Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 32 - Aku memilihmu selama nya

Chapter 32 - Aku memilihmu selama nya

Bunyi raungan sirene dari petugas pemadam kebakaran,dan polisi tiba di lokasi kejadian.

Para warga mulai mengerumuni rumah tua yang sudah lama tidak di tinggali oleh pemiliknya.

"Nov...bangun....buka matamu...!!"panggil Anggun cemas sambil menghentikan. pendarahan di leher dan pinggul Novi.

Karena keadaan darurat,Anggun pun mengeluarkan tampon yang telah di siram cairan Nacl dan langsung menutup luka di pinggang Novi serta menekannya kuat.

Farrel menghampiri tubuh Novi yang masih terkulai tak sadarkan diri di atas jok mobil Febrian dengan posisi sedikit di baringkan.

"Bagaimana kondisi luka nya ,Nggun..??"tanya Farrel panik.

"Vulnus puncture,terjadi shock hipovolemik karena terlalu banyak mengeluarkan darah juga...dia butuh suntikan tetanus segera..."keluh Anggun cemas.

"Karena belum bisa memastikan kedalaman luka serta melihat apa ada benda logam lainnya yang masuk ke dalam..aku tidak berani meng hectingnya,mas..."

Farrel hanya mengangguk sambil memandangi Novi yang masih tertutup matanya.

Farrel mengetahui kondisi istrinya kini mengalami pendarahan tingkat empat karena kehilangan hampir empat puluh persen darah dan dalam kondisi pucat,denyut nadi cepat,tidak sadarkan diri..jika terlambat..dia bisa meninggal.

"Ya Tuhan...jangan ambil dia dariku.."desis Farrel pilu ketika menggengam tangan istrinya.

Tidak lama kemudian ambulance datang ke lokasi.

Tubuh Novi di usung ke dalam strecther oleh paramedis.

"Aku yang akan mendampingi Novi...kamu temani Rian,Nggun..."kata Farrel saat menoleh kearah Anggun.

"Dia butuh dukunganmu..polisi akan segera membawanya..."

Anggun mengangguk sambil menahan airmatanya dan menyusul Rian.

***

Ambulance membawa mereka adalah dari rumah sakit Novi berdinas.dan Bayu sudah menunggunya disana.

"Tekanan darah 90/70,nadi lemah 100 dan suhu badan 38 derajat..."lapor suster Nanda kepada Bayu

"Segera transfusikan darah dan berikan oksigen 40%...!!!segera.....!!!"perintah Bayu dan para perawat kini sibuk melaksanakan tugas mereka.

Bayu menyuntikkan norepinephrine ke dalam cairan infus yang terpasang di tangan kanan Novi untuk menstabilkan pacu jantung Novi kembali normal.

Suster Nanda membersihkan luka dipinggul dan leher Novi dengan cairan H2O2,memastikan tidak ada nya serpihan benda tajam ataupun pasir yang tertinggal mengingat tempat kejadian di sebuah rumah tua.

Bayu pun memeriksa kedalaman luka di pinggang yang dialami oleh Novi yang diperkirakan sekitar 2,5cm dan diperlukan hecting.lalu Bayu pun melakukan infliltrasi dengan lidocaine dan melakukan proses hecting.

"Aku akan melakukan profilaksis tetanus nya,sus..."kata Bayu kepada suster Nanda yang langsung mengangguk dan mempersiapkan suntikan yang diperlukan dokternya.

Setelah selesai,kondisi Novi sudah mulai stabil dan belum memperoleh kesadarannya.

Bayu menoleh kepada Farrel yang ditangani oleh rekan lainnya yang berdinas dengannya di IGD malam ini.

Bayu berjalan menghampiri Farrel yang masih di bersihkan lukanya oleh suster Fitri .

"Bagaimana keadaan Novi,Bay...??"tanya Farrel khawatir.

"Masih belum sadar...?"

"Sudah stabil...namun masih dalam tidurnya..tenanglah,mas..she will be fine setelah mengatasi syok hipovolemiknya.."

Farrel mengangguk lega kini.

"Kamu seharusnya mengkhawatirkan kondisimu,mas..!"keluh Bayu prihatin dengan kondisi Farrel.

