Chereads / Cross The Line / Chapter 22 - Rasa Seperti Dahulu

Chapter 22 - Rasa Seperti Dahulu

Setelah Clara dan menghabiskan waktu bersama cukup lama, Clara mulai merasa nyaman lagi terhadap Gio. Clara mulai memperhatikan lagi setiap gerak gerik Gio, setiap kata - kata yang terlontar dari bibir Gio. Setelah Clara membangun benteng nya kembali dalam hati nya, seketika benteng itu pun roboh saat Gio berada di hadapan nya.

Namun, Clara masih takut untuk membenarkan perasaan nya tersebut. Sejujur nya Clara masih begitu takut untuk menjalin hubungan lagi. Setelah kejadian nya dengan Lee Clara merasa bahwa kali ini ia hanya butuh sesosok teman yang bisa mendengar keluh kesah nya saja.

Clara dan Gio memutuskan untuk berjalan - jalan di taman hiburan. mereka tidak terlalu banyak menaiki wahana. Karena Clara sangat takut akan ketinggian. Hari mulai petang, malam pun akan menjelang. Gio mengajak Clara untuk beristirahat sejenak dari permainan.

" Ra, kamu gak lapar? " Tanya Gio

" Mmmh lumayan sih. " Jawab Clara.

" Mau ku belikan hotdog atau burger? atau kita langsung makan berat saja dan mencari restoran di dekat sini? " Tanya Gio lagi sambil menawarkan pilihan pada Clara.

" Ide yang bagus. kita akhiri saja permainan nya. dan kita pergi cari makan sekarang. kalau tidak slah aku melihat restoran cepat saji di dekat sini. " Sahut Clara lagi dan mengajak Gio keluar dari taman hiburan tersebut.

" Yuk. " ucap Gio sambil mengulurkan tangan nya untuk menggandeng Clara.

" Mhm... maksudnya?. " Tanya nya sambil menanyakan maksud Gio yng mengulurkan tangannya kepada Clara.

" Opss sorry. kebiasaan. " Ucap Gio meminta maaf sambil menarik tangan nya kembali.

" It's Ok. " jawab Clara lagi.

Gio dan Clara memutuskan mengakhiri permainan mereka dan mencari hidangan yang hendak mereka santap. sesampai nya di restoran cepat saji yang dimaksud Clara, tiba - tiba Clara terkejut karena ia melihat tepat di depan nya matahari yang sedang terbenam. karena letak taman hiburan dan juga restoran tersebut dekat dengan pantai. Dan juga saat itu tepat waktu nya matahari untuk terbenam.

" Wow, menakjubkan! Gio! cepat lihat kesini! " Teriak Clara memanggil Gio yang hendak masuk ke dalam restoran untuk memesan makanan.

" Ada apa sih? " Tanya Gio penasaran.

" Wow, amazing! it's look so beautiful Ra. " Sahut Gio yang terkagum - kagum.

Akhirnya mereka berdua mendekati bebatuan yang terdapat di pinggir pantai dan menikmati pemandangan matahari terbenam yang sangat indah. di barengi denga suara deburan ombak yang mengampiri bebatuan yang terdapat di ujung garis pantai. Mereka berdua sangat mengagumi keindahan nya sampai - sampai mereka berdua tidak jadi memesan makanan yang hendak mereka pesan sebelum nya.

Saat pemandangan itu berakhir, tiba - tiba terdengar suara bunyi perut seseorang yang kelaparan.

kruk kruk kruk... Suara perut Clara yang terdengar begitu jelas di telinga mereka berdua.

Mereka berdua saling pandang dan melayangkan senyuman ke satu sama lain dan mulai tertawa riang.

" Sudah lapar ya? " Tanya Gio kepada Clara.

" He he he. iya nih. " Jawab Clara sambil tertawa kecil.

" Yuk cari makanan. " Ajak Gio kepada Clara.

" Ayo! " Sahut Clara.

Lalu mereka berdua bangkit berdiri dan kemudian berjalan menuju mobil Gio yang terparkir di depan restoran cepat saji. Gio menawarkan untuk makan di tempat sebelum nya namun Clara menolak karena Clara ingin makan seafood di restoran langganan nya. Gio pun tidak keberatan dengan Clara dan mengikuti kehendak Clara.

