Chereads / Cross The Line / Chapter 17 - Perubahan Suasana

Chapter 17 - Perubahan Suasana

Suasana berubah drastis. awalnya rumah itu terasa hangat, akan tetapi rasa hangat itu berubah menjadi dingin seketika bagaikan sedang tertimbun oleh salju di luar nya. Mendengar pengakuan demi pengakuan yang diucapkan oleh Lee membuat hati Clara semakin sakit bagaikan tersayat oleh pisau yang sangat tajam. Clara mulai tidak tahan mendengar nya sehingga ia mulai menitik kan air mata. Clara merasa kecewa terhadap Lee. Lee yang ia kira bisa membuat Clara bahagia justru ia hanya membuat Clara melambung tinggi dan kemudian menjatuhkan nya seketika.

Clara bahkan tidak berpikir bahwa ia bisa memaafkan Lee begitu saja. kebimbangan terus saja menghantui Clara. Clara terdiam membisu tak mengeluarkan sepatah kata pun kepada Lee. Lee berusaha meyakinkan Clara agar bisa memaafkan segala perbuatan nya. Namun, Clara lagi - lagi hanya bisa diam membisu. Apa yang selama ini ia takut kan terjadi begitu saja.

Sungguh ironi memang. Clara yang sudah mulai jatuh cinta dengan seseorang, namun seseorang tersebut mematahkan hati nya begitu saja dengan cara membohongi nya demi mendapatkan hati seorang Clara. Clara perlahan bangkit dari sofa yang ia duduki dan kemudian pergi begitu saja. Lee mencoba untuk menahan nya namun Clara bersikeras menolak. Lee tidak bisa mendapatkan permohonan maaf dari Clara karena Clara benar - benar menganggap bahwa Lee telah melakukan kesalahan yang sangat fatal.

Clara segera meninggalkan kediaman Lee. Clara berlari sambil menitik kan air mata. tak ada lagi yang bisa diperbuat oleh Lee. Lee hanya bisa menyalahkan diri nya sendiri dengan memukul - mukul tembok hingga tangan nya di penuhi oleh darah karena ia sangat merasa bersalah pada Clara. sepanjang jalan, Clara hanya bisa menangis tersedu - sedu. Clara merasa di khianati dan dipermainkan. hati nya begitu sakit sampai - sampai rasanya menyesakkan dada.

Lee tidak tahu lagi harus berbuat apa. keserakahan serta keegoisan nya selama ini membuat hubungan nya dengan Clara menjadi hancur berantakan. Lee sadar bahwa kecemburuan nya menimbulkan ego yang begitu besar dalam diri nya. Tak ada seorang pun yang bisa membantu memperbaiki nya kecuali dirinya sendiri.

Sesampai nya dirumah, Clara masih saja menangis dan terus menangis tanpa henti. Clara sudah tidak bisa lagi menahan amarah nya sehingga ia tidak bisa berhenti menangis. rasa sesak di dada membuat Clara semakin tertekan dan tersudut kan. Rasa yang seperti mencekik itu semakin menjadi - jadi. Karna menangis terus - menerus Clara merasa lelah dan akhirnya tertidur begitu saja. Clara merasa otak nya sudah mulai overhit sehingga ia akhirnya tertidur sendiri.

Keesokan pagi nya Clara terbangun dengan rasa sakit di kepala nya. Kedua mata nya terlihat membengkak karena menangis semalaman. Clara melihat ke arah jam dan kemudian mengela napas. ia sangat enggan pergi bekerja dengan kondisi mental yg sedikit tidak stabil. Kemudian Clara mengambil ponsel nya untuk mengabari atasan nya untuk meminta cuti sementara waktu. setelah itu Clara kembali membaringkan tubuh nya di atas tempat tidur nya serta menarik selimut nya dan kembali memejamkan mata nya.

Lee yang hari itu tidak melihat Clara di kantor merasa sangat merindukan Clara. Lee juga sedikit mengkhawatirkan Clara. Lee merasa diri nya sangat bodoh karena ia tidak bisa menjaga perasaan Clara dengan baik. Lee memutuskan untuk keluar kantor dan mendatangi Clara. Lee merasa harus menyelesaikan masalah antara diri nya dan Clara. Karena mobil Lee masih di bengkel, Lee pergi dengan menggunakan taxi. Sesampai nya di rumah Clara, Lee mencoba memberanikan diri untuk menekan bel, dengan harapan Clara mau menemui nya.

