Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 3 - Pelarian cinta

Chapter 3 - Pelarian cinta

Seperti biasa nya malam Minggu,Febrian selalu menghabiskan waktu di pub dengan dua sohib baiknya,Danur dan Bagas.

Karena terlalu dimanjakan ibunya,meski telah pulang ke tanah air dengan gelar sarjana master of business adminitration ,dirinya tidak harus segera bekerja,dia masih diberikan kesempatan untuk bersenang senang.luar biasa bukan...?

Di tengah menikmati kesenangannya,Febrian tidak menyadari bahwa bahaya telah mengintainya.

Dimas Surjadi tahu jelas apa yang terjadi antara calon istrinya,Devina Turangga dengan seorang Febrian Baskoro..!dan tanpa segan lagi,Dimas mengirim orang untuk memberi pelajaran kepada Febrian.

Ketika sedang asyik dengan minuman nya,tiga orang pria datang menghampiri meja Febrian dan kawan nya.

"Siapa diantara kalian yang bernama Febrian Baskoro...??"tanya salah satu dari tiga pria bertubuh tegap yang kini tengah mengelilingi meja Febrian.

Febrian dan kedua kawannya sudah tampak bersiap melihat gelagat tidak baik dari tiga orang pria asing tersebut.

Febrian menunjukkan senyum sinisnya

"Apa urusan loe..hah...??"bentak Febrian lantang dengan mata melotot,sambil bersiap untuk maju.

"Tau ga loe...gua paling benci di sebut dengan nama lengkap gua...!"

"Ternyata loe orangnya,brengsek...!!"bentak pria bertubuh itu kembali sambil mengeluarkan pisau dari balik baju nya.dengan singgap Febrian menahan tangan pria bertubuh besar tersebut dengan tangan kanannya sementara tangan kiri nya secepat kilat meraih botol wine diatas meja dan memukulkan nya diatas kepala pria tersebut.

darah segar mengucur keluar dari pria bertubuh tegap tersebut.

Bagas segera membalik kan meja serta turut menghajar dua pria yang mulai menyerang,dan Danur pun ikut maju memberikan beberapa pukulan kepada dua salah satu dari dua pria yang menyerang Bagas.

Tidak terima di perlakukan demikian tiba tiba datang lima pria lagi dari belakang menghajar mereka bertiga.

meski Danur dan Bagas turut membantu harus ikutan bonyok karena lawan yang tidak seimbang.

Wajah Febrian bonyok di hajar secara beruntun dan hampir tewas ketika seorang pria menghantamkan kursi ke bagian perutnya.Febrian spontan terjatuh di atas lantai.

Perkelahian akhirnya dapat di lerai oleh pihak keamanan pub,namun pria yang menghajar mereka barusan langsung cabut dari tempat kejadian.dan pemukulan ini memang telah di rencanakan baik baik dan sasarannya Febrian,dan dia juga tau pelakunya pasti lah calon suami kekasihnya...Dimas Surjadi..!

Meski dalam keadaan babak belur,Febrian masih sanggup melarikan mobil nya ke rumah Dimas Surjadi dengan diikuti oleh kedua sahabatnya.

Begitu tiba di depan pintu rumah Dimas,dengan ganas Febrian mendobrak pintu nya dengan sebuah tendangan.

"Brengsekkk....keluar kamu,Dimas Surjadi...!!hadapi aku secara jantan...!!"teriak Febrian berapi api sambil menerjang masuk ke dalam rumah Dimas.

Dimas pun keluar menghadapi Febrian yang tengah mengamuk.

"Kamu yang brengsek....berani nya kamu menggoda calon istri ku...!!"balas Dimas sengit dengan wajah memerah menahan geram.

"Luar biasa kamu menyentuh yang bukan milikmu lagi...!!"

Febrian tertawa menanggapi ucapan Dimas barusan

"Huh...?calon istri katamu...??bahkan sudah jadi istri mu saja bisa ku rebut...!"tantang Febrian sinis

"Jadi sekali lagi kamu kirim tukang pukul sialan mu..aku tidak akan segan mengirimmu ke neraka..!!"ancam Febrian dengan menatap nyalang kearah Dimas.