Disela - sela saat mereka makan. Gio melontarkan beberapa pertanyaan kepada Clara yang membuat Clara tiba - tiba berhenti berbicara.

" Ra, bagaimana hubungan mu dengan Lee? maaf kalau pertanyaan ku sedikit terlalu ikut campur. hanya saja aku sedikit penasaran. " Tanya Gio sambil memperhatikan Clara yang duduk tepat di hadapan nya.

" Mengapa kau begitu sangat penasaran? " Tanya Clara balik dengan santai dan terud menikmati kerang rebus kesukaan nya.

" Ya hanya penasaran saja. apakah itu mengganggu mu? " Ucap Lee sambil memperhatikan mimik wajah Clara.

" Ya. sangat sangat mengganggu! " tegas Clara lagi.

" Maaf. baiklah aku akan berhenti bertanya saja. silahkan nikmati makanan nya... " Ucap Gio lagi sambil menyuruh Clara mengabiskan makanan nya

" Mhm. " jawab Clara singkat.

Setelah selesai, Gio memanggil seorang pelayan untuk membawakan bill mereka. Gio kemudian mengeluarkan kartu kredit nya untuk di pakai membayar makanan yang mereka makan.

" Hari ini biar aku yang traktir oke! " Tegas Gio pada Clara.

" Waah, luar biasa. terimakasih pak dokter. " Sahut Clara sambil meledek Gio.

" Ya. " Jawab Gio sambil sedikit tersipu malu karena ia di panggil pak dokter oleh Clara.

Gio pun mengantar Clara kembali ke rumah nya dengan selamat. Tak lupa Clara mengucapkan begitu banyak terimakasih kepada Gio karena sudah menghibur nya dan juga membelikan nya makanan yang begitu lezat.

" Gi, terimakasih banyak ya untuk hari ini. " Kata Clara setelah turun dari mobil nya Gio.

" Sama - sama Ra. Next time kamu bisa menghubungi ku kapan saja kau mau. " Sahut Gio.

" Baiklah. Kalau begitu hati - hati di jalan ya. Jangan sampai mengantuk. " Pesan Clara sebelum Gio pergi.

" Oke. Masuk sana sudah malam. Sampai bertemu lagi. Bye. " Ucap Gio lagi sambil melambaikan tangan nya dari dalam mobil.

" Bye - bye. " Sahut Clara yang membalas lambaian dari Gio.

Gio begitu paham dengan kondisi Clara saat ini. Gio berasumsi bahwa sebenar nya ada sesuatu yang mengganggu pikiran Clara. Namun Clara masih belum siap untuk membagikan cerita nya kepada Gio. Ya, sebenarnya Clara ingin bertanya kepada Gio perihal tentang masalah yang saat ini ia alami. Namun Clara masih begitu canggung terhadap Gio walaupun sekarang ia sudah sedikit leluasa saat berada di dekat Gio, tapi ia tetap belum bisa membicarakan masalah pribadi nya kepada Gio.

" Salah satu keuntungan mempunyai teman seorang psikolog yaitu kita bisa secara tidak langsung berkonsultasi secara gratis tanpa kita sadari. " Imbuh Clara.

Namun saat ini Clara masih enggan untuk menceritakan seluruh masalahnya termasuk hal mengenai Lee Dong Min mantan kekasih nya.

Lama kelamaan Clara semakin bosan menganggur. Clara merindukan hari - hari nya yang di sibukkan dengan pekerjaan kantor yang menumpuk. Karena itu ia sangat ingin kembali bekerja. Hari ini sudah hari ke tiga sejak ibu nya pergi keluar kota untuk suatu pekerjaan. Namun tidak ada tanda - tanda kedatangan ibu nya. Clara sangat menunggu ibu nya pulang bukan tanpa sebab atau hanya merindukan nya. Ada hal penting yang harus di lurus kan oleh ibu nya.

Seperti biasanya segala keperluan ku di handle oleh bi inah. Dari mulai makanan sampai pakaian semua di kerjakan oleh bi inah dan juga pegawai yang lain nya. Tutur Clara.

Saat Clara sedang mengecek email nya tiba - tiba Clara mendapatkan tawaran pekerjaan untuk pegawai magang selama enam bulan di suatu perusahaan Advertising sebagai Art Director. Ia bertanggung jawab untuk membuat design atau gambar kreatif untuk sebuah iklan yang akan di buat.

