Chereads / Badminton Love Story / Chapter 8 - Chapter 7 - Lelah!

Chapter 8 - Chapter 7 - Lelah!

Besoknya, selesai kuliah, Rosa langsung bersiap pergi untuk mencari gedung pernikahan. Namun, saat Riko hendak meninggalkan kampus, Riko memanggil Rosa yang saat itu sedang menunggu ojek online.

"Rosa, mau kemana?" kata Riko

Rosa pun langsung menoleh ke belakang dimana Riko sedang memanggil dirinya . Rosa bingung menjawab pertanyaan Riko.

"Hmm... mau pergi, ada urusan penting." Kata Rosa

Kemudian Riko menghampiri Rosa dan berkata "Katanya sebentar lagi kamu men..."

Rosa pun langsung menghentikan ucapan Riko dengan mengedipkan matanya sebagai tanda Riko untuk berhenti bicara. Rosa memberikan isyarat kepada Riko untuk berbicara di luar saja. Rosa dan Riko pergi ke sebuah kafe dekat kampusnya.

"Ada apa?" tanya Riko

"Ko, Aku mohon sama kamu ya, jangan kasih tahu siapa pun soal aku yang bentar lagi menikah. Bahkan Dewi sekalipun" kata Rosa

"Iya, aku janji gak kasih tau siapapun. Jadi Kapan kamu menikah. Dimana? " kata Riko yang berpura-pura gembira tetapi hatinya terluka

"Oke, Aku pegang janji kamu ya Ko. Mungkin Senin depan. Kalau dimananya ini lagi mau dicari." Kata Rosa

"Berarti calonmu akan datang dong. Aku mau lihat pria beruntung mana yang bisa memilikimu." Kata Riko penasaran

"Hmm... kalau soal itu. Dia tidak bisa datang, apalagi mengurusi pernikahan ini" kata Rosa

"Kenapa?" Kata Riko

"Dia sangat sibuk dengan pekerjaannya." Kata Rosa.

"Kalau begitu, kamu mau pergi kemana? Biar aku temani kamu mencari gedung pernikahan." Kata Riko

"Beneran? Kamu mau ikut denganku?"tanya Rosa takut kalau Riko hanya bercanda

"Iya. Beneran. Ayo, kita pergi sekarang." Kata Riko.

Riko dan Rosa pergi ke beberapa gedung pernikahan. Namun, gedung pernikahan yang mereka datangi tidak sesuai dengan keinginan Rosa. Dari siang hingga malam akhirnya Rosa menemukan gedung pernikahan yang sesuai dengan yang di inginkannya.

"Mbak sama Masnya mau menikah kapan?" Kata Manajer gedung tersebut

"Bukan saya yang menikah Mas. Teman saya ini yang akan menikah. Saya hanya menemani." Kata Riko

"Maaf Mas, saya pikir Mas dan Mbak yang akan menikah." Kata Manajer gedung

"Gpp Pak, ini juga bukan pertama kali kami dibilang pasangan." Kata Rosa

"Begini Pak, Saya mau menikah di hari Senin depan, untuk 500 orang saja. Dari jam 2 siang sampai 6 sore. Bagaimana pak?" kata Rosa

"Bisa Mbak, kebetulan di hari Senin memang gedung sedang sepi. Soal harga gedung ini perharinya 50 juta. Bagaimana Mbak?"kata manajer gedung

"Ruangannya cukup luas dan bagus ditambah dengan sound system dari kita dan band dari kita juga sudah termasuk biaya semuanya." Kata Manajer ruangan tersebut

"Gak bisa kurang? Pak." Kata Rosa.

"Maaf, Mbak. Gak bisa kurang. Itu udah termasuk murah mbak." Kata Manajer gedung.

Tiba-tiba Riko yang sedari tadi hanya diam memperhatikan mereka mendapat panggilan telepon dari seseorang.

"Iya, Halo." Kata Riko

Kemudian, Riko izin ke Rosa untuk menelpon di luar ruangan. Rosa yang melihat Riko keluar merasa senang.

"Begini Pak, Saya minta tolong kerjasamanya. Saya akan menikah dengan seorang atlet. Saya bisa minta tambahan petugas keamanan? Saya takut kalau ada wartawan yang datang di hari H." Kata Rosa

"Siapa, Mbak? Kami bisa usahakan Mbak." Kata Manajer gedung

"Itu, Bapak kenal Armandito? Atlet badminton yang kemarin menang di Thomas Cup?" kata Rosa.

"Iya tau, atlet sekaligus anak pemilik property mahenra kan? Saya fans nya, Mbak." Kata Manajer gedung dengan bersemangat.

"Iya. Saya minta tolong jangan sampe pernikahan ini ada yang tau selain kita ya Pak. Saya mau di hari H, semuanya berjalan dengan lancar" Kata Rosa.