"Sebaiknya besok CT scan mas untuk mengecek kondisi tulang panggul..."

Farrel mengangguk dengan seulas senyum pahit menahan nyeri dan sakit di panggulnya yang melebihi rasa sakit luka serpihan besi panas di kulitnya.

"Iya..besok saya akan konsul ke ortopedi ku sebelum prothesis surgery...karena sudah tidak sanggup menahan nyeri dan sakit nya,Bay..."

"Sekarang rehat dulu mas...semua nya sudah berlalu..lalu...bagaimana wanita itu mas...?"tanya Bayu cemas

"Sudah meninggal,Bay....ditembak Febrian...!"

****

Febrian harus menjalani sejumlah deretan introgasi yang panjang,dan Anggun selalu setia mendampinginya .

"Pulang dan rehat dulu,sayang...percuma kamu menunggu..introgasi ini tidak akan selesai meski menjelang subuh nanti..."kata Febrian pahit ketika melihat Anggun masih menungguinya

"Besok aku akan di dampingi pengacara..."

Namun Anggun tetap tidak bergeming dan masih duduk menunggui Febrian

"Kalau begitu..aku akan menunggu hingga esok pengacaramu datang,..!"kata Anggun lirih

Febrian merengkuh Anggun ke dalam pelukannya,dan dalam detik itu juga tangis Anggun pecah seiringan dengan airmatanya yang jatuh membasahi bahu Febrian

"Kenapa harus membunuhnya,Rian...!!"isak Anggun di sela tangisnya.

"Setidaknya..biarkan dia menghabiskan hidupnya di rumah sakit jiwa..."

Febrian menggeleng pahit.

"Dia akan tersiksa..aku rasa..ini sudah menjadi jalan yang terbaik untuk kisah antara dia,Novi..dan aku..."desis Febrian disela nafas beratnya

"Biarlah aku menebus nya di penjara..."

Tanpa Febrian sadari,airmata nya jatuh membasahi pipinya,namun dia bersyukur disaat berdiri di tepi jurang seperti ini masih ada seorang wanita yang setia mendampinginya.

"Aku..tidak tau berapa lama vonis yang aku terima....aku..tidak mau kamu membuang waktu mu untukku..."kata Febrian getir ketika menyelesaikan kata katanya

Anggun tertegun sesaat dan tidak tau harus menjawab apa

"Pergilah..jika kamu menemukan seseorang yang lebih baik dariku..."

Sebuah pukulan ringan mendarat di dada Febrian ketika Anggun melepaskan pelukannya.

"Kalian benar benar Baskoro sialan...!!tidak kamu dan juga mas Farrel...!! kenapa kalian selalu menyakitiku..??"desis Anggun pahit,bibirnya bergetar dengan airmatanya yang berlinang.

"Dulu..mas Farrel menyakitiku dengan selembar undangan pernikahan kamu dan Novi..kamu tidak tau sakitnya aku harus merelakan orang yang aku cintai untuk teman terbaikku...!!dan kini kamu menyuruhku untuk tidak menunggumu..apa aku ini terlalu bodoh hingga tersakiti oleh dua Baskoro seperti kalian...terutama oleh mu,Rian..!!"

"Maafkan aku,sayang..."kata Febrian tanpa berani menatap Anggun.

"Aku...benar benar minta maaf..."

Febrian merengkuh Anggun ke pelukannya sekali lagi sambil membelai kepala Anggun lembut.

"Jika..kamu katakan sekali lagi..aku tidak akan pernah mau melihatmu lagi,Rian.."

Febrian mengangguk,menahan haru yang membuncah di dadanya.

"Apa..kamu mau menungguku hingga aku selesai menebus dosaku,sayang...??"

"Bodoh...!!"Anggun melepaskan pelukannya dan membelai wajah Febrian dengan kasih sayang.

"Lantas..apa yang kamu mau dariku..??"

Ketika merasakan jemari Anggun dipipinya,Febrian harus mengigit bibirnya erat untuk tidak menangis di depan Anggun,karena wanita ini begitu tulus dengan cintanya ,dan dia tidak mau kehilangan kesempatan kedua yang diberikan Tuhan untuknya..!

