Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 33 - Kesempatan untuk sang pendosa

Chapter 33 - Kesempatan untuk sang pendosa

Febrian telah mengganti pakaiannya dan berpamitan dengan Dedi teman satu sel nya.

"Sampai jumpa..Ded...!"ucap Febrian ketika menyalami tangan Dedi teman satu selnya.

Dedi tersenyum tipis dan menyalami tangan Febrian kembali

"Iya..Rian...semoga kita punya kesempatan untuk berjumpa...tentu nya di tempat yang seharusnya...bukan di balik jeruji besi seperti ini..."keluh Dedi dengan senyum pahitnya ,karena Febrian adalah teman selnya yang ke tiga yang sudah bebas..tinggal dirinya yang masih harus menjalani hukuman sampai lima tahun kedepan

"Baiklah..Ded...aku cabut ya..."

Febrian berjalan keluar menelusuri lorong sel .dan ini harinya kebebasannya,setelah penebusan dosanya..semuanya telah berakhir..!

Farrel sengaja menjemput Febrian dan menunggu di dalam kantor petugas rutan.

Febrian kaget begitu melihat Farrel tengah menunggu nya dengan seorang bocah laki laki mungil di dalam pangkuannya di dalam kantor petugas rutan.

"dr Farrel sedang menunggu anda..."

Farrel menoleh kearah suara pintu terbuka dan melihat adiknya sudah berdiri tegak dibalik pintu.dan seulas senyum menghiasi bibirnya.

Febrian tidak menyangka Farrel masih berbesar hati menjemputnya dan bersama dengan Farreno...anaknya..!

"Apa kabar,Rian....??" sapa Farrel begitu Febrian berjalan mendekatinya.

Febrian hanya mengangguk,matanya memerah dan tidak berhenti memandang pada bocah yang kini tengah duduk di atas pangkuan Farrel .

Sedang sang bocah menjadi gelisah dengan orang asing yang menatapnya dan langsung membalikkan badannya memeluk Farrel manja.

"Pa..pa...a..atut...."gumam Reno ketika bergelut manja di leher Farrel ,namun matanya tidak berhenti memandang Febrian lalu memandang ke arah Farrel kembali.

Farrel tersenyum begitu melihat adanya kekecewaan di wajah Febrian dan juga kebingungan di wajah Farreno karena melihat wajah lelaki asing itu mirip papanya.

"Boy...itu..ayah Reno...adik papa..."kata Farrel sambil mengecup pipi gembil Reno.

"Wajahnya mirip dengan papa kan...??"

Reno mengangguk.

"Ayukk..kita pulang..."ajak Farrel sambil menurunkan Reno dari pangkuannya.

"Boy...go and hold ayah hand...!!"perintah Farrel kepada Reno.dengan patuh Reno menuruti perintah papanya dan menggandeng tangan Febrian .

Dan Febrian langsung merengkuh tubuh bocah itu ke dalam pelukannya sambil menangis terisak

Mungkin ini adalah penyesalan seumur hidupnya atas kesalahannya yang tidak termaafkan.

"Ayah...don't cly....!!noo..good..boy..!!"ucap Farreno dalam bahasa cadelnya,mengikuti apa yang dikatakan Farrel atau Novi saat dia menangis.

"Yeah...ayah..just ..happy can see you,boy..."ucap Febrian tersendat dan membiarkan tangan mungil itu mengusap airmatanya.

Dan saat ini juga,Febrian menyadari begitu banyak hal yang telah dia lewati dalam hidupnya dengan bersenang senang.

dan begitu melihat anaknya..dia bersyukur mas nya sendiri yang telah menjaga dan mendidik anaknya.dia menyerahkan kepada orang yang tepat.dan Farrel mampu memberikan semua yang terbaik kepada anaknya.

"Let's go ayah..."ajak Farreno sambil menggandeng Febrian dengan tangan kirinya dan tangan kanan nya menarik tangan Farrel

"Goo..paaaa.."

"Novi..tidak datang bersama mas...??"tanya Febrian ketika mereka menunggu Wira membawa mobil dari parkiran ke depan pintu gerbang rutan.

"Ohh ..Novi minta maaf dia tidak ikut..karena hari ini dia meja hijau..untuk gelar spesialis bedahnya..."

"Oh..."sahut Febrian singkat sambil mengangguk.

