Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 30 - Sesi dua permainan akhir

Chapter 30 - Sesi dua permainan akhir

Sudah seminggu sejak kematian Dewi,belum juga ada tanda tanda kemajuan dari pihak polisi tentang keberadaan Devina..!

Hal ini menjadi momok yang terus menghantui Farrel dan juga Novi,karena seorang psikopat seperti Devina bukan hanya bisa berbahaya bagi mereka saja tapi juga orang yang ada disekitar mereka..orang yang tidak bersalah seperti Dewi..!

Hari ini sesi terakhir Farrel menjalani pemeriksaan akhirnya sebelum melakukan operasi panggul totalnya minggu depan.

setelah selesai melakukan test dan scan terakhir untuk posisi panggulnya ,Farrel mengajak Wira makan siang di sebuah mall didekat rumah sakit.

"Wir...apa kamu masih menghubungi Darto? atau dia ada menghubungi mu...?"tanya Farrel ketika mereka sedang duduk makan disebuah cafe di mall.

"Kabar terakhir dari dia sebelum Dewi terbunuh dok.."jawab Wira sambil mengecek kembali isi pesan yang diberikan Darto kepadanya terakhir kali.

"Apa dia baik baik saja ,Wir...??"tanya Farrel dalam nada khawatir

"Apa masih ada uang di tangannya...??"

'Ya Tuhan...betapa mulianya hati mu,dok..'bathin Wira dalam hati ketika melihat kekhawatiran di dalam pertanyaan majikannya.

Wira mengangkat bahunya diantara helaan nafasnya yang berat

"Aku juga kurang jelas ,dok..namun dia mengatakan akan menghabisi wanita itu dengan tangannya sendiri..."

"Hmm..aku harap tidak dia lakukan,Wir...karena bila terjadi..dia akan menghabiskan waktu separuh hidupnya di penjara...'keluh Farrel lirih.

Seharusnya Febrian yang bertanggung jawab atas semua ini..!!kesal Farrel dalam hati

Setelah menghabiskan makan siang mereka dan membayarnya, Wira memberikan Farrel obat pereda sakitnya serta membantu majikannya duduk kembali diatas kursi rodanya.

"Ayo kita jalan ,Wir..."ajak Farrel ketika sudah duduk dengan posisi diatas kursi rodanya.

"Baik dok..."

Wira pun bersiap mendorong kursi roda Farrel keluar dari meja mereka,Farrel melihat Anggun memasuki cafe.

"Anggun...??"panggil Farrel dan wanita itu menoleh dengan kaget kearah suara yang memanggilnya.

"Mas Farrel...??"

Mata Anggun menatap tidak percaya akan keadaan Farrel dan langsung bergegas menghampirinya dan duduk di hadapan Farrel yang tidak jadi beranjak dari mejanya.

"Mas....apa yang terjadi dengan kakimu..?"tanya Anggun cemas tanpa bisa mengendalikan perasaannya.

"Fraktur ekstrakapsular di panggulku atau dikenal dengan intertrochanteric,Gun.."jawab Farrel dengan seulas senyum teduhnya.

Dan Anggun selalu terpesona dengan senyuman ini.

"Minggu depan aku akan menjalani protesis surgery.."

Tampak kesedihan dimata Anggun ketika melihat kondisi Farrel serta mendengar operasi yang akan dijalaninya nanti.

"Kenapa kamu bisa terluka di bagian panggul mas...??"

"Panggulku cedera saat terjadi insiden mobil di Cianjur...masih syukur Tuhan memberiku satu kesempatan untuk hidup lagi,Gun..."

"Yeah..because you are wothted for it,mas..!"

Ucapan itu keluar dari bibir Anggun begitu saja seiring dengan kehadiran sesosok pria di depan mereka,yang tanpa disadari oleh Anggun dan Farrel pada awalnya karena terhanyut dalam percakapan mereka

"Rian...???"

Farrel tertegun melihat kemunculan adiknya secara tiba tiba.

