Tungg..guu..Rian...!!aku masih dalam tugas..!"protes Anggun ketika Febrian berusaha menariknya keluar.
"Sampai jam berapa waktu dinasmu selesai..?"dengus Febrian ketus sambil tangannya terus mencengkram kuat pergelangan tangan Anggun.
"Aku harus standby.!!"sahut Anggun tak kalah ketusnya sambil berusaha menarik tangannya dari Febrian.
"Ada pasien anak anak yang sedang dalam keadaan koma..."
namun Febrian tidak bergeming dan tetap menyeret Anggun masuk ke dalam lift.
"Jadi pasienmu yang sekarat lebih penting dari aku yang juga sekarat karena mabuk pesawat...??"geram Febrian kesal
"Lepaskan aku..,jangan buat keributan di rumah sakit,Rian.!"
Tiba tiba seorang pria berpakaian dokter datang menghampiri mereka begitu mendengar keributan yang dibuat oleh seorang pria asing terhadap rekan setanah air nya.
"Ada apa Nggun...??"cetus pria itu dengan suara tidak senang.
"Apa pria ini tidak sopan padamu....??"
Febrian melirik horor kearah pria berpakaian dokter yang tiba tiba muncul bak ksatria berjubah jubah dengan sorotan mata seakan hendak menguliti Febrian.
"Enyahlah..dan jangan campuri urusan orang lain...!!"bentak Febrian marah
"Aku temannya Anggun,jika kamu tidak sopan..aku berhak untuk memperingati anda...!!"
Cih.!!anak bawang berani menguji nya..!!betul betul membuat Febrian kehilangan kesabaran..!Belum reda dari mabuk pesawat ,kini seseorang memancing adrenalinnya..!
"Aku peringati kamu...enyahlahhh...sebelum aku mendaratkan sebuah tinju di wajahmu..!"
geram Febrian dengan tatapan mata nyalangnya kearah pria itu.
Namun pria itu tampak keras kepala dan menantang Febrian kembali.
"Tidak...!!lepaskan Anggun...atau..."
Belum sempat itu menyelesaikan kata katanya,Febrian sudah mendaratkan sebuah tinju di wajah pria itu.Anggun memekik ngeri seketika ketika pria itu terhuyung ke belakang sambil memegangi bibirnya yang pecah.
"Riannn....!!!"pekik Anggun histeris
"Sudah kubilang enyahlahhh....!!!"geram Febrian sengit tanpa melepaskan Anggun sedikitpun.
"Kamu gila,Rian...!!"
Anggun meronta lepas dari cengkaraman Febrian,bersamaan itu tiba tiba pria itu membalas dengan meninju wajah Febrian.
Rahang Febrian tersentak keras,dan merasakan sakit yang luar biasa.
"Hentikan Gus..!!!"pekik Anggun panik kepada pria yang kini menyerang Febrian.
Tanpa menunggu lama,Febrian membalasnya kembali dan suasana rumah sakit menjadi riuh seketika.
"Jangan sok menjadi pahlawan disini..!!"
Perkelahian tidak terhindarkan,dengan darah yang mendidih, Febrian memukul tanpa ampun kepada pria yang usil itu.
"Hentikan,Rian..!!kenapa kamu selalu tidak bisa berubah..?"geram Anggun jengkel dan marah
"Selalu membuat keributan...tidak dulu dan juga sekarang...!!"
Febrian menghentikan pukulannya begitu mendengar apa yang diucapkan oleh Anggun.Kata kata inikah yang diharapkankan nya dengan menempuh perjalanan sejauh ini dari Jakarta menuju India..???
Tiba tiba pria yang dipukuli Rian tadi bangkit,sambil menahan kesakitan dia meraih sebuah hiasan pot tanah liat di meja perawat dan langsung menghantamkan nya ke kepala Febrian dari belakang.
"Sialann...!!"teriak pria itu marah.
"Kamu kira dirimu siapa..hahh..seenaknya memukul orang..??"
Febrian tersungkur mencium lantai,namun dia berusaha bangkit dan menghempas tangan Anggun yang terjulur untuk menolongnya.
"Jika aku tau ini jawabanmu...aku tidak akan pernah kemari...!"
Febrian bangkit dan menyusut darah yang mengalir turun dari kepalanya.