"Jangan salah paham Rian..Novi sudah memaafkan mu...malam ini dia sudah mempersiapkan makan malam untukmu.."

Febrian tersenyum tipis bersama mas nya masuk ke dalam mobil.

namun ada sesuatu yang mengganjal di hatinya..kemana Anggun...??

Sejak dia masuk ke dalam sel hanya dua kali Anggun datang setelah itu dia tidak menampakkan diri lagi

Febrian pun menyadari,dan dari awal dia pun sudah mempersiapkan diri untuk tidak menaruh harapan yang banyak dalam hubungan ini..karena dia ingin melihat wanita itu bahagia .

"Kenapa,Rian.....??mencari Anggun...??"tanya Farrel ketika melihat kegelisahan dimata adiknya meski tidak terucapkan dalam kata

Febrian merona seketika ketika Farrel dapat menebak isi hatinya.

"Dia berada di Muzaffapur India sekarang..disana sedang kekurangan tenaga medis akibat wabah peradangan otak atau yang lebih dikenal dengan sindrom Ensefalitis..."kata Farrel sambil menarik nafas panjangnya

"Susul lah kesana jika kamu merindukannya.."

"Begitu tinggi kah nilai sosialnya mas...??"

"Jangan sarkartis begitu,Rian...!!kamu tidak tau bagaimana rasanya panggilan hati seorang dokter...apalagi..Anggun seorang ahli kanker darah anak anak...semua yang berhubungan dengan anak anak dia sangat suka.."

Febrian tidak membantah mas nya.

'Bahkan mas Farrel pun lebih memahamimu..."bathin Febrian dalam hati.

"Wabah virus ini sangat serius..anak anak tiba tiba yang terserang virus ini mengalami demam tinggi dan muntah muntah..lalu meninggal..."

Febrian menatap terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Farrel.

"Menularkah mas...??"tanyanya cemas.

"Seharusnya tidak..anak anak itu mengalami peradangan otak begitu mengkonsumsi leci yang sedang panen di sana..jadi tertular dari makanan yang mereka konsumsi..."kata Farrel ketika melihat kecemasan di mata Febrian

"Syukurlah mas kalau tidak menular melalui sentuhan atau udara.."

Febrian menghela nafasnya lega,sambil membelai lembut kepala Farreno yang kini duduk diatas pangkuannya

***

Novi telah meninggalkan pesan kepada mpok Inah pembantu yang di carikan ibu untuknya menggantikan alm Dewi menyiapkan masakan makan malam,karena akan menjamu tamu.

Febrian datang sendiri tanpa orangtuanya karena hubungan Farrel dengan ibu masih seperti dulu.

Novi menyambut kedatangan Febrian.

"Apa kabar,Rian...??"tanya Novi saat mereka duduk didepan ruang tamu.

Dimata Febrian,Novi masih tetap cantik dan menarik seperti dulu.

Sebenarnya Febrian ingin menghindari setiap pertemuan dengan Novi,karena pesona itu belum hilang semua.

Tidak dia pungkiri,penyesalan dan rasa sakit itu selalu ada..apalagi melihat yang memiliki wanita yang dia cintai itu adalah kakaknya,mas nya sendiri.

"Apa ada yang lebih baik dariku kini...kamu tau jawabannya,Nov..."ucap Febrian getir dengan seulas senyuman pahit.

Novi mengerti arah ucapan Febrian barusan.

"Apa yang sudah terjadi..tidak bisa diubah lagi,Rian...."sahut Novi disela helaan nafasnya.

"Apa..kamu tidak berencana untuk menyusul,Anggun...?"

"Aku..juga tidak tau...all is still looks grey..."

"Rian...usiamu tidak muda lagi...jika memang dia wanita yang kamu inginkan..susullah dia ke Muzaffapur...jangan buang waktu Anggun hanya untuk menunggu kepastian dari kamu...!"pinta Novi sungguh sungguh

"Kamu sudah membayar mahal untuk masa lalu kita...kisah itu sudah usai!!kisah kita berdua dan juga Devina selesai.., Anggun tidak pantas untuk dikorbankan..bukankah kamu sendiri yang menyuruhnya menunggumu,Rian...??"

"Tapi..dia pergi tanpa sepatah kata kepadaku..!!"dengus Febrian kesal.

"Jika dia menemukan seseorang yang lebih pantas atau ingin mengejar tugas mulianya seharusnya dia bicarakan padaku...!"