"Apa kabar mas..?"sapa Febrian dengan seulas senyum meski sedikit di paksakan.dan Anggun pun hendak berdiri namun Febrian menyuruhnya tetap pada posisi duduknya.

"Ka..kalian datang bersama...?"tanya Farrel sedikit kaget dan bingung

Febrian mengangguk dan ini semakin membuat Farrel penasaran.kenapa Anggun dan Febrian bisa datang bersama...??

Febrian pun mengambil posisi duduk disamping Farrel

"Aku...dan Anggun..kami sama sama sedang melalui masa penjajakan..."

Farrel tertegun seketika,memproses apa yang baru diucapkan Febrian dengan otaknya. Farrel pun mengerti dan tersenyum meski masih merasa heran kenapa Febrian bisa secepat itu berputar arus,padahal beberapa waktu yang lalu dia baru mencium istrinya..!

"Baguslah...aku harap..ini satu awal yang baik buat kalian...."ucap Farrel tulus.

"Rian...kamu tau dimana keberadaan Devina sekarang...??"

Febrian mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan Farrel barusan.

"Kenapa mas mencarinya..??"

"Seminggu lalu pembantu rumah tangga kami terbunuh di rumah kami...aku yakin pelakunya Devina...karena sebenarnya target dia adalah Novi..!"

"Apaa....????"cetus Febrian kaget

"Berarti....wanita yang hendak menabrak kita kemarin itu benar benar dia...!dan aku tidak salah lihat...!!"

Febrian melihat ke arah Anggun yang kini tampak was was

"Lalu bagaimana Novi sekarang,mas...??"tanya Anggun cemas.

"Bukankah kemarin yang menabrak Novi juga dia mas...??"

Farrel mengangguk.

"Ya..itu dia...yang memerintahkan orang untuk menghabisi dan membakar Novi juga dia...aku mendapat pengakuan dari salah satu pelaku bayarannya yang berbaik hati tidak membunuhku dan Wira...karena aku pernah menolong istrinya bersalin di rumahsakit beberapa waktu yang lalu..."kata Farrel murung dan cemas

"Sialan....!!"geram Febrian marah

"Akan kucari dia sekarang...!!"

"Tunggu,Rian...jangan gegabah...!!"sergah Farrel sambil menarik lengan Febrian.

"Kalau kamu pergi tanpa rencana sama dengan mengantar nyawamu..!!"

"Tapi nyawa Novi taruhannya..!"potong Febrian tegang dan gelisah.

"Baguslah kalau kamu sadar itu..!!"dengus Farrel kesal

"Satu satu nya yang aman sekarang hanya aku...!"

"Maksud mas...??"tanya Febrian tidak mengerti

"Karena...obsesi nya sekarang adalah aku...!"

Febrian membelalakkan matanya sambil tertawa mengejek.

"Mana mungkin...!!"

"Ingat,Rian...meski di balik kesempurnaanmu,..kamu belum pernah menang dari seorang Farrel Baskoro..!."sahut Farrel percaya diri dengan senyum seringaian di bibirnya.

"Coba kamu pikirkan lah,Rian...!"

"Sialan kamu.mas..!"umpat Febrian sambil mendengus kesal.

Sementara dari samping Anggun hanya bisa menahan senyumnya.

"Jika kamu tau keberadaannya..segera kabari aku,Rian...karena psikopat seperti Devina harus segera diamankan...!"kata Farrel sambil menepuk pundak adiknya

"Mas mau jalan duluan..."

Wira pun bersiap mendorong kursi roda Farrel keluar dari cafe,Febrian bangkit dari bangku nya dan mengantar Farrel hingga ke depan pintu cafe.

"Rian..jagalah Anggun..dia wanita yang baik.."pesan Farrel sebelum pergi

"Aku mengerti mas.."

***

Novi bergegas membereskan tasnya dan hendak finger print setelah jam dinasnya telah berakhir.

Sudah jam lima sore,Farrel pasti sudah sampai di rumah dari menjalani pemeriksaan kesehatan terakhirnya di rumah sakit dengan dr Arifin.