Sudah beberapa kali Lee membunyikan bel rumah Clara namun Clara tak nampak membuka pintu juga. Lee bahkan sudah berteriak memanggil nama Clara namun Clara tidak menjawab nya sama sekali. Clara tahu Lee datang, namun Clara tetap saja tidak ingin menemui Lee saat ini. Lee mengeluarkan ponsel dari saku nya dan mencoba menghubungi Clara. Beberapa kali di coba tetap saja Clara tidak mengangkat nya. Lee merasa sangat sedih karena Lee merasa Clara belum juga mau menemui nya apalagi memaafkan nya. Lee akhirnya kembali dengan rasa kecewa dan juga putus asa. Lee sempat berpikir bahwa ia harus menemui Gio, namun setelah ia pikirkan lagi Lee cukup sedikit gengsi mengingat ia pernah sedikit mengancam Gio agar Gio menjauhi Clara. Lee merasa frustasi saat itu.

Sudah hampir seharian Clara hanya terbaring ditempat tidur nya. Tak ada sedikit pun makanan yang masuk ke perut nya. Clara merasa sedikit terguncang dengan kejadian sebelum nya sehingga ia saat ini tidak ingin sama sekali melakukan apapun. Sampai akhirnya Clara melihat ponsel nya dan ibu nya menghubungi nya.

" Halo. " jawab Clara lirih.

" Halo Clara, mengapa kamu begitu lesu? apa kamu sedang sakit? " Tanya ibu nya khawatir.

" Aku tidak apa - apa. ada apa menelepon ku? " Tanya Clara.

" Oh tidak ada. aku memasak kepiting dan juga udang kesukaan mu. mau mencoba nya? " Tanya ibu nya lagi.

" Mmm,,, aku sedang tidak berselera bu. terimaksih sebelum nya. " Jawab Clara lagi

" Mengapa? apa kamu sedang ada masalah? apakah kamu tidak bekerja hari ini? " sahut ibu nya.

" Ya. aku meminta cuti beberapa hari. " ucap Clara.

Mendengar suara anak nya yang tidak seperti biasa nya, membuat ibu Clara merasa cemas.

" Baiklah aku akan mampir malam ini dan membawakan makanan kesukaan mu. " kata ibu nya Clara

" Mmm. " Jawab Clara singkat dan kemudian mematikan ponsel nya.

Ibu nya Clara semakin khawatir dan perasaan nya menjadi tidak tenang.

Ada apa dengan anak ini sebenar nya? apakah sedang terjadi sesuatu kepadanya ya? ah aku akan kesana dan melihat nya. kata ibu nya dalam hati sambil menyiapkan beberapa makanan yang ia masak untuk Clara.

Tak terasa hari sudah malam. Clara akhirnya mencoba bangkit dari tempat tidur nya dan hendak mengambil air minum. Clara terlihat lemas dan pucat karena seharian ia belum memakan apapun. saat ia hendak mengambil air minum, kepala nya terasa sangat sakit dan juga ia mulai kehilangan sedikit keseimbangan dan mencoba bersandar di tepi meja.

Ah, mengapa kepala ku sangat sakit? apakah karna aku belum makan sama sekali? ku rasa ini karna asam lambung ku mulai kumat. Kata Clara dalam hati nya. Clara segera mengeluarkan obat dari kotak obat yang berada di atas kulkas dan kemudian meminum nya. Setelah sedikit lebih baik Clara kemudian mulai mencari laptop nya karena hendak menonton film. Saat ia mengeluarkan proyektor nya ia teringat akan Lee. hati nya pun mulai terasa sakit lagi. Clara hanya menatapi proyektor tersebut sambil membayangkan Lee. Mata Clara mulai berkaca - kaca lagi. Clara mengingat kembali momen - momen saat ia bersama Lee. begitu banyak kenangan tentang Lee yang tidak bisa ia hilangkan begitu saja dari benak nya.

" Ting tong,, ting tong,, " suara bel berbunyi.

Clara mendekati layar kecil yang menghubungkan ke pintu rumah nya dan hendak melihat siapa yang datang. ternyata ibu nya. Clara kemudian segera membuka pintu.

" Aku datang. " ucap Ibu nya begitu Clara membuka pintu.

" Ya, silahkan masuk. " Jawab Clara datar.

