( THE ROSE REVENGE/PEMBALASAN SANG MAWAR)
Selama ini aku selalu membohongi Khaleed dengan segala aktivitas aku setelah pulang kerja. Aku telah berselingkuh dengan tiga laki-laki yang tak aku cintai. Dan hanya aku manfaat kan untuk balas dendam. Mungkin kalo Khaleed sampai tahu bisa habislah aku. Dan semua penyamaran aku akan sia-sia saja.
" Aku menginap disini ya!! Mumpung besok masih hari Minggu. Jadi besok malam aku pulang ke Bandung nya" ujar Khaleed merayu.
" Yah,gimana ya sayang. Aku takut di gerebek warga kalo ada tamu yang menginap" Ujarku membuat banyak alasan.
" Gampang. Kamu tinggal bilang aja aku sodara kamu atau sepupu kamu. Kan beres. Gitu aja kok repot!!" ujar Khaleed memberikan saran.
" Wah bener juga tuh idenya Khaleed" ujar Karina membela Khaleed.
" Wah parah banget kamu karina malah berpihak ke Khaleed" Ujarku cemberut.
" Tuh Karina aja dukung aku. Masa kamu gak kasih ijin sih sayang" ujar Khaleed sambil melirik melihat ku.
" Iya kembaran. Udah biarkan dia semalam menginap. Kan kasihan dia jauh jauh dari Bandung untuk kesini bertemu kamu karena kangen" ujar Karina membela Khaleed.
" Iya okelah. Kamu tidur di lantai bawah ya" Ujarku dengan terpaksa menerima nya menginap di rumah ini.
Meski aku agak setengah hati untuk memberi ijin Khaleed menginap di rumah ku. Karena aku takut hal yang pernah terjadi di rumah budeku. Karena dahulu Khaleed memaksa aku untuk melakukan hubungan intim berdua di kamar aku.
" Makasih ya sudah mau mengijinkan aku untuk menginap disini" ujar Khaleed.
" Iya sama-sama" Ujarku.
" Kamar tidurkamu ada dimana?! Tanya Khaleed.
" Kamar tidur aku ada di atas bareng dengan Karina" Ujarku mengajak keliling Khaleed ke rumah baruku.
" Wah dekorasi nya bagus ya. Kaya rumah artis ya?!!" Ujar Khaleed memuji.
" Ah bisa aja kamu mas." Ujarku tersipu malu.
Dan setelah puas berkeliling. Ternyata secara bersamaan Badang,Bane dan Khaleed menelponku. Namun tak aku jawab Karena ada Khaleed.
" Telpon dari siapa?! Kok enggak di angkat?!" tanya Khaleed.
" Owh. ini telpon dari kartu kredit. Biasa pada nawarin kartu kredit. Hampir setiap hari aku di telpon Mulu oleh pihak kartu kredit untuk nanti di daftarkan cara ACC kartu kredit." Ujarku berbohong.
" Iyalah jangan mau di tawarin kartu kredit. Bikin masalah karena banyak utang aja" ujar Khaleed memberitahu.
" Owh Begitu ya sayang. Mending aku investasi rumah atau mobil deh. Biar ketahuan kalo punya aset berharga" Ujarku sambil tersenyum.
" Iya bener. Investasi rumah dan mobil berjangka panjang. Kalo keduanya kamu enggak sanggup bayar angsuran bisa di over kredit" ujar Khaleed memberitahu.
" Owh seperti itu toh" Ujarku mengangguk kepala.
Khaleed pun mulai Melakukan aksinya lagi. Saat aku hendak turun dari tangga rumah ku. Tiba-tiba dia menarik tanganku dan memaksa aku untuk berciuman di kamar tidur ku.
" Kamu enggak kangen apa sama aku?! Kok dari tadi aku perhatikan kamu cuek aja!!' ujar Khaleed sambil mengunci kamar tidur aku.
" Bukannya Begitu mas. Aku enggak enak aja ada Karina masa harus mesra-mesraan" Ujarku berbohong.
" Ya udah kita nganu yuk. Udah lama nih aku enggak dapat jatah dari kamu!!" ujar Khaleed yang mencoba melepaskan baju hingga tak berbusana.
" Aku lagi haid mas" Ujarku berbohong.