Febrian kesal sekaligus tersinggung .Anggun memang pergi tanpa meminta pendapatnya.

"Seharusnya dia bicarakan denganku..atau kalau memang jika orangtua nya tidak merestui hubungan kami..bukan lari seperti ini..!"

Apa yang dikatakan Febrian benar.Anggun tidak seharusnya pergi begitu saja.

"Jika begitu...buktikan kepada orang tuanya kalau kamu itu layak untuk Anggun..."kata Novi berusaha meredakan kekesalan Febrian

"Susul lah Anggun...Rian...!"

"Aku...sudahlah Nov..!!"Febrian tau kedatangannya dan berjumpa Novi adalah suatu kesalahan besar.

Setiap melihat Novi rasa itu selalu ada dan begitu menyiksa..sungguh..bagaimana rasanya harus mengunci rapat mulut untuk tidak mengatakan aku masih sangat mencintaimu..!itulah yang dirasakan Febrian saat ini.

"Kenapa..kamu selalu penuh keraguan,Rian...??"desis Novi lirih dan kecewa saat melihat keraguan dimata Febrian

"Taukah Rian...pendaran matamu ini mengingatkan aku pada malam itu,pendaran mata yang penuh api cinta saat menatap Devina namun bibirmu kukuh menyatakan cinta padaku..."

Febrian tertegun sejenak.Benar apa yang dikatakan Novi..!dulu saat masih bersama Novi,dia selalu dibayangi oleh cinta pertamanya ,Devina! dan saat menyadari kesalahannya..semua sudah terlambat seperti sekarang..!

"Tolong Rian...kamu sudah terlalu banyak menyakiti hati wanita yang mencintaimu,susul lah Anggun..anggap saja permintaanku kepadamu..!"pinta Novi lirih,sambil menghindari tatapan mata Rian.

"Jangan buat diri kamu jatuh kembali dalam keraguan yang menciptakan dusta kepada wanita yang mencintaimu sepenuh hati..."

Febrian tertegun seketika,dan hampir saja airmata nya jatuh.hatinya merasa sakit.

"Aku..aku..tidak pernah mendustai kamu saat itu..demi Tuhan, aku memang mencintaimu ..!"

Novi tidak mampu menjawab ,lidahnya tiba tiba terasa kelu dan matanya terasa panas

"Baik..baiklah Nov..akan aku lakukan apa yang kamu minta padaku..!"ucap Febrian lirih sambil menahan perih di dadanya.

Tidak lama kemudian Farrel muncul dari balik pintu dapur.

Novi menoleh terkejut kearah Farrel.dia berharap Farrel tidak mendengar apa yang baru dibicarakannya dengan Febrian.

Jika harus membahasnya dia ingin membahas nya berdua saja dengan Farrel.

Novi segera berdiri dari tempat duduknya dan menyambut kedatangan suaminya dengan seulas senyuman .

"Duduklah mas,...aku akan membantu Mpok menyiapkan makan malamnya..."ucap Novi lalu berjalan menuju dapur basah di belakang untuk membantu mpok Inah

"Apa yang di katakan Novi benar apanya,Rian..kamu selalu penuh keraguan..!"ucap Farrel membuka pembicaraan setelah mengambil posisi di hadapan Febrian

"Jika kamu tidak seperti itu..memang seharusnya posisiku sekarang ini milikmu,dan Novi seharusnya menjadi istrimu....!"

Susah payah Farrel menahan perasaan nya saat mengatakan kata kata ini kepada adiknya.

"Mas...!"sergah Febrian terkejut

"Tolong...jangan bahas ini lagi..."desis Febrian getir sambil susah payah menahan airmatanya.

Makan malam berjalan dengan baik,meski Febrian menjadi lebih banyak diam.

Setelah makan malam usai dan melihat Reno Febrian pamit kepada Farrel dan Novi .

Febrian membawa mobilnya meninggalkan rumah Farrel.

Febrian berhenti disalah satu toko yang menyediakan minuman keras,membeli sebotol XO Hennesey lalu menuju rumah Bagas,teman baiknya yang masih tersisa .

"Rian...tidak dulu dan sekarang..nasibmu masih saja menyedihkan..."keluh Bagas menghela nafas panjang begitu membuka pintu rumahnya melihat Febrian datang dengan sebotol minuman. beruntung Bagas belum menikah juga..!