Clara merasa tawaran itu lumayan menarik bagi nya walaupun hanya sebagai karyawan magang. Dia berpikir untuk menerima tawaran tersebut walaupun sebelum nya Clara adalah seorang karyawan di perusahaan besar dan sudah cukup memiliki pangkat yang lebih tinggi. Clara tidak mempermasalahkan nya. Clara pun akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan tersebut.

Clara kemudian memberi tahu bi inah bahwa minggu depan ia ada wawancara pekerjaan. Clara mengingatkan bi inah agar ia dibangun kan lebih pagi dari biasa nya. Bi inah pun menganggukkan kepala nya pertanda ia mengerti.

Waktu semakin cepat berlalu. Sudah hari H nya untuk Clara melakukan wawancara kerja. Bi inah membangun kan nya pagi - pagi sekali dan tak lupa juga ia membuatkan sarapan untuk Clara dan juga menyiapkan baju yang hendak dipakai Clara. Clara merasa bahwa Bi inah benar - benar seperti ibu bagi nya. Clara begitu sangat berterimakasih atas kehadiran Bi inah di dalam kehidupan nya.

" Bi, doakan aku yah. " Tutur Clara sambil memeluk bi inah saat hendak berangkat wawancara.

" Iya non. Bibi selalu berdoa yang terbaik buat non. Hati - hati di jalan ya non. " Sahut bi inah sambil mengelus - elus tangan Clara.

" Terimakasih banyak ya bi. " Ucap Clara lagi sambil kemudian pamit pergi.

Selama perjalanan Clara merasa gugup. Padahal bagi Clara ini buka lah hal yang perlu ia takuti. Bahkan Clara pun sudah handal dalam melakukan hal interview. Namun kali ini berbeda karena Clara sudah lama tidak menggunakan kemampuan nya tersebut. Tapi Clara tetap excited untuk menjalani interview karyawan magang ini.

Setelah sampai, Clara langsung menuju resepsionis untuk menanyakan keberadaan ruang interview untuk pelamar. Kemudian salah satu pegawai yang ia tanyakan itu memberinya sebuah nomor antrian untuk giliran panggil saat interview itu berlangsung. Tak lupa Clara mengucapkan terimakasih dan langsung menuju ke ruangan yang sudah di tunjukkan oleh pegawai tersebut.

Clara masih menunggu giliran nya dipanggil di ruang tunggu. Clara terus saja melatih pelafalan bahasa nya. Agar saat interview tidak begitu gugup dan berjalan dengan baik. Clara enggan mengambil alih perusahaan ayah nya karena Clara tidak ingin membuat karyawan yang ada di perusahaan ayah nya tersebut merasa iri kepadanya hanya karna ibu nya langsung memberikan posisi tinggi kepada nya.

Akhirnya Clara dipanggil untuk memasuki ruangan interview. Clara melakukan nya dengan baik dan tanpa kesalahan. Kegigihan Clara lah yang selama ini membuat apa yang ia kerjakan selalu membuahkan hasil yang baik. Tanpa menunggu lama ia mendapatkan jawaban bahwa ia di Terima di perusahaan Advertising tersebut sebagai pegawai magang selama enam bulan. Setelah itu baru bisa di angkat menjadi karyawan tetap apabila hasil evaluasi kinerja pekejaan nya di nilai baik dan layak untuk dijadikan karyawan tetap. Clara sangat senang sampai ia berjingkrak kegirangan. Clara tidak sabar untuk memberi tahu bi inah bahwa ia telah diterima.

Clara bergegas pulang dan menyetir mobil nya dengan sangat hati - hati. Tiba - tiba ponsel Clara berdering. Dan ternyata yang menghubungi nya adalah ibu nya. Clara kemudian memakai headset bluetooth di telinga nya dan kemudian menjawab telepon sambil menyetir dengan hati - hati.

" Halo bu. " Jawab Clara.

" Halo Clara! Mengapa kau bekerja sebagai pegawai magang di perusahaan Advertising? " Tanya ibu nya to the point dengan nada bicara yang tinggi.

