Chereads / Pernikahan Darurat / Chapter 8 - 8. Perkara Parfum

Chapter 8 - 8. Perkara Parfum

Hari ini Shareen ada janji dengan Mikael, mereka hang out berdua saja karena Citra tengah sibuk lembur. Katanya ada komik keluaran terbaru yang memang sedang Citra tunggu-tunggu, sembari menunggu Citra pun mencari banyak lemburan supaya gaji naik dan dirinya bisa mendapatkan banyak uang untuk membeli komik yang ia idam-idamkan.

Shareen dan Mikael pun hanya bisa menggelengkan kepala masing-masing, tak habis pikir dengan perilaku unik yang memang dimiliki oleh sahabatnya itu. Ada ya wanita yang hobi membaca komik serta meminum teh kotak. Bahkan berani lembur hanya untuk mendapatkan kedua hal tersebut. Katanya hidup untuk membaca komik dan meminum teh kotak, salah satu quotes andalan Citra yang dipajang di year book setiap lulus sekolah.

Memang setiap orang itu memiliki kepribadian masing-masing, jika Mikael memakan cokelat batangan dengan dipotekin satu-satu terlebih dahulu lalu dimakan, sedangkan Citra membaca komik serta meminum teh kotak, lalu Shareen bekerja dengan sangat giat sampai dirinya merasa puas. Mungkin jika kalian berpikir yang paling membosankan adalah Shareen, maka jawabannya sangat benar. Memang hanya Shareen yang hidupnya datar begitu saja.

Shareen tahu kalau di dunia ini tidak ada yang merasa puas, pasti selalu saja merasa kurang. Namun hal tersebut lah yang memacu Shareen untuk semakin berusaha menjadi yang terbaik. Shareen ingin dipandang sebagai wanita karir dengan semangat yang tinggi.

"Eh beli parfum, kuy! Gue lama banget gak ke toko ini gila!" ujar Mikael yang berjalan ke arah market parfum. Ia langsung tersenyum senang dan jingkrak-jingkrak seperti orang tidak waras hanya karena melihat parfum incarannya yang tersedia di sini.

Mikael itu memang unik, ia senang mempermalukan dirinya sendiri dengan menjadi natural. Mikael memang dari sananya biang heboh, oleh karena itu selalu menjadi heboh di manapun dan kapanpun. Hanya melihat sesuatu yang memikat matanya pun sampai membuat semua pasang mata melirik padanya.

"Diem, ege! Lo gak malu apa diliatin banyak orang gini?" bisik Shareen dengan sedikit tersenyum. Senyuman muak lebih tepatnya.

"Dah deh, lo jangan lebay gitu. Kan yang diliatin itu gue. Gue yang jadi artis buat mereka semua. Jangan malah lo yang malu, Shareen Sayang. Lagian gak ada orang yang kita kenal di sini. Jadi semuanya bakalan berjalan lancar jaya," balas Mikael dengan penuh kepercayaan diri. Memang gadis ajaib satu ini tidak bisa diprediksi. Tingkahnya sangat absurd sekali.

Mikael berjalan menyusuri setiap sekat yang ada di market parfum ini. Ia memegang setiap botol yang menurutnya menarik, melihat saja, tidak ada niat untuk membeli karena Mikael sedang tidak ada uang. Menikah membuatnya mengeluarkan banyak uang, walaupun memang sudah ditanggung oleh Bryan beberapa persen, tapi Mikael bersikeras untuk membantu. Mikael tak mau dianggap sepele hanya karena tidak mampu membantu membiayai pernikahannya sendiri.

"Aaa! Demi apa sih twing, ada white musk di sini, Reen! Gue lagi ngincer banget nih parfum. Ini tuh bagus banget tau gak sih? Wanginya juga natural. Pokoknya recommended banget buat dibeli. Lo gak mau beli gitu, Reen? Lumayan gue bisa nimbrung kalau lagi keluar sama lo, gue gak ada duit soalnya." Nampaknya Mikael tidak bisa mengatur volume suaranya, dengan mengucapkan hal demikian, Mikael berteriak dengan kencang. Tentu saja teriakan Mikael membuat semua pengunjung menatap gadis itu aneh.

