya." Kata Nisa
"Oke. Anisa." Kata Rosa
"Lalu catering bagaimana? kamu mau makanan seperti apa yang ada di pernikahan?" Kata Anisa.
"Saya terserah kamu aja, kamu pasti sudah tahu, jenis makanan yang biasa dipesan oleh keluarga Arman, saya hanya akan mengikuti." Kata Rosa
"Baiklah." Kata Anisa
"Ohiya, Saya boleh bertanya sesuatu?" Kata Anisa
"Boleh, Apa itu?" Kata Rosa
"Bagaimana kamu membuat Arman bisa setuju menikah denganmu?. Padahal, sejak 3 tahun lalu, dia itu sulit sekali untuk memulai hubungan kembali." Kata Anisa
"3 tahun lalu?" Kata Rosa kaget.
"Rosa belum tahu sesuatu tentang 3 tahun lalu. Kalau aku sampai memberitahunya, Arman akan marah padaku." Kata Anisa dalam hati.
"Bukan sesuatu yang penting. Hanya saja dia mengalami trauma karena sesuatu hal." Kata Anisa.
"Trauma? Tapi di biodata Arman gak ada ditulis kalau dia mengalami trauma." Kata Rosa
"Ha? Biodata?" Kata Anisa
"Maksud saya Arman gak pernah bilang tentang trauma itu." Kata Rosa yang mengelak "Mungkin karena Arman tidak trauma lagi, makanya dia tidak cerita" Kata Anisa.
"Iya mungkin. Kalau begitu saya permisi dulu, Arman sebentar lagi akan pergi untuk persiapan pertandingan." Kata Rosa.
"Jadi, kamu juga uda pernah dibawa ke apartemen Arman?" Kata Anisa
"Wah.. Arman sangat cepat berubah." Kata Anisa yang terkejut dan tidak percaya.
Rosa hanya membalas dengan senyuman saat Anisa berkata seperti itu.
"Saya permisi ya Anisa." Kata Rosa
"Iya, hati-hati." Kata Anisa.
Rosa pun memesan mobil online dan pulang ke apartemen Arman. Sampainya di Apartemen, Rosa sudah tidak melihat Arman lagi. Arman sudah meninggalkan apartemen dan pergi untuk berlatih. Rosa tampak kecewa karena Arman tidak berpamitan dengannya.
Besoknya, selesai kuliah, Rosa langsung bersiap pergi untuk mencari gedung pernikahan. Namun, saat Riko hendak meninggalkan kampus, Riko memanggil Rosa yang saat itu sedang menunggu ojek online.