"Dan sekali lagi kulihat bekas kondom mu di kamar Devina...kau yang akan ku kirim kamar mayat duluan...!!"balas Dimas sengit.

Begitu Febrian hendak maju mendekati Dimas,dua pria bertubuh besar tampak muncul dari arah belakang sambil menyeret seseorang keluar dan menghempaskan nya diatas lantai dengan kasar.

"Devina.....???"pekik Febrian kaget sambil memandang tidak percaya.

Devina tampak kacau dengan tubuh setengah telanjang dan dengan wajah penuh lebam akibat pukulan dan tamparan.

Dimas maju dan berjongkok disamping Devina sambil menarik kasar rambut Devina kearah belakang.

"Katakan pada kekasih baru mu ini untuk tidak coba coba mencari perkara dengan ku..atau karirmu taruhannya..!!"geram Dimas sambil tangannya terus menjambak keras rambut Devina.

Sementara Devina menatap sendu kearah mata Febrian sambil menggelengkan kepalanya.Hati Febrian begitu terenyuh dan tersakiti melihat cinta nya hancur di tangan pria yang hampir bau tanah ini.

"Pergilah...Rian..."desis Devina pilu dengan airmata yang bergulir turun dari mata ke pipinya.

Dan airmata Febrian pun hampir jatuh menahan beban emosi dihatinya apalagi setelah melihat Devina memohon seperti ini.

"Lebih berarti kah karirmu di banding cinta kita...?"tanya Febrian lirih,begitu tersakiti

Sementara itu Devina hanya mengangguk lemah menjawab Febrian dengan airmata yang terus bergulir

"Sayang...dengar...aku hargai keputusan mu,apapun yang akan terjadi kedepannya...ingatlah..aku akan selalu ada untukmu....karena kamu wanita terindah yang pernah aku miliki..."desis Febrian perih setengah berbisik dengan mata memerah menahan air matanya.

Lalu Febrian pun berdiri dan melangkah keluar meninggalkan rumah Dimas dibantu oleh dua sahabatnya.

Begitu keluar,tubuh Febrian langsung ambruk ,terduduk lemas diatas lantai dengan wajah yang pucat,sementara kepala nya masih mengucurkan darah.

"Ambulance...panggil ambulance,Nur...!!"

Danur pun segera mengeluarkan handphone nya dan menghubungi nomor darurat untuk bantuan ambulance.

****

Malam ini hujan masih terus turun dengan deras nya,namun tidak menghalangi tekad Febrian untuk mengunjungi Novi di rumah sakit.

Febrian turun dari mobil nya dengan memegangi payung dan berjalan menuju lobby utama rumah sakit

Tanpa terduga,Novi tampak sedang berdiri di depan pintu utama lobby bersiap siap menerobos hujan menuju pelataran mobil nya terparkir.

"Nov..."panggil Febrian spontan dan Novi menoleh kearah datangnya suara

untuk sesaat Novi tertegun,tidak menyangka Febrian akan mendatanginya

"Ohh..hai..."sapa Novi balik dalam nada tersendat.

"Jam dinas ku sudah selesai..datanglah besok jika ada keluhan...."

Febrian tersenyum mendengar ucapan Novi barusan.

"Aku datang untuk menjemputmu...bukan untuk mengeluh padamu..."

"Tidak usah repot repot,Rian...aku bawa mobil kok..."tolak Novi halus sambil bersiap meninggalkan Febrian.

"Novi..."panggil Febrian sekali lagi,kali ini tangannya menarik tangan Novi pelan,menghalanginya untuk pergi.dan untuk sesaat mata mereka beradu

"Jangan menghindari ku..."ucap Febrian pelan

"Niatku tulus..."

Belum sempat Novi memberikan jawabannya tangan kiri Febrian sudah merengkuh bahu Novi kedalam tubuhnya dengan tangan kanan memayungi tubuh Novi dengan payungnya,membiarkan separuh tubuhnya basah asal Novi tidak kehujanan.

Dada Novi berdesir seketika diperlakukan begitu oleh Febrian.dan rasa ini luar biasa...!Novi merasakan pipi nya menghangat

Febrian mengantarkan hingga ke depan pintu rumahnya.

