Chereads / Perpisahan Yang Menyakitkan / Chapter 12 - Bab 37

Chapter 12 - Bab 37

* Anaknya pun ikut ngelece Sugino dan mereka semua pun saling bercanda di ruang tamu itu sampai lupa makan dan minum hidangan yang di sediakan oleh tukinah.

*Lalu zalfa pun membuat tebak-tebakan untuk Sugino dan Sugino pun tidak bisa menjawab tebakan yang zalfa kasih.

*Dan ternyata yang bisa menjawab tebakan anak mereka zalfa itu adalah tukinah dia lah yang bisa menjawab dan Sugino pun agak sedikit malu lantaran dia tidak dapat menjawab tebakan.

*Setelah puas bercanda pria tampan ini akhirnya memberitahu Safi istri dan anaknya bahwasanya mereka di undang ke acara syukuran anaknya yang baru lahiran (nyukur) di rumah dia yaitu di kabupaten Asahan.

jangan lupa datang Minggu depan, *ucap pria tampan.*

insyaallah kalau gak ada halangan, *ucap Safi.*

oke lah kalau begitu. yauda aku pamit desek yo, *ucap Sugino.*

*Akhirnya Sugino pun pergi dan menuju rekan-rekan nya yang lain yang ada di kota tersebut untuk mengundang mereka.

*Lalu anak Safi pun bertanya kepada Safi

pah om itu kok lucu dan baik sekali ya, *ucap zalfa.*

iya lah namanya dia teman papah makanya dia baik, *ucap Safi.*

yauda ayok masuk dah malam nih, *ucap tukinah.*

siap ibu bos hahaha, *ucap Safi & zalfa.*

*Pagi telah tiba waktunya mereka berangkat bekerja, sampai di kantor mereka pun mendapatkan kabar yang kurang sedap bahwasanya ayahanda dari direktur tempat Tejo & Safi bekerja telah meninggal dunia.

*Direktur nya pun berpesan kepada satpam (security) untuk menyuruh semua karyawan nya agar datang hadir ke rumah direktur mereka.

pak Safi tadi saya di beritahu sama bos bahwasanya kalian semua di suruh ke rumah bos, *ucap satpam.*

ada apa kami kok di suruh ke sana semua, *ucap Safi.*

iya tadi ayahanda bos baru meninggal subuh tadi, *ucap satpam.*

oke lah kalau begitu.*ucap Safi.*

*Lalu Safi pun menyuruh para staf dan karyawan untuk segera bepergian ke rumah bos mereka untuk sekedar melayat.

*Setelah mereka selesai melayat pada siang hari tepatnya jam 13.00 wib. mereka pun di perbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing.

*Sampai di rumah Safi pun bercerita kepada anak dan istrinya bahwasanya mereka yang hidup di dunia ini bakalan mati semua.

*Dan kita yang hidup di dunia ini setelah meninggal tidak akan membawa harta benda milik kita sedikit pun.

*Kita hanya membawa amal perbuatan selama kita hidup di dunia ini dan banyak orang-orang yang tidak mengetahui ini dan ada juga yang mengetahui tapi di abaikan.

*Setelah mengasih tau anak dan istrinya Safi pun bergegas untuk masuk ke kamar lalu tidur siang, karena sebelumnya iya tidak pernah tidur siang di karena kan iya sibuk kerja.

*Pada sore harinya Safi dan keluarga pun jalan-jalan sore mereka pun menyempatkan waktu untuk ke warteg untuk sekedar membeli nasi bungkus untuk di bagi-bagikan ke orang yang membutuhkan.

*Mereka pun membagi-bagikan 20 bungkus

nasi ke orang jalanan ataupun pengemis, lalu pengemis dan anak jalanan Sangat berterima kasih kepada mereka yang telah mau membantu mereka dengan sebungkus nasi.

*Karena bagi mereka dengan sebungkus nasi mereka bisa makan bersama anak-anak mereka, walaupun itu di rasa kurang tetapi mereka selalu bersyukur.