"Aku.. kamu mau menungguku,sayang..aku tidak mau kehilanganmu.."pinta Febrian pahit.

"Ya..aku akan menunggu mu,Rian..!"

***

Novi perlahan membuka matanya pada keesokan harinya.

"Dok...sudah sadar....??"tanya suster Nanda yang incharge bersama dengan Bayu.

Novi hanya mengangguk lemah dan matanya mulai melihat sekelilingnya,memastikan kini dirinya dimana.lalu dilihatnya Farrel tengah tertidur tepat di bangsal sebelahnya.

"Sus...bagaimana keadaan,dr Farrel....??"tanya Novi perlahan kepada suster Nanda

"Tidak usah khawatir dok....lukanya sudah diobati...hari ini dr Farrel akan CT scan kembali kondisi panggulnya..."

Taklama kemudian,Farrel terbangun karena terusik dengan adanya suara orang berbicara,karena dia sendiri memang sensitif jika terdengar ada sedikit suara saja.

"Bagaimana keadaan mu,baby..??"tanya

Farrel ketika melihat Novi sudah terbangun dan langsung berusaha bangkit mendekati bangsal istrinya

"Tung..gu dok...."cetus suster Nanda kaget saat Farrel hendak berjalan sendiri.lalu dia pun menghampiri Farrel dan membantunya untuk duduk di kursi.

"Hati hatii dok....dokter Novi ga kabur kemana kok..."gurau suster Nanda

"Maaf...."sergah Farrel tersipu.

Setelah itu,suster Nanda pun pamit dari bangsal mereka ke bangsal pasien lainnya.

"Bagaimana keadaan mu,baby...?"tanya Farrel ketika meraih tangan Novi ke dalam genggamannya.

"Feel better...??"

Novi mengangguk lemah.

"Mas...De..devina bagaimana....?"

Sesaat Farrel menarik nafas panjangnya sebelum menjawab.

"Febrian menembaknya.. dia sudah meninggal,baby..."keluh Farrel dengan perasaan sedih.karena bagaimanapun juga Febrian adalah adiknya...!

"Lalu...Banu...??"

Sekilas wajah Farrel berubah kesal

"Devina..mendorongnya ke dalam garasi bersama dengan meledaknya mobil itu...badannya hancur..."

Novi memejamkan matanya membayangkan betapa mengerikan peristiwa yang mereka alami semalam..bagaikan mimi buruk yang menyapa disiang bolong...!"

"Bersyukurlah...kita selamat dari maut,baby..."

bisik Farrel lembut.

"Hanya tinggal mencari solusi untuk meringankan hukuman Rian..."

Beberapa hari kemudian ,kondisi Novi berangsur pulih dan sudah bisa beristirahat di rumah.

sedang Farrel masih harus menjalani rangkaian pemeriksaan serta CT scan dan kondisinya semakin memburuk,dan rasa nyeri benar benar menyiksanya.segala painkiller dan obat yang disuntikkan jarum infusnya sudah tidak terhitung lagi.

"Mas...ini bukan solusi..."keluh Novi sedih begitu melihat penderitaan Farrel yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Bagaimana kalau kita ke Singapura saja mas...?"tanya Novi ketika menyeka keringat di kening suaminya saat baru menyuntikkan painkiller ke dalam pembuluh intervenanya.

"Sekalian menjenguk Reno...???"

Farrel hanya mengangguk lemah tidak mampu menjawab Novi karena rasa nyerinya belum mereda

Tiga hari kemudian setelah mempersiapkan semuanya,Novi membawa Farrel dibantu oleh Wira menuju Singapura .

Novi mendaftarkan Farrel di reservasi rumah sakit ternama di mount elisabeth novena singapura.sedang Farrel menunggu diatas kursi rodanya.

tiba tiba seseorang datang menyapanya.

"Haii...man.....Farrel Baskoro,right....???"sapa pria berkacamata itu ramah ketika menepuk bahu Farrel

Farrel menoleh terkejut kepada pria yang menyapanya barusan dan tertawa gembira beberapa saat kemudian saat melihat pria itu dengan seksama.