Mikael hanya cengengesan sendiri saat menyadari dirinya baru saja berteriak. Langsung menaruh botol parfum white musk yang barusan ia puji dan ia dambakan ke tempat semula. Setelah itu gadis dengan dress berwarna coklat itu melangkah kembali, menjauhi kerumunan yang menatapnya penuh dengan keanehan.

"Ini bagus nih, Mik!" kata Shareen sedikit berteriak karena jarak antara dirinya dan Mikael cukup jauh. Mikael langsung membalikkan badannya dan menatap varian parfum yang dipegang oleh Shareen.

"Aaaa! Demi apa ini varian yang lagi heboh itu, kan? Nigritella Eau de Parfum? Gue juga lagi pengen ini, Reen! Sumpah sih lo harus beli ini pokoknya! Ini wanginya memabukkan banget!" saran Mikael dengan volume yang sudah jauh lebih diperkecil. Shareen hanya mengangguk saja. Ia tahu persis bagaimana kalangan anak muda sepertinya menggandrungi parfum yang sedang heboh ini.

"Lo mau? Gue mau beli yang nigritella ini, kalau lo mau ntar gue beliin. Anggap aja hadiah bridal shower." Shareen menawarkan kepada Mikael, ia tahu jika Mikael sangat menginginkan parfum ini, namun masalah keuangan membuat Mikael mengubur keinginannya.

"Mau banget lah! Lo emang sahabat paling baik deh!" celetuk Mikael tanpa malu sedikit pun. Jika sahabat yang lain merasa malu jika ditawari sesuatu, Mikael malah menjawab dengan lantang dan jujur. Mikael itu tipikal orang yang malas merugikan dirinya sendiri. "Ntar kalau gajian gue udah cair, gue langsung transfer ke lo supaya gantiin ini ya," lanjutnya.

"Gak usah, lagian kan gue udah bilang, ini hadiah bridal shower kemarin."

Shareen langsung meraih keranjang di dekatnya, langsung mengambil dua varian nigritella dan melangkahkan kakinya menuju sekat lainnya. Ia mencari lagi varian terbaru yang memang sedang digandrungi oleh banyak orang. Kebetulan parfum yang biasa Shareen gunakan sedang habis, oleh karena itu ia membeli banyak stok parfum.

"Menurut lo, Citra pakai parfum yang mana ya? Gue mau beliin Citra parfum juga, tapi kayaknya Citra gak suka yang nigritella deh." Shareen meminta pendapat, siapa tahu Mikael mengetahui varian parfum apa yang digunakan oleh Citra, pasalnya Citra tidak pernah heboh soal parfum, tas, sepatu, atau hal lainnya. Citra akan heboh jika komik yang ia baca sudah muncul episode terbarunya.

"Emmm." Mikael melirik ke kanan dan ke kiri dengan telunjuk yang diletakkan di dagu. Mencari varian yang unik selain white musk dan nigritella. Biasanya Citra itu menyukai sesuatu yang unik, bahkan membeli tas pun harus membutuhkan waktu yang panjang. Bukan karena varian terbaru tas yang sedang digandrungi semua orang, tapi keunikan apa yang hanya akan dimiliki oleh Citra saja.

"Ini mungkin?" tanya Mikael saat melihat botol parfum yang menurutnya unik. Varian yang ia pilih adalah varian yang tak kalah menarik, namanya adalah black musk night bloom eau de toilette.

Shareen menimang sejenak, memastikan dari segi keunikan parfum yang baru saja Mikael pilih. Sepertinya bukan ide yang buruk, mungkin Citra akan suka jika dibelikan parfum seperti itu.

"Oke, yang ini. Lo mau gak? Kalau mau sekalian aja. Gak usah sungkan." Lagi-lagi Shareen menawari hal gratisan pada Mikael, membuat gadis itu mengangguk penuh semangat. Kesempatan emas tidak boleh disia-siakan.

"Lo emang paling pengertian, deh. Lo juga mau gak? Biar gue ambil sekalian."

"Boleh deh."

Mikael dan Shareen langsung berkeliling kembali, melihat parfum apa yang memang menarik untuk dibeli, setelah itu mereka memiliki rencana untuk pergi ke beberapa market, seperti tas, baju, sepatu. Hang out berdua bersama sahabat memang menyenangkan.