Chereads / Cross The Line / Chapter 13 - Kecemburuan Yang Mendalam

Chapter 13 - Kecemburuan Yang Mendalam

Di dalam setiap hubungan, baik itu hubungan sedarah, hubungan suami - istri, hubungan sepasang kekasih bahkan hubungan di antara pertemanan pun tak ada yang semulus kelihatan nya. Pasti ada saja lika - liku serta permasalahan yang menyertai nya. Bahkan yang sudah menjalin hubungan selama puluhan tahun pun bisa rusak dalam sekejap karea kesalahan yang sangat kecil. Clara belajar bahwa hubungan nya dengan Gio tidak semulus kelihatan nya. Saat ini mungkin saja Gio memiliki seorang kekasih, akan tetapi tak menutup kemungkinan bahwa nanti nya ia bisa berpisah dengan kekasih nya itu. begitu pula hubungannya dengan Gio.

Clara menyadari bahwa ia tak lagi merasa sendiri, karena Lee telah hadir dalam hidup nya, meskipun Clara tak bisa membalas perasaan Lee secara langsung akan tetapi perlahan ia mulai menerima kenyataan. Lee selalu menasehati Clara dengan hal - hal yang positif. Lee juga selalu menemani saat Clara membutuhkan nya. Lee juga berkata pada Clara bahwa ia ingin mengenl sosok seorang Gio, akan tetapi Clara selalu menolak. Clara tak mau ada perdebatan ataupun pertengkaran diantara mereka bertiga. Lee cukup mengerti dengan hal tersebut.

Suatu hari Clara hendak pergi untuk membeli sebuah buku, kemudian ia mengajak Lee untuk menemani nya. kemudian mereka berdua pergi ke salah satu pusat perbelanjaan yang berada di tengah kota. Seperti biasanya Lee menjemput Clara di kediaman nya. Setelah sampai mereka mulai mengelilingi pusat perbelanjaan tersebut. Saat Clara sibuk melihat - lihat toko pernak - pernik, Lee mampir ke sebuah toko perhiasan dan melihat sebuah kalung yang sangat cantik. ia teringat akan Clara, kemudian ia membeli kalung tersebut dan membungkusnya dengan kotak kecil yang sangat manis. Kalung itu sangat berkilau dengan bandul berbentuk angsa yang sangat mungil.

Setelah selesai membeli kalung tersebut, Lee segera menghampiri Clara lagi. Lee tidak langsung memberikan kalung tersebut dan menyimpan nya di saku mantel nya.

" Lee, lihat deh lucu yah? " Kata Clara sambil menunjukkan kunciran yang berbentuk hati berwarna pink.

" Iya lucu. kau mau membeli nya?." tanya Lee

" Sepertinya begitu. " Jawab Clara sambil tersenyum.

Kemudian Clara pergi membayar ke kasir. setelah itu Clara hendak mamakai nya. Clara menarik rambut nya kebelakang dan mulai mengikat rambut nya. Lee yang pada saat itu sedang memperhatikan nya, Tak kuasa menahan kecantikan Clara, Lee begitu sangat terpesona hingga ia tidak bisa melepaskan pandangan nya sedikitpun dari Clara.

" Bagaimana? apakah bagus??. " Tanya Clara sambil memperlihatkan rambut nya yang terkuncir

Lee terlihat melamun karena ia merasa terpesona dengan Clara. Clara memanggil - manggil Lee terus menerus.

" Lee,,, Lee,, Lee Dong Min!!. " Teriak Clara menyebut namanya Lee berkali - kali.

" Hah? apa, ah iya. " Jawab Lee terbata - bata

" Apa yang sedang kamu pikirkan sih? " Tanya Clara penasaran

" Ah tidak apa - apa. aku hanya merasa kamu begitu cantik. " Ucap Lee secara jujur.

" Hmm mulai deh. yuk ke toko buku sekarang. aku rasa kita sudah cukup berkeliling nya. " Ajak Clara.

" Baiklah. " Sahut Lee lagi

Kemudian mereka menghampiri salah satu toko buku, Clara mulai asik dengan memilah buku yang akan ia beli. sedangkan Lee yang begitu suka membaca komik ia pergi ke bagian yang memuat banyak buku komik. Saat Clara sedang asik membaca tiba - tiba dari dekat Clara terdengar suara seperti suara orang yang sedang bertengkar. Namun Clara tidak terlalu memperdulikan nya. Sampai akhirnya terdengar suara Lee yang mencoba melerai orang yang sedang bertengkar itu. orang - orang mulai banyak berkerumun disekitarnya. Karena penasaran, Clara mulai menghampiri kerumunan tersebut. Saat Clara muncul Clara sangat shock ternyata yang dari tadi bertengkar hingga menimbul kan kerumunan adalah Gio dan Carmen. Clara juga cukup kaget karena diantara dua orang yang bertengkar tersebut ada Lee yang sedang berusaha melerainya.

