Rosa pun hanya bisa ikut saat Arman menarik tangannya. Rosa dengan perasaan sedih masuk kedalam. Dan setalah berada ditempat reservasi mereka, Arman melepaskan tangan Rosa.
"Ayah" Kata Arman
Ayah arman melihat Arman dan berkata " Ayahnya Rosa dimana Man?"
"Maaf, Yah. Ayah Rosa tidak.."
Belum sempat Arman selesai berbicara, Ayah Rosa datang dan berkata "Permisi. Maaf Saya terlambat. Saya Ayahnya Rosa." Kata Ayah Rosa dengan sopan serta berpakaian rapi.
Rosa terkejut melihat kedatangan Ayahnya sekaligus terharu " Ayahhh.." katanya.
"Silahkan duduk, Pak." Kata Ayah Arman.
"Terima Kasih Pak." Kata Ayah Rosa.
Ayah Rosa, Rosa dan Arman juga ikut duduk. Ayah Arman duduk disamping dengan Arman dan Ayah Rosa duduk disamping Rosa, sehingga mereka saling berhadapan.
"Saya Dimas Mahenra, Anda?" Kata Ayah Arman kepada Ayah Rossa.
"Saya Joko, Pak." Kata Ayah Rosa
"Saya langsung ke intinya ya Pak." Kata Ayah Arman
"Iya, silahkan saja pak." Kata Ayah Rosa
"Anak saya, Arman. Berniat menikahi Putri Bapak. Sebaiknya pernikahan ini kapan dilaksanakan?" Kata Ayah Arman.
"Saya terserah pada anak-anak saja Pak. Lebih baik mereka yang menentukan, karena itu pilihan mereka sendiri untuk menikah, kita orang tuanya hanya bisa mendukung mereka." Kata Ayah Rosa.
"Benar, Pak. Saya setuju dengan Bapak. Lalu, mengenai mahar bagaimana Pak? Berapa yang bapak inginkan." Kata Ayah Arman.
Rosa yang mendengar itu kelihatan takut, jika Ayahnya akan meminta yang berlebihan.
"Saya terserah Putri Saya saja, Pak." Kata Ayah Rosa
Rosa yang mendengar itu terkejut dengan perkataan Ayahnya.
"Bagaimana Rosa, kamu mau apa sebagai mahar kamu?" Kata Ayah Arman.
"Saya tidak tahu, Pak. Kalau itu, terserah bapak saja."Kata Rosa
"Tidak bisa begitu dong. Kamu yang harus menentukan apa yang kamu inginkan sebagai mahar." Kata Ayah Arman merasa lucu dengan sikap pemalu calon menantunnya itu.
"Apa ya pak? Saya juga tidak tahu." Kata Rosa dan kemudian berpikir
Ayah Arman tertawa kecil mendengar perkataan Rosa, "Bagaimana kalau sebuah kalung emas seberat 2,5 gr yang pernah dipakai oleh Ibunya Arman dipernikahan kami, dan seperangkat alat shalat." Kata Ayah Arman
"Saya Setuju, Pak." Kata Rosa lagi.
Arman yang mendengar itu merasa heran, "Apa kamu yakin? Kamu mau mahar cuman segitu?"
"Iya Man, Meskipun cuman segitu. Kalung yang dipakai Ibumu saja sudah sangat bernilai Man." Kata Rosa
"Oke, Kalau begitu. Saya Setuju." Kata Ayah Arman
"Masalah biaya pernikahan, biar Ayah yang urus ya." Kata Ayah Arman lagi.
"Oiya, tambahan dari Saya adalah paket Honeymoon selama 3 hari 2 malam biaya akomodasi dan semuanya saya yang bayar." Kata Ayah Arman dengan bahagia.
Rosa hanya tersenyum mengiyakan.
"Tapi, Yah. Arman setelah menikah akan mengikuti pertandingan selama 3 bulan. Jadi untuk sekarang ini tidak bisa honeymoon." Kata Arman
"Iyasudah, Ayah serahkan pada kalian semua. Biaya biar Ayah yang tanggung." Kata Ayah Arman.
"Kira-kira pernikahannya kapan ya, Pak dilaksanakannya?" Kata Ayah Rosa
"Oh, kalau itu bagaimana menurut kalian berdua? Apakah kalian sudah membicarakan soal ini?" Kata Ayah Arman.
Arman dan Rosa saling melirik ,"Sudah, Om. Saya mau pernikahan dilaksanakan setelah 1 minggu dari pertemuan keluarga. Bisa kan Om dan Ayah meluangkan waktu?" Kata Rosa.
