Chereads / Perpisahan Yang Menyakitkan / Chapter 17 - Bab 42

Chapter 17 - Bab 42

*Pada keesokan harinya Safi pun mulai membuat steling sendiri di rumah nya dia membeli peralatan dan bahan-bahan di panglong ataupun toko besi.

*Setelah di rasa sudah cukup bahannya iya pun meminta agar barang barang nya di anter dengan menggunakan mobil pick up.

*Karena barang barang nya itu cukup banyak dan tidak bisa di bawak sendirian dengan menaiki sepeda motor.

*Setelah di anter Safi pun langsung bergerak cepat untuk membuat steling dan barang barang yang lainnya.

*Pada akhirnya di sore hari barulah selesai dia membuat steling yang lebarnya kurang lebih 50 cm dan panjang nya sekitar 1,5 meter

dan dia baru selesai membuat 1 steling 1 hari.

*Pada keesokan harinya iya pun membuat barang barang yang untuk di taruk di toko nya tepat nya di halaman rumah nya.

*Safi pun melanjutkan untuk membuat sebuah bangku yang model untuk anak-anak zaman sekarang ataupun model kafe-kafe.

*Dan dia pun baru selesai membuat bangku baru 2 buah dalam 1 hari penuh, setelah semua sebagian sudah selesai dia pun mengetes sedikit alat-alat yang sudah siap itu ke tokonya.

*Seminggu kemudian dia pun membeli peralatan atap rumah seperti seng dan bahan-bahan yang lain, untuk menutupi halaman rumah nya dari serpihan hujan.

*Lalu iya pun meminta bantuan sama Tejo untuk datang ke rumahnya untuk membantu iya memasang seng di halaman rumah nya.

*Tejo pun langsung bergegas ke rumah Safi

setelah sampai di rumah Safi mereka pun langsung mengerjakan tugas dan memasang seng dan akhirnya mereka pun selesai juga.

*Safi pun sangat berterima kasih kepada Tejo karena sudah mau membantu dirinya untuk mengerjakan rumah nya dan Tejo pun sangat senang bisa membantu Safi.

*Pada keesokan harinya Safi pun mulai menghiasi rumah dan toko nya itu dengan hiasan lampu kelap-kelip dan LED agar menarik perhatian pengunjung nya.

*Setelah selesai menghiasi toko dan rumahnya mereka pun menyempatkan untuk menggelar syukuran bagi anak yatim-piatu dan orang-orang miskin.

*Seminggu kemudian mereka mulai membeli barang-barang yang di perlukan untuk mereka jual, seperti membeli kartu paket, voucher, mengisi pulsa, dan kasing.

*Pada keesokan harinya Safi dan istrinya pun mulai membuka usaha barunya itu pada pagi hari tepatnya jam 9.00 wib.

*Hari pertama mereka membuka usaha pulsa di rasakan mereka sangat sepih dan hanya beberapa orang saja yang membeli pulsa di tempat mereka.

*Pada keesokan harinya Safi pun bekerja

dia memasarkan kepada teman-teman nya

teman-teman jika kalian ada yang mau membeli pulsa atau paket kabari saya aja, soalnya saya lagi buka usaha pulsa, *ucap Safi.*

oke bang Safi, *ucap teman kantor.*

*Safi pun legah karena dia sudah memberi tahu teman-teman nya untuk membeli pulsa ke dirinya, lalu teman nya pun langsung membeli pulsa kepada dia di hari itu juga

bang aku isikan pulsa ya sekarang sama besok bawakan paket juga, aku juga bang, *ucap teman kantor.*

oke nih Abang isikan, paket besok ya, *ucap Safi.*

*Akhirnya ada juga rekan kerja nya yang membeli pulsa kepada dirinya dan dari teman kantor nya sangat lumayan yang beli kepada dirinya.

*Pada pembelian Minggu kedua omset mereka sangat lumayan, ini di karenakan strategi pemasaran Safi Sangat berhasil dan dia pun tidak malu-malu saat bekerja membawa kartu paket ataupun voucher ke kantor nya untuk di tawarkan kepada teman-teman nya.