" Hah? Kenapa? Dari mana ibu tahu? Bahkan aku belum memberitahu siapa pun termasuk bi inah. " Tanya Clara yang sedikit tercengang.

" Clara, bekerjalah di perusahaan ayah mu ya. Lagi pula kau di sana hanya sebagai pegawai magang saja. Ibu akan memberikan mu posisi apapun yang kau mau. " Ucap ibunya sambil menurunkan sedikit nada bicara nya menjadi pelan.

" Bu, bukan kah sudah kita bahas sebelum nya. Sudah ya aku sedang menyetir. Da dah.. " Kata Clara lagi sambil kemudian menutup telepon nya terlebih dahulu.

" Halo Clara! Ibu belum selesai bicara. Halo! Halo!. " Teriak ibu nya di telepon memanggil - manggil Clara.

Clara merasa sedikit bingung perihal bagaimana ibu nya bisa tahu bahwa ia menjadi pegawai magang di perusahaan Advertising. Jelas - jelas ia belum memberitahu siapa pun. Bahkan ia baru akan memberi tahu bi inah setelah ia sampai dirumah.

" Hmm... Dari mana ibu tahu ya? Apakah selama ini ibu ku menguntit ku seperti fans fanatik yang menyeramkan? akkh tidak mungkin lah. Ataukah mungkin ada kenalan ibu yang bekerja di sana? Matilah aku kalau begitu! Argkh! " Gumam Clara dalam hati nya sepanjang perjalanan pulang kerumah.

Sesampai nya dirumah.

" Bi... Bi inah! Bibi... " Teriak Clara dari pintu masuk utama.

" Iya non. " Sahut bi inah dari kejauhan

Sambil bergegas menghampiri Clara.

" Bi, aku keterima lho. " Tutur Clara.

" Wah, selamat ya non! Bibi bilang apa, non pasti berhasil. Selamat ya non. Apa ibu sudah non beritahu? " Tutur bi inah

" Bahkan sebelum lu beri tahu, dia sudah duluan tahu." Jawab Clara sinis.

" Lho bagaimana bisa non? " Tanya bi inah penasaran sambil menyuguhkan segelas air dingin kepada Clara.

" Aku pun tak tahu Bi. " Sahut Clara sambil menenggak minuman yang diberikan Bi inah.

" Mungkin kenalan ibu kali non yang memberitahu. " Ucap bi inah yang berusaha berpikir positif.

" Mungkin. Yaudah bi aku ke kamar dulu ya aku sangat lelah. " Kata Clara sambil berjalan ke arah kamar nya.

" Baik non. Selamat istirahat. " Jawab Bi inah lagi.

Setelah di kamar Clara langsung membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur nya. Clara masih memikirkan bagaimana cara ibu nya bisa mengetahui bahwa ia bisa diterima bekerja di perusahaan baru nya saat ini yaitu perusahaan Advertising. Akhirnya setelah berpikir cukup lama. Clara memilih untuk menyerah dan membiarkan nya begitu saja. Karena menurut Clara tidak baik untuk mencurigai keluarga sendiri.

Clara pun mengganti pakaian nya dan kemudian pergi tidur.

Ke esokan hari nya Clara sudah mulai bekerja di kantor baru nya. Seperti biasanya Clara dan juga ketiga kandidat yang lain nya memperkenalkan diri di hadapan senior - senior mereka. Dan salah satu senior mereka yaitu Gladis terlihat begitu ketus terhadap para junior nya. Clara mulai sedikit terintimidasi. Kemudian setelah perkenalan diri seluruh kandidat termasuk Clara di persilahkan duduk di meja yang telah di tetapkan sebelum nya. Dan ternyata Clara kedapatan duduk persis di sebelah senior nya yang begitu galak yaitu Gladis.

Clara mulai merasa gugup dan juga mulai keringat dingin membayangkan hari - hari nya yang terlihat suram karena duduk bersebelahan dengan senior galak nya itu. Clara mencoba menyapa untuk mencairkan suasana, namun Gladis tidak menggubris nya dan hanya melayangkan lirikan sinis kepada Clara. Clara pun tersentak dan kemudian terdiam. Senior - senior yang lain hanya tersenyum memperhatikan apa yang terjadi diantara Clara dan Gladis. Clara berusaha bekerja dengan baik agar senior nya tersebut bisa menyukai nya.