Tanpa menjawab,Febrian menerobos masuk ke dalam rumah Bagas.

"Apa yang salah dengan wajah tampanmu,man...it's like curse for you ..!!'gurau Bagas ketika menghirup aroma whiskey yang sudah lama tidak dinikmatinya.

Febrian tertawa kecut mendengar apa yang dikatakan oleh Bagas.

"Iya..kamu benar Gas....wajah ku ini tidak berkah...!haruskah aku mengganti nya...??"

Lalu mereka berdua pun tertawa dan meminum whiskey yang ada di dalam gelas mereka.

"Terimalah kenyataan..Novi sudah memilih Farrel...bukankah kamu dan Anggun sedang menjalani masa penjajakan..??"tanya Bagas heran

"Dimana dia sekarang...??"

Febrian mendengus kesal

"Ke India...!!demi tugas mulianya...dan hilang begitu saja..."

Bagas tertegun sesaat kemudian menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil.

"Apa kamu mencintainya...??"tanya Bagas tiba tiba .

"Entahlah,Gas....aku menjadi tidak yakin dengan diriku sekarang...!!dan Novi memintaku untuk menyusul Anggun ke India.."

"Rian..Rian..."kicau Bagas sambil menggelengkan kepalanya lagi sebab selalu begini perkara yang di hadapi oleh cassanova seperti Febrian..! hidupnya terlalu enak!

"Lantas...apa rencanamu...??"

"Ya..menyusulnya lah..aku tidak mau Novi kecewa padaku...!!"dengus Febrian kesal sambil meminum whiskey dari dalam gelas nya kembali.

"Lagian aku ingin tau apa alasannya pergi tanpa satu pesan pun..!!"

"Hentikan Rian...!!jangan korbankan wanita lain lagi...lebih baik kamu mencari jalang untuk hubungan jangka pendek dan tidak terikat komitmen...!!"potong Bagas tegas dengan wajah serius.

"Karena aku tidak ingin melihatmu salah melangkah lagi...!!"

Febrian menutup matanya,sambil membayangkan Novi kembali serta segala ucapannya tadi.

"Kembalilah ke Amerika dan jalani gaya hidup junkiesmu hingga kamu tua....!!"sambung Bagas kembali dalam nada mengejek. Febrian tertegun sejenak lalu merasa geli dengan apa yang di ucapkan oleh Bagas.memang selama ini Bagas yang selalu memberinya nasehat,meski terkadang lidahnya setajam silet..!

"Sialannn....!!!kamu menyumpahiku..??"umpat Febrian sambil menepuk bahu Bagas sambil menahan senyumnya

"Aku sudah bosan menyumpahimu dari dulu hingga sekarang..tokh ...kamu juga tidak sadar sadar...!!"

***

Novi duduk didepan meja rias nya setelah mandi dan berganti pakaian.kini dia tengah duduk memandangi dirinya di depan kaca sambil membersihkan wajahnya dengan toner wajah serta mengoleskan cream moisturizer ke seluruh wajahnya.

Lama Novi terlena dalam lamunan pembicaraannya dengan Febrian sambil memandangi dirinya di dalam kaca .

Lalu dia tiba tiba teringat percakapan terakhirnya dengan Anggun sebelum keberangkatannya ke India.

'Nggun..masih waras kah kamu pergi ke India tanpa membahasnya dengan Rian...?'

'Aku...tau..sebenarnya dia masih sangat mencintaimu,Nov...jika dia bisa menyusulku kesana dan membuatku yakin..aku akan menerimanya..."

"Kamu gila Gun...!!'

'Aku...hanya tidak mau dia ..melakukan kesalahan yang sama lagi..dan..'

'Dan apa,beib...??'

'Aku..tidak ingin hidup dalam bayangan seorang Novianty Kristy...!! aku ingin dia mencintai dan menerima seorang Anggun Lokadewi..!'

'Ya...seharusnya..dia harus melupakan seorang Novianty Kristy...!karena aku pun sudah lama mengubur diriku yang dulu,Gun..'

"Apa yang kamu pikirkan ,baby...??"

Novi tersentak kaget sambil mengelus dadanya.

"Mas...kagetin orang aja sih..!!"sungut Novi antara kesal dan terkejut.

Farrel merengkuh istrinya dari belakang dan mengecup pucuk kepala istrinya dengan mesra

Novi memeluk lengan Farrel yang melingkari bahunya.

