Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 2 - Pergolakan hati

Chapter 2 - Pergolakan hati

Pagi ini ,dr Wirawan Siregar meminta Novi untuk menggantikan praktik nya tiga hari dimana kebetulan seniornya itu sedang menghadiri seminar di Denpasar.

Mau tidak mau,Novi menyanggupi permintaan dr Wirawan Siregar di bagian poli bedah karena kebetulan Novi sedang menjalani masa residen sebagai PPDS di bagian bedah umum.

"Masih ada pasien lagi,sus...??"tanya Novi kepada suster Liliana ,perawat dr Wirawan

"Sementara sudah tidak ada lagi dok..."lapor suster Liliana sambil merapikan berkas pasien yang telah diperiksa oleh Novi .

"Oh..baiklah...setidaknya kita dapat rehat sejenak,sus.."ujar Novi sambil tersenyum,lalu mulai merogoh kantong baju dokternya dan mulai menghidupkan hp nya.

Dunia sekarang tanpa gadget hampa...begitu juga untuk Novi..!

"Kalau tidak..kita tutup sementara..kebetulan juga sudah waktu nya jam makan siang,sus.."

"Baiklah dok...jika begitu saya rehat diluar ya.."ujar suster Liliana sopan dan beranjak keluar.

Setelah kepergian suster Liliana ,Novi pun kembali tenggelam dengan gadget nya sambil melihat isi watsup nya.hanya beberapa pesan dari Aldi yang mengingatkan nya untuk makan siang.dan Novi pun segera membalas pesan dari Aldi

Tidak sampai sepuluh menit,tiba tiba suster Liliana masuk dan melapor

"Ada satu pasien lagi,dok...!"cetus suster Liliana

"Pasiennya memaksa untuk masuk,padahal sudah saya bilang dokter sedang rehat.."

"Sialan...!"umpat Novi gemas dalam hati,padahal dirinya baru mau menyempatkan diri untuk Aldi.dipandangi nya wajah suster Liliana

"Suruh masuk,sus...!!"ujar Novi setengah menahan kekesalannya dan memasukkan kembali hp nya ke dalam kantong bajunya.

Tidak lucu kan pasien ya masuk dan melihat nya sedang memegang hp...?dokter apaaan?

"Tapi..dok..."

Novi melihat heran ke arah suster Liliana yang tampak aneh sekarang.

"Si pasien..minta diskon dok...karena bukan dokter Siregar yang praktek..."

"Bahh...sialan benar pasien ini..!"maki Novi dalam hati

"Baiklah...katakan padanya jangan disalahkan kalau nanti obat suntik dan obat minum nya separuh juga...!!"sahut Novi asalan dalam nada gemas sambil mengambil status pasien yang di sodorkan suster Liliana kepadanya.

Buset ..emang di pasar..main nawar segala..!

Tak lama kemudian pasien yang di maksud memasuki ruang prakteknya dan alangkah terkejutnya Novi!

Novi melihat kembali ke berkas pasien yang diatas mejanya

"Febrian baskoro..!"

"Selamat siang,dokter cantik..."sapa Febrian lembut dengan senyum yang membuat suster Liliana terpukau cukup lama dari samping.

sementara itu Novi berusaha meredakan debar jantungnya.

Shock..!itu lah yang dirasakan Novi sekarang tidak menyangka akan berjumpa dengan Pandir sialan ini kembali..!

"Silahkan duduk...!"sahut Novi berusaha untuk tetap tenang.

"Sakit apa lagi...??"

Dan kini pandangan mata mereka beradu.

"Aku yakin anda pasti masih dapat mengenali saya,dokter..."ujar Febrian sambil tersenyum,menggeser kursi nya lebih maju sedikit kedepan.

"Tentu saja..!pasien yang membuat heboh satu UGD dengan nyanyian konyol itu...!!"dengus Novi sambil melepaskan kacamatanya.

"Keluhan sakit apa yang bisa saya bantu,pak Febrian...??"

"Wow...ternyata anda masih mengingat nama saya,dokter..."Febrian tertawa lebar sambil mengedipkan matanya nakal kearah Novi.

Ya Tuhan...mahkluk ini benar benar sinting..!

"Perlu saya buka baju,dok...??"