"Masuklah..."ujar Novi singkat.dan Febrian tertegun seketika

"Bo...bolehkah....??"

"Baju mu basah...kamu harus mengeringkan nya..lagian kamu harus mengantarku balik ke rumah sakit lagi...!"

Dan tanpa berkata lagi,Novi membuka pintu dan mengajak Febrian untuk masuk.

Dan seorang wanita paruh baya tampak terkejut dengan kehadiran Febrian yang basah kuyup.

"Novi...siapa dia nak...??"tanya wanita paruh baya itu penasaran.

"Teman ma....tadi dia mengantarkan Novi pulang...."jawab Novi singkat

"Halo..Tante...."sapa Febrian sopan sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Kenalkan saya Febrian..Tante..."

Wanita itu membalas senyuman Febrian dan menyambut uluran tangan Febrian yang langsung menempelkan tangan wanita itu diatas dahinya sebagai penghormatan kepada orang tua.

untuk sesaat wanita itu hanyut dalam kesopanan Febrian

"Baju mu basah nak Febrian...keringkan lah dulu..."kata mama Novi kuatir.

"Biar Mpok Narti yang keringkan.."

Tak lama kemudian Mpok Narti muncul dari arah belakang sambil membawa sebuah bathrobe untuk Febrian dan meminta baju basah Febrian untuk dikeringkan.

dengan senang hati Febrian memberikannya,karena ini kesempatannya untuk lebih mendekati Novi dan juga mengenal keluarganya,karena bukan halangan baginya untuk bersaing sebelum Novi menikah !

Febrian cukup bahagia karena rencananya berjalan lancar karena ini adalah awal yang baik untuknya...juga awal yang baik untuk melupakan Devina...ataukah ini sebagai pelarian dari kekecewaannya pada cintanya..?

Febrian pun tidak bisa menjawabnya,namun harus diakuinya,Novi adalah wanita istimewa yang pernah di temuinya dari sekian banyak wanita yang pernah menjadi masa lalu nya.

"Siapa dia nak...??"tanya mama Novi lembut kepada anak gadis semata wayangnya.karena dia tau pria yang kini berada di ruang tamu itu bukan pria biasa.

Novi tertegun sesaat tidak tau harus menjawab apa.

"Teman ma...."

"Benar..sekedar teman saja nak...?"tanya mama lembut untuk memastikan jawaban anaknya.

"Mama melihat pria itu tidak menganggap kamu sebagai teman biasa..."

Wajah Novi bersemu merah seketika.

"Benar ma...kami hanya sebatas berteman.."

Wanita paruh baya itu menghela nafas panjang

"Baiklah...ingat kamu sudah memiliki Aldi,nak..."ujar mama lembut sambil mengelus rambut anak gadisnya.

"Mama hanya khawatir,hati mu akan terbagi..karena pria itu begitu menarik..."

Novi hanya mampu menunduk mendengar ucapan mama nya barusan yang memang benar apa adanya.

Febrian memang terlalu menggoda dan pintar mengacau balaukan hatinya.Harus diakui,Novi mulai menyukainya.

"Ma...Novi permisi kembali ke rumah sakit yah..."pamit Novi setelah mandi beganti pakaian dan mengemas beberapa baju ke dalam tas nya.

Begitulah nasib seorang dokter yang tengah menjalani masa PPDS,rumah sakit adalah rumah utama mereka karena di wajibkan standby setiap saat.

Begitu selesai,Novi pun segera turun dan Febrian tampak sudah berpakaian rapi dan menunggunya.

"Ayo..antar aku kembali ke rumah sakit,Rian.."

ujar Novi lembut.dan kali ini baru pertama kalinya Febrian mendengarkan ucapan yang lembut dari bibir Novi .

"Terimakasih tante...saya permisi untuk membawa Novi kembali ke rumah sakit..."pamit Febrian sopan kepada mama Novi.

Mama novi tersenyum kepada Febrian

"Baiklah..hati hati di jalan ya nak..."

Sepanjang perjalanan keduanya terdiam dan tidak ada pembicaraan.