"Goshhh...!!!!Benedict Ang right..?? what a surprised man...!!long time no see you....!!" sahut Farrel membelalakkan matanya antara terkejut dan bahagia tidak menyangka berjumpa kawan baiknya saat mereka menjalani pendidikan Internasional surgery di Amerika

"Fine..man...what's going on with you..??"tanya pria itu heran.

"Something happen with you...or your paget deasease going bad...??"

Farrel mengeluh dalam nafas panjangnya.

"No...something accident happen to me...so I need prothesist surgery and my wife still appoiment for orthopedics in receipcionist.."

Pria itu tertawa melihat kearah Farrel.

"Do you trust me to taking care of you,man..??"

Farrel kaget mendengar pertanyaan kawannya.lalu tiba tiba Novi datang menyapa mereka tanpa menyadari adanya kehadiran Benedict

"Mas...aku sudah daftar ke ortopedi terbaik disini,namanya...dr Benedict Ang.."

Farrel tertawa.

"Shittt....it was you mann...!!"cetus Farrel sambil tertawa sambil menepuk lengan temannya. sementara Novi bingung melihat reaksi suaminya serta pria asing di depan nya

"Baby...ini teman terbaikku saat kami belajar di Amerika mengambil gelar internasional surgeon...!"ucap Farrel sambil memperkenalkan Novi kepada Benedict.

"Ben..she is my wife...Novianty Kristy..she is general surgeon but still waiting for her graduation..."

Benedict menjulurkan tangannya dan Novi menyambutnya dengan seulas senyuman.

"Nice to know you,Mrs Baskoro..."

"Nice to know you too,dr Ang..."

"Allright....let's go to my room for check up your waist first...!!"ajak Benedict semangat

"Is there no need to queueing up in line for famous orthopedic like you,Ben ...?"gurau Farrel ketika melihat banyaknya antrian di depan ruang praktek Benedict.

"If you still needed painkiller ,you should queue for it man...!!"ucap benedict sambil mengedipkan sebelah matanya dan masuk ke dalam ruangannya sambil diikuti oleh perawat nya.

Setelah melihat sekilas hasil CT scan Farrel,dr Benedict menyarankan Farrel untuk melakukan pengecekan sekali lagi sambil memaparkan tehnik DAA (direct anterior approuch) yang lagi ngetrend di dunia ortopedi dan paling di minati karena pasien tidak akan merasakan sakit yang lama setelah pasca operasi serta waktu pemulihan yang singkat,paling lama dua bulan Farrel sudah bisa beraktivitas lagi.

"Do you sure that's I just need resting for two month only...??"tanya Farrel untuk meyakinkan sekali lagi apa yang di paparkan temannya.

"One hundred percent sure,mann.....!!!it will less your pain also....!I'll show you how it works..!"

Lalu Benedict mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan rekaman video dokumentasi operasi yang dia lakukan terhadap pasiennya.

"I'll incision along the thigh without detaching any tendon...this approuch involved 3-4 inch incision in the front of thigh,and it will helped

by fluoroscopy ..so I can positioned the implant accurately...!"

Farrel mulai memperhatikan video yang memperlihatkan proses awal operasi dengan membuat celah di atas paha dengan sayatan sepanjang 3-4 inchi lalu menggunakan fluoroscopy untuk melihat peletakkan implant diposisi yang akurat.

teknik yang sederhana namun perlu ketelitian yang tinggi saat peletakkan implant.

"The question is...do you trust me,Farrel Baskoro...??"tanya Benedict dengan seringaiannya seakan mengetahui kekhawatiran Farrel.

Dia tau benar typikal Farrel yang lebih mempercaya diri sendiri daripada orang lain.

"Do you think..there is any choices for me after sitting on your table,Ben.....??"

Dan Benedict pun tertawa melihat Farrel yang harus melanggar prinsipnya tentang kepercayaan akan diri sendiri diatas meja bedah yang selalu dianutnya.

Proses operasi berlangsung tidak lama,karena hanya menggunakan teknik sinar X saat operasi berlangsung.

dan Farrel hanya rawat inap selama dua hari,tidak membutuhkan konsumsi painkiller tingkat tinggi yang banyak.

"Thanks ,Ben for helping me out from this damm hell of pain...!"kata Farrel berterimakasih saat Benedict mengecek kondisinya setelah melewati masa pasca operasi.