"Tidak usah...!"cetus Novi mulai kesal.

"Katakan saja apa keluhan mu...!"

"Lalu bagaimana anda bisa memeriksa luka bekas operasi saya, dok...?"tanya Febrian sambil menahan senyumnya melihat wajah cemberut Novi.

Sangat menarik..!gadis di hadapan nya ini benar benar tangguh..sangat berbeda dengan mantan kekasihnya yang telah meninggalkan nya demi karir sialan nya itu..!

"Baiklah..berbaringlah di atas ranjang...suster Liliana akan membantu mu...!"ujar Novi setengah ketus lalu berjalan menuju ranjang periksa.setelah memeriksa bekas luka operasi nya ,Novi pun membalut kembali luka bekas operasi di perut Febrian.

"Semuanya sudah bagus dan tidak ada masalah..."jawab Novi sambil melepaskan handscone nya sambil memandang ke arah Febrian.

"Kedepannya jangan mabuk mabukan dan berkelahi lagi...!"

Ucapan Novi barusan cukup membuat dada Febrian berdesir dan menenggelamkannya dalam lautan senyum.

"Aku cukup senang kamu memperhatikan ku,dokter...!"

"Jangan salah persepsi...ini hanya bentuk perhatian dokter kepada pasien nya ..!"potong Novi sambil beranjak keluar dan kembali ke meja nya.

"Apa tawaranku masih berlaku,dokter...??"tanya Febrian sambil menyeringai kan senyuman

"Aku sudah punya calon suami...!"sahut Novi begitu terlintas wajah Aldi di benaknya .dia harus segera memblokade hatinya untuk penyusup seperti Febrian..terlalu berbahaya..!

"Aku tidak perduli...!lagian apa makan siang itu berdosa untuk gadis yang telah memiliki calon suami...??"tanya Febrian sarkartis dengan tawa nya.

"Ayolah.ini sudah era millenium cantik..bukan jamannya Siti Nurbaya lagi...!!"

"Benar benar sinting...!"bathin Novi dalam hati.namun ini sungguh menantangnya.apa salahnya ingin mencoba sebelum menikah..tokh hanya ajakan makan siang..!

"Baiklah...sebutkan waktu dan tempat nya...!"ujar Novi santai sambil mengisi berkas pasiennya.

"Gini donkk...baru namanya wanita di jaman emansipasi wanita...!!"cetus Febrian semangat sambil mengedipkan sebelah mata nya nakal ke arah Novi.

"Bagaimana kalau besok jam satu siang saya jemput,dokter cantik...??"

"Baiklah...saya jemput saya disini..."ujar Novi singkat.

"Baiklah.... see you tommorow,baby...!"

Dan sekarang terlambat bagi Novi untuk menyesali nya.

Tidak ada istilah mundur bagi seorang Febrian baskoro,apalagi untuk mengejar seorang wanita secantik Novi..dokter pula!

Dan Febrian datang tepat pada jam yang dijanjikan yakni pukul satu siang di depan ruang praktek dr Wirawan dengan kemeja biru langit ,yang sengaja terbuka dua kancing diatasnya sehingga samar terlihat dada bidangnya,dengan celana panjang putih begitu kontras dengan kulit nya yang putih.

Novi sempat terpana dengan penampilan Febrian.

"Kenapa...?apakah wajah tampan ku sebegitu mempesona..?"

"Kepercayaan diri seorang Febrian baskoro luar biasa .."sindir Novi sambil berjalan melewati Febrian yang berdiri di hadapannya.

"Tentu saja...jika tidak,mana mungkin seorang Novianti Kristy memenuhi ajakan makan siang ku.."

Novi memandang sekilas kearah Febrian.

sebenarnya Febrian type pria yang dia sukai,karena dia terlalu menarik untuk di lewatkan...! sosok yang liar,sukar di tahlukkan dan tentu saja dia tampan..!

Makan siang selesai dan Febrian mengantar Novi pulang setelah melalui perdebatan panjang.

"Sudah...cukup sampai disini saja..!"cetus Novi bertepatan di depan pagar rumahnya.

Febrian menatap kagum kearah rumah Novi .