Beberapa menit kemudian Febrian berusaha memecahkan keheningan.

"Nov....!"panggil Febrian lembut,namum cukup mengejutkan lamunan Novi.

"Ya..?"

Febrian tertawa geli melihat Novi yang terkejut disusul dengan wajahnya yang memerah.begitu lugunya gadis ini.

"Kaget...??terlalu memikirkan ku...?"

"Ge er kamu...!"potong Novi sambil menahan malu.

"Boleh aku bertanya sesuatu, Nov..?"

"Tanyakan saja..."desah Novi gugup

"Kamu mencintai calon suami mu....??"

"Pertanyaan macam apa itu...??"elak Novi sambil mengalihkan pandangan nya keluar jendela mobil,menatap jalanan.

Febrian tersenyum tipis.

"Kamu sendiri tidak tau jawabannya juga kan...?"

"Mas Aldi orangnya baik,tidak banyak tuntutan dan pastinya tidak playboy...!!"

Febrian langsung tergelak tawa lebar mendengar jawaban Novi barusan.

"Jika lelaki tidak playboy....harus di ragukan orientasi sex nya...!!"

"Sinting..!!Kamu benar benar sinting ,Rian..!"geram Novi gemas

"Baiklah....aku cuma ingin bilang...aku serius ingin menjadi pacar mu..."

Kini giliran Novi menatap Febrian bingung.

"Aku memang playboy...meski banyak wanita yang hadir dalam hidupku...namun kelak hanya ada satu wanita yang menjadi istriku..."

Dada Novi berdesir mendengar ucapan Febrian barusan.

"Dan aku ingin kamu menjadi kandidatnya.."

Novi tertawa mendengar ucapan Febrian barusan,meski jantungnya kini bedebar kencang.

"Berhentilah menggoda setiap wanita yang kamu temui,Rian....dan wanita yang patah hati akan sangat mengerikan..."ucap Novi pelan,berusaha mengendalikan debar jantungnya,tak lama kemudian mobil Febrian berhenti tepat didepan lobby rumah sakit dan Novi pun keluar dari mobil Febrian.

"Terima kasih sudah mengantar,Rian..."

Novi pun melangkahkan kakinya memasuki pintu lobby menuju ke bagian IGD.setapak sebelum memasuki ruang IGD tampak Anggun tengah berdiri dihadapan nya dan langsung mencegat langkah Novi.

"Woww...siapa dia,Nov....?"tanya Anggun heboh.

"Bukan Aldi,kan...?"

Novi hanya menghela nafas panjang,karena dia tau,jika Anggun sudah bertanya,tamat kah riwayatnya karena dia akan di hujani beribu pertanyaan detail dari A sampai Z...!

"Bukan...."jawab Novi singkat.

Anggun tampak membelalakkan matanya,terkejut dengan jawaban Novi barusan.

"Lantas siapa dia...??"

"Pasien IGD kemarin..."

"Hahhh.....???yang nyanyi lagu senorita itu...??"tanya Anggun heboh dengan mata sebesar biji jengkol kemudian disusul derai tawanya.

"Busett...gimana loe orang bisa jalan bareng akhirnya...??luarrr biasaa..."decak Anggun kagum,tidak percaya dengan perkembangan Novi,sahabat karibnya yang dikenal sangat selektif dengan yang namanya pria..hanya Aldi yang menjadi pria pertamanya.

"Iyah, Gun...itulah yang terjadi sekarang...!"desah Novi putus asa.

"Tanpa hujan tanpa angin..dia tiba tiba muncul tanpa diundang..."

"Hahahaha..jelangkung donk....!!"sahut Anggun disertai derai tawa.

"He is junkies...I think...you can't handle him!"

"Yeah..and its so fuckin annoyed...!!"keluh Novi sambil berjalan menuju mesin absensi ruang IGD.

"Bagaimana hubunganmu dengan sang pujaan mu yang di Jerman,..?"tanya Novi sambil menoleh kembali ke arah Anggun

Anggun hanya menghela nafas panjang.

"Kisah kami ibarat kisah tidak berujung...dia terlalu sukar untuk di raih..."

