Pagi itu saat ku buka kedua mataku, ku lihat Lee sedang duduk di samping ku tertidur sembari menggenggam tangan ku. Aku tersenyum kecil melihatnya. Aku berpikir betapa aku beruntungnya saat itu. Aku sangat bersyukur bahwa Lee bisa menyelamatkan ku pada malam itu. Tak terbayang dalam benak ku apabila malam itu aku tidak menelepon Lee, mungkin saja nyawa ku tidak tertolong. Clara terus saja berbicara dalam hatinya memuji Lee.
Clara mengalami masalah pada lambung nya. Belakangan ini ia jarang sekali makan tepat waktu. Ditambah ia belakangan ini memang cukup stress dengan pekerjaan nya, sehingga ia harus dilarikan kerumah sakit. Belum lagi memikirkan maslah pribadi nya. Clara mengalami GERD yang sudah sangat akut dan perlu dirawat beberapa hari di rumah sakit.
Tak beberapa lama Clara membuka matanya dan memandangi Lee yang sedang tertidur, ia mencoba melepaskan tangan nya dari genggaman Lee. kemudian Lee pun akhirnya terbangun dari tidurnya. ia melihat Clara sudah terbangun dan tersenyum kepadanya.
'' Clara, apakah kamu sudah merasa lebih baik ? '' Tanya Lee dengan cemas.
'' Tentu saja. itu semua berkat kamu. '' Jawab Clara dengan suaranya yang pelan karena dalam keadaan yang masih lemas.
Mendengar perkataan Clara, Lee hanya bisa tersenyum lebar sambil menganggukkan kepalanya.
'' Lee, terimakasih banyak ya. Berkat kamu aku baik - baik saja saat ini. '' ucap Clara lagi.
'' Tidak masalah. Aku akan mengurus segala nya. Kamu harus cukup istirahat dan tidak perlu memikirkan apa pun. '' Jawab Lee lagi.
'' Mmm. '' Jawab Clara sambil menganggukkan kepalanya.
Kemudian seorang suster menghampiri Clara untuk memeriksa dirinya. Beberapa saat setelah suster memeriksanya, tiba - tiba seseorang membuka pintu ruangan. Ternyata ibu clara datang. Clara cukup kaget pada saat itu. Ibu Clara terlihat sedikit histeris melihat anak nya yang terbaring lemah di tempat tidur.
'' Clara, apa yang terjadi? Mengapa kamu bisa menjadi seperti ini? '' Tanya Ibu Clara dengan sedih.
'' It's ok. Aku sudah baik - baik saja mom. '' Jawab Clara dengan santai.
'' Baiklah, ibu akan merawat mu mulai sekarang. '' kata ibu nya lagi.
'' Ya, terimakasih. '' ucap Clara.
'' Tapi, ini siapa? Apakah dia kekasih mu? '' tanya ibu nya tiba - tiba yang melihat seseorang berdiri di sebelah nya.
'' Oh iya, kenalkan ini Lee rekan sekantor ku. '' Jawab Clara.
'' Selamat pagi, perkenalkan saya Lee teman sekantor Clara. '' ucap Lee dengan sopan sambil sedikit membungkukkan sedikit badannya.
'' Ya salam kenal. Saya Meisya ibu Clara. Terimaksih sebelum nya sudah menjaga Clara ya. '' Kata Ibu nya Clara menyapa Lee
'' Sama - sama tante. '' Jawab Lee dengan sopan.
'' Baiklah, sekarang aku akan pergi keluar sebentar untuk membeli keperluan mu. '' kata ibu Clara kepada Clara.
'' Ya baiklah. Hati - hati dijalan. '' sahut Clara.
'' Ya baiklah. '' Balas ibu nya sambil berjalan ke luar ruangan.
Ibu Clara kemudian pamit pergi meninggalkan Clara dan Lee untuk membeli beberapa keperluan yang dibutuhkan Clara selama di rumah sakit. Dan Ibu nya Clara pun memutuskan untuk menjaga Clara selama ia di rumah sakit. Karena Clara pikir sudah ada yang menjaganya, akhirnya Clara menyuruh Lee cepat pulang untuk beristirahat.
'' Lee, sebaiknya kamu pulang dan beristirahat. '' kata Clara kepada Lee.
'' Mmm baiklah. Jaga diri mu baik - baik ya. Ingat, jangan stress oke. '' Jawab Lee.
'' Iya. Hati - hati di jalan ya. '' Ucap Clara.
'' Ya. Aku pamit ya. '' kata Lee lagi
'' Iya. Terimakasih ya. '' sahut Clara lagi.