"Apa pintu rumah mu tidak terbuka untuk mobil asing ..?"tanya Febrian sambil menghentikan mobil nya

"Tentu saja....!" jawab Novi asalan dan bersiap untuk turun dari mobil Febrian

Febrian mencegat tangan Novi sambil menatap kearah mata gadis itu

"Kalau saya mengantarkan seorang gadis,saya selalu akan mengantarkan nya hingga ke depan pintu masuk rumahnya.."

Novi tertegun seketika.

"Aku tidak ingin orangtua ku salah persepsi.."

Namun Febrian sudah mematikan mesin mobilnya dan turun dengan mantap,membukakan pintu untuk Novi .

Dan untuk sesaat Novi merasakan gugup,terlebih ketika Febrian meraih tangannya untuk membimbingnya.

Rona wajah Novi memerah seketika tidak tau harus menerima atau menolak uluran tangan Febrian.

Dan Febrian lah yang duluan meraih tangannya ,tanpa ragu dibimbingnya tangan Novi.

Febrian dapat merasakan dinginnya tangan Novi karena gugup.

Genggaman tangan Febrian menyalurkan rasa nyaman di hati Novi untuk sesaat dan diperlakukan seperti ini,Novi dapat melihat tidak ada nya kesan kurang ajar,malah merasakan seperti dilindungi,dan muncul suatu perasaan yang lain.

Febrian mengantarkan Novi dari pagar hingga ke depan pintu rumah Novi dan melepaskan genggaman tangannya begitu mereka berdiri tepat di depan pintu.

Tidak ada lagi gaya pria junkies yang menyebalkan,dengan tatapan mata yang kurang ajar.yang ada kini Febrian berubah menjadi pria yang santun dan lembut.

"Astaga...dia benar benar seperti bunglon..!"bathin Novi dalam hati namun dia menyukai perubahan Febrian kali ini.

"Sampai jumpa,Nov...." pamit Febrian sambil tersenyum dan sesaat sebelum pergi,Febrian menatap nya dengan tatapan mata yang begitu hangat

Dan Novi tau jelas pesona ini akan menjerat nya.

"Sebaiknya kita jangan bertemu lagi,Rian...!"

cetus Novi spontan dengan wajah merona merah.

"Aku tidak ingin orang menilai ku dengan buruk.."

Febrian berbalik dan mendekati Novi

"Aku tidak perduli..yang aku tau..aku ingin mengejar mu,lagian kamu juga belum menikah.."ujar Febrian sambil menyentuhkan telapak kanannya di pipi kiri Novi

"Jangan terlalu keras berfikir,Nov...biarkan perasaan itu datang seiring dengan waktu..hmm..?"

Novi tertegun sesaat.semuanya berlangsung secara tiba-tiba dan jantungnya berdebar kencang.

"Baiklah...aku permisi..."ujar Febrian sambil berjalan menuju mobilnya kembali.

****

Novianty Kristy terlahir dari keluarga cukup terpandang dan berada,ditambah dengan kecerdasannya,wajar dirinya bisa meraih gelar dokter sekaligus mendalami spesialis bedah seperti saat ini yang tengah di jalaninya yang telah berada di semester enam,sisa dua semester lagi dia akan meraih gelar spesialis bedah umum.luar biasa bukan?

Menjadi dokter memang cita cita Novi,dedikasinya tinggi serta pengabdiannya yang total.

Sifatnya yang energik didukung oleh otaknya yang encer sangat mendukung profesinya dan disukai oleh semua dosen dan rekan seniornya,sampai-sampai dr Wirawan mempercayakan dirinya sebagai dokter penggantinya.

Dua tahun yang lalu ,Novi bertemu kembali dengan Aldi,sahabat masa kecilnya dulu.

Aldi adalah anak dari rekan bisnis ayahnya,dan tentu saja dari keluarga yang berada.

Pertemuan itu membuat ayah Novi segera menjodohkan Novi dengan anak rekan bisnisnya tersebut,karena tentu saja jaminan bibit bebet dan bobot sudah jelas ditambah Aldi seorang arsistek terkenal.

Novi hanya pasrah mengikuti keinginan ayahnya,ditambah sifat Aldi yang tidak banyak tuntutan meski wajahnya hanya bisa di masukkan dalam kategori cukup menarik,Novi menyetujui untuk menjalin hubungan dengan Aldi.

