Rosa dan Arman kembali ke dalam mobil. Arman menyentuh punggung tangan Rosa,
"Jangan ambil kesempatan!" tegas Rosa.
Arman heran melihat perubahan emosi Rosa, "Loh? Kamu kan lagi sedih. Aku sedang menenangkanmu."
Rosa mengusap air mata dari pipinya.
"Kamu acting ya?. Jadi, yang kamu katakan itu bohong semua. Wahh ....." kejut Arman melihat perubahan sikap Rosa.
"Kamu pikir Ayahku akan semudah itu memaafkanku? Tidak ada cara lain selain berbohong." Elak Rosa
"Lagipula tidak semua yang aku katakan bohong. Kamu pikir apa yang akan Ayahku lakukan jika dia tahu aku memang benar bertemu Ibuku? Aku bisa habis ditangan Ayahku." Kata Rosa menjelaskan lagi.
"Kamu akan lihat, bagaimana Ayahku akan datang ke pertemuan dengan perkataan yang aku buat." Kata Rosa lagi.
Di apartemen Arman, Rosa sedang menyiapkan makan malam untuk mereka. Rosa memasak nasi goreng spesial dengan seafood.
"Ayo, kita berfoto?" Kata Arman
"Ha?untuk apa?" Kata Rosa penasaran
"Aku akan mengirim ini ke Ayahku. Kita lihat bagaimana reaksinya nanti." Kata Arman
Arman dan Rosa mengambil beberapa foto selfie mereka. Setelah itu, Arman mengirim foto selfie mereka ke Wattshup Ayahnya.
"Aku sudah menemukan orang yang tepat untuk aku jadikan sebagai teman hidupku. Ayah pasti akan suka dengannya." Tulis Arman sebagai caption foto mereka.
Beberapa menit kemudian, Ayah Arman membalas pesan "Besok datanglah ke rumah, bawa juga dia bersamamu. Kita akan makan malam bersama."
"Yes! Sesuai rencana kita." Kata Arman dengan senang.
Rosa terlihat senang dengan kebahagiaan Arman. "Sudah. Sekarang yang penting kita makan dulu." Kata Rosa
Rosa dan Arman makan di meja makan dan kemudian membuka pembicaraan diantara mereka.
"Aku harus memakai baju apa? Kamu kan dari keluarga kaya. Aku tidak tahu pakaian mana yang cocok dengan status keluargamu." Tanya Rosa
"Ayahku bukan tipe yang melihat seseorang dari status. Ayahku bisa menilai seseorang dengan baik. Jadi, kamu hanya perlu menampilkan apa adanya dirimu." Kata Arman menjelaskan.
"Baiklah." Kata Rosa
"Ohiya, aku sudah mengambil cuti untuk beberapa hari. Besok kita bertemu Ayahku, Besoknya lagi kita mengadakan pertemuan keluarga, dan Aku meminta kamu untuk mengatakan kepada Ayahku, 1 minggu dari pertemuan keluarga, kita akan menikah." Kata Arman menjelaskan rencananya.
"Mengenai kontrak pernikahan kita. Akan kita setujui tepat setelah kedua orang tua kita setuju." Kata Arman lagi menjelaskan.
"Baiklah, terserah padamu saja." Kata Rosa mengiyakan rencana Arman itu.
Besoknya, Arman sedang menunggu Rosa yang bersiap-siap.
"Ayolah, Lama kali." Kata Arman yang mulai bosan menunggu.
Rosa pun keluar kamar dan berkata "Bagaimana penampilanku?"
Arman terpukau dengan penampilan Rosa dengan gaun putihnya sepanjang lutut, sehingga menampakkan kakinya yang panjang, halus, dan kurus itu. Dengan rambut hitamnya yang terurai.
"Jawab! Aku terlihat aneh ya?" Kata Rosa kelihatan tidak nyaman dengan Arman yang terus memperhatikannya.
