Chereads / Badminton Love Story / Chapter 2 - Chapter 2 - Dia Gadis yang Tepat

Chapter 2 - Chapter 2 - Dia Gadis yang Tepat

Keesokan paginya, ketika Arman berniat membangunkan Rosa untuk sarapan pagi. Arman kaget melihat keringat didahi Rosa, tampaknya Rosa demam. Arman merawat Rosa, mengompres Rossa dengan air hangat. Dalam tidurnya Rosa memanggil Ayah kandungnya ,"Ayah.." lirih Rossa sedih dan meneteskan air mata. Arman yang mendengar itu ikut merasakan kesedihan. Arman yang harus pergi berlatih badminton, menyuruh orang untuk merawat Rosa selama dia pergi untuk latihan. Malamnya, selesai latihan, Arman langsung kembali ke apartemennya. Sampai dirumah, Arman bertanya kepada Bi Nani, orang yang merawat Rosa selama sakit.

"Bi, gimana keadaannya Rossa?" kata Arman yang cemas.

"Panasnya sih uda turun Mas, tapi Pacar Mas Arman belum makan dari pagi. Dia hanya tiduran saja." Kata Bi Nani menjelaskan.

"Dia bukan pacar saya Bi. Iyauda Bi, Bi Nani boleh pulang. Tapi, jangan bilang Ayah kalau Bi Nani merawat seseorang di apartemenku ya." Kemudian Arman Mengambil uang dari dompetnya.

"Ini Bi, Upah Bi Nani, makasih ya Bi." Kata Arman

"Iya Mas Arman, sama-sama. Permisi Mas Arman, Bibi pulang dulu." Kata Bi Nani

Arman merawat kembali Rosa dan menunggu Rosa kalau dia terbangun. Tetapi, Arman malah tertidur di kursi yang ada disebelah Rosa dengan TV yang menyala.

Besoknya, Rosa terbangun pagi sekali dan merasa kembali segar dan sehat. Rosa melihat Arman tertidur di sofa yang ada dihadapannya dan Rosa mematikan TV yang masih menyala. Rosa pergi ke dapur dan mencari makanan karena dia merasa sangat lapar. Tapi, yang dia lihat ada sepanci kecil yang berisi bubur nasi diatas kompor. Rosa tidak menyukai bubur, sehingga Rosa mencari makanan di kulkas. Rosa menemukan roti dan langsung memakannya.

Alarm dari handphone Arman berbunyi, Arman terbangun dari tidurnya dan melihat Rosa sudah tidak ada lagi di sofa.

"Kamu sudah bangun? Maaf aku mengambil makananmu, nanti akan kubayar." Kata Rosa.

Arman yang mendengar suara Rosa langsung berdiri dan menuju asal suara yaitu di dapur.

"Iya." Kata Arman.

"Terima Kasih karena sudah merawatku dengan baik." Kata Rosa.

"Iya sama-sama." Kata Arman lagi.

Arman pergi bersiap untuk berolahraga pagi. Arman pun keluar dari kamar dengan menggunakan jaket olahraga.

"Kamu mau lari pagi?" kata Rosa yang melihat Arman memakai baju untuk berolahraga.

"Iya." Kata Arman

"Mau aku buatkan air putih?" kata Rosa

"Iya, boleh." Kata Arman,

Rosa pun memasukkan air putih kedalam botol minum dan memberikan botol minum itu pada Arman.

"Terima Kasih." Kata Arman.

Arman pun pergi, tapi langkahnya terhenti karena Rosa memanggilnya.

"Maaf, kamu mau makan apa buat sarapan pagi? Aku akan siapkan." Kata Rosa.

"Tidak usah, habis ini aku harus langsung latihan."kata Arman

"Baiklah."Kata Rosa.

Kemudian Arman pergi untuk lari pagi. Rossa pun berniat membalas kebaikan Arman. Rosa membersihkan sofa, melipat selimut yang dipakainya, mencuci piring, membersihkan kulkas Arman yang penuh dengan bahan makanan yang sudah busuk dan mengisi kulkas Arman dengan beberapa botol minum yang berisi air putih, memisahkan sampah organik dan non-organik. Setelah melakukan itu semua, Arman sudah kembali ke rumah dan melihat Rosa sedang duduk disofa.

Rosa yang melihat Arman sudah pulang langsung berdiri dan menyapa Arman dengan memberikan senyuman yang dibalas senyuman oleh Arman. Arman kemudian masuk kedalam kamar dan bersiap pergi latihan. Disaat Arman bersiap, Rosa membuatkan bekal sandwich dan coklat panas untuk Arman. Arman bersiap untuk pergi latihan. Rosa memberikan bekal itu kepada Arman. Arman berterima kasih karena kebaikan Rosa.

"Aku akan pulang ke rumahku nanti sore, terima kasih karena telah membantuku." Kata Rosa dengan tulus.

"Iya sama-sama. Aku akan mengantarmu pulang." Kata Arman

"Tidak usah, saya gak mau merepotkan kamu." Kata Rosa yang tidak berniat membuat Arman kesulitan karenanya.

