Chereads / Cross The Line / Chapter 16 - Kekhawatiran dan Ketakutan

Chapter 16 - Kekhawatiran dan Ketakutan

Sore itu terasa kelabu bagi Clara. Mendengar penjelasan Carmen membuat Clara merasakan sedikit penyesalan dalam diri nya. Hati Clara seperti terkena goresan pisau yang sangat tajam, begitu perih dan sakit. Clara berusaha untuk tetap tenang dan berpikir jernih. Clara merasa terombang - ambing antara percaya atau tidak percaya.

Clara hanya bisa terdiam membisu. Carmen menjelaskan secara detail tentang perasaan Gio kepada Clara selama ini. Tak lupa juga Clara menjelaskan bahwa belum lama ini Gio pernah menolong Clara dan membawa Clara ke rumah sakit. Dengan berat hati Carmen juga memberitahukan bahwa saat ini Gio merasa kesepian dan sedih setelah mengetahui bahwa Clara sudah mempunyai kekasih. Gio menceritakan segalanya kepada Carmen. Carmen berusaha menerima tanpa sakit hati. Carmen pun berusaha memahami apa yang dirasakan oleh Gio.

Satu hal yang pasti, Clara merasa kecewa pada Gio maupun Lee. Clara tidak bisa berbuat apa pun sebelum ia memastikan kebenaran atas semua yang di ucapkan oleh Carmen. Setelah mendengar penjelasan Carmen, Clara pamit undur diri dari hadapan Carmen. Tatapan Clara begitu kosong saat itu.

Sepanjang perjalanan kembali ke rumah, Clara terus saja memikirkan perkataan Carmen. Sampai - sampai ia tersandung sesuatu tanpa ia sadari dan terjatuh. lutut kaki nya terlihat sedikit berdarah, saat ia mencoba meniup dan membersihkan luka nya, tanpa sadar air mata nya menetes. bukan karena sakit luka nya melainkan ia merasa hati nya sangat terluka. Clara pun bangkit berdiri dan mulai melangkah kan kembali kaki nya dan berusaha untuk tetap tegar.

Sesampai nya di rumah, Clara mengecek ponsel nya, ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab dari Lee. banyak juga pesan singkat yang dikirim oleh Lee menanyakan keberadaan nya saat itu. Clara hanya bisa menghela nafas. Saat ini Clara enggan untuk menghubungi Lee. Clara merasa kalau Lee sudah membohongi nya. Perasaan Clara sedikit demi sedikit mulai berubah kepada Lee.

Haruskah ku menghubungi Gio dan menanyakan hal yang telah dikatakan Carmen tadi ? Ah,, tidak tidak. kamu mungkin sudah gila Clara ! Hmm,,, tapi aku sedikit penasaran. siapakah yang berbohong di antara mereka bertiga? Aarrggkh,,, aku merasa sudah di permainkan! Kata Clara yang terus-menerus tidak berhenti menggerutu.

Malam semakin larut, Lee merasa khawatir dengan Clara karena hampir seharian ia tidak mendengar kabar dari Clara. Lee kemudian mencoba menghubungi Clara lagi, dan Clara pun menjawabnya.

" Halo. jawab Clara dengan suara datar.

" Halo Clara. ya Tuhan, kamu kemana saja? aku begitu sangat merindukan mu. " Ucap Lee di telepon.

" Oh, aku tadi bertemu teman. " Jawab Clara menjelaskan.

" Siapa? " tanya Lee.

" Hanya kenalanku. " Jawab Clara singkat.

" Mmm,, begitu. apakah terjadi sesuatu? ku perhatikan sedari awal suara mu terdengar sedikit murung. " Ucap Lee.

" Ah, tidak ada apa - apa. " Kata Clara lagi mencoba menutupi.

" Mmm,, aku begitu merindukan mu. bisa kita pergi berkencan besok? " Ajak Lee.

" Besok aku harus bertemu ibu ku. Lee, aku begitu mengantuk, bisa kita mengakhiri panggilan ini? " Tanya Clara yang berusaha menyudahi pembicaraan.

" Baiklah, selamat malam. mimpi indah ya. " Ucap Lee.

" Selamat malam. " sahut Clara

Clara akhirnya mematikan ponsel nya dengan alsan hendak pergi tidur, namun dibalik itu semua Clara sebenarnya sangat enggan menerima panggilan dari Lee. Clara masih sangat bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Setelah berpikir cukup lama, Clara akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi Gio terlebih dahulu. Awal nya tidak diangkat oleh Gio, tetapi setelah Clara mencobanya kembali, Gio pun mengangkat nya.

" Halo. " Jawab Gio dengan suara bassnya yang khas.