"Bagus. Setidaknya, kamu tidak seperti perempuan yang ketakutan lagi." Kata Arman yang menyembunyikan keterpukauannya kepada Rosa.
"Ayo kita pergi!" Kata Arman lagi.
"Ayo!" Kata Rosa dengan semangat
Rosa dan Arman sudah sampai dirumahnya Arman.
"Kamu siap?" Tanya Arman yang merasa gugup
"Harus siap." Kata Rosa yang juga gugup
Arman pun menggenggam tangan Rosa, Rosa terkejut dengan perlakuan Arman. Awalnya, perasaannya biasa namun kelamaan hatinya merasa.
"Ayo kita masuk." Kata Arman menarik Rossa masuk kerumahnya.
Arman dan Rosa disambut oleh Bi Nani, pembantu Arman.
"Bapak uda nunggu di ruang tengah Mas." Kata Bi Nani
"Makasih Bi." Kata Arman
Rosa tersenyum ke arah Bi Nani, Kemudian Arman membawa Rosa ke ruangan tengah yaitu ruang keluarga.
"Ayah." Kata Arman memanggil Ayahnya yang sedang duduk di sofa sambil menonton TV.
Ayah Arman memalingkan wajahnya ke arah suara Arman, dan melihat Arman memegang tangan Rosa dan menyuruhnya duduk disofa yang ada didepannya.
"Siapa namamu?" Kata Ayah Arman
"Rosa Mulandari, Om" Kata Rosa
"Pekerjaanmu apa?" Kata Ayah Arman lagi
"Saya masih kuliah, Om. Tapi saya.."
Belum sempat Rosa menyelesaikan kalimatnya, Ayah Rosa langsung memotong pembicaraan dengan berkata
"Masih kuliah udah mau menikah? Kenapa? Kamu enggak takut kalau nanti kamu akan kesulitan mencari pekerjaan? Atau kamu malah memanfaatkan anak saya?" Kata Ayah Arman yang mulai emosi.
"Ayah! Pertanyaan macam apa itu!!"
Belum sempat Arman menyelesaikan perkataannya, Rosa menggenggam tangan Arman supaya Arman tidak emosi kepada Ayahnya. Arman pun kemudian terdiam. Ayah Arman melihat itu mulai santai, Dia suka melihat Rosa yang tahu bagaimana cara menenangkan Arman.
"Kenapa kamu mau menikah dengan anak saya?" Kata Ayah Arman
Rosa keliatan bingung dan memikirkan kata apa yang tepat untuk dia ucapkan kepada Ayah Arman.
"Ayah.." Kata Arman
Ayah Arman melihat Arman saat Arman memanggilnya,
"Saya dan Arman bersama karena kami memiliki tujuan yang sama dalam membangun rumah tangga. Karena dalam membangun sebuah rumah tangga, selain saling mencintai, juga harus memiliki tujuan dan pemikiran yang sejalan agar rumah tangga itu berjalan dengan lancar. Dan saya menemukan itu dalam diri Arman, Om. Saya sangat menyukai Arman dan cara berpikirnya mengenai rumah tangga." Kata Rosa dengan percaya diri.
Ayah Arman tersenyum senang mendengar perkataan Rosa, "Baiklah. Adakan secepatnya pertemuan keluarga. Ayah akan datang." Kata Ayah Arman senang melihat Rossa dan setelah berkata seperti itu Ayah Arman pergi.
"Apa!" Kata Rosa dan Arman yang saling melihat satu sama lain karena tidak menyangka Ayahnya akan setuju secepat itu.
"Ayo, Kita makan malam." Kata Ayah Arman yang kembali setelahnya.
Di Apartemen Arman, Arman dan Rosa terduduk di ruang tamu dan masih tidak percaya dengan apa yang mereka alami.
"Aku tidak menyangka ayahku akan semudah itu memberi izin." Kata Arman.
"Aku juga." Kata Rosa.