" Gio!!!. Apa yang sedang terjadi? " Teriak Clara histeris.

" Clara?!. " Teriak Gio spontan.

Carmen hanya memandang sinis ke arah Clara, sedangkan Lee terlihat kaget dengan Clara karena menyebut nama Gio. Kemudian seorang sekuriti menghampiri mereka dan kemudian membawa Gio, Carmen dan Lee ke pos penjaga yang ada di lantai Lowerground pusat perbelanjaan tersebut.

Clara tak bisa berkata - kata. tubuh nya sedikit gemetar, ia mengikuti Lee berjalan perlahan dibelakang Lee. Lee merasa khawatir melihat Clara. Setelah di pos, Clara menungu di luar sedangkan Lee ikut masuk untuk di mintai keterangan sebagai saksi. Clara duduk diluar pintu pos tersebut sambil menggerak - gerakkan kaki nya terus - menerus. Clara sangat panik dan tidak tahu apa yang harus ia perbuat.

Tak lama kemudian Lee keluar di susul dengan Gio dan Carmen. Clara menghampiri Lee, Lee mencoba menenangkan Clara yang saat itu nampak terlihat gugup. Carmen langsung pergi begitu ia melihat Clara. kemudian Gio menyapa Clara.

" Hai Ra. " Sapa Gio

" Hai. " Jawab Clara singkat.

" Bisa kita bicara sebentar?. " Tanya Gio

Clara melihat ke arah Lee dan Lee memberi isyarat bahwa Clara harus berbicara dengan Gio. Akhirnya Lee membiarkan Clara berbicara sebentar dengan Lee dan Lee menunggu nya di mobil.

" Apa yang sebenarnya sedang terjadi?. " Tanya Clara to the point.

" Aku ingin putus dengan Carmen, dan saat aku hendak membeli buku ia menghampiri ku tiba - tiba dan mulai memaki ku di depan umum. " Jelas Gio kepada Clara.

" So, apa hubungan nya dengan ku. Aku merasa tidak enak dengan Lee sekarang. " Tegas Clara

" Apakah pria itu kekasih mu?. " Tanya Lee penasaran.

'' Apakah itu penting untuk kau ketahui? Urus saja masalah mu sendiri. '' Jawab Clara dan kemudian meninggalkan Gio sendirian.

Clara kemudian datang menghampiri Lee yang saat itu sedang menunggu di dalam mobil. Clara terlihat sangat kesal. Lee melihat sikap Clara yang seperti itu sangat enggan untuk menegur ataupun bertanya banyak hal. Lee menjalankan mobil nya, bergegas mengantar Clara pulang. Sesampai nya di rumah Clara, Clara masih terlihat sedang merenungkan sesuatu. Kemudian Lee memberanikan diri untuk menegur Clara.

" Clara, sudah sampai. " Kata Lee sambil menepuk pelan Clara yang sedang termenung

" Eh, iya. Sudah sampai ya. Baiklah aku turun ya. Terimakasih untuk hari ini. " Jawab Clara kemudian membuka pintu mobil.

" Hati - hati dijalan ya Lee. Selamat malam. " Kata Clara

" Oke. " Jawab Lee singkat

Lee menyalakan mesin mobil nya kembali sedangkan Clara langsung masuk kedalam rumah nya. Lee yang saat itu hendak memberikan sebuah kalung kepada Clara akhirnya membatal kan nya karena Lee menganggap waktu nya belum tepat. Lee merasa Clara masih memikirkan kejadian tadi siang di toko buku itu. Lee lagi - lagi mulai merasa khawatir kepada Clara. Setelah sampai dirumah nya Lee memutuskan untuk menghubungi Clara hanya untuk sekedar mengucapkan Selamat tidur atau sedikit menghibur nya. Akan tetapi setelah beberapa kali Lee mencoba menghubungi tak ada satu pun panggilan nya terjawab.

" Apakah Clara terlalu lelah sehingga ia langsung tertidur ? " Kata Lee dalam hati nya.

" hmm,, ya mungkin saja karena kejadian hari ini dia begitu lelah dan langsung tertidur. " Kata Lee lagi yang mencoba berpikir positif.

Namun, pada kenyataan nya Clara memang tidak mau mengangkat telepon dari Lee karena Clara merasa canggung dan tidak enak kepada Lee. Karena perbuatan Gio yang membuat Clara malu didepan Lee. Clara terus saja merenung semalaman sampai ia sulit sekali untuk tertidur. Waktu telah menunjukkan pukul 02.00 Clara mencoba membaca sebuah buku agar ia lelah dan tertidur. Tiba - tiba ponsel Clara bergetar. Awal nya Clara tidak ingin melihat nya, karena bergetar berkali - kali, Clara memutuskan untuk mengecek ponsel nya. Setelah melihat nya Clara cukup kaget. Karena yang menelepon adalah Gio.