"Apa yang menganggu pikiranmu,baby...??"

"Mas...aku rasa...Rian belum bisa lepas dari masa lalu..."keluh Novi lirih tanpa menyembunyikan apapun dari suaminya.

"Aku tau..baby..dia masih mencintaimu..dan sekarang dia berada di ambang kebimbangan antara kamu dan Anggun....seperti dulu..antara kamu atau Devina..."

Farrel memutar badan Novi menghadap padanya yang kini berjongkok tepat di depan istrinya

"Lalu...bagaimana denganmu,baby...??"tanya Farrel ragu ragu,tanpa menyembunyikan perasaan nya juga.

"Hei...my man...what's wrong with you...??"tanya Novi kaget ketika melihat adanya keraguan dimata Farrel.

apakah seorang Febrian masih sedasyat ini mengancam keyakinannya..??

Novi menangkup wajah Farrel dengan kedua tangannya dengan lembut sambil terus menatap kedalam mata suaminya.

"Aku...sudah lama mengubur Novianty Kristy yang pernah sangat mencintai Febrian Baskoro...tepatnya di hari dia melarikan diri bersama Devina..."

Untuk sesaat Novi dan Farrel terdiam dan saling menatap dalam.

"Apa..kamu meragukannya mas...??"

Farrel menggeleng dan membelai kepala Novi dengan lembut

"No...I trust you baby..."bisik Farrel pelan

"Aku.. aku hanya berfikir jika bukan karena sebuah kebetulan..seharusnya posisi dan kamu itu memang milik Rian,baby..."

Novi menggeleng dengan seulas senyum teduh untuk suaminya

"Jodoh aku dan Rian sudah selesai..mas..."

"Sorry baby...telah meragukan mu..."

"Aku tidak percaya....suamiku bisa segoyah ini karena seorang Febrian Baskoro...!"

"Karena...aku tidak mampu menghapus kenangan yang kalian pernah miliki...baby.."

"Kamu harus bisa mas...karena memang antara aku dan Rian tidak apa perasaan lagi...!"

Novi memeluk Farrel erat sambil mengecup mesra pipi suaminya..

"Karena...sekarang..aku hanya mencintai seorang Farrel Baskoro..!"bisik Novi mesra

"Dan kamu harus percaya mas...karena..."

Novi terdiam sesaat sambil menahan senyumnya melihat wajah penasaran Farrel

"Karena apa ,baby...??"desak Farrel penasaran

Novi menarik laci meja riasnya dan mengeluarkan sebuah amplop dan meletakkannya kedalam tangan Farrel

Dengan hati berdebar dan tidak sabaran Farrel membuka isi amplop tersebut.

matanya membelalak tidak percaya dan rahangnya terasa kaku.

'sebuah test pack dengan dua garis merah...!'

Lalu Novi menarik lembut tangan Farrel dan meletakkannya diatas perutnya yang masih rata.

"Karena..cintamu telah bertunas didalam sini mas..jadi tidak ada lagi alasanmu..meragukan aku dan juga pernikahan kita..."

Farrel mengangguk dalam tanpa bisa menahan airmata haru yang mengalir turun dari matanya dan segera memeluk erat istrinya

"Terima kasih..baby..."sahut Farrel tersedat dalam isak tangis bahagianya.

"Aku..berjanji akan menjagamu,Reno..juga si kecil yang masih ada di dalam perutmu...seumur hidupku hanya untuk mencintai kalian..."

Novi pun ikut menangis dalam pelukan Farrel

"So...don't ever doubting over me,pleasee .."

Farrel mengangguk ketika mengecup mesra bibir istrinya dengan mesra.

***

Febrian memutuskan untuk bertemu dengan Anggun..setidaknya apapun resikonya dia akan menerimanya..!

Apakah akan pulang dengan Anggun ataupun tangan kosong dia akan kembali ke Amerika.

Setelah menempuh perjalanan Jakarta-Bombay selama hampir delapan jam,akhirnya Febrian mendarat dengan sempurna di bandara chhatrapati shivaji maharaj untuk menginap semalam sebelum besok pagi akan melanjutkan penerbangan dari Bombay menuju Bihar..tepatnya di kota muzaffarpur yang akan memakan dua jam lebih perjalanan!

Sungguh perjalanan yang luar biasa...dan Febrian merasa heran kenapa anggun bisa memilih India sebagai tempat mengabdi tugas mulianya...!!