" Halo Gio. maaf aku menelepon mu malam - malam begini. " Kata Clara.

" Tidak masalah ra, ada apa menelepon ku selarut ini? " Tanya Gio.

" Ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan. aku harap kamu bisa menjawab nya dengan jujur. " Jelas Clara.

" Apakah ada masalah yang serius? " Tanya Gio lagi dengan penasaran.

" Apakah kamu tidak mau berjanji? berjanjilah kepada ku! bahwa kau akan mengatakan yang sebenar nya. " Pinta Clara lagi.

" Baiklah. " Jawab Gio.

" Tadi sore Carmen menemui ku. " Ucap Clara.

" What?? Carmen?? Apa yang dia lakukan? mengapa dia menemui mu?? apakah dia melukai mu?? " Jawab Gio terkejut.

" No! tidak sama sekali. Gio, bagaimana sebenarnya perasaan mu kepada ku? " Tanya Clara tiba-tiba.

" mmm, ya, ya, kamu sahabatku kan. kita masih sahabat bukan ? " Jawab Gio yang mulai gugup.

" Gio, kau sudah berjanji untuk jujur kan? mengapa kau masih saja berbohong. Carmen sudah menjelaskan semuanya kepada ku. " Jelas Clara dengan sedikit kesal.

Gio hanya terdiam dan tidak menjawab Clara. Gio merasa terkejut karena Clara mengetahui perasaan nya yang sebenarnya.

" Halo Gio! kamu masih mendengar ku? halo? halo? halo! " Teriak Clara dibalik telepon memastikan.

" Ya. Aku menyukai mu Clara. " Jawab Gio.

" Satu hal lagi yang ingin aku tanyakan. benarkah kau yang membawaku ke rumah sakit saat aku dirawat minggu lalu? " Tanya Clara lagi.

" Ya, itu aku. " Jawab Gio lagi.

Clara yang mendengar pengakuan Gio tiba - tiba terdiam seribu bahasa. hanya suara hening yang terdengar dibalik telepon. baik Gio ataupun Clara sama - sama terdiam. Clara kehabisan kata - kata dan rasanya ingin berteriak sekeras mungkin karena sangat emosi. Clara pun menutup telepon nya dan mengakhiri panggilan lebih dahulu.

Perasaan Clara bercampur aduk menjadi satu. Bagaikan diterpa oleh tsunami perasaan. tak ada yang bisa di perbuat lagi oleh Clara selain menyesali semua nya yang telah terjadi. Semalaman Clara terus berpikir sampai ia tidak bisa tertidur lelap. Clara merasa harus meluruskan semuanya kepada Lee. Namun Clara memikirkan lagi tentang kebaikan Lee yang selama ini sudah ia lakukan kepadanya. Clara merasa sangat bimbang.

Di satu sisi Clara tidak ingin merusak hubungan nya dengan Lee begitu saja. namun disisi lain Clara merasa Lee sudah membohongi nya selama ini. Clara merasa sudah terkhianati oleh Lee sehingga ia tidak bisa percaya lagi dengan siapapun. Clara amat sangat kecewa.

Keesokan harinya.

Seperti biasanya setiap pagi Lee selalu mengirimi pesan manis untuk Clara. Clara biasanya begitu excited bahkan ia bisa senyum - senyum sendiri sepanjang pagi setelah membaca pesan dari Lee. Akan tetapi, setelah kejadian kemarin perasaan Clara sedikit demi sedikit berubah menjadi sedikit dingin kepada Lee. Clara mulai mengabaikan pesan dan juga telepon dari Lee dengan dalih ia terlalu sibuk.

Saat dikantor pun Clara terlihat menyibuk kan dirinya dengan pekerjaan kantor yang menumpuk. Dan juga ia mulai jarang makan siang bersama dengan Lee. Awalnya Lee berpikir positif bahwa Clara mungkin saja memang sedang sibuk. Namun akhir-akhir ini Lee merasa terganggu dengan sikap Clara yang tidak seperti biasanya. Bahkan mereka jarang sekali bertemu dan pulang bersama setelah bekerja. Lee merasa seperti ada masalah yang terjadi kepada Clara.

Lee mencoba menghampiri Clara yang sedang duduk di meja kerja nya dan berbicara. Namun Clara terlihat sedikit menghindar dengan alasan ia sedang mengerjakan sesuatu yang sangat penting. Lee pun tidak memaksanya dan mencoba bersabar. Sampai akhirnya jam pulang kantor tiba, Lee bergegas keluar dari ruangan nya dan kemudian menghampiri Clara yang sedang membereskan meja nya karena hendak pulang.