" Wah, apa lagi ini sekarang. Pukul segini ia menelepon ku. Apakah dia tidak melihat jam?. " gerutu Clara

" Haruskah ku angkat? Atau kubiarkan saja. Aku terlalu lelah untuk berdebat dengan nya. " kata Clara lagi berbicara dengan dirinya sendiri

Clara akhirnya tidak mengangkat telepon dari Gio. Clara membiarkan ponsel nya berdering terus - menerus. Clara mulai merasa risih kepada Gio. Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi. Clara berusaha memejam kan matanya, sampai akhirnya ia tertidur juga.

Matahari pagi itu terlihat sangat terik menembus kaca jendela kamar Clara sehingga memabangun kan Clara yang saa itu tengah tertidur pulas. Clara mulai mengusap kedua mata nya dengan tangan lentiknya, dan melihat ke arah jam dinding kamarnya. Setelah melihatnya, Clara merasa ia salah melihat, kemudian ia mengusap lagi kedua matanya dan ternyata waktu menunjukkan pukul 10.00 pagi.

'' Oh shit! Aku terlambat ngantor. '' Kata Clara spontan.

Ia kemudian bergegas pergi ke kamar mandi dan hanya sekedar menggosok gigi dan membasuh wajah nya dengan air. Setelah ia melihat ponsel nya, banyak sekali panggilan tak terjawab dari rekan kerjanya menanyakan keberadaan nya. Clara sangat panik saat itu. Saat di jalan ponsel Clara berdering. Pak Kepala menelepon nya. Clara pun mengangkat nya.

'' Dimana kamu Clara??. '' teriak pak kepala di ponsel nya

Clara sedikit menjauhkan ponsel nya dari telinganya dan kemudian berbicara secepat mungkin menghindari pak kepala memarahi nya lewat telepon.

'' Saya dalma perjalanan ke kantor pak. 10 menit sampai. '' kata Clara dan kemudian menutup telepon nya.

Sesampai nya dikantor, rekan Clara menyuruh Clara menghadap Pak kepala di ruangannya. Jantung Clara serasa mau berhenti berdetak.

Ah alasan apalagi sekarang yang harus ku buat. Mati lah aku kali ini. Semua karena kejadian kemarin. Arrgkkh menyebal kan!. Clara terus saja menggerutu dalam hati nya. Clara habis - habisan di marahi oleh pak kepala. Pak kepala pun memberi sanksi kepada Clara dengan menyerahkan beberapa deadline pekerjaan kepada Clara. Clara hanya bisa menghela napas terus - menerus.

Clara lagi - lagi melewatkan makan siang nya dan tetap fokus pada pekerjaan nya. Lee baru saja kembali kekantor setelah ia bertemu klien diluar kantor sedari pagi. Lee melewati meja Clara dan menyapa nya. Clara menjawab nya sembari ia menatap layar komputernya dan tanpa henti terus mengetik. Lee kemudian menaruh tas nya di ruangan nya dan menghampiri Clara lagi dan mengajak nya pergi makan siang. Namun Clara menolaknya karena ia harus mengerjakan banyak pekerjaan. Lee sedikit kecewa, dan ia pergi kembali ke ruangan nya. Lee terus saja memperhatikan Clara yang Sibuk bekerja dari balik jendela ruangan nya. Lee kemudian dipanggil pak kepala ke ruangan nya. Pak kepala menyuruh ia menemaninya untuk bertemu ketua direksi di luar kantor. Clara tidak melihat sama sekali Lee melawati nya saat itu karena terlalu fokus menatap layar komputernya.

Saat rekan nya satu persatu pamit, hanya tersisa Clara saja yang masih bekerja. Sesekali Clara merenggangkan seluruh tubuh nya karena merasa pegal dan kelelahan. Clara memperhatikan sekelilingnya daan ternyata sudah sepi hanya tinggal dia sendiri, ruangan lee pun dilihat nya sudah dimatikan lampunya tertanda sudah tidak ada orang di dalam. Clara berusaha dengan cepat menyelesaikan pekerjaan nya. Waktu tak terasa sudah pukul 22.00 malam. Clara mulai merasa sangat lelah. Dan ia memutuskan untuk menyudahi pekerjaan nya. Clara segera membereskan pekerjaan nya tak lupa ia mematikan komputer nya. Clara saat itu terlihat pucat dan Clara merasakan sakit di kepalanya. Setelah di lobby Clara memutuskan untuk naik taxi karena keadaan nya makin memburuk. Tak lama Clara pergi, Lee sampai di kantor dan bergegas naik untuk mengecek apakah Clara masih ada. Ternyata tidak. Lee mencoba menghubungi Clara akan tetapi ponsel nya tidak aktif.