" Ah kamu bohong. Buktinya kamu gak pake softek. Bilang aja kamu udah enggak sayang lagi sama aku ya!! Makanya aku ajak hubungan ini tapi kamu enggak mau!!" ujar Khaleed marah.
" Bukannya Begitu mas. Enggak enak kalo Karina sampai tahu kita pernah melakukan hal ini" Ujarku.
" Lah biarkan Saja. kenapa harus malu?! Kan kamu pacar aku. Sedangkan Karina sepupu kamu. Kecuali Karina pacar aku terus kita selingkuh di belakang Karina. Nah baru kamu malu" ujar Khaleed.
" Iya juga sih" Ujarku.
" Ya udah yuk. Mumpung pintunya aku kunci. Sebentar aja 30 menit gak usah lama-lama" ujar Khaleed memaksa aku melakukan hubungan intim.
Dan akhirnya aku menuruti keinginan Khaleed untuk melakukan hubungan intim di kamar tidur ku. Setelah melakukan hal tersebut Khaleed Secara terpisah keluar dari kamar tidur aku. Dan secara kebetulan Karina melihat Khaleed keluar dari kamarku sebelum aku turun ke bawah untuk makan malam bersama.
" Kalo aku punya uang lebih aku juga mau beli rumah seperti ini" ujar Khaleed.
" Buat apa beli lagi?! katanya kamu udah beli rumah di Bandung?!" Ujarku.
" Aku pengen aja rumah model seperti ini minimalis tapi mewah" ujar Khaleed.
" Emang tabungan kamu cukup untuk beli rumah lagi?!" tanyaku menyindir.
" Insyaallah cukup kalo tabungan dari sekarang di tabung yang benar" ujar Khaleed.
" Kalo aku pengen rumah orangtua aku di kampung di renovasi rumah nya seperti ini" Ujarku.
" Aaamiin.. Semoga terwujud ya segala doa dan harapan kamu, kembaran!!" ujar Karina.
" Perasaan kamu kok enggak pernah ngeliat gandeng cowok ya?!" tanya Khaleed.
" Owh. Belum mikirin hal untuk itu. Masih mikirin buat bahagiakan orangtuaku" ujar Karina.
" Memang gak ada cowok yang kamu taksir apa?!" tanyaku penasaran.
" Ada sih cowok yang aku taksir udah lama banget. Tapi kayanya malah kurang suka sama aku. malah milih orang lain ketimbang aku. Buktinya malah itu cowok malah udah punya pacar sekarang!!" ujar Karina.
" Duh, cup.. cup.. cup.. sabar ya sayang. Aku doakan kamu akan bertemu dan mendapatkan laki-laki yang terbaik sesuai dengan impian dan harapan kamu" Ujarku sambil tersenyum.
" Iya tapi kok kamu bisa tahu tuh cowok gak suka sama kamu malah milih orang lain? Kamu telat ungkapkan cinta ya?! Jadi keduluan orang lain" ujar Khaleed.
" Bisa jadi. Soalnya tuh cewek kecentilan dan keganjenan jadi cewek. Buktinya tuh cewek sudah punya pacar malah selingkuh dengan tiga laki-laki" ujar Karina menyindirku.
" Ah mungkin karena kamu yang kurang memperhatikan penampilan. Jadinya tuh cowok berpaling ke orang lain" Ujarku.
" Ah enggak juga. Emang ceweknya sok cakep!! Sok cantik dan sok asyik!!" ujar karina ketus.
Dari omongan Karina aku menangkap dengan jelas bahwa seperti nya Karina sedang memberitahu Khaleed soal aku. Makanya aku dengar dari tadi ucapan Karina mengarah ke aku. Semoga bukan sesuai insting aku yang merasakan kalo Karina cemburu dengan hubungan aku dan Khaleed. Dan setelah selesai makan malam bersama obrolan kami berlanjut hingga menonton televisi di ruang tamu.
" Sayang kamu mau teh atau kopi?!" Ujarku menawarkan minuman kepada Khaleed.
" Aku mau secangkir kopi hitam manis yang panas ya." ujar Khaleed sambil tersenyum.
" Ya udah aku tinggal kamu ngobrol sama Karina ya" Ujarku sambil pergi ke dapur untuk membuat kan dua teh manis hangat untuk aku dan Karina dan secangkir kopi hitam manis yang panas untuk Khaleed.
" Iya sayang" ujar Khaleed sambil fokus menonton TV.