"Apa itu gak kecepatan Sa?" Kata Ayah Rosa
"Enggak Yah. Soalnya pernikahan kami ini hanya akan mengundang orang-orang terdekat kami saja, kalau sekarang namanya Private Wedding. Jadi, Kami gak perlu mengurus banyak hal." Kata Rosa
"Kenapa begitu cepat? Apa kamu sudah?" Kata Ayah Arman
Rosa langsung mengelak dari perkataan Ayah Arman, "Bukan, om. Saya dan Arman tidak pernah melakukan apapun."
"Ayah hanya menggoda kita, Rosa. Jangan terlalu dimasukkan hati." Kata Arman menjelaskan
"Oh begitu." Kata Rosa
"Hahaha.. Om hanya bercanda. justru Om itu senang kalau kalian cepat menikah. Sudah saatnya bagi Arman untuk memulai membangun rumah tangga." Kata Ayah Arman.
"Kalau begitu saya permisi duluan. Semua proses pernikahan Ayah serahkan kepada kalian. Ayah pergi dulu, karena Ayah ada pertemuan lagi." Kata Ayah Arman lagi.
"Baik." Kata Ayah Rosa yang mengajungkan tangannya untuk bersalaman dengan tangan Ayah Arman. Ayah Rosa pun menerimanya. "Senang berbesan dengan Anda." Kata Ayah Arman.
Ayah Rosa berkata, "Suatu kehormatan bagi saya bisa berbesan dengan Anda Pak". Setelah itu Ayah Arman dan Ayah Rosa pergi. Rosa mengejar Ayahnya.
"Yah..' Kata Rosa
Ayah Rosa berbalik kepada Rosa
"Terima Kasih karena sudah datang." Kata Rosa dengan tulus.
Ayah Rosa mengambil amplop dikantong sebelah kanan jas hitamnya.
"Ini ambillah, Ayah menambungnya sebagai biaya pernikahanmu." Kata Ayah Rosa
"Tidak usah, Yah. Rosa ada tabungan kok." Kata Rosa menolak dengan tulus.
"Ambil saja." Kata Ayah Rosa dan meletakkan amplop itu ditangan Rosa.
"Anggap saja ini cara Ayah memaafkan kamu." Kata Ayah Rosa.
"Ayah.. Terima Kasih." Kata Rosa merasa terharu.
"Hubungi saja Ibumu. Suruh Ibumu datang dihari pernikahanmu. Ayah tidak akan marah. Sekarang kamu sudah punya rumah untuk kamu tuju dengan perasaan bahagia." Kata Ayah Rosa
"Ayah.. Bersama Ayah juga Rosa bahagia." Kata Rosa dengan tulus.
"Ayah tahu." Kata Ayah Rosa
"Ayah pergi dulu." Kata Ayah Rosa lagi
"Hati-hati." Kata Rosa
Arman dan Rosa kembali ke apartemen, mereka merasa lelah sekaligus senang.
"Akhirnya, semua sesuai rencana." Kata Arman yang senang namun merasa kelelahan.
"Aku juga. Hari ini banyak kejadian yang tidak kuduga."Kata Rosa dengan sedih
Arman pun pergi ke kamarnya setelah beristirahat di sofa bersama Rosa. Setelah itu, Rosa mengambil smartphonenya di tas dan mengirimkan pesan ke ayahnya.
"Ayah, terima kasih sudah datang, terima kasih juga sudah memberiku uang. Terima kasih."
Beberapa menit kemudian, ayah Rossa membalas pesan Rossa.
"Iya."
"Ayah suka dengan pria yang akan kamu nikahi itu. Dia pria yang baik, ayah mertuamu juga orang yang baik. Ayah senang kamu dikelilingi orang yang baik-baik.."
Rosa yang membaca pesan dari Ayahnya merasa terharu, tetapi dia juga merasa bersalah saat mengingat pernikahan ini hanyalah palsu.
Besoknya, Arman dan Rosa sedang berkumpul membicarakan kontrak pernikahan mereka.
"Saya atas nama Arman Mahenra bersedia menikah dengan Rossa Mulandari selama 1 tahun. Kontrak ini disetujui dengan syarat:
Pihak pertama memberikan izin kepada pihak kedua untuk bekerja dan membiayai kuliahnya sendiri."
Pihak pertama tidak akan pernah menyentuh pihak kedua tanpa seizin pihak kedua. Begitu pula sebaliknya.
Pihak pertama dan kedua tidak boleh membicarakan hal apapun mengenai pernikahan kontrak ini kepada siapapun. Jika melanggar, Pihak pertama dan kedua akan mendapatkan penalti yaitu ganti rugi berupa uang sebesar 100 juta.
Demikian isi perjanjian diantara kami. Kontrak pernikahan kapanpun bisa diubah."
"Bagaimana setuju?" Kata Arman yang bertanya kepada Rossa setelah selesai membaca kontrak pernikahan.
"Aku setuju." Kata Rossa
"Baiklah silahkan tanda tangan disini dan aku akan menandatangani bagianku." Kata Arman
Kontrak pernikahan mereka pun selesai.