"So...do you acknowledge my expertise,now...??"tanya Benedict dalam nada bergurau.

"Yeah..yeah...you are the best orthopedic in s'pore ..!!"ucap Farrel tulus disela senyumannya saat mengakui keahlian teman baiknya.

Dan dua bulan kemudian setelah kepulangannya kembali ke Jakarta dengan membawa pulang serta Reno dan ibu mertuanya,Farrel sudah bisa beraktivitas di rumah sakit meski masih memakai tongkat dan dengan Wira yang masih stand by di sisinya.

Sebulan kemudian Farrel sudah bisa melepas tongkat dan berjalan sendiri seperti biasanya.

Hal ini sangat melegakan,akhirnya lepas dari penderitaan nyeri luar biasa dan serasa lumpuh diatas kursi roda kini sirna.

***

Ayah Novi akhirnya bersedia membantu dengan mencarikan pengacara handalnya untuk menyelesaikan kasus Febrian .

Febrian akhirnya di jatuhi hukuman setahun penjara setelah mempertimbangkan tindakan itu dilakukan saat melakukan pembelaan diri saat korban hendak membunuhnya.tentunya sudah direkayasa oleh pihak pengacara Febrian,dengan dalih pembelaan diri,hukuman Febrian baru bisa di peringan.

Anggun memeluk Febrian dengan airmata berlinang setelah mendengar putusan akhir hakim.

"Jangan menangis lagi sayang...dengan menyelesaikan hukuman ini..semua hutang terbayar..."bisiknya lirih di sela telinga Anggun

Febrian membalas rangkulan Anggun dengan terharu.

Dan ketika Farrel dan Novi mendekati mereka,Febrian melepaskan pelukannya dan memandang kearah mereka dengan haru.

Farrel berjalan duluan mendekati Febrian dan langsung memeluk adiknya untuk pertama kali.puluhan tahun Farrel pergi jauh untuk menghindari adiknya..dan kali ini dia baru bisa secara tulus memaafkan Febrian .

"Kita bisa berdamai bukan,mas...??" tanya Febrian lirih.

"Ya...semua nya sudah berlalu...dan kamu sudah membayarnya kepada saya...dan juga..Novi..."

Novi pun berjalan mendekati mereka.

Farrel melepaskanpl pelukannya dan memandang Febrian .

"Kamu boleh melihat Reno kapanpun kamu mau...dan dia akan memanggil mu ayah...aku tidak keberatan dengan itu.."

Febrian tertegun sesaat dan seakan tidak percaya dengan apa yang diucapkan Farrel barusan.begitu berhati mulia kakaknya,mas Farrel nya..!

"Rian...kami sudah memutuskan tidak masalah dengan panggilan itu...bagaimanapun juga..kita sudah satu keluarga..lagipula darah juga tidak akan bisa ingkar..."ucap Novi tulus.

Febrian memeluk haru Farrel dan Novi.semua nya sudah terbayar..meski harus setahun dia terpenjara namun kebahagiaan yang kini didapatnya jauh lebih berharga.

"Terimakasih..."ucap Febrian lirih disela airmatanya.

Setelah itu petugas membawa Febrian keluar dari ruangan sidang dan kembali ke rumah tahanan.

***

Novi tidak percaya ketika Farrel mengajaknya ke pulau cinta,di Gorontalo..!maldives nya Indonesia..!!

"Serius mas...kita jalan jalan..??"tanya Novi ragu ragu

"Tentu saja serius...!"seringai di bibir Farrel .Dia tau pasti Novi tidak mempercayainya,Farrel menarik Novi ke dalam pelukannya.

"Kita perlu bulan madu kedua ,apalagi sejak peristiwa yang menegangkan yang kita alami beberapa waktu yang lalu..."

Mendengar kata bulan madu,memerah wajah Novi.bagaimana Farrel bisa semanis ini..?selalu memberikan kejutan sebelum dia memintanya..!

"Tidak keberatan kan ku ajak ke KW Maldives dulu...??"gurau Farrel sambil mengecup mesra pipi istrinya.

"Bahkan ke neraka aku pun tidak keberatan,mas..."bisik Novi lembut yang kemudian diiringi oleh tawa Farrel seketika

"Gombal...!"