Novi meraba raba kedalam ke dalam tasnya,mencari kunci mobilnya,namun langkahnya terhenti saat dilihatnya Banu sudah menunggunya didepan parkiran rumahsakit dekat mobilnya terparkir.

Novi tertegun hampir tidak mempercayai penglihatannya,karena penampilan Banu hari ini sungguh luar biasa.

Ya..dia kelihatan casual dan ganteng.

"Banu...??"seru Novi kaget

"Tum..tumben..kamu datang.. ,ada apa..??"

"Tenang...aku..datang bukan untuk menculikmu..."jawab Banu dengan senyum khasnya.

"Lalu...?"

"Tidak boleh menjemput mu...??"

"Jauh jauh dari Cianjur ke Jakarta..hanya untuk menjemputku...??"

"Hmmm...apa salahnya ???"

'Ohh..shitt..'Novi benar benar kehabisan kata katanya.

"Sudahlah cantik...aku ingin mengajakmu makan malam..sekalian ada yang ingin kutanyakan mengenai profile Devina tarungga..!"

Novi terdiam sebentar sebelum menjawab Banu

"Tidak perlu surat ijin dari suamimu,bukan...?"

Lalu seperti kebiasaannya tanpa meminta ijin dari Novi dulu,Banu pun meraih lengan Novi kearah mobilnya,membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Novi masuk.

"Kamu selalu sesuka hatimu,Banu..."protes Novi kesal dan berusaha melepaskan tangan Banu.

"Aku bukan mainan mu..!"

Banu menatap ke wajah Novi yang tengah mendumal kesal.sangat menggemaskan dengan bibirnya yang manyun.

Dia telah berusaha untuk melupakan wanita ini,namun sia sia..wanita ini sudah mencuri seluruh hatinya..!meski tau pada akhirnya wanita ini tetap akan memilih suaminya,namun Banu ingin membuat kenangannya sendiri dengan wanita ini.

"Masuklah cantik....atau..aku cium bibirmu itu sekarang...!"

Wajah Novi merona merah seketika sambil tangannya refleks menutupi bibirnya,Banu langsung tertawa kecil.

"Sialan kamu,Banu...!!"dumal Novi kesal sambil mendorong tubuh Banu kesamping dan masuk ke dalam mobilnya.

"Cepetan...atau aku berubah pikiran...!"ancam Novi sambil bersungut

Sebenarnya Novi ingin menolaknya tapi karena Banu mengatakan ada yang mau di tanyakan tentang profile Devina,makanya dia pun langsung menyetujuinya,karena Novi ingin Devina segera ditangkap dan kasus ini ditutup..!

Banu membawa Novi ke satu tempat yang lain dari yang lain.lebih cocoknya restoran ini dirancang untuk para pasangan yang tengah jatuh cinta dengan pemandangan rooftop yang menawan. Novi mulai merasa risih apalagi Banu telah memesan area private view yang khusus untuk mereka berdua saja,jauh dari tamu lainnya.

"Kenapa mengajakku ke restoran seperti ini,Banu..?"protes Novi

"Bukankah tempatnya lebih leluasa untuk berbicara...?"

Belum sempat Novi menjawabnya,seorang pelayan telah datang dengan membawa makanan kecil serta red wine.

"Sorry...no wine,Banu..."tolak Novi dalam nada tegas.bagaimana pun juga pria yang didepannya ini bukan suaminya,dan dia harus menjaga setiap tindakannya apalagi tau jika pria ini menyukainya.

Banu tertawa

"Kamu takut mabuk,atau takut aku memabukkanmu..Nov...??"

" Dua dua nya...!!"sergah Novi dengan perasaan tidak enak.

"Langsung ke topik saja Banu...apa yang ingin kamu tanyakan tentang Devina....?"

Banu lalu mengeluarkan secarik photo wanita dan memberikannya pada Novi.

"Dia yang bernama Devina Tarungga..??"

Dengan sekali melihat,Novi masih sangat mengenalnya meski baru satu kali mereka bertemu.