" Apakah kamu sakit? kamu terlihat begitu pucat dan tidak bersemangat. " Kata ibu nya sambil memperhatikan Clara.

" Aku baik - baik saja. hanya saja aku sedikit lelah belakangan ini. " Sahut Clara sambil ia duduk di sofa dan menghidupkan televisi nya.

" Ini aku membawakan kepiting dan udang mayones kesukaan mu. cobalah. " Kata ibu nya lagi sambil membuka kotak makanan yang ia bawa dari rumah nya.

" Iya terimakasih. letak kan saja di meja bu aku akan memakan nya nanti. " jawab Clara.

Kemudian ibu nya menghampiri Clara yang sedang menonton televisi dan duduk di samping Clara kemudian menatap nya.

" Apakah kau sedang ada masalah? cobalah cerita kepada ku. " Tanya ibu nya yang menyadari bahwa anak nya sedang terlibat masalah.

" Ah tidak bu. sudah ku bilang aku baik - baik saja." jelas Clara lagi meyakinkan.

" Cobalah jujur pada ku. apakah masalah di kantor? atau masalah dengan pacar mu? " Tanya ibu nya lagi penasaran.

" Argkh,,, sudah ku bilang kan aku tidak ada masalah! harus ku ulangi berapa kali bu? sudah lah. sudah cukup bertanya nya. haruskan ku ulangi terus menerus? " Sahut Clara yang sudah mulai sedikit kesal.

" Baiklah baiklah. aku tidak akan bertanya lagi dan jangan marah. tapi sekarang makan lah dulu. kau begitu terlihat sangat kurus. cepat makan!. " Perintah ibu nya lagi.

" Oke,,, oke. baiklah aku akan makan! " Sahut Clara lagi.

Kemudian Clara beranjak dari tempat duduk nya dan menuju ke meja makan untuk memakan hidangan yang telah dibawakan oleh ibu nya. ibu nya pun menemani nya dan ikut duduk di kursi meja makan menemani nya. Clara akhirnya mulai sedikit mengisi perut nya dan mencoba makan dengan lahap dan mencoba melupakan kejadian yang tidak menyenangkan yang ia alami kemarin. Ibu nya Clara pun tersenyum melihat anak nya yang memakan makanan yang ia bawakan untuk putri semata wayang nya itu.

" Clara, apakah kamu tidak ada niat untuk kembali tinggal dirumah bersama ku? " Tanya ibu nya di sela - sela waktu makan.

" Hmm,,, akan ku pikir kan nanti mom. " Sahut Clara sambil mencoba menikmati makanan nya.

" Huh, baiklah. aku tidak memaksa. hanya saja rumah terasa sepi semenjak ayah mu meninggal. " Ucap Ibu nya mengeluh.

" Apa ibu tak ada niat untuk menikah lagi? " Tanya Clara tiba - tiba.

" Apa kau sudah gila? bahkan aku tidak mempunyai waktu untuk ku sendiri. setelah kepergian ayah mu, aku sangat sibuk mengurus perusahaan ayah mu. " Jelas Ibu nya sedikit kesal.

" Mmm. " kata Clara singkat.

" Berhubung sedang membicarakan perusahaan, bagaimana kalau kau membantu ibu di perusahaan?. " Ajak Ibu nya sambil tersenyum.

" No! aku lebih nyaman bekerja dengan perusahaan lain. lagi pula perusahaan ayah bukan lah bidang ku. " Kata Clara meyakinkan.

" Hei, kau kan bisa belajar lagi dari awal. tidak usah khawatir. aku terlalu lelah jika bekerja sendirian. belum lagi mengurusi butik ku. Ayolah, pikirkan lagi ya,, ya. " Bujuk ibu clara.

" Baiklah baiklah. " Sahut Clara lagi.

" Sudah malam, sebaiknya aku pulang sekarang. " kata ibu Clara sambil melihat ke arah arloji nya.

" Ya, hati - hati dijalan mom. " sahut Clara.

" Bahkan kau tidak mau mengantar ku ke luar?. " tanya ibu nya dengan nada sedikit tinggi.

" Mom, aku saat ini sedang makan. jadi bisakah kau pergi sendiri saja. kumohon,,,. " Jawab Clara menolak nya dengan sopan.

" Huh, baiklah. makan lah yang banyak. habiskan ya. jika tidak habis kau bisa menyimpan nya di lemari es dan bisa kau panas kan jika kau ingin memakan nya lagi. " Jelas Ibu nya kepada Clara.