Sesampai nya dirumah Clara merasa demam. Tubuh Clara tiba - tiba menggigil kedinginan. Clara mencoba untuk mengambil air minum namun rasanya tubuhnya begitu lemas sehingga sulit untuk menggapai gelas yang ada di meja dekat tempat tidurnya. Clara akhirnya mencharger ponsel nya dan kemudian Clara tertidur karena ia tidak bisa menahan rasa sakit nya itu. Ponsel Clara beberapa kali berdering, namun Clara tak bisa meraih nya. Sesekali mata nya terbuka hanya sekedar melihat ponsel nya dari jauh. Clara sama sekali tak bertenaga. Ternyata yang menelepon Clara adalah Lee dan Gio mereka secara tak sengaja bergantian menelepon. Lee dan Gio merasa khawatirkepada Clara. Lee masih berpikir positif tentang Clara.

Clara berusaha lagi untuk membuka matanya dan bangkit dari tempat tidur nya. Clara hendak menelepon Lee dan meminta bantuan untuk membelikan nya obat agar merasa lebih baik. Setelah Clara mencoba menghubungi Lee di tengah pembicaraan Clara pingsan tak sadarkan diri, Lee terus saja memanggil - manggil Clara di telepon, Lee pun panik dan bergegas kerumah Clara.

Akan tetapi yang sampai terlebih dahulu adalah Gio. Gio sudah di depan rumah Clara sedari tadi ia berusaha mengetuk memanggil Clara akan tetapi Clara tidak menjawab nya.

Karena Gio merasa khawatir Gio terpaksa membuka pintu kamar Clara yang kebetulan Gio tahu password pintu rumah Clara dan Clara belum mengganti nya sampai sekarang. Gio kaget melihat Clara yang tergeletak di lantai. Gio menghampiri nya dan memeriksa suhu badan nya. Ternyata demam nya Clara cukup tinggi sehingga membuat nya pingsan. Tanpa pikir panjang Gio langsung menggendong Clara dan hendak mmbawanya ke rumah sakit. Tak lupa juga ia mambawa ponsel Clara di saku jaketnya. Gio membawa Clara ke UGD dekat rumah Clara. Gio merasa khawatir dengan Clara. Lee sampai dirumah Clara. Beberapa kali ia mengetuk pintu rumah Clara akan tetapi tidak ada jawaban. Lee mencoba menghubungi ponsel Clara.

Gio memandangi Clara yang masih terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit. Gio menggenggam tangan Clara yang terpasang selang infus. Kemudian suara dering ponsel berbunyi, ternyata bunyi nya berasal dari saku celana Gio. Gio melihat nya dan ternyata Lee yang menghubungi Clara. Lee yang saat itu khawatir tiba - tiba berubah menjadi sangat kesal karena yang mengangkat telepon nya adalah seorang Pria.

'' Halo. '' Jawab Gio dengan suara datar

'' Halo Clara, kamu dimana? Apa kamu baik - baik saja? '' balas Lee yang terus menerus berbicara tanpa mendengar kan dengan jelas.

'' Ini bukan Clara. Ini Gio. Sekarang Clara ada di UGD rumah sakit dekat rumah nya. '' Kata Gio mencoba menjelas kan.

'' Bisakah kau kirimkan alamat nya pada ku? '' Tanya Lee sedikit kesal

'' Baik lah aku akan mengirim nya lewat pesan. " jawab Gio lagi.

Lee menutup telepon nya. dan bergegas menuju rumah sakit yang alamatnya sudah dikirim lewat pesan oleh Gio. Sesampai nya dirumah sakit, Lee bergegas menemui Clara. Clara masih belum sadarkan diri. Lee melihat Gio duduk tepat di sebelah tempat tidur Clara. kemudian Lee menyuruh Gio untuk pergi dan tak lupa Lee pun berterimakasih karena sudah menolong Clara. Dan Lee tak lupa berpesan bahwa Gio tidak boleh menemui Clara lagi. Mendengar perkataan Lee, Gio merasa yakin bahwa Lee adalah kekasih Clara dan sedang cemburu pada nya. Gio akhirnya pamit pergi meninggalkan Lee dan Clara.

Tak lama setelah Gio pergi, Clara tersadar dan melihat Lee berada disamping nya. Clara pun kemudian tersenyum. Clara sama sekali tidak mengetahui bahwa Gio yang membawa nya ke rumah sakit. Lee juga memutuskan untuk merahasiakan nya dari Clara karena kecemburuan nya terhadap Gio sagat besar. Clara saat ini mengira bahwa yang menyelamatkan nyawa nya adalah Lee.