Hubungan mereka sedikit terkendali dengan profesi yang dijalani Novi sebagai seorang PPDS yang hampir seluruh waktunya di rumah sakit.ibarat bang Toyib,semua waktu Novi harus tersita dan menginap di rumah sakit,hanya pulang untuk mandi bahkan terkadang tidak pulang hingga dua hari dalam kesibukan di rumah sakit.

Namun karena Aldi tidak mengeluh,bahkan selalu meluangkan waktunya ke rumah sakit untuk mengajak Novi makan siang.

Hal ini yang kadang membuat Novi merasa bersalah namun Novi cukup merasa senang dengan Aldi menjadi kekasihnya,bahkan setelah melalui dua semester kedepan mereka akan menikah!

Segalanya terasa begitu cukup buat Novi,baginya Aldi merupakan calon suami yang pengertian,penurut serta setia.

Segalanya begitu sempurna di mata Novi,kecuali suatu hari dia akan bertemu dengan pria dari planet lain dan yang berbeda tipe dengan Aldi..!

Pria dengan sifat dan dunia yang berbeda serta seorang penahluk hati.dimana kemunculannya langsung menerobos ke dalam setiap wanita yang berhadapan dengannya,semakin ingin menyingkirkan nya semakin sukar untuk melakukannya.

Malah hal fatal yang bakal terjadi adalah memberikan kesempatan kepada pria itu menyusup ke dalam hati.

Febrian baskoro anak bungsu dari keluarga yang terpandang dan berada.karena terlahir sebagai anak bungsu dan memiliki wajah yang sempurna,Febrian menjadi kesayangan ibu nya dan selalu di manjakan,karena itulah Febrian tumbuh menjadi sosok yang egois,apa yang diinginkan akan selalu terpenuhi oleh ibunya.berbeda dengan sang kakak,Farrel Baskoro yang selalu menjadi sasaran menanggung setiap kesalahan yang dilakukan sang adik.

Karena terlahir memiliki cacat tubuh bawaan yakni 'Paget deasease'yaitu gangguan pada proses regenerasi tulang sehingga menimbulkan pembengkokkan tulang ataupun tulang menjadi rapuh.

Farrel mengalaminya pada tungkai kakinya sehingga pembetukan tulang kaki nya berbentuk huruf 'O'dan saat berjalan tentu nya kekurangan Farrel semakin jelas,namun karena memiliki otak yang encer,dan tidak tahan dengan sikap adiknya yang semakin hari semakin menjadi,setelah mendapatkan beasiswa studi kedokteran di Jerman,Farrel memilih meninggalkan tanah air meski telah mendapat beasiswa dari universitas ternama di Jakarta.

Setelah lima tahun belajar di New York,Febrian kembali ke tanah air dan bertemu kembali dengan cinta nya,Devina Tarungga .Seorang gadis cantik bak bidadari tak bercela di mata Febrian.

Pertemuan tidak disengaja saat Febrian menghadiri pemakaman ayahnya Danur,sahabat baiknya saat masa SMA,yang juga merupakan sahabat Devina karena sekelas.

Devina tampak menawan,berambut pirang di balik kacamata hitam nya dan Febrian tidak mampu menghentikan debar jantungnya.

"Vina...its you...??"tanya Febrian ragu-ragu ketika melihat gadis rupawan yang sedang berdiri di tengah keramaian para pelayat.

Gadis yang di maksud itu pun menoleh,dan raut wajah gadis tersebut pun berubah begitu mengenali sosok yang memanggilnya barusan.

Devina segera melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya yang mancung.

Sebentuk wajah cantik menawan dengan sepasang mata yang masih begitu indah,terpampang kembali didepan mata Febrian.meski sering bergonta ganti pacar di New York,dirinya belum mampu melupakan Devina..bidadari yang begitu dipujanya sejak jaman SMA dulu !

Apalagi sekarang tubuh Devina begitu menggiurkan,dengan dada dan pinggul yang melekuk ramping serta kulit yang bersih.

Dan Devina pun cukup terpukau dengan penampilan Febrian,dimana Febrian telah berubah menjadi sosok pria dewasa yang memukau,badan atletis dan tinggi,serta wajah yang masih semenawan dulu.