Setelah mendarat di bandara Jalaluddin Gorontalo,Farrel dan Novi melakukan perjalanan darat menuju kabupaten Boalemo sekitar dua jam perjalanan sebelum akhirnya tiba disana dan menaiki kapal selama dua puluh lima menit menyebrang ke pulau cinta..!suatu perjalanan yang penuh petualangan..

Sinar lembayung matahari menuju ke ufuk barat begitu indah,tidak mengurangi indahnya pemandangan lautan biru yang terhampar luas di depan mata Novi dan Farrel

"Benar benar maldives,mas....!!"gumam Novi kagum dengan pemandangan laut didepan matanya saat mereka menaiki kapal menuju ECO resort..resort di pulau cinta.

Novi memejamkan matanya menikmati angin laut membelai wajahnya.

"Aku merasa...kita berdiri dibatas antara bumi dan lautan mas...aku takut...bagaimana jika satu hari kita akan terpisah di batasan ini..."tanya Novi lirih mengingat kembali memori saat dia mendapat kabar mobil mereka terbakar dan ditemukan mayat didalamnya..bagaimana saat itu kalau itu Farrel..?

Farrel membelai wajah istrinya lembut dengan tangannya.

"Tuhan masih berbaik hati memberikan mujijatNya...karena itu kita masih bisa bersama...karenanya kita harus lebih menghargai setiap detik kebersamaan kita.."

kata Farrel khidmat dan lembut

Novi mengangguk sambil merapatkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya di bahu Farrel .

"Ya mas...semuanya terlalu indah dan aku begitu terbuai dan takut jika membuka mata ini kembali ternyata semua itu hanya mimpi semata..."bisik Novi lirih sambil menatap dalam ke mata suaminya

"Semua itu bukan mimpi,baby...selama nafas ini masih bersamaku...I'll make you being the happiest women in the world ..."

Akhirnya kapal yang mereka tumpangi menepi ke resort.

Farrel pun membawa Novi turun dari kapal menuju receipsionist sebelum mendapatkan kunci masuk ke dalam kamar yang telah di sewa Farrel selama tiga hari kedepan.

Kini Novi dapat merasakan dunianya dikelilingi oleh lautan yang indah,karena pulau ini dikelilingi oleh lautan dan jarak dari satu ke resort lainnya harus ditempuhnya dengan menelusuri jembatan kayu.

Begitu tiba di dalam kamar mereka,Novi memandang takjub keluar balkon kamar mereka yang melihat langsung ke lautan serta langit yang luas bernuansa ungu kini penuh dengan taburan bintang.begitu indah...!!!sebuah fenomenal alam yang begitu luar biasa..!

"Ohh my God....!!!its such a beautifull view I have ever seen in mylife,mas....!!!"kata Novi hampir berteriak,mengagumi stargazing yang begitu luar biasa...yang tidak bisa dilihat di langit jakarta...!!

"Indah bukan,baby... ??"bisik Farrel disela telinga istrinya saat melingkari tangannya di pinggang Novi dari belakang.

"Jika ada bintang jatuh...apa permintaanmu,mas...??"tanya Novi sambil menoleh kearah suaminya

"Ingin terus berada disisimu dan Reno,baby..."

"Jika...dunia akan kiamat hari ini...apa permintaanmu mas...??"

Farrel terdiam sesaat menunjukkan wajah serius seakan sedang berfikir keras untuk memberikan jawaban kepada Novi

"Hmmm..aku akan meminta...satu malam untuk bercinta denganmu ..!!"

"Mass.....!!serius dunk....!!"protes Novi sambil mencubiti lengan suaminya.

"Habis..pertanyaan mu makin ngelantur baby...dari bintang jatuh sampai dunia kiamat..."gurau Farrel sambil mencubiti ujung hidung istrinya dengan gemas

"Bukankah mencobanya di bawah bintang akan menarik..?dari kamar mandi,ruang kerja...hingga di bawah taburan bintang...??"Farrel meraih istrinya kedalam pelukannya dan mengecup bibir istrinya dengan mesra.

"I love you,..and only you..baby .."

Novi membalas pelukan suaminya,lalu didengkapkan kepalanya ke dada Farrel sampai dia bisa mendengarkan setiap detakan jantung suaminya.