"Tidak kusangka kata-kata seperti itu akan mempan kepada Ayahmu. Ayahmu dari luar tampak tegas tapi sebenarnya hatinya sangat lembut." Kata Rosa lagi.
"Kamu benar." Kata Arman yang setuju
"Kalau begitu, besok kita akan mengadakan pertemuan keluarga di restaurant langganan keluarga kami. Pukul 7, bagaimana?" Kata Arman lagi
"Aku akan mengabari ayahku nanti." Kata Rosa yang terlihat tidak yakin.
"Apa Ayahmu akan datang?" tanya Arman.
"Mungkin." Kata Rosa yang tidak yakin
"Sebaiknya hubungi Ibumu, jika Ayahmu tidak bisa datang." Kata Arman dan setelah berkata seperti itu langsung pergi kekamarnya.
Rosa pun mengambil smartphonenya yang ada di tas hitam yang dipakainya tadi dan menuliskan pesan kepada ayahnya.
"Ayah, Aku harap Ayah bisa datang ke pertemuan keluarga, besok pukul 7 di restaurant Kemangi. Aku akan menunggu Ayah. -Rosa" Tulis Rosa dan langsung mengirimkannya kepada Ayahnya.
Ayah Rosa yang sedang menonton TV di ruang keluarga, melihat smartphone nya yang berdering dan membaca pesan Rosa. Ayah Rosa langsung mematikan Hpnya, mematikan TV dan kemudian langsung pergi keluar rumah. Rosa yang sudah bersiap mau tidur, melihat kembali smartphonenya, dan melihat Ayahnya sudah membaca pesan yang dia kirimkan.
"Aku harap Ayah datang." Batin Rosa.
Dan kemudian Rosa tidur di sofa.
Dipagi harinya, tepatnya di ruang keluarga Arman dan Rosa sedang duduk di sofa sambil menonton TV.
"Bagaimana sudah kamu katakan kepada Ayahmu?" Kata Arman
"Sudah" singkat Rosa
"Lalu, Ayahmu bilang apa?" Kata Arman lagi
"Dia hanya membaca pesanku." Kata Rosa lagi
"Sebaiknya kamu kabari saja Ibumu, Aku tidak yakin Ayahmu akan datang." Saran Arman .
Rosa hanya diam dan fokus menonton, setelah berkata seperti itu Arman pergi keluar apartemen. Sebenarnya dihati Rosa sedang khawatir mengenai kedatangan Ayahnya di pertemuan keluarga.
Malamnya, Rosa dan Arman sudah berada di restaurant Kemangi dimana acara pertemuan keluarga diadakan. Mereka datang sejak pukul 6 sore. Rosa terus menghubungi Ayahnya, Namun nomor Ayahnya tidak aktif, Rosa tambah khawatir saat melihat Ayah Arman sudah datang pukul setengah 7. Waktu terus berjalan, 5 menit lagi jam menuju ke angka 7. Arman menarik Rosa keluar dari restaurant.
"Siapa yang akan datang?Ibumu kan?" Kata Arman.
"Bukan." kata Rosa yang tampak khawatir melihat-lihat kesekeliling resturant, mencari keberadaan Ayahnya.
"Kan aku sudah bilang, hubungi Ibumu. Kalo Ayahmu tidak datang bagaimana? Kamu kan tahu susahnya membujuk Ayahku. Kamu ini!" Kata Arman yang marah
"Aku yakin Ayahku akan datang." Kata Rosa lagi masih sambil melihat-lihat kesekeliling mencari Ayahnya.
"Sekarang uda jam 7. Ayo! Kita kembali masuk, kita katakan saja Ayahmu tidak bisa datang." Kata Arman lagi dan setelah berkata seperti itu menarik Rosa kedalam restaurant.
Rosa pun hanya bisa ikut saat Arman menarik tangannya. Rosa dengan perasaan sedih masuk kedalam dan setelah berada ditempat reservasi mereka, Arman melepaskan tangan Rosa.