"Sebegitu beratkah cinta mu,beib..."goda Novi sambil mencolek pipi Anggun gemas.

"Lebayy...!Bukan dia lelaki satu satu nya didunia ini...!!"

Dan kedua gadis itu pun tertawa.

Dan kini hampir setiap hari Febrian hadir di rumah sakit mengunjungi Novi,seolah olah dia juga harus absensi di rumah sakit!

Sampai kini seluruh devisi heboh,karena Febrian tidak segan segan menyogok seluruh manusia yang berdinas di IGD dengan beragam jajanan hanya demi dapat menculik Novi sesaat.

Dan hari ini,Novi merasa heran karena Febrian mengajaknya ke acara premiere show film perdana Devina Turangga ,model yang kini berkiprah di dunia film.

"Temani aku..dandan lah secantik mungkin..."ujar Febrian sambil menarik dagu Novi mendekat padanya.

Novi menatap ke kotak baju yang diberikan oleh Febrian barusan dan menarik keluar gaun yang di beli oleh Febrian,sebuah gaun cocktail pendek,tembus pandang meski dihiasai oleh ratusan kristal,tanpa lengan dengan belahan dada yang rendah.

Novi tersenyum sinis menatap gaun di tangan nya kini.

"It's not my style...!!Sebutkan jam berapa kamu akan berangkat...!"sahut Novi dengan nada sedikit kesal.

"Kenapa...kamu tidak suka,sayang...??"tanya Febrian bingung.

"Ratusan wanita menginginkan gaun rancangan terbaru dari Chloe ini..."

"Aku memiliki status,dan gaun ini tampak murahan di mataku...!!"

Untuk sesaat Febrian tertegun.Wanita ini memang berbeda dari Devina..dia memiliki kelas juga status,memiliki segala nya dari lahir.

"Baiklah...waktunya satu jam mulai dari sekarang..."ujar Febrian sambil menghela nafas panjang.

"Tunggu apa lagi...?antarkan aku pulang..!"

Febrian mengantar Novi pulang dan menunggunya di ruang tamu.kali ini Febrian sendirian menunggu karena orang tua Novi sedang menghadiri undangan.

Tidak sampai tiga puluh menit,Novi telah berubah menjadi seorang wanita anggun dengan balutan kebaya modern kerah cheongsam berwarna hitam dengan lengan terurai kain brokat hitam,dipadukan dengan celana ketat bercorak batik membalut paha dan tungkai kaki nya tampak sempurna dipadu dengan sepatu high heels nya.

Dan untuk pertama kali nya,Febrian hampir tidak mempercayai matanya.Novi tampak begitu anggun dan sempurna dengan sapuan make up sederhana dan rambutnya yang diikat kebelakang.

Looks so simple but chic...!sungguh berkelas..!

"Bagaimana...?kebaya karya Anna avantie ini jauh lebih sempurna dari gaun kurang bahan mu itu....!!"cetus Novi separuh menyindir Febrian.

Febrian tersenyum puas melihat Novi begitu sempurna,dan sepertinya Devina akan cemburu melihatnya..!

persetan dengan sindiran Novi barusan,baginya membuat Devina menyesali keputusan nya jauh lebih penting..!

"Baiklah....you looks perfect,love..."puji Febrian dengan mata yang berbinar.

Febrian merangkul mesra pinggul Novi,memasuki gedung tempat acara berlangsung.

Dan Febrian langsung membawa Novi untuk duduk di kursi undangan jajaran VVIP,dan berhadapan langsung dengan Devina Tarungga,sang bintang untuk malam ini.

Novi menatap ke dalam mata Febrian yang kini memandang ke arah Devina.sesuatu yang lain terjadi di dalam mata mereka.

Febrian tidak menyadari wanita yang mendampinginya kini adalah wanita yang cerdas.

Devina berjalan menghampiri kursi mereka dan menyapa Febrian.

"Hai,Rian....apa kabarmu...??"sapa Devina dengan seulas senyum yang di paksakan begitu melihat Novi dari jarak yang dekat.

Febrian mengulaskan seulas senyum manis kembali.

"Baik,Vin....kenalkan...ini Novi..."