"Bisa diatur, Mbak." Kata manajer gedung

"Kalau begitu deal ya, Pak." Kata Rosa mengulurkan tangannya ke manajer gedung menandakan setuju.

Riko kembali setelah selesai menelepon, dengan wajah cemas Riko meminta Rosa untuk pulang sendiri, karena Riko harus pergi karena ada keperluan mendadak.

"Ros, Aku pergi dulu ya. Maaf ya, Aku gak bisa ngantar kamu pulang." Kata Riko dengan perasaan sedih.

"Iya, Ko. Gpp, Kamu pulang duluan aja. Aku masih ada urusan juga." Kata Rosa

"Hati-hati kamu pulangnya ya. Kabari Aku kalo kamu uda sampe rumah." Kata Riko

"Iya. Kamu juga hati-hati ya." Kata Rosa

Kini, Rosa sudah berada di bus yang mengarah pulang ke Apartemen. Rosa berpikir "Apakah yang dilakukannya ini benar? Apakah tidak masalah jika dia menipu Ayahnya demi kebahagiaan nya?"

Besoknya, selesai kuliah Rosa berniat pergi ke rmah Ayah Arman. Namun, Riko yang sedang berjalan melihat Rosa yang sedang berjalan menuju ke arahnya, "Mau kemana? mau cari gedung lagi?"

"Enggak. Aku mau ke rumah calon mertuaku." Kata Rosa

Riko yang mendengar itu dalam hati merasa sedih.

"Oh, begitu. Mau ku antar?" Kata Riko.

"Enggak usah, Ko. Kamu kan bentar lagi ada kelas. Aku naik taksi aja." Kata Rosa

"Oh,iyauda. Tapi, Kamu hati-hati ya. Kalo ada apa-apa telepon aku." Kata Riko yang kemudian mengelus kepala Rosa

"Iya, Ko. Kalo gitu aku pergi dulu." Kata Rosa.

Riko melihat kepergian Rosa dengan perasaan sedih dan terluka, di satu sisi Riko ingin berbahagia dengan kabar pernikahan Rosa. Namun di sisi lain, hatinya terluka melihat wanita yang dicintainya dimiliki oleh orang lain.

"Bagaimana rencana pernikahan kalian? Lancar?" Tanya Ayah Arman.

"Lancar, Om. Kemarin saya baru mengurus gedung pernikahan, Wedding Organizing dan catering." Kata Rosa

"Mulai sekarang kamu harus belajar manggil saya Ayah. Bentar lagi, kamu menikah dengan putra saya." Kata Ayah Arman menyentuh tangan Rosa

"Kamu sudah Ayah anggap seperti putri saya sendiri." Kata Ayah Arman lagi

"Iya, Yah. Terima Kasih Yah. " Kata Rosa.

"Begini, Ayah manggil kamu kesini untuk ngasih kamu baju pernikahan Ibunya Arman. Ayah ingin kamu menggunakan baju pernikahan bekas Ibu Arman. Memang bajunya sudah model lama, tapi kamu boleh mengubah baju pernikahan Ibu Arman sesuai selera kamu." Kata Ayah Arman.

"Dulu, Saat Ibunya Arman sedang sakit. Ibunya ingin memberikan baju pernikahan miliknya di berikan kepada istri Arman nanti. Gak apa-apa kan di hari pernikahanmu kamu menggunakan baju pernikahan bekas Ibu Arman?" Kata Ayah Arman.

"Iya gak apa, Yah. Justru Rosa senang kalau Rosa pake baju pernikahan ini. Karena Rosa tahu, Arman sangat menyangi Ibunya." Kata Rosa.

"Baiklah, Ayah senang mendengarnya. Ayah senang Arman memilih kamu sebagai istrinya. Melihat kamu tahu bagaimana harus mengurus dan menjaga Arman, membuat Ayah tenang." Kata Ayah Rosa dengan tulus.

"Terima kasih atas pujiannya, Yah. Ohiya, Ayah ingin mengundang siapa saja? Hari ini, Saya akan mengurus undangan." Kata Rosa

"Ah, kalau itu kamu kan tahu ayah punya banyak kenalan. Arman juga sudah memberitahu Ayah kalau dia tidak mau banyak orang yang diundang. Jadi, ayah hanya akan mengundang 50 orang saja, selebihnya kalian saja yang tentukan." Kata Ayah Arman.

"Baik, Yah. Akan saya tentukan. Kalau begitu saya pergi dulu ya yah. Permisi." Kata Rosa

"Ohiya, Rosa. Tolong ajak Arman pergi menemui Ibunya, ya." Kata Ayah Arman

"Iya, Yah." Kata Rosa

Rosa yang sudah berada di pintu keluar, tiba-tiba di datangi oleh supir Arman yang sedang mengelap mobil.