" Clara. Kita harus bicara. " Kata Lee kepada Clara.

" Maaf Lee aku begitu lelah hari ini. Bisa nanti saja kita bicara?! " Jawab Clara dengan wajah sedikit kesal.

" Baiklah. Aku akan mengantar mu pulang. " Ucap Lee.

" Tidak perlu. Aku akan naik taxi saja. " Jawab Clara menolak.

" Lho, mengapa naik taxi? Aku bisa mengantar mu. Lagi pula kita akhir - akhir ini sudah jarang menghabiskan waktu bersama. " Jelas Lee.

" Hmm baiklah. " Jawab Clara singkat.

Sepanjang perjalanan Clara hanya terdiam. Sesekali Lee melirik ke arah Clara berharap Clara akan bercerita atau membicarakan sesuatu. Namun pada kenyataan nya Clara tetap terdiam dan sesekali memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya ke jendela mobil.

" Apakah kamu lelah? " Tanya Lee.

" Mmm. " Jawab Clara singkat.

Setelah sampai dirumah clara, Clara membuka pintu mobil sebelum Lee membukakan untuk nya. Biasanya Clara akan menunggu Lee untuk membukakan pintu nya. Namun kali ini lagi lagi Clara melakukan hal yang tidak biasa. Lee hanya bisa melihat dan menunggu sampai Clara bisa menjelaskan pada nya apa yang terjadi padanya. Clara melambaikan tangan nya kepada Lee dan bergegas masuk kerumah nya. Lee hanya bisa menatap nya. Sebelum Clara membuka pintu rumah nya, Clara membalik kan badan nya dan kemudian menghampiri Lee. Kemudian ia mencium pipi Lee dan mengucapkan selamat tinggal.

Melihat perlakukan Clara yang seperti itu membuat Lee merasa tidak terjadi apa-apa dengan Clara dan Lee merasa tidak ada yg salah dengan Clara sampai pada akhirnya Lee terdiam karena pertanyaan Clara yang membuat ia berpikir.

" Lee, apakah tidak ada yang mau kau jelaskan kepada ku? " Tanya Clara tiba-tiba setelah mencium pipi Lee.

Lee cukup terkejut dengan pertanyaan Clara. Lee merasa sedikit cemas dan juga gugup. Lee merasa bahwa Clara mengetahui sesuatu. Namun Lee mencoba tetap tenang.

" Hmm, tidak. Memang apa yang harus ku jelaskan pada mu? " Kata Lee kembali bertanya.

" Mmm, baiklah kalau begitu. Sampai jumpa. " Jawab Clara.

" Sampai jumpa, selamat malam ya. " Teriak Lee dari dekat mobilnya.

Clara terus saja berjalan tanpa menoleh kebelakang.

Lee mulai bingung dan memikirkan kembali pertanyaan Clara. Sepanjang perjalanan pulang, Lee tidak berhenti memikirkan nya.

Mungkin kah Clara sudah tahu yang sebenarnya soal siapa yang membawanya ke rumah sakit tempo hari? Atau kah ia tahu tentang perasaan Gio kepadanya?? Aarrgkh,, apa yang harus ku lakukan?? Atau kah aku jujur saja dan menceritakan semuanya?

" Argh!!! " Lee terus saja bergumam dalam hatinya.

Pikiran Lee mulai terbagi-bagi sehingga membuat ia tidak berkonsentrasi menyetir dan hampir menabrak pembatas jalan. kemudian Lee menginjak rem mobil nya secara mendadak dan membanting stir mobil nya ke tepi jalan sehingga bemper mobil nya menabrak pembatas jalan. untung saja Lee tidak terluka parah karena Lee tersadar lebih awal. kemudian Lee menelepon mobil derek untuk mengangkut mobil nya karena tiba - tiba tidak bisa di nyalakan setelah ia menabrak. Setelah hampir satu jam mobil derek pun datang dan menderek mobil nya sampai ke bengkel.

Lee terlihat begitu shock karena kecelakaan tersebut yang nyaris merenggut nyawanya. setelah kejadian tersebut pun Lee masih saja memikirkan perkataan Clara yang baru saja di lontarkan kepada nya. Lee merasa bersalah kepada Clara dan merasa tidak mampu menyembunyikan nya lagi di depan Clara. sampai akhirnya Lee memutuskan untuk berbicara jujur kepada clara.

Waktu begitu cepat berlalu. pagi itu Clara sangat enggan pergi ke kantor. namun karena banyak deadline yg harus ia kerjakan terpaksa ia pergi ke kantor. Pagi itu tak seperti pagi biasanya. Lee tidak nampak datang untuk menjemput Clara. dan tidak ada telepon juga dari Lee. Clara sedikit penasaran karena Lee tiba - tiba tidak menghubungi nya. Sesampai nya di kantor Clara mulai mencari keberadaan Lee. namun diruangan nya masih tidak ada orang.