Novi bertekad jika satu hari berjumpa dengannya,dia ingin menghancurkan wajah ini...!wajah wanita yang telah mengacaukan hidupnya

"Iya...itu dia..."kata Novi datar.

"Cantik dan seksi..."desis Banu mencoba membakar hati Novi

"Tentu saja...dia seorang artis...!"

"Dan saat itu..demi dia Febrian meninggalkanmu...?"

"Bukankah kamu sudah tau ceritanya,Banu...lalu buat apa lagi kamu tanyakan padaku....???"dengus Novi mulai jengah dengan sikap Banu sekarang seakan menertawakan dirinya yang kalah dari Devina sampai harus kehilangan Febrian !

"Febrian saja bisa tertarik ...apa kamu tidak pernah berfikir Farrel juga bisa tertarik padanya...??"

Novi menarik nafas panjang sebelum menjawab Banu.

"Kamu tidak kenal Farrel...jadi kamu tidak berhak menuduhnya.."

Banu tertawa namun tawanya seperti mengejek kepolosan Novi

"Novi..novi...aku kenal sekali lelaki...karena aku juga seorang lelaki...!"

Novi memejamkan matanya untuk menahan bara panas yang tengah berasap diatas kepalanya.

"Aku mengenal Farrel..!!dia tidak seperti lelaki pada umumnya...mungkin fisiknya tidak sempurna juga dia tidak pintar mengumbar cintanya..karena cintanya hanya cukup untuk satu wanita...dan dia tau cara membuat wanitanya nyaman saat bersamanya...karena itu aku memilihnya...!"

"Akui lah Nov,..Farrel adalah pelarianmu..!"

Kali ini Novi sudah mencapai klimaks kesabarannya.dia merasa harus menghentikan Banu bertindak terlalu jauh terhadap hidupnya.

"Banu..meski kamu memiliki melati emas di bahumu..bukan artinya kamu bisa masuk ke dalam ranah pribadi ku...ingat batasanmu..."desis Novi tersinggung dengan wajah yang memerah menahan amarah.dan Banu baru menyadari dia telah melakukan kesalahan besar.

"Tarik kembali kata katamu itu,Banu..!!"

"Maafkan aku..."sesal Banu sambil meraih tangan Novi.

"A..aku hanya terbawa emosi...karena..aku hanya ingin meminta satu posisi di hatimu,apapun akan kulakukan meski harus dengan berbagai cara..."

"Bukankah sudah kukatakan...aku hanya memiliki dua kelopak bunga cinta untuk dua pria yang berbeda..dan tidak lebih dari dua...!"

desis Novi tegas sambil menarik tangannya dari Banu.

"Maafkan aku,Banu...aku berharap ini pertemuan kita yang terakhir...aku ingin kamu melupakanku,aku tidak ingin kamu tersakiti..jadi lepaskan lah kasusku dan biarkan polisi di polda Jakarta yang mengusutnya..."

Lalu Novi pun berdiri dari tempat duduknya dan beranjak keluar dari restoran mewah tersebut.

Banu langsung mengejar Novi dari belakang sampai Novi memasuki lift dan menekan tombol close ,Banu pun menggunakan kakinya untuk menahan pintu lift agar tetap terbuka.

"Aku..tidak akan pernah meninggalkan kasusmu meski kamu menolakku,Nov..."

"Banuuuu...!!"Novi menatap kesal hingga airmatanya bergulir jatuh dipipinya.

"Kumohon...jangan merusak persahabatan kita...!!"

"Sedikitpun hatimu tidak tergerak,Nov...??"Banu membalas tatapan Novi dengan getir

"Kamu adalah wanita pertama yang membuatku seperti ini...!"

"Aku lelah menjelaskannya padamu,Banu..."

"Kita tidak harus menikah,Nov..!Cukup aku mencintaimu dan kamu juga sebaliknya..kita tidak harus diikat oleh selembar kertas...!!"

Novi menggelengkan kepalanya dengan sebuah senyuman pahit dibibirnya.

"Kamu gila,Banu...itu obsesi bukan cinta..!"