"Kenapa baby...??tidak percaya kalau aku hanya mencintai kamu...??"

Novi tersenyum tipis mendengar apa yang diucapkan Farrel barusan

"Bahkan jika itu dusta..aku juga mempercayainya...because I can't help myself for fallin love with you...my man...!!"

Farrel menyeringai sambil mengecup pipi Novi lalu menelusuri bibirnya di sepanjang rahang dan leher serta kembali ke bibirnya dengan pangutan mesra membuat Novi mendesah dalam gairah.

"Kamu pintar merayu sekarang,baby.."bisik Farrel mesra sementara bibirnya mulai mengecup kedua mata Novi,turun ke cuping hidungnya hingga ke bibirnya kini,dan memangut serta melumat mesra bibir istrinya.

"Yes..daddy,let's made out tonight....."desah Novi disela pangutan suaminya.

"Daddy.huhh...?you such naughty girl tonight,baby...!!"

Farrel membawa istrinya menghadap sebuah cermin di samping sisi balkon kamar resort yang mereka tempati dan mulai mengecup lembut bibir Novi beberapa kali.

Novi membuka bibirnya,memberi akses kepada Farrel untuk menjelajahi lidah nya kedalam mulutnya,mengulum lidahnya sambil sesekali memberikan hisapan di bibir bawahnya. Novi dapat merasakan pelukan Farrel semakin menguat memegangi pinggangnya,lalu mulai membuka kancing demi kancing kemeja yang dikenakannya.

"Lihatlah...betapa cantiknya kamu,baby...i can't stop of craving about you..."bisik Farrel menggoda istrinya ketika mata mereka beradu di dalam cermin

wajah Novi merona seketika ,kata kata serta sentuhan Farrel selalu penuh kejutan dan liar.

Farrel kembali menjelajahi lidah nya kedalam mulutnya,mengulum lidahnya sambil sesekali memberikan hisapan di bibir bawahnya.

"Stopp...dad..dyhh..kita tidak akan melakukan nya disini kan...??"

"You looks so pretty pink everywhere baby..."sahut Farrel dalam tatapan mata yang telah dibakar gairah di dalam cermin,sambil menelusuri tangannya di pipi Novi yang merona pink.

"Your cheeks its look pretty pink..."

Perlahan tangannya menjelajahi leher hingga kedua bukit kembar yang menantang disana dan mulai membuai dengan setiap sentuhannya sambil bibirnya terus mengecup setiap inchi leher istrinya.

Novi mendesah tertahan ketika melihat pantulan kegiatan mereka didalam cermin.

"Tell me...where is the part of you is not perfect one,baby..??"

Farrel menangkup rahang Novi lembut dengan tangan kanannya.dan mulai mengecup bibir istrinya dengan pangutan mesra,mulai menurun ke leher dan titik sensitif Novi dengan sentuhan bibir panas dikedua bukit kembarnya kini.

Tubuh Novi mulai menggeliat sambil mendesah.

"Shiitt daddy...stop teasing me with your mirror kinks...do me..!!"bisik Novi menggoda sambil mengulum dan menggigit ringan bibir Farrel sambil merangkul kedua tangannya kebelakang ,melingkar di tengkuk suaminya.

"My baby is so impatiently huhh...??"

Farrel mulai memberikan ciuman dan kuluman yang liar di seluruh titik sensitif tubuh istrinya,meninggalkan jejak disetiap bagiannya hingga terbentuk peta di kulit mulus Novi.keduanya begitu terhayut kenikmatan hingga terdengar disepanjang erangan ketika Farrel mulai memposisikan tubuh Novi berbaring di sofa panjang di depan balkon dengan kedua tungkai Novi diatas bahunya lalu memasuki nya serta menghentak tanpa henti pada titik kenikmatannya dalam kekuatan disetiap hentakan.

"Can you take it baby,its too deep.?"tanya Farrel setengah berbisik ketika di tengah memacu kenikmatan bersama istrinya,dengan tangannya memegang kuat di kedua panggul istrinya di dalam setiap hentakannya.