"Aku obati dulu lukamu,Rian...!"desis Anggun pilu dan matanya memerah menahan tangis
"Persetan..!aku tidak butuh belas kasihanmu..!"
Dengan sempoyongan Febrian bangkit berusaha memperbaiki posisi berdiri nya sambil menahan perih di kepalanya.
"Pikirkanlah...aku akan menunggu jawabanmu 1x24 jam..jika kamu tidak muncul dan memberi jawaban...aku anggap kita kisah kita tidak pernah ada...!"
Febrian melemparkan sebuah kartu nama hotelnya ke hadapan Anggun,menahan sakit di hati dan luka di kepalanya Febrian meninggalkan Anggun tanpa menoleh lagi.
Semua mata melirik ngeri kearah Febrian yang berdarah .
Anggun menghampiri Agus yang terluka.
"Kamu..baik baik saja,Gus...??"tanya Anggun khawatir
"Dia teman mu,Nggun...??"tanya Agus yang merupakan rekan sesama dokter yang mengikuti team sukarelawan dari Indonesia.
Anggun menganguk sedih
"Maaf...aku kira dia pria yang berlaku tidak sopan padamu..."
"Aku minta maaf juga,Gus...tidak memberitahumu..semuanya terjadi begitu saja...maafkan tempremen temanku..."desis Anggun lirih
Febrian melangkah gontai menelusuri lorong rumah sakit,hingga tiba tiba seseorang menarik lengannya.
"You are bleeding..!!"
Febrian menoleh heran dan kaget.sesosok pria mungil yang tengah menarik lengannya.
Dia seorang pria namun nampak begitu cantik,kulitnya putih,dengan bibir merah muda yang ranum..pria atau wanita kah dia...??tapi dari pakaian nya dia mengenakan pakaian pria dengan jubah dokternya.
"dr Derryl Park"
Ternyata dia seorang dokter...mungkin juga dokter sukarelawan dari Korea.
"You'll infected...let me cured your wound first.."
"Thanks..no need to bother you,docter..."ucap Febrian keras kepala meski dia sekarang merasa denyutan yang luar biasanya dikepalanya.
Dokter mungil itu tersenyum.
"I'll bet..there is not up over five step ...you will collaps...so don't be stubborn...!"
saat bibir Febrian ingin menolak nya tiba tiba dirasakan pusing dikepalanya disertai denyutan yang luar biasa.
Lalu tanpa menunggu persetujuan Febrian..dr Park memapah Febrian masuk ke IGD.
Dibantu oleh seorang perawat IGD yang membersihkan luka di kepala Febrian dengan cairan H2O2,dan setelah memeriksa lukanya,dr Park memberikan infiltrasi dengan lidocaine sebelum mulai menghecting kepala belakang Febrian yang terkena pukulan pot bunga hias dengan telaten.
Mata Febrian tidak henti menatap penasaran kearah dokter mungil ini ,karena seumur hidup dia pertama kali bertemu pria secantik ini,hingga sebuah teguran menyadarkannya
"There is something in my face...??"tanya dr Park ketika memergoki Febrian tidak melepaskan pandangan kepadanya.
"Yeah...because ..this is my first time seeing pretty guy like you...!"kata Febrian terus terang ,malah wajah dokter mungil itu yang memerah sekarang diiringi deheman dari perawat yang mendampinginya.
"So I was wonder..."
Dokter mungil itu tersenyum tipis.
"I'am gifted by God as pretty like women and handsome as man in the same time..!!"kata dr Park sambil menyelesaikan jahitan terakhirnya lalu menutup luka dengan plester,lalu keduanya pun tertawa bersamaan.
"If there is still got chance...find some spare time to talking heart to heart with your girlfriend...because anger cant solving the problems...!"
Febrian tertegun sejenak.tapi tidak heran,perkelahian barusan telah mengundang perhatian satu rumah sakit..!!
"Speak out your mind into words is better than keep the anger in your heart..don't give up if you really love her.."
Febrian akhirnya bisa tersenyum.dokter inilah manusia pertama di India yang menyemangatinya.