*Pada keesokan harinya Safi pun mulai membawa voucher dan kartu paket ke kantor nya untuk di jualkan kepada teman teman kantor nya.

*Temannya pun pada membeli kartu paket Safi itu dan tidak ada tersisa yang di bawa Safi semua habis, dagangannya pun laris manis di kantor nya.

*Tidak terasa akhir pekan tiba mereka pun buka agak siang di karena kan mereka baru saja pulang berolahraga.

*Safi dan istri pun buka pada jam 10.00 wib. sedangkan pada hari biasa dia buka pada jam 7.30 sampai jam 8.00 wib.

*Alhamdulillah di Minggu ketiga mereka berjualan semakin laris, ini berkat usaha dan kerja keras mereka bertiga yang tidak pernah lelah untuk memasarkan dan meminta doa kepada Tuhan.

*Dan banyak anak-anak muda pun yang membeli kartu paket ataupun pulsa token listrik di tempat Safi.

*Mereka tidak hanya membeli tetapi mereka pun sambil duduk-duduk dan nonggok di kedai Safi itu, lalu mereka pun di hidangi segelas Aqua kecil untuk mereka.

*Lalu tidak lama berselang teman Safi pun datang

assalamualaikum, *ucap teman.*

wa'alaikumsallam wr, WB silahkan masuk, *ucap Safi.*

iya terimakasih, ini undangan Abang dan Tejo, *ucap teman.*

dari siapa ini men, *ucap Safi.*

dari aku lah, aku Minggu depan nikah jangan lupa datang ya, *ucap teman kantor.*

insyaallah, *ucap Safi.*

yauda kalau gitu aku pamit ya, *ucap teman.*

gak nunggu dulu nih, *ucap Safi.*

nunggu di usir ya, *ucap teman kantor.*

hahaha bukan saya yang bilang, *ucap Safi.*

assalamualaikum, *ucap teman kantor.*

wa'alaikumsallam, *ucap Safi.*

*Setelah itu Safi pun menyimpan undangan

tersebut dan mereka pun menyimpan undangan Tejo juga.

*Tidak lama itu Tejo datang ke rumah Safi untuk sekedar membeli paket internet

assalamualaikum, *ucap Tejo.*

wa'alaikumsallam silahkan masuk Jo, *ucap Safi.*

*Mereka pun berbincang bincang mengenai usaha ini, setelah puas ngobrol Safi mengasih undangan dari rekan kerja nya itu untuk Tejo dan dia harus segera datang ke pesta itu.

oke makasiya aku pulang dulu ya saf assalamualaikum, *ucap Tejo.*

wa'alaikumsallam, *ucap Safi.*

*Tidak terasa Minggu depan telah tiba waktunya mereka untuk pergi undangan ke Binjai.

*Pada hari Senin Tejo pun menelpon sang pujaan hati nya untuk sekedar datang ke sini untuk menemani dirinya undangan ke Binjai tempat teman kantor nya.

*Lalu zavira pun mau dan dia segera berangkat menuju rumah Tejo pada Jum'at malam jam 20.00 wib.

*Di saat dirinya ingin memesan tiket bus ternyata tiket di semua perjalanan hari Jum'at telah ludes habis.

*Sontak dia pun menelpon Tejo dan mengisyaratkan bahwasanya dia tidak bisa hadir ke rumahnya lantaran tiket habis.

*Lalu Tejo pun pening dan berpikir naik apa kekasihnya biar bisa datang ke rumahnya

assalamualaikum, *ucap Tejo.*

wa'alaikumsallam, *ucap zavira.*

gini aja kamu naik pesawat aja, ntar nanti sampe rumah aku ganti cepat ya, *ucap Tejo.*

mana bisa kalau mendadak gini,*ucap zavira.*

bisa tapi agak mahal, Uda gak apa-apa, *ucap Tejo.*

oh ya sudah, *ucap zavira.*

*Setelah itu zavira pun memesan tiket pesawat jurusan Pekanbaru - Medan dan dia pun berangkat dari Riau jam 21.00 wib.