Sam dan Bara bergegas menemui Bagus, salah seorang kerabat Pak Bagaskara yang adalah seorang Kapolres kota setempat.
Pria yang belum terlalu tua itu langsung memerintahkan beberapa petugas untuk melacak plat mobil yang Sam tunjukan.
Sam maupun Bara menunggu dengan gelisah di ruangan Bagus. Mereka terlihat sangat kacau, apalagi Bara yang terus mondar-mandir di dekat pintu. Pikirannya berkelana jauh membayangkan Melatinya bersama pria asing yang jahat.
"Memangnya siapa gadis yang di culik ini? Calon adik ipar atau...?" Bagus menatap penuh selidik ke arah Sam dan Bara secara bergantian.
Ia hanya mencoba memecah keheningan yang tercipta sejak berjam-jam yang lalu tersebut. Melihat betapa pucatnya wajah Sam dan Bara membuatnya terganggu.
"Iya, Bang! Calon mantu Ayah! Jadi tolong temukan dia, Bang!" sahut Bara dengan cepat.
Kening Bara kini telah dibanjiri dengan keringat dingin.