"Permisi, Mbak. Silahkan naik ke mobil, Bapak menyuruh Saya untuk mengantar Mbak." Kata Supir Arman

"Silahkan Mbak." Kata Supir Arman.

"Terima kasih, Pak." Kata Rosa kemudian tersenyum

Rosa sampai di tempat pembuatan undangan pernikahan

"Mau model yang seperti apa Mbak? Ada model yang seperti ini, model kalender, atau bagaimana Mbak?" Kata Penjual

"Saya mau undangan pernikahan yang simple saja, Pak. Undangannya berwarna putih dan tulisannya warna emas. Bentuknya seperti Amplop kecil, Pak." Kata Rosa

"Tolong tulis nama pengantin, nama keluarga nya serta alamat pernikannya digelar, Mbak?" Kata Bapak Penjual Undangan

Rosa pun menulis yang diminta oleh penjual. Setelah selesai menulis, Bapak penjual undangan pernikahan kaget setelah membacanya.

"Ohiya, Pak. Tolong rahasiakan pernikahan ini. Kalau ada orang yang bertanya bilang saja tidak ya Pak." Kata Rosa

"Baik, Mbak."Kata Bapak Penjual Undangan

Rosa pergi ke kasir dan membayar DP undangan. Sekarang, Rosa pergi ke tempat Arman latihan. Sampainya disana, Rosa mencoba untuk menelpon Arman terlebih dahulu. Namun, Arman tidak mengangkat telepon darinya. Rosa keluar dari mobil dan masuk ke dalam gedung tersebut.

"Mau mencari siapa mbak? Kata satpam

"Bisa saya bertemu dengan Arman, Pak?" Kata Rosa.

"Maaf, Mbak. Armannya sedang latihan tidak bisa diganggu." Kata Satpam

Kemudian Coach Andi yang baru saja tiba, mendengar ada yang mencari Arman dan menghampiri Rosa.

"Mbak, siapanya Arman? Ada keperluan apa kemari, Mbak?" Kata Coach Andi

"Saya Rosa, Pak. Saya mau ketemu Arman. Saya ... saya calonnya Arman." Kata Rosa.

"Ah, Saya ingat sekarang. Jadi, namamu Rosa si pembuat sandwich dan coklat panas." Kata Coach Andi.

Rosa yang mendegar itu merasa bingung dan heran

"Pak, saya bawa dia kedalam." Kata Coach Andi pada satpam

Rosa kelihatan takut, saat Coach Andi membawanya pergi.

"Man ... berhenti ada tamu untukmu." Kata Coach Andi.

"Siapa Coach?" Kata Arman yang sedang berlatih badminton

"Makanya berhenti dulu, lihat siapa yang datang." Kata Coach Andi

Arman berhenti berlatih dan melihat Rosa disana. Arman kaget melihat Rosa datang ke tempat latihannya.

"Ngapain datang kesini? Kamu kan bisa nelpon Aku." Kata Arman

"Aku sudah mencoba telpon kamu. Tapi, enggak diangkat. Aku mau nanya, kamu mau ngundang berapa orang? Soalnya hari ini sudah aku pesan 200 undangan. Takutnya kurang atau lebih." Kata Rosa

"50 orang. Sekarang kamu pergi, aku tidak suka kalau ada orang yang datang ke tempat latihan." Kata Arman yang kesal

Melihat sikap Arman yang kasar kepadanya membuat Rosa marah.

"Iya, kamu gak usah kesal begitu dong. Disini yang capek, bukan kamu aja. Aku juga capek pergi kesana kemari, cuman untuk mengurusi pernikahan palsu ini." Kata Rosa yang juga kesal.

"Aku harus mengurus kuliahku, pergi kesana kemari, menutupi semua ini dengan teman kuliahku, menghindari teman-temanku " kata Rosa yang semakin kesal.

Rosa yang mengetahui dirinya sudah mencapai batas kemarahan, berusaha menahan diri

"Sudahlah. Percuma juga ngejelasin panjang lebar ke Kamu. Kamu gak akan mengerti. Aku kesini mau bilang ke kamu, besok jam 10 pagi, datang ke butik langganan keluargamu. Kita harus fitting baju." Kata Rosa

Kemudian, Rosa pergi dengan perasaan kesal. Ternyata, Coach Andi mengintip mereka dari jauh dan melihat pertengkaran mereka. Saat Rosa sudah pergi, Coach Andi menghampiri Arman.

"Kamu ini! sifat kasarmu itu enggak berubah ya." Kata Coach Andi.

"Sudahlah coach. Aku akan berlatih lagi." Kata Arman

Rosa pun pulang ke rumah Ayahnya dan berencana menginap disana.