Karena sudah ada yang menjaga Clara, Lee memutuskan untuk pulang ke rumah. Disamping itu Clara masih merasa sedikit bingung, karena ia merasa tidak menghubungi Ibu nya sudah cukup lama karena kesibukan masing - masing. Akan tetapi ibu nya bisa tahu bahwa Clara sedang di rawat di rumah sakit. Clara menjadi bertanya - tanya karena rasa penasaran yang cukup tinggi. Clara kemudian mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja disamping tempat tidur nya. Ia memeriksa panggilan telepon nya. Namun tidak ada panggilan telepon dari diri nya kepada ibunya maupun sebaliknya. Clara mulai kebingungan sendiri dan akhirnya ia berpikir mungkin Lee yang menghubungi ibu nya saat ia sedang tak sadarkan diri semalam. Karena Clara sama sekali tidak pernah mengunci ponsel nya.
Tak lama setelah menunggu sendirian, ibu nya pun tiba dengan membawa sebuah koper besar di tangan nya yang berisi keperluan Clara. Clara cukup kaget saat itu. Clara merasa ia akan tinggal cukup lama di rumah sakit padahal ia tahu bahwa lusa ia di boleh kan pulang oleh dokter.
'' Mom, ada apa ini semua? '' Tanya Clara kaget.
'' Ini semua keperluan untuk mu selama di sini. '' jawab ibu nya.
'' Mom, tapi ini terlihat seperti orang sedang pergi berlibur. Koper nya sangat besar sekali. '' Debat Clara.
'' Lho, ini tuh cukup bahkan ku pikir sedikit kurang. Aku sudah membawakan mu pakaian baru beberapa setel, kemudian peralatan mandi, tak lupa juga aku membelikan mu sendal untuk selama kamu disini, dan masih banyak yang lain nya aku lupa nanti kita cek lagi oke. '' Jelas Ibu nya secara panjang lebar.
'' Oh tidak!. Seharusnya kau bertanya padaku lebih dulu. Dan seharus nya kau tinggal pergi saja kerumah ku dan mengambil semua yang ku butuhkan. lagi pula aku memakai pakaian dari rumah sakit jadi aku tidak perlu berganti - ganti pakaian. '' Kata Clara lagi dengan sedikit kesal
'' Ah sudahlah. Tidak usah di ributkan lagi. Sekarang kamu istirahat saja. Ibu mau menemui dokter yang menangani mu dulu. '' Kata ibunya lagi sambil meninggalkan Clara.
'' Hufft. '' Clara hanya bisa menghela nafas.
Tiba - Tiba terlintas dibenak Clara bayangan Gio yang sedang menggendong nya dan membawanya ke dalam mobil. Clara mendadak kaget dan segera menjernihkan pikiran nya.
Apa yang kupikirkan barusan. Ah tidak,,, tidak. Sadarlah Clara. Bukan saat nya sekarang memikirkan nya. Ingat yang menolong mu adalah Lee. Dia yang menjaga mu semalaman. Kata Clara mencoba meyakinkan dirinya.
Di lain tempat Gio merasa khawatir dengan keadaan Clara saat ini. Dia bertanya - tanya pada dirinya haruskah ia menghubungi Clara. Karena ia merasa Lee sangat cemburu kepadanya karena kejadian semalam. Dan ternyata yang menghubungi Ibu Clara adalah Gio. Namun Clara tidak mengetahui itu. Dan ibu nya Clara pun mengira bahwa yang menghubungi nya pada malam itu adalah Lee karena yang terlihat menjaga Clara pada saat itu adalah Lee.
Saat Gio hendak menghubungi Clara, Gio teringat lagi akan perkataan Lee bahwa ia dilarang untuk menghubungi Clara lagi. Akhirnya ia membatalkan niat nya tersebut. Gio tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Dia hanya bisa berharap agar Clara bisa cepat pulih dan kembali menjalankan aktivitas nya seperti sedia kala.
Malam pun tiba, Clara merasa sangat bosan. Ibu nya terlihat sibuk dengan ponsel nya karena mengurus perkerjaannya sambil menjaga Clara. Clara pun mengambil ponsel nya dan mencoba bermain gim. Tak makan waktu lama Clara berhenti karena merasa sangat bosan. Akhirnya ia mengajak ibu nya berbicara.
'' Mom, apakah kamu sibuk? '' Tanya Clara.
'' Tidak terlalu, ada apa? '' jawab ibu nya kembali bertanya.
'' Hmm,,, bagaimana kau tahu bahwa aku sedang berada dirumah sakit ? '' Tanya Clara penasaran.
'' Seseorang menghubungi ku. Sepertinya laki - laki yang tadi siang menemani mu. '' Jawab ibu nya.