"Apa kabar,Vin...?"tanya Febrian setelah berhasil menguasai debar jantungnya.sementara Devina masih tampak gugup dan rikuh dengan sosok di hadapannya kini.

"Ba..baik..Rian..Febrian baskoro, bukan..?"tanya Devina untuk memastikan

Febrian mengangguk sambil tersenyum kearah Devina.

"Aku tidak menyangka kita bisa bertemu kembali disini,Vin..."

Devina menerima uluran tangan Febrian dan genggaman yang kuat dari tangan Febrian seolah menyentakkannya kembali ke masa lalu mereka.ke masa cinta monyet mereka.dan Devina pun menyunggingkan sepotong senyuman patah .

"Iya...sudah lama ya,Rian..."

"Erm..lima tahun mungkin...?"tebak Febrian

"Lantas apa kegiatan mu sekarang,Vin...?"

"Model...jadi model iklan tv juga model bagi para desainer,Rian..."

Mata Febrian langsung melebar.

"Wow...luar biasa...!"puji Febrian langsung.

"Boleh minta nomor hp atau watsup mu,Vin...?"

Devina mengangguk dan Febrian pun langsung menyodorkan hp nya ke tangan Devina untuk mengetikkan nomornya .

"Let's keep in touch..."ucap Febrian sambil tersenyum.

Tidak lama kemudian,muncul sesosok pria dengan tubuh tinggi dan gemuk,namun sudah terlihat guratan garis di wajahnya diambang usia paruh baya ,berjalan menghampiri Devina.

"Ayo pulang,beib...."ujar lelaki itu begitu berdiri disamping Devina,tangannya langsung terjulur merangkul bahu Devina dengan mesra.

Seolah sengaja memperlihatkan nya di hadapan Febrian yang kini menatap nyalang.

Devina merapatkan tubuhnya sambil tersenyum manja.

"Kenal kan,Rian....ini Dimas Surjadi...pemilik rumah produksi tempatku bernaung..sekaligus.."Devina mengerling manja kearah pria yang memeluk dirinya mesra

"Calon suamiku...."

Malam ini,Febrian memilih bersenang senang minum di sebuah pub ditemani Danur dan Bagas,konco nya semasa SMA dulu.

"Sudah lah,Rian...lupakan Vina...masih banyak wanita di Jakarta ini...!!"ujar Danur sambil menegak minuman di gelasnya sementara Febrian tampak menghisap rokok nya dalam dalam dan menghembuskan kepulan asap yang cukup tebal.

"Wanita model seperti dia memang harus memangsa para produser atau para lelaki tajir melintir untuk mendukung kelangsungan karirnya...!"

Febrian menarik nafas panjang

"Tapi jangan pilih lelaki yang model gorilla gitu donk...!"ejek Febrian sinis,dan Bagas tertawa menanggapi ejekan Febrian barusan.

"Rian...Rian...jaman sekarang ya memang stok lelaki seperti itu yang bisa mendukung secara finansial...!apa otakmu sudah rusak selama di new York...?kamu pikir di Indonesia ini ada lelaki seperti Christian dalam fifth shades of Freed...??"

Danur tertawa ngakak mendengar ucapan Bagas barusan.

"Atau kamu yang jadi Christian grey nya saja,man...??"

"Sialan kalian...!!"maki Febrian gemas sambil melemparkan puntung rokok nya kearah Danur.

Febrian mengeluarkan handphone nya dan sengaja mengundang Devina untuk minum di pub.Begitu tawaran watsup dikirimkan,Devina langsung menjawabnya.

Tidak lama kemudian Devina muncul dengan gaun mini balutan ketat berwarna merah hati,begitu menggairahkan,memperlihatkan tiap lekuk tubuhnya yang begitu indah dan menggoda iman seorang lelaki.

"Vin...kamu yakin,tidak salah memilih...?"tanya Febrian sinis begitu Devina tiba dan duduk di hadapan nya sambil menyesap minuman dalam gelasnya

"Dia baik dan selalu mendukung karirku.."sahut Devina dengan nada suara yang sengaja dibuat memanasi hati Febrian.

"Semurah itukah nilaimu,Vin...??"

"Maksudmu....??"potong Devina marah.

"Banyak cara untuk mencapai keberhasilan..bukan dengan menjual tubuhmu...!"dengan santai Febrian menatap Devina yang kini sedang menahan amarah.