" Ya. Terimakasih mom. " Jawab Clara.

" Ibu pamit ya. sampai jumpa lagi. " Ucap ibu nya lagi sambil berjalan menuju pintu.

Clara pun segera membereskan makanan yang tadi ia makan. Setelah kedatangan ibu nya, Clara bisa merasa sedikit rilex. Bahkan ia bisa makan walaupun hanya sedikit. Mengingat perkataan ibu nya barusan, membuat Clara berpikir keras. haruskah ia kembali pulang dengan ibu nya agar ia bisa melupakan semua nya baik itu tentang Lee maupun Gio. Clara merasa sedikit berat untuk meninggalkan Lee. walaupun mereka baru kenal bahkan hubungan mereka bisa dibilang masih sebesar biji jagung, namun Clara merasa klop dengan Lee. Namun kesalahan Lee kali ini sangat fatal sehingga Clara sangat sulit untuk memaafkannya.

Setelah berpikir cukup lama, Clara memutuskan untuk kembali kerumah ibu nya. Namun ia belum berencana untuk meneruskan perusahaan ayah nya dan masih bekerja untuk perusahaan tempat ia bekerja saat ini. Menurut Clara banyak sekali kenangan tentang Lee dirumah nya. Clara akhirnya menyewakan tempat nya dan pindah kerumah ibu nya. Ibu Clara begitu sangat senang setelah Clara memberitahu bahwa ia akan pindah ke rumah ibu nya. Clara menggunakan waktu cuti nya untuk berkemas - kemas. Clara tidak menjual rumah nya melainkan ia menyewakan nya. tak butuh waktu lama akhirnya Clara mendapatkan seseorang yang ingin menyewa rumah nya.

Setelah selesai berkemas, Clara menghubungi pihak delivery untuk memindahkan beberapa barang nya kerumah ibu nya. Clara tidak membawa begitu banyak barang. Elektronik dan furniture nya ia tinggalkan untuk si penyewa. Lusa ia akan bertemu si penyewa untuk menyerahkan kartu akses dan juga beberapa dokumen perjanjian sewa. ia pun bergegas memindahkan barang - barang nya tanpa ada yg tertinggal satu pun kecuali elektronik dan furniture nya.

Hari kian berganti, saat nya Clara menemui penyewa yang ingin menyewa rumah nya. mereka janjian bertemu di sebuah cafe yang letak nya tidak jauh dari tempat tinggal Clara. Clara datang 30 menit lebih awal dan tak lupa juga ia menyiapkan beberapa dokumen untuk di tanda tangani si penyewa. Setelah hampir satu jam menunggu akhirnya si penyewa datang dan menghampiri Clara. Ternyata si penyewa itu adalah seorang pria muda yang tampan dan terlihat lebih muda sedikit usia nya di banding Clara.

Pria tersebut merupakan mahasiswa semester akhir yang baru pindahan dan berasal dari Amerika. pria itu baru saja pindah dan sedang mencari tempat tinggal kebetulan pria itu menyukai rumah Clara dan ingin menyewa nya. Clara tidak lupa meminta identitas pria tersebut. Ternyata ia masih berkewarganegaraan Amerika, setelah Clara berbincang dan bertanya - tanya, ternyata pria tersebut selain fasih berbahasa Inggris ternyata ia juga fasih memakai bahasa Indonesia. Setelah Clara bertanya, ternyata pria tersebut mempunyai Ayah yang berkewarganegaraan Indonesia. Pria tersebut bernama Jerry.

Setelah mereka menandatangani surat perjanjian penyewaan rumah, Clara pun langsung memberikan kode akses serta kartu untuk pintu rumah nya. Tak lupa juga Clara meminta tanda bukti transfer untuk pembiayaan sewa selama 1 tahun. Tak lupa juga mereka berdua saling bertukar nomor ponsel. Jerry terlihat begitu senang dan terus memandangi wajah Clara. Clara merasa sedikit tidak nyaman karena Jerry menatap nya terus - menerus. Akhirnya Clara pamit meninggalkan Jerry.

" Ah gadis itu sudah besar rupanya. dia begitu cantik. pasti ia mirip dengan ibu nya. aku tidak menyangka punya saudara seperti nya. " Kata Jerry berkata dalam hati nya sambil memperhatikan Clara yang berjalan keluar ke arah pintu rumahnya.