'' Ohh Lee. Tapi, apakah bisa kau pastikan dia Lee? Mungkin dari suaranya? '' Tanya Clara lagi
'' Mmm,, aku tidak tahu pasti. Lagi pula yang menjaga mu semalaman Lee bukan, jadi tak perlu kau tanyakan lagi bukan. '' Jelas Ibunya lagi.
'' iya juga sih. '' sahut Clara meyakinkan dirinya.
'' Apakah kamu sedang dalam masalah sampai-sampai kamu bisa masuk rumah sakit begini? '' Tanya ibunya tiba-tiba.
'' Ah tidak. Aku hanya stress dengan pekerjaan saja kok. '' Jawab Clara mengelak.
'' Haruskah kau kembali tinggal bersama ibu agar aku bisa merawatmu dengan baik? '' Tanya Ibunya lagi.
'' Hahaha, tentu tidak. '' sahut Clara sambil tertawa.
'' Hmm baiklah,, baiklah. Sekarang kamu harus istirahat agar kau cepat pulih. Paham. '' Ucap Ibunya sambil menarik selimut dan menutupi tubuh Clara dengan selimut itu.
'' Baiklah. Selamat malam. '' Ucap Clara.
'' Selamat malam. '' balas ibunya.
Saat ini hubunngan mereka terlihat lebih baik dari pada dahulu saat mendiang ayah Clara masih hidup. Setelah kesalahpahaman terjadi antara ibu dan anak itu kini menjadi kedekatan yang luar biasa. perlahan mereka mengerti satu sama lain. Kesibukan diantara keduanya yang membuat terkadang mereka tidak saling komunikasi, namun demikian hal tersebut tidak mengurangi rasa kasih sayang diantara keduanya. semenjak Clara tahu bahwa ayah nya telah tiada, ia lebih memaklumi ibunya dan berusaha menjaga ibunya. karena Clara merasa ialah satu-satunya harapan ibunya.
Untung saja Ibu nya masih bekerja jadi pikiran nya biasa teralihkan karena bekerja. akan tetapi jika mereka sedang membahas tentang Ayah Clara, Ibu nya pun merasa emosional dan kembali menitikkan air matanya. Sehingga Clara saat ini jarang sekali membahas tentang ayah nya didepan ibu nya karena ia tidak mau melihat Ibunya bersedih.
Waktu berlalu begitu cepat. Clara sudah diperboleh kan pulang oleh dokter yang merawat nya. Ibu nya pun kemudian membantu Clara bersiap untuk kembali pulang dan juga mengantar nya pulang. ini kali pertama ibu nya pergi kerumah Clara. Melihat Clara yang bisa berhasil sendiri membuat ibu nya sangat bangga kepadanya sekaligus menyesal. karena ibunya merasa dulu ia sangat tidak memperhatikan Clara yang merupakan anak sematawayangnya.
Setelah mengantar nya pulang, Clara menyuruh ibunya untuk pulang dan beristirahat karena telah menjaganya. Clara sudah merasa lebih baik dan bisa ditinggal sendiri. Clara merasa sedikit tidak nyaman karena ia merasa sudah terbiasa sendiri. Ibunya pun memaklumi nya dan setelah merapihkan beberapa pakaian Clara Ibu nya pun pamit pulang.
Setelah ibunya pulang, Clara kembali istirahat dan berbaring ditempat tidurnya sambil melihat-lihat ponselnya. kemudian ia mendapati satu pesan singkat yang ternyata dari Gio. pesan singkat tersebut berisi ;
" Clara, semoga cepat sembuh dan bahagia selalu " Tulis Gio singkat.
Lagi-lagi Clara merasa kebingungan. karena setahu Clara Gio sama sekali tidak tahu bahwa Clara sakit dan Clara pun tidak memberitahunya. memang ada beberapa panggilan tak terjawab pada malam itu darinya, namun Clara malam itu tidak pernah sekalipun memberi tahunya bahwa ia sedang sakit. Disaat Clara sedang memikirkan banyak hal, ponselnya berdering. ternyata Lee meneleponnya dan kemudian Clara mangangkatnya.
" Halo. " Jawab Clara dengan suara yang masih sedikit lemas.
" Halo Clara, apa kabar kamu hari ini? apakah kamu sudah diperbolehkan pulang ? " tanya Lee.
" Iya, aku sudah dirumah saat ini. " Jawab Clara.
" Oh syukurlah. apakah kau ditemani ibu mu saat ini ? " tanya Lee lagi.
" Oh tidak. aku sudah menyuruh ibu ku pulang, karena ia harus istirahat setelah menjagaku