"Apa peduli mu...dan apa kamu sanggup seperti dia...?"

dengan penuh amarah Devina bangkit dan meninggalkan bangkunya.

Febrian tidak menjawab namun tersenyum tipis sambil meraih gelas winenya dan melihat kepergian Devina dari balik gelas minuman nya.

Tidak sampai lima langkah Devina melangkah dari bangku nya,Febrian sudah menyusulnya.

"Brengsek loe ,Rian...siapa yang bandarin minuman nih...??"teriak Bagas kearah Febrian yang mengejar Devina.

Febrian berbalik dan menyerahkan kartu kreditnya ke tangan Bagas.

"Pakai ini dan bayar semua nya...!"dengus Febrian separuh kesal dan berlari keluar mengejar Devina,menelusuri lorong pub yang cukup remang dan diri nya melihat Devina masih berada disana.

Tanpa menunggu lagi,Febrian langsung meraih lengan kiri Devina dan menghempaskan tubuh sexy itu di dinding,dan mengunci tangan kiri Devina dengan posisi tangan diatas kepalanya.

"Aku bisa menghidupi mu...!!"bisik Febrian lirih disela telinga Devina.

"Kembali lah padaku,Vin....."

Devina tersenyum manis ketika matanya beradu dengan Febrian,dan kini jarak meraka begitu dekat,dan Devina dapat merasakan deru nafas Febrian yang hangat di wajahnya.

"Aku masih mencintaimu,Vin....."bisik Febrian lembut sambil menarik pinggang ramping Devina lebih dekatnya dan langsung mendaratkan bibirnya di bibir Devina,menyapukan lidahnya dengan agresif ke dalam mulut Devina,sambil sesekali mengulum bibir bawah Devina.

untuk sesaat keduanya terhanyut dalam ciuman yang cukup panjang,tanpa memperdulikan dimana mereka berada kini,dan baru berhenti ketika Devina menepuk ringan dada Febrian,meminta ruang untuk bernafas.

"Kamu masih belum berubah,Rian...masih mudah tersulut emosi dan kekanakan...!"ujar Devina setelah sesi ciuman panjang mereka.

"Itu karena dirimu,sayang..."ucap Febrian lirih sambil memandang mesra kearah mata Devina dengan kedua belah tangannya yang kini tengah menopang rahang Devina.

"Pikirkan baik baik tawaranku,sayang..."

Devina mengangguk perlahan dan membiarkan Febrian memeluknya erat kedalam tubuhnya.

Tidak sulit bagi seorang Febrian untuk mendapatkan kembali cintanya,Devina Turangga,hanya perlu membawa wanita pujaan nya itu kembali bernostalgia ke masa lalu mereka,dan kini Devina sudah dalam pelukannya kembali meski harus menempuh cara back street,karena Devina belum ingin melepaskan Dimas.

Seperti hari ini,Febrian membuat kejutan mengunjungi apatermen Devina dengan sebuket bunga mawar merah untuk meredakan amarah Devina karena membatalkan janji malam kemarin malam.padahal Devina sudah berdandan habis habisan dan mengenakan baju termahal dan terseksi tentu nya untuk memikat Febrian.Devina sudah merencanakan sesuatu yang liar untuk membuat pertemuan mereka berakhir panas diatas ranjang ,namun Febrian malah seenaknya membatalkan janjinya.

Awalnya Devina meradang marah,namun begitu melihat bunga di tangan Febrian serta tatapan mata nya,akhirnya Devina luluh di dalam pelukan Febrian.

"Sialan..kamu memang pandir yang benar benar pintar meluluhkan amarah wanita..!"umpat Devina sambil mencubit lembut perut Febrian.sementara Febrian pura pura mengaduh sakit.

Disinilah letak daya pikat seorang Febrian baskoro,dan membuat Devina tidak bisa untuk marah lebih lama lagi .

"Hari ini aku akan menebusnya semalaman bersama mu,sayang...."bisik Febrian lembut sambil merengkuh pinggul Devina lebih dekat ke dalam tubuhnya dan mulai menelusuri bibirnya diceruk leher kekasihnya dan mulai memberi cumbuan mesra di dalam dengkapannya.