"Novianty kristy...calon istri Febrian Baskoro..."potong Novi dengan seulas senyum yang sulit untuk dimengerti.

Febrian terperanjat untuk sesaat.Malam ini Novi benar benar berubah dan dia hampir tidak bisa mengenalinya..sungguh..!

Bagi Devina senyuman yang di berikan oleh Novi begitu menyakitkan dan merendahkannya.

"Calon istrimu,lumayan juga..."komentar sinis Devina sengaja memanasi Novi.

"Tentu saja..selera setaraf seorang Febrian baskoro tidak pernah sembarangan..bukankah begitu,sayang...??"ujar Novi sambil tersenyum manis kearah Febrian dan merengkuh lengan Febrian dengan manja.

Kali ini Febrian benar benar mati kutu dibuat oleh Novi..!dan Devina mulai tampak gelisah menahan amarah dan api cemburu yang bercampur menjadi satu.

Hingga tiba tiba muncul Dimas Surjadi bersama Adam prasetyo,pemilik salah satu stasiun tv swasta,tempat Devina bernaung di tengah mereka.

"Novi...?it was you...?"tanya Sang CEO penasaran setelah melihat Novi.

"Novianti kristy,right...??"

Novi menoleh langsung kearah sang CEO,dan mencoba menggali memorinya tentang lelaki yang kini berdiri di hadapannya.

"Kita dulu pernah bergabung dalam homestay trip in Perth dulu.....bareng Anggun,temanmu kalau tidak salah..."

"Ohhh yaa...Adam kah.....???"tanya Novi sambil tertawa.

"Yang mendapat wali orang tua seorang nenek tua..?"

"Dasar..hanya memori itulah yang ada di kepalamu tentang aku...??"ujar Adam sambil tertawa.

Untuk sesaat Febrian merasa cemburu melihat Novi bisa tertawa lepas dengan sang CEO,Adam Prasetyo...sebegitu luar biasakan pria ini...??

Sedang Devina tampak makin kesal begitu mengetahui wanita yang di bawa oleh Febrian benar-benar seorang wanita yang luar biasa!

"Bagaimana kabar mu dan Anggun...??tanya Adam penasaran.

"Baik...kami berdua kini sama sama menjalani PPDS di rumah sakit...aku di bagian bedah umum dan Anggun di bagian oncologist..!"

Untuk sesaat Adam membelalakkan mata nya dengan bibir separuh terbuka merasa kagum

"Amazing...!!"puji Adam sambil tertawa.

"Tidak disangka dua wanita terliar di Perth camp mampu menjadi seorang dokter...luar biasa...!!"

Tak lama kemudian seorang pria datang menghampiri Adam dan mengatakan film perdana Devina akan segera di putar.

Adam menggangguk mengerti dan menyuruh bawahannya pergi melakukan persiapan.

"Baiklah,Vin...film perdana mu sebentar lagi akan di putar...bersiaplah untuk konfrensi pers nanti..."kata Adam sambil melihat kearah Devina dan Dimas.

"Nov..aku permisi...luangkan lah waktu untuk makan siang bersama..,ajaklah Anggun juga..!"

"Baiklah.."

Novi mengangguk sambil tersenyum kepada Adam .

Setelah itu Adam berlalu diikuti oleh Devina dan Dimas.

Sementara Febrian dan Novi masih dalam posisi berdiri.

"Luar biasa kenalanmu,Nov..."bisik Febrian dalam intonasi separuh menyindir.

Novi menanggapi Febrian dengan seulas senyum seringaian.

"Cukup kamu ketahui...aku bukan ban serap mu..meski dia seorang artis..dia bukan apa apa dimataku..!"sindir Novi pedas sambil menatap Febrian dengan penuh amarah.

Sebenarnya dari awal,Novi sudah menahan emosinya dan amarahnya semakin menjadi saat dia menemukan kejanggalan di mata Febrian saat menatap Devina barusan.

Novi merasa diperalat oleh Febrian,menggunakan cinta nya serta mengacaukan hubungannya dengan Aldi..!

"Setelah ini..aku ingin permainan mu usai..pergi dan jangan ganggu aku lagi,Febrian Baskoro...!!"