"I...I can...take..it...do me as your wish...dad..dyh....!"sahut Novi ditengah nafasnya yang memburu,sambil terus merangkul leher Farrel dan memberikan kecupan kecupan mesra di sepanjang bibir,rahang dan leher suaminya.

"Do you know, my love for you is not love left nor is it not love for a moment.."bisik Farrel sambil menghentak kembali didalam Novi dan memegangi tengkuk Novi dengan sedikit kekuatan dengan tangan kanannya,memaksa mata Novi untuk menatap ke dalam matanya

"My love for you still remain,eventhough my blood stoped flowing my heart,and my bones melted into dust...."

Novi membuka matanya sejenak dan melihat ke wajah dan bola mata Farrel,sambil menahan gejolak kenikmatan dari hentakan Farrel yang mengenai sweet spotnya tanpa henti.

"As always how comes your words is sweeter than sugar.., I needed some insulin to survive from dying,daddy..."

"Its fine...your insulin is always ready for you,baby..."bisik Farrel parau dengan seringaian dibibirnya ,mengejar putihnya dalam beberapa hentakan, dirinya mencapai pelepasannya di dalam tubuh Novi.

Novi mendesah panjang disela erangannya,begitu merasakan sensasi hangat di dalam tubuhnya sambil memeluk erat tubuh suaminya.

Farrel mengecup bibir istrinya berkali kali sambil membisikkan kata kata cinta di sela telinga Novi.

" I love you..baby..."

"I'll always loving you eventhough this heart is stopped for beating..,my man...."bisik Novi ketika membalas kecupan mesra suaminya

***

Farrel dan Novi menikmati setiap moment selama tiga hari di pulau cinta dengan mengambil setiap photo dari setiap sudut yang ada.

"Mas...photokan aku dunk...!!"rengek Novi manja ketika Farrel sudah lelah mengambil photo ke sekian ratus dirinya.

"Memory ku sudah full,baby..."

Novi tertawa melihat protes suaminya.

"Biarin....buat sekalian meledak memorinya..!"celetuk Novi sambil tertawa

"Supaya..ada kenangan kita..meski jika suatu hari alzhemier menyerang memoriku..."

"Hush....kamu selalu berbicara yang melantur,baby...!!"dengus Farrel kesal sambil mendaratkan sebuah kecupan mesra dibibir istrinya.

"Lebih baik aku menikmati rasa lipgloss stawberry mu daripada mendengar ucapan tidak masuk akalmu,baby...!"

"Dasar ...!!"Novi pura pura mengeluh sambil.menahan tawanya

"Jika kamu suka..pakailah lipgloss nya sendiri..!"

Farrel tertawa mengejek.

"The taste is diffrent ,baby...! because from your lips is more sweeter...!!"

Akhirnya mereka berjalan bergandengan tangan menuju ke ayunan yang tertancap dibagian dangkal laut ,masih di kawasan resort mereka mereka menginap sambil memainkan kaki mereka di birunya air laut sambil menunggu tenggelamnya sang matahari ke ufuk barat langit Gorontalo.

Novi merebahkan kepalanya di bahu Farrel.

"Mas...masih ingat langit yang menaungi Taj Mahal saat menjelang senja...??"

Farrel mengangguk sambil tersenyum

"Warna keemasan yang begitu magis...aku merindukan tempat itu mas..."

"Baiklah...tunggulah Shah Jehanmu ini bawa kamu kesana lagi setiap tiga tahun ulang tahun pernikahan kita..."

Novi tersenyum bahagia mendengar ucapan barusan suaminya.ternyata Farrel masih mengingat janjinya.

"Benar....???iklas gak....??"gurau Novi mencoba menggoda suaminya.

"Tentu saja...apapun yang kamu minta..selama aku bisa menyanggupinya.."

"How comes you are so sweet,my man...??"

"Because you are my Mumtaz Mahal,baby.."

air mata bergulir jatuh tanpa disadari oleh Novi.airmata haru ,dan merasakan betapa beruntungnya dia masih bisa memiliki pria ini.

"Seandainya dunia ini memiliki putaran kedua lagi... dan aku dapat memilih...kamu akan selalu menjadi pilihanku,Farrel Baskoro...."

Farrel mengusap airmata istrinya lembut dengan tangannya.

"Terimakasih sudah memilihku..baby..."