" Hmm, kemana sebenarnya Lee pergi? sudah hampir jam segini tapi dia belum nampak kelihatan di kantor. " kata Clara dalam hati nya.

kemudian ada dua orang rekan Clara yang sedang mengobrol persis di depan meja nya.

" Tin, tahu tidak pak Lee kabar nya kemarin kecelakaan lho. " Kata Ria.

" Hah? pak Lee yang kepala IT itu? " sahut Tini seraya bertanya.

" Iya lah siapa lagi di sini yang bernama Lee kalau bukan kepala IT kita. " Ucap Ria lagi.

" Ya ampun, kasian banget yah. trus keadaan nya bagaimana sekarang? " Tanya Tini lagi.

" Wah kalau itu aku belum tahu yang ku dengar katanya pak Lee mengambil cuti beberapa hari. " Jelas Ria kepada Tini.

Mendengar percakapan rekan nya itu membuat Clara sedikit terkejut dan segera mengambil ponsel nya dan mencoba menghubungi Lee. Akan tetapi Lee tidak mengangkat nya. Clara segera mengambil tas juga mantel nya dan bergegas pergi untuk menemui Lee dirumah nya Lee. Clara berusaha menemukan taxi secepat mungkin dan menyuruh taxi tersebut mengendarai mobil nya lebih cepat. sesampai nya dirumah Lee, Clara membunyikan bel berkali kali karena Lee tidak juga membukakan pintu untuk nya.

Clara merasa sangat khawatir. perasaan nya menjadi tidak karuan. Tiba - tiba seseorang datang menghampiri Clara yang sedang berdiri di depan pintu. ternyata seseorang itu adalah Lee yang baru pulang dari mini market dekat rumahnya.

" Clara! " Sapa Lee yang melihat Clara berdiri didepan pintu rumah nya.

" Lee!!! " teriak Clara ketika ia berbalik dan melihat ke arah Lee.

" Tidak biasanya kamu kesini. " Sahut Lee.

Clara kemudian menghampiri Lee dan memeluknya dengan erat. Lee sempat sedikit terkejut karena Clara yang tiba-tiba datang kemudian memeluknya.

" Apakah kamu baik - baik saja? apakah kamu banyak terluka? mengapa kau tidak memberitahu ku? Jahat sekali kamu ini! " Tanya Clara panjang lebar sambil melihat seluruh tubuh Lee dan memeriksanya.

" Hei hei, aku baik-baik saja. tenang Clara tenang. " Sahut Lee sambil memegang bahu Clara agar Clara lebih relax.

" Kau ini selalu saja begini. cobalah lebih terbuka kepada ku! apakah itu sulit? " Tanya Clara yang mulai sedikit kesal.

" Maaf ya maaf. aku hanya tidak ingin kamu terlalu khawatir. maaf yah. " Jelas Lee lagi.

" Hufft, kau membuat jantung ku hampir terlepas tahu gak?! " Kata Clara lagi dengan nada kesal.

" Maaf. ayo masuk. " Ucap Lee lagi sambil membuka pintu dan mengajak Clara masuk.

Setelah Lee masuk, Lee meletakkan plastik belanjaan nya di meja dekat dapur dan menghampiri Clara kemudian memeluk Clara dengan sangat erat. Lee mengatakan bahwa ia sangat merindukan Clara. Clara hanya menganggukkan kepala nya. kemudian mereka mulai saling berpandangan. Dengan perlahan Lee mendekati wajah nya ke arah wajah Clara dan Lee mulai memejamkan matanya sambil melingkarkan kedua tangan nya di bahu Clara. Lee mulai mengecup bibir Clara perlahan-lahan. Clara pun mulai terbawa suasana. Clara pun memejamkan mata nya dan menikmati nya.

Clara mengakhiri nya lebih dahulu dan kemudian Clara mulai membuka pembicaraan dengan Lee. Lee sedikit mengalihkan pembicaraan nya karena ia tidak ingin merusak moment saat itu. Clara mulai terlihat sedikit kesal karena Lee masih saja belum bisa jujur kepadanya. sampai akhirnya Clara menarik tangan Lee dan mengajak nya duduk berdampingan di sofa untuk membicarakan hal yang serius. Lee mulai merasa sedikit gugup. Lee sangat takut ditinggal kan oleh Clara setelah ia berbicara jujur kepada Clara. Clara pun juga sedikit gugup, Clara berharap apa yang ia takutkan tidak akan pernah terjadi.