"So...can I treat you lunch as my expression of thank you..."tanya Febrian terus terang,namun tiba tiba air muka perawat di sampingnya berubah
"Dr park....dr Kim..will arrived soon..."protes sang perawat
dokter mungil itu menoleh kearah perawat tersebut sambil mengangguk mengerti lalu tampak berfikir sejenak dan melihat ke arah jam tangannya.
"Okay...let's have it together in hospital canteen...how's...?"
"It was good idea too..."jawab Febrian singkat
"You just get hurted...do you mind if you were sitting in wheelchair while on your way to canteen...?? i'am just afraid you will feeling dizzy...or headache..."
Febrian mengangguk sebagai jawaban tidak keberatan duduk diatas kursi roda
Dr park menganjurkan makan di dalam kantin rumah sakit saja,namun Febrian merasa heran kenapa air muka sang perawat berubah tiba tiba
lalu dr park meminta bantuan paramedis pria membantu Febrian duduk diatas kursi roda dan mendorongnya berjalan bersama keluar dari IGD.
"I'll checking my daugther first...do you mind it...??"
Febrian menoleh terkejut kearah dr park,lalu menggeleng sebagai jawaban tidak keberatan.
Apa...??memeriksa anak perempuan nya dulu?dokter mungil punya anak...??
lalu mereka pun berjalan menuju satu ruangan khusus yang luas dan mewah.seperti ruang ICU khusus.
namun di dalam sana ,diatas ranjang terbaring seorang anak perempuan berusia sekitar lima tahun terpasang alat alat medis di tubuhnya dalam kondisi tidak sadar.begitu menyayat hati melihatnya
hati Febrian trenyuh langsung.
"She is my princess...and she is keep fighting to against leukimia..."kata dr Park lirih,matanya berubah sendu langsung.
"Ya Tuhan...."desis Febrian lirih bercampur pilu begitu melihat kondisi anak itu.
"So..don't keep blaming of dr Lokadewi...she is the saint of hope for children to fighthing from thier desease..."kata dr park lembut dengan seulas senyum di bibirnya
"She is the one of the best pedriatric hematology oncologist team for my princess..."
Lalu dr park pun memasuki ruang steril anaknya dan Febrian hanya melihat dari balik kaca ruang steril tersebut.
cukup lama Febrian memperhatikan anak itu..namun anak yang terbaring itu nampak seperti anak dari keturunan blasteran,bukan seperti anak Asia.
"Aishwarya is adopted daughter of dr park with dr Kim..."kata paramedis yang mendorong kursi roda Febrian seakan memahami rasa penasaran Febrian .
"And dr Kim is the owner of this hospital..he is the founder of India children who is lost hope..keeping them in his charity house..that generous man is dr park husband..."
Febrian menoleh terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh paramedis itu barusan padanya.
jadi dr park dan dr Kim yang di maksud sebagai pemilik rumah sakit ini adalah pasangan gay..!
Tidak lama.kemudian tiba tiba Anggun muncul dan berjalan masuk ke dalam ruangan.
Febrian menoleh kaget begitu melihat Anggun.Namun bibirnya terkunci rapat karena hatinya tengah kacau melihat kondisi anak yang terbaring tidak memiliki harapan itu.begitu menyakitkan,anak seumur itu harus divonis dengan penyakit yang mematikan ini
"Rian...lukamu..."
"I have cure your boyfriend wound already..."
Tiba tiba dr park keluar dari ruangan steril,dan Anggun pun memberi salam hormat dengan cara menundukkan kepalanya
"Thank you dr park...sorry for bothering you.."kata Anggun merasa bersalah.
dr park tersenyum tipis sambil menepuk ringan bahu Anggun
"It's okay...no need to thanks me...its our duty right as docter...by the way ..how about Aishwarya pragnosist dr Lokadewi...??"
Anggun menunduk dalam dan wajahnya nampak murung.melihat raut wajah Anggun,dr Park menyadari..waktu anaknya hanya tinggal menunggu..
"It's okay...she is fighthing for waiting her appa coming back to here,right...??"
"I'am really apologize,dr Park..."desis Anggun pilu sambil menahan airmatanya.
"I have done my best too for our little Aishwarya..."
dr Park mengangguk pasrah dengan sebuah senyuman getir.
"Yes...thank you, dr Lokadewi.."jawab dr Park sambil membalas hormat kepada Anggun.
"I'am just hoping her appa coming in time before she is gone..."