Jeri menatap geram ke arah Melati. Gadis itu sungguh keras kepala. Ia benar-benar tidak menyentuh makanan sedikit pun hingga tubuhnya begitu lemas dan wajahnya begitu pucat.
Jeri sampai harus meminta seseorang datang dan memasangkan infus pada tangan Melati.
"Mel, makan ya!" Jeri masih tidak menyerah, ia terus membujuk Melati. Sedangkan gadis itu terus memalingkan wajah tanpa mau memandang ke arah Jeri.
"Mel, ayo dong, nanti kamu gak punya tenaga buat mikirin cara buat kabur lho!"
Melati mendengarkan ucapan Jeri dengan seksama.
"Nih ya, gak makan itu cuman bakal nyiksa kamu doang, udah sakit, gak bisa kabur, kan rugi di kamunya!"
"Ijinin aku pergi, Jer. Aku tahu kamu peduli sama aku! Aku janji akan ngomong baik-baik sama Pak Bagaskara dan pergi diam-diam!" lirih Melati.
"Gila kamu! Pertama, belum tentu Pak Bagaskara mau lepasin kamu! Kedua, kalau kamu pergi diam-diam, aku juga gak akan bisa nemuin kamu lagi! Aku gak sanggup kalo gak liat kamu, Mel! Aku cinta sama kamu!"