Chereads / Perpisahan Yang Menyakitkan / Chapter 7 - Bab 32

Chapter 7 - Bab 32

*Setelah itu Safi pergi meninggalkan istri

dan iya pun berpikir bahwasanya iya tidak lah mungkin meninggalkan keluarganya itu demi seutas perempuan.

*Lalu iya pun berdoa agar hubungan keluarga nya agar tetap langgeng hingga maut memisahkan mereka.

*Safi sampai menangis mendengar omongan istrinya itu yang tidak percaya kepadanya, padahal iya tau bahwa iya adalah seorang pria yang setia mulai dari mereka pacaran sampai mereka menjadi sah pasangan suami istri.

*Anaknya zalfa pun menghampiri dirinya dan bertanya kepadanya

papah kenapa kok nangis, *ucap zalfa.*

gak apa-apa nak, *ucap Safi.*

beneran papah gak apa-apa, *ucap zalfa.*

iya nak, kamu sudah mandi belum nak, *ucap Safi.*

belum pah, *ucap zalfa.*

yauda mandi dulu sana biar cantik hehehe, *ucap Safi.*

iya papah ku sayang, *ucap zalfa.*

*Akhirnya pun anaknya di mandikan oleh istrinya dan selesai mandi zalfa pun makan sendirian.

*Lalu tukinah istri Safi pun menghampiri Safi yang ada di teras

mas maafin aku ya sudah buat kamu sedih, aku hanya takut kehilanganmu, *ucap tukinah.*

Hem sudah lupain aja, *ucap Safi.*

kamu masih marah ya, *ucap tukinah.*

sudah gak, *ucap Safi.*

kalau gak masa jawab nya begitu.*ucap tukinah.*

*Belum selesai ngomong Safi pun pergi meninggalkan sang istri sendirian di teras

lantaran iya masih amat sangat kecewa dengan istrinya itu.

*Lalu Safi pergi ke kamar mandi untuk mandi dan shalat, selesai shalat iya pun langsung ke dapur untuk mengambil nasi dan makan dengan sendirian.

*Setelah itu tukinah masuk ke dalam untuk sekedar bermain dengan anak nya itu dan sambil sesekali mengajarkan anak menulis ataupun membaca, agar anaknya nanti sebelum masuk sekolah sudah pintar.

*Keesokan harinya Safi pun berangkat kerja

tanpa pamit dengan istrinya, lantaran iya masih kecewa dengan istrinya.

*Sampai di kantor pun muka Safi sangat cemberut hingga teman kantor nya tidak berani untuk menegurnya selain Tejo.

*Lalu Tejo pun bertanya kepada Safi

kamu kenapa saf, kok aku lihatin muka kamu gitu amat, *ucap Tejo.*

gak ada apa-apa santai aja, *ucap Safi.*

yakin nih gak mau cerita sama ku,*ucap Tejo.*

insyaallah yakin, *ucap Safi.*

kalau gitu jangan cemberut gitu lah mukanya, *ucap Tejo.*

Hem iya 😊, *ucap Safi.*

*Setelah mereka berbicara akhirnya Tejo pun pergi meninggalkan Safi sendirian di ruangan nya.

*Tidak terasa sore telah tiba waktunya mereka untuk pulang kerja, Safi pun sampai di rumah iya langsung mandi, shalat dan makan.

*Istrinya tukinah pun menghampiri Safi akan tetapi Safi menolak dan iya malah menghindar dari hadapan istrinya itu.

*Akhirnya tukinah menelpon orang tua Safi agar mau menanyakan anaknya itu yang sedang marah kepada tukinah dan orang tua Safi pun datang ke rumah mereka keesokan harinya.

*Pada hari Sabtu pagi akhirnya orang tua Safi datang

assalamualaikum tok tok, *ucap bapak Safi.*

wa'alaikumsallam, silahkan masuk pak, *ucap tukinah.*

mas sini bapak datang ini, *ucap tukinah.*

*Lalu Safi pun datang dan mereka pun berkumpul di ruang tamu dan membahas masalah Safi dan tukinah.

*Setelah membahas masalah mereka, orang tua Safi pun menasehatinya agar Safi tidak lama-lama marah dengan istrinya itu

sebab mereka berdua yang akan menyesal dan kasihan kepada anak mereka yang tidak tahu apa-apa itu.