"Novi...!"sergah Febrian tidak percaya dengan ucapan yang barusan di ucapkan oleh Novi.

"Rian...akui lah...semua terlihat jelas dari mata mu...!"

Febrian kali ini benar benar kewalahan dan tidak harus berkata apa.

"Aku benar benar jatuh cinta padamu,Nov..."gumam Febrian lirih.

"Percayalah...."

Febrian segera meraih Novi dan memeluknya

tidak perduli mereka sedang berada di depan umum.

Novi mengangkat wajahnya dan menatap mata Febrian, mencari kebenaran dari matanya.

"Cinta tidak perlu di ucapkan,cukup buktikan saja...!!"bisik Novi mantap sambil melepaskan pelukan Febrian dan beranjak keluar meninggalkan ruangan.

Febrian segera menyusulnya.karena Novi kini baginya lebih penting.

"Nov...."panggil Febrian setelah mereka membeku dalam keheningan di dalam mobil.

"Antarkan aku pulang,Rian...!"pinta Novi datar tanpa melihat kearah Febrian.

"Tidak...sebelum kita bicara..."

Novi menghela nafas panjang sambil memandang ke arah Febrian kini.

"Apa mau mu sebenarnya,Rian....??"

"Kamu...!kamu satu satunya wanita yang aku inginkan sekarang dan untuk selamanya..."

"Bohong...! Aku jelas jelas masih melihat pendar api membara di matamu kepadanya,Rian....jadi berhentilah berdusta..!"sela Novi pedas

"Lebih baik jangan memulai sesuatu yang tidak pasti,jika akhirnya akan saling melukai,Rian...!!"

Sebenarnya Febrian juga tidak mengerti apa yang ada di dalam kepalanya.Dia jatuh cinta pada Novi sejak pertama kali mereka bertemu,tapi dia juga masih menginginkan Devina kembali padanya.

Sudah gilakah dia...?

"Percayalah padaku,Nov...tinggalkan Aldi dan aku juga akan meninggalkan Devina...hanya kita berdua...hmm..?"ujar separuh berbisik sambil menangkupkan rahang Novi dengan kedua belah tangannya.kini mata mereka beradu disela nafas mereka yang saling tertukar satu sama lainnya.ada perasaan aneh menjalari hati mereka masing masing.

Febrian mendaratkan bibirnya di bibir Novi,memberikan pangutan mesra hingga Novi terbuai dan memberikan celah untuk Febrian menelusuri lidah nya masuk ke dalam mulut Novi dan saling mengulum lidah masing masing.

"Ri..rian...."desah Novi tersendat disela ciuman panjang mereka,sambil menepuk ringan didada Febrian.

Febrian tau,Novi membutuhkan oksigen sekarang dan segera menghentikan pangutan di bibir Novi,namun bibirnya bergerak liar menelusuri ceruk leher Novi,lidahnya bermain liar disana,sambil memberikan gigitan dan hisapan disana hingga tercetak warna keunguan diatas kulit leher Novi yang putih bak pualam.

Febrian menurunkan sandaran jok mobilnya tempat Novi berada dan mengungkung Novi dengan tubuhnya tangannya membelai lembut pipi Novi dan pandangan mereka beradu kembali.dan Febrian tidak menunggu lagi untuk membelai Novi dengan hangat,dan mencumbu nya dengan mesra.setiap sentuhan tangan di atas tubuh Novi begitu memabukkan hingga Novi melupakan dimana mereka kini berada. pertahanannya rubuh,dan menyerahkan diri nya seutuhnya hanya untuk Febrian seorang.

setelah semuanya terjadi begitu saja,Febrian dan Novi sama sama tidak mau melepaskan lagi.

"Menikahlah denganku,sayang...."sergah Febrian ditengah nafasnya yang memburunya.

"Besok aku akan melamarmu di depan orang tua mu..."

Novi hanya mengangguk menahan air matanya.

Febrian segera mengusap airmata Novi dan mengecup mesra kedua kelopak mata Novi.

"I love you,Novianty Kristy,my future wife...."bisik Febrian mesra disela telinga Novi.

"I love you too...Febrian Baskoro...my future husband..."