"Ya..cintaku padamu telah menjadi obsesi.."sahut Banu sambil menatap Novi dalam dalam

"Aku berusaha melupakanmu..tapi tidak segampang memutar balikkan telapak tangan..beri aku waktu untuk bisa merasakan kamu sebagai milikku..."

Novi menggelengkan kepalanya sekali lagi.

"Jika aku memberimu waktu...kamu akan semakin terjebak..tolong mengerti lah.."pinta Novi dengan airmatanya.

"Pernahkah kamu mendengar...ada cinta yang tidak pernah hilang..meski tulang telah melebur menjadi debu...,begitu juga cinta ku untuk Farrel Baskoro.."

Banu tertegun sesaat ,seperti tersentak dalam kesadaran yang menyakitkan,dan perlahan Banu menarik kaki nya mundur dan membiarkan pintu lift tertutup ...membawa wanita yang dia cintai pergi dari hadapannya.

Novi mengusap airmata yang membasahi pipinya.mungkin ini akan menyakitkan sesaat bagi Banu,namun nanti setelah dia menemukan wanitanya...dia akan melupakan seorang Novianty Kristy .!

Novi menatap sendu kearah gelang gembok pemberian Farrel.

Ya..dia telah memberikan dan mengunci hatinya untuk seorang Farrel,dan hanya Farrel yang memiliki kuncinya.

Novi menumpangi kendaraan online untuk kembali ke rumah sakit mengambil mobilnya kembali..dan dia harus pulang..!

Satu panggilan masuk ke handphone Novi,dan dia pun melirik ke layar nya.

Farrel menghubunginya..!

"Ya mas...?"

"Dimana kamu,baby..??"

"Tadi..Banu menungguku di rumah sakit.."

Novi terdiam sejenak

"Dia mengajakku makan malam sekalian menanyakan beberapa informasi tentang Devina.."

"Tapi..kamu baik baik saja kan,baby...??"tanya Farrel berusaha menutupi kekesalan dalam suaranya.

Bayangkan lelaki mana tidak marah jika ada lelaki lain yang sesuka hati membawa istrinya tanpa seijinnya.

what the fuckin hell he is doing with another's wife..??

"Aku harap ini yang terakhir kalinya baby..meski Banu memiliki kartu akses dalam kasus ini..bukan artinya..aku diam dan membiarkannya bertindak di luar batasan..!!"

Novi bisa merasakan kekesalan dihati suaminya.

"Iya mas...itu juga yang kukatakan padanya.."

"Bagus lah...hati hati di jalan..aku tunggu kamu di rumah,baby..."kata Farrel sebelum mengakhiri panggilannya.

Novi menyimpan kembali handphonenya ke dalam tas nya dan beranjak menuju mobilnya sendiri,membuka pintunya dengan menekan remote,dan ketika dia hendak masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang kemudinya,Novi merasakan ada sesuatu yang tajam melekat di pinggang nya dari belakang.

"Bergerak sedikit ..kamu mati..!!!"desis suara seorang wanita di telinga Novi

"Ss..siapa kamu...??"tanya Novi dengan suara gemetaran

Terdengar kikikkan tawa dari wanita yang di belakangnya.wangi parfumnya begitu tajam dan membuat Novi merasa pusing.

"Masukk...dan jangan banyak tanya...!!!"ulang wanita itu dingin sambil menekan pisaunya sekali lagi.dan Novi dapat merasakan ujung pisau itu telah merobek bajunya dan menoreh diatas kulitnya.

wanita ini tidak sedang main main,Novi merasakan pinggangnya terasa perih dan ada cairan meleleh di pinggulnya.

"Masuk..atau pisau ini akan merusak ginjal mu..!!'

Novi pun menuruti kemauan wanita itu dan masuk ke dalam mobil.duduk di balik kemudinya,dan wanita itu duduk tepat di belakang jok nya.

dari spionnya,Novi dapat melihat jelas wajah wanita itu meski dalam keadaan gelap.

"Devina...???"