*Setelah mendengar nasehat orang tua nya Safi pun akhirnya memaafkan istrinya dan mereka pun hidup seperti biasanya dan anak mereka pun ikut senang.

*Pada keesokan harinya Safi berangkat kerja lalu iya berpamitan dengan istri dan anaknya dengan muka yang ceriah.

*Di sisi lain Anjani yang hanya tinggal berdua dengan ibunya sangat kesulitan apabila mereka ingin membeli ataupun mengerjakan rumah mereka yang ada masalah, di karena kan mereka sudah tidak mempunyai seorang laki-laki yang tinggal bersama mereka.

*Dan Tejo pun sudah mulai melupakan Anjani dan iya lebih terfokuskan untuk zavira pacar nya itu.

*Tejo sudah mulai melupakan Anjani lantaran Anjani sempat menolak dan tidak mau berhubungan lagi dengan nya tanpa alasan apapun.

*Anjani pun sempat berkhayal gimana caranya iya agar mempunyai pasangan, supaya pasangan nya itu bisa menjagai Anjani dan ibu Anjani.

*Tetapi iya masih menutup rapat-rapat hatinya untuk orang lain di karena kan iya masih belum bisa melupakan Tejo.

*Lalu orang tua Anjani menghampiri dirinya di teras rumah nya

kenapa kamu nak tumben di teras sendirian, *ucap Mama Anjani.*

aku kepikiran ma, gimana caranya biar aku bisa punya pasangan hidup, *ucap Anjani.*

oh kalau itu mudah, kamu buka hati kamu untuk orang lain dan kamu jangan sok sama laki-laki lain, *ucap Mama Anjani.*

kalau itu sih bisa, tapi masalah yang sulit itu aku masih belum bisa lupain dia, *ucap Anjani.*

ya kalau kamu sudah punya pasangan insyaallah kamu bisa lupain dia sedikit demi sedikit nak, *ucap Mama Anjani.*

iya ntar aku mencoba nya ma, *ucap Anjani.*

Alhamdulillah , *ucap Mama Anjani.*

*Setelah mendapat kan nasehat dari ibu nya Anjani pun akan mencoba membuka hati untuk orang lain yang ingin bersama nya .

*Pada keesokan harinya Tejo berolahraga

sendirian di dekat rumahnya, di saat iya sedang lari pagi iya pun melihat sekelompok perempuan muda dan ibu-ibu sedang senam pagi.

*Lalu iya pun berhenti di hadapan wanita senam itu dan bertanya kepada ketua senam itu apakah iya boleh ikut senam atau kagak.

*Pada akhirnya iya pun di perbolehkan gabung bersama mereka untuk senam pagi akan tetapi hanya Tejo lah yang laki-laki sendiri, selebihnya perempuan dan ibu-ibu.

*Setelah selesai senam ada seorang perempuan yang kira-kira berumur 30 an meminta nomor HP Tejo.

*Tejo pun mempertanyakan hal itu

untuk apa mbak, *ucap Tejo.*

ya mana tau nanti ada senam pagi ataupun saya ada perlu kan bisa telpon, *ucap Mbak.*

oh ini Mbak, *ucap Tejo.*

*Setelah itu Tejo pun mengasih nomor HP nya kepada Mbak itu dan mbak itu pun langsung miskol Tejo apakah itu benar nomor Tejo atau bukan.

terimakasih ya mas, *ucap Mbak itu.*

iya sama-sama Mbak.*ucap Tejo.*

*Lalu Tejo pun pergi meninggalkan tempat

senam itu dan kembali pulang, sampai di rumah iya berpikir kenapa orang-orang pas senam tadi melihat dia terus.

*Dan iya tidak ambil pusing dengan perihal itu lantaran yang ikut senam tadi adalah perempuan-perempuan cantik mayoritas.

*Tejo pun masuk ke dalam untuk mandi dan selesai mandi iya makan dengan lauk nasi goreng dan sambal kentang.

*Itu adalah makanan dan lauk pavorit nya dari kecil hingga sampai sekarang ini, pas lagi makan tiba-tiba Mbak yang meminta nomor nya tadi SMS Tejo.