*Setelah membagi-bagikan nasi bungkus Safi dan keluarga pun menuju pasar malam di pasar malam itu mereka menaiki permainan seperti naik kuda, melihat tong setan dan masih banyak lagi.

*Lalu mereka pun pergi pulang di tengah perjalanan mereka terjebak banjir di jalan kurang lebih 50cm banjir nya yang di akibatkan oleh drainase nya yang kurang Bagus.

*Safi pun sangat menyayangkan hal ini karena ini membuat pengendara roda empat ataupun roda dua kesulitan saat melintas dan banyak kendaraan roda dua yang mati mesin .

*Lalu Safi pun berharap dan berdoa jika iya menjadi pemimpin ataupun kepala daerah gak akan ada lagi banjir di daerah dia pimpin.

*Dia pun menyesal kan hal ini karena para kepala daerah di negeri ini tidak open ataupun tidak mau tahu perihal semacam ini, padahal kalau sudah seperti ini imbasnya itu kepada rakyat, terutama rakyat kecil.

*Akhirnya sampai lah mereka di rumah dengan selamat, sesampainya di rumah mereka pun langsung ke kamar mandi dan segera mengambil air wudhu di karena kan mereka semua belum ada shalat isya.

*Selesai shalat mereka pun langsung tidur

tidak terasa pagi telah waktunya untuk berolahraga bareng anak dan istrinya.

*Di saat Safi dan keluarga berolahraga anaknya sih zalfa pun nampak Tejo sedang berolahraga sendirian tanpa di temani oleh orang tua ataupun kekasihnya.

*Lalu zalfa pun memanggil Tejo

mah pah itu kan palik Tejo, *ucap zalfa.*

mana nak, *ucap Safi & tukinah.*

itu loh yang pakai baju olahraga, *ucap zalfa.*

oh iya, Jo sini ngapain kau sendirian di situ.*ucap Safi.*

oke aku ke sana, *ucap Tejo.*

*Tejo pun menghampiri mereka bertiga dan Safi pun menanyakan Tejo kenapa gak ngajak kedua orang tua dia untuk berolahraga.

Jo kenapa bapak mamak mu gak ikut olahraga juga, *ucap Safi.*

iya mereka olahraga di teras aja, katanya mereka kalau lari pagi gak tarik, *ucap Tejo.*

oh iya lah wajar mereka kan sudah pada berumur, *ucap Safi.*

*Setelah itu mereka pun melanjutkan untuk berkeliling bersama dan setelah mereka puas berkeliling mereka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak lalu mereka pun membeli minuman.

*Lalu mereka pun bertemu pengemis di jalan, mereka membagikan sedikit rezeki kepada pengemis itu dan menasehatinya agar tidak mengemis lagi.

*Karena dengan mengemis kita itu di benci banyak orang maupun di benci tuhan, Tejo dan Safi pun menasehatinya agar membuka usaha ataupun bekerja.

*Setelah itu mereka pun melanjutkan perjalanan untuk pulang dan sampai di rumah masing-masing mereka langsung bergegas untuk mandi dan sarapan.

*Pada sore harinya Tejo menyempatkan untuk bermain PS (PlayStation) di kamar nya

tidak lama itu Safi pun datang

assalamualaikum tok tok, *ucap Safi.*

wa'alaikumsallam silahkan masuk cucu omah, *ucap Mamah Tejo.*

baik omah, *ucap zalfa.*

Tejo ke mana Bu, *ucap Safi.*

di kamar dia, *ucap Mamah Tejo.*

*Lalu Safi pun masuk ke kamar Tejo

tok tok, *ucap Safi.*

silahkan masuk, *ucap Tejo.*

di sini kau rupanya, asik juga itu.*ucap Safi.*

berani gak tanding, kalau berani ambil itu stik biar duel kita hahaha, *ucap Tejo.*

oke siapa takut, *ucap Safi.*

kalau kalah jangan nangis hahaha 😅, *ucap Tejo.*

hahaha kau kira aku lemah ya, *ucap Safi.*

bukan aku yg ngomong hahaha,*ucap Tejo.*