"Tidak apa-apa, tidak merepotkan." Kata Arman menjelaskan.

Rosa pun menerima tawaran Arman yang berniat mengantarnya pulang nanti. Arman pun pergi ke tempat latihannya. Setelah Arman pergi, Rosa memilih untuk tidur sebentar sebelum dia mulai membersihkan rumah Arman. Arman sampai ke tempat latihannya, Coach Andi bingung melihat Arman pergi latihan disaat jadwal latihannya tidak ada. Arman menceritakan keluh kesahnya kepada Coach Andi dan memberitahukan persyaratan dari Ayahnya. Arman meminta solusi kepada Coach Andi dengan permasalahan yang sedang dihadapinya.

"Iyasudah, ikuti saja apa perkataan Ayahmu." Kata Coach Andi.

"Tapi sama siapa?" Kata Arman yang kaget

"Sama siapa nya itu ya kamu sendiri lah yang menentukan dengan siapa. Kamu kan tahu perempuan yang bagaimana yang disukai oleh ayahmu." kata Coach Andi.

"Tidak ada cara lain selain ini, daripada kamu harus kehilangan apartemen mu, dan tidak punya tempat tinggal." Tambah Coach Andi lagi.

Coach Andi melihat Arman membawa bekal dan botol minuman, dia merasa heran kenapa Arman membawa itu. Coach Andi tahu pasti kalau Arman sangat malas untuk membuat hal seperti.

"Apa ini (menunjuk bekal makanan Arman). Siapa yang buat?" tanya Coach Andi dengan antusias.

"Oh ini, seseorang membuatkannya untuk ku. Ayo Coach kita makan bareng!" kata Andi menjelaskan.

"Seseorang? Kapan terakhir aku mendengar kata itu ya" goda Coach Andi kepada Arman.

"Ahh.. Coach ini, ayo kita makan.", kata Arman berusaha menyembunyikan kebenaran.

Arman membuka bekal makanan itu, ada 2 sandwich yang dibuat Rosa. Kemudian Arman memberikan 1 untuk Coach Andi.

"Dari tampilan uda oke , tapi kalo rasa." Kata Coach Andi yang setelah berkata seperti itu langsung memakan sandwich buatan Rosa.

"ehm... ENAK!"Kata Coach Andi terkejut

Arman yang melihat ekspresi Coach Andi, langsung mencoba sandwich Rosa dan terkejut juga dengan rasanya yang begitu enak. Serta sandwich dan coklat panas sangat cocok dan menambah kelezatannya. Setelah mendengar saran dari Coach Andi, Arman memikirkan perkataan itu sepanjang jalan. Kini, Rosa sudah terbangun dari tidurnya, dia mulai membersihkan apartemen Arman seperti membersihkan kamar mandi Arman, merapikan semua perabotan, membersihkan perabotan, dan berbelanja untuk mengisi kulkas dengan bahan makanan.

Saat Rosa sedang berbelanja, Arman sudah sampai diapartemennya. Arman melihat perubahan apartemennya yang begitu rapi, bersih, dan wangi. Arman memeriksa semua ruangan diapartemennya. Arman melihat kamar mandi, dapur, kulkas, jendela rumahnya, serta tempat sampah yang sudah kosong dari sampah yang biasanya bertumpukan. Arman takjub dengan ketelatenan Rosa membersihkan rumah. Arman senang dan tiba-tiba saja terlintas sesuatu dibenak Arman.

Rosa kembali ke apartemen Arman, Arman membantu Rosa yang membawa banyak belanjaan.

"Untuk siapa bahan makanan sebanyak ini?" tanya Arman yang heran dengan banyaknya belanjaan Rosa.

"Ini untukmu, sebagai ucapan terima kasihku karena telah membantuku serta merawatku." Kata Rosa dengan tulus

"Ah, tidak perlu seperti ini. Tapi, Terima kasih ya." Kata Arman merasa tidak enak dengan Rosa.

Arman membawa barang belanjaan Rosa.

"Biarkan saja itu disitu (menunjuk disamping kanan kulkas), aku yang akan merapikannya. Kamu bersiaplah, supaya aku cepat pulang." Kata Rosa kepada Arman.

Arman mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh Rosa. Namun, Arman berhenti berjalan dan berbalik ke arah Rosa yang sedang memasukkan makanan ke kulkas.

"Begini, apakah kamu yang membersihkan ini semua?" Tanya Arman antusias.

"Iya, aku yang membersihkan ini semua. Kenapa?" Tanya Rosa kembali setelah menjelaskan.

"Tidak apa-apa." Kata Arman

Arman kemudian berbalik dan berjalan kembali menuju kamar nya, tapi masih beberapa langkah Arman kembali berbalik kepada Rosa dan berkata

"Ayo kita menikah!" Kata Arman dengan lantang dan tegas.

Rosa yang mendengar perkataan Arman terkejut sampai-sampai Apel yang dipegangnya terjatuh dan menggelinding kearah Arman.