Tawa wanita itu meledak dan pisau tajam yang dipakai wanita itu sekarang menempel rapat di lehernya.

"Aku..Delila....kembaran Devina...aku datang untuk menghabisimu...!!"

"Astaga..!wanita ini benar benar sudah gila..!dia juga memiliki kepribadian ganda..selain pengidap OCD dia juga DID(Dissociative identity disorder).!!"bathin Novi mulai panik dalam hati.

Tidak heran dia dapat membunuh tanpa merasa bersalah..karena dia merasa orang lain yang melakukan untuknya ...padahal itu adalah dirinya sendiri..!!

Novi dapat merasakan hembusan nafas Devina disela telinganya,dari arah belakang tubuhnya,tepatnya di belakang joknya dengan pisau yang masih menempel di kulit lehernya

Tangan Novi perlahan merayap masuk ke dalam tas nya kembali dan berusaha mencari keberadaan handphonenya dan menekan last call dengan Farrel disana..membiarkan Farrel mendengarkan pembicaraan mereka.

"Jangan coba macam macam..!!atau..kamu akan mati...!!"

Novi mencoba menoleh kearah belakang dan melihat langsung wajah Devina,dan dia dapat merasakan tajamnya pisau yang kini monoreh kuat diatas kulitnya

"Katakan..ke..kemana tu..juanmu..!!"rintih Novi dalam suara tertahan menahan perih di panggulnya berusaha mengalihkan perhatiaan Devina sambil tangannya berusaha menekan last call dari handphone nya.

matanya melirik ke bawah handbag sambil berusaha menekan last call di handphonenya.dan dia berhasil.

"Ya baby...??"

Suara Farrel terdengar,namun tangan Novi secepat kilat menyalakan musik untuk menyamarkan suara Farrel agar tidak terdengar oleh Devina.

"Hei ...wanita sialan...!!!siapa suruh kamu menyetel lagu .hah...??matikannn....!!!"

sebuah pukulan keras mendarat di bahu Novi.

lalu Novi pun mengecilkan volume suara dari pemutar musik di mobilnya

"Matikan..dan jalan....!!!"teriak Devina marah

Novi mulai menjalankan mobilnya keluar dari kompleks rumah sakit dalam ancaman pisau dilehernya

"Aku tidak sabar melihat bagaimana rasanya mengulitimu didepan dr Farrel..!!Ohh..pasti rasanya seru melihatnya memohon padaku..!"

desis Devina bahagia dalam tawanya yang terdengar mengerikan

"Kamu gila Devina...!!!"bentak Novi takut dan marah .

Mendengar bentakan Novi tidak membuatnya ciut malah makin menggila !

"Diamlah....jangan memancing kemarahan Delila...kamu akan mati dalam kesakitan,wanita sialannn....!"

dan Novi merasa adanya rasa perih dan cairan merembes keluar dari kulit lehernya

"Aku akan mengeringkan darahmu..hingga ke tetes yang terakhir.. apa dapat kamu bayangkan rasanya...hmmm...?

Farrel membelalakkan matanya begitu mendengar kegaduhan di seberang sana..dan dia mulai panik..!

Gila....wanita gila itu kini bersama Novi...!!!! dan Novi kini berusaha menghubunginya dengan cara seperti ini.

"Wir...wiraa...,!!"teriak Farrel panik diatas meja kerjanya dan berusaha memacu kursi rodanya keluar kamar mencari Wira .

"Ya dok...ada apa..???"Wira muncul dengan berlari dan kini nafasnya yang memburu di depan Farrel

"Wa..wanita gila itu..dia bersama Novi sekarang..!!"kata Farrel panik

"Apaaaa....bersama dr Novi..?? "cetus Wira terkejut

"Ka..kamu..siapkan mobil...aku akan tracking dimana mereka berada sekarang dengan melacak nomor Novi..!!"

Wira mengangguk dalam dan berlari menuju garasi mobil.

Sementara itu Farrel sibuk menekan tombol 'find my freind'di iPhone nya dan mulai melacak posisi dimana Novi berada sekarang