Dan kepala Febrian terasa pusing tujuh keliling melihat berapa sembrawutnya jalanan di mazaffapur...melebihi sembrawutnya Jakarta..!

Astaga naga...!!segala kendaraan,baik mobil,motor saling tidak mau mengalah sehingga menambah kemacetan.belum lagi asap dari motor model yang seharusnya di museum kan mengepulkan asapnya yang menyesakkan dadanya meski dia berada di dalam taxi ,namun taxi yang ditumpanginya kaca jendelanya rusak sehingga tidak bisa menutup sempurna..!

it's so fuckin crowded and screwed...!!

Akhirnya Febrian sampai juga di rumah sakit tempat Anggun berdinas sebagai tenaga medis sukarela dari Indonesia.

Febrian berjalan menuju receipcionist rumah sakit untuk menanyakan keberadaan Anggun.

"Hello..excuse me..."sapa Febrian ramah dengan seorang gadis India dengan seulas senyum nya.dan gadis India itu tertegun sesaat melihat pesona dari pria di hadapannya.

"Excusee me...!"panggil Febrian sekali lagi untuk membuyarkan gadis India tersebut.

"Yes...sir...may I help you...??"kata gadis India itu tersedat,wajahnya merona merah.

"Erm...may I know where is dr Anggun Lokadewi incahrge now...??"tanya Febrian sambil melepaskan kacamata hitamnya.

"She is volunteer medical docter from Indonesia...!"

"Oh....ic...dr Lokadewi is incharge in children's ward,sir...in fifth floor..."

"Okay..thank you..miss..."ucap Febrian ramah sambil memberikan seulas senyum patennya kepada gadis India itu.dan cukup membuat gadis itu mematung kembali !

Febrian naik keatas lantai lima dimana bangsal anak anak berada untuk menemui Anggun.

saat pintu lift terbuka,dan memasuki bangsal anak semua mata tertuju padanya seakan dia itu manusia dari planet lain..!

"Excuse me...can I met dr Anggun Lokadewi..the volunteer docter from Indonesia,miss..??"tanya Febrian sopan dengan perawat yang menjaga di depan pintu bangsal anak.

"Ohh...wait sir...I'll looking for dr Lokadewi first.."jawab perawat itu sopan sebelum masuk ke dalam bangsal anak.

"Docter...there is someone looking for you outside...!"kata perawat itu separuh berbisik ke telinga Anggun yang tengah memeriksa seorang anak kecil .

"Who...??"tanya Anggun penasaran.

sang perawat mengangkat bahunya namun seulas senyum menghiasi bibirnya

"He is..handsome docter...!"

Anggun tertegun sesaat sebelum akhirnya melepaskan stateskopnya dan berjalan keluar mengikuti sang perawat.

dari kejauhan Anggun dapat melihat sosok tinggi dengan postur badan yang sangat familiar .

Anggun berjalan mendekati sosok pria itu.hatinya makin berdengup kencang..Riankah...?sudah bebaskah dia..?

"Sir...dr Lokadewi is here now..."kata perawat tadi kepada Febrian

Febrian segera berbalik dan melihat Anggun berdiri di hadapannya dengan mata membelalak kaget dan mulut separuh terbuka

"Apa kabarmu dokter Anggun yang berhati mulia...??"sapa Febrian dengan pandangan mata yang seakan ingin menelan Anggun hidup hidup namun segera di tutupi nya dengan seulas senyum yang mematikan setiap wanita yang melihatnya

"Kamu berhutang penjelasan padaku....!"

Anggun masih berdiri terpaku ,lidahnya terasa kelu.

"Ri...Rian..bagaimana kamu..bisa kemari..?"tanya Anggun dalam suara terbata bata.

"Sama seperti dirimu...bagaimana dirimu bisa sampai disini tanpa meninggalkan satu pesan pun...?"

Anggun mulai gelisah dan wajahnya memucat karena tidak menyangka Febrian benar benar menyusul ke India.

"Simpan nafasmu dalam dalam ...dan jelaskan padaku dengan alasan yang masuk akal...demi jawabanmu..aku menempuh delapan jam perjalanan, satu hari transit di Bombay dan dua jam perjalanan menuju ke kota ini...!!!"

Lalu tanpa menunggu jawaban dari Anggun,Febrian menarik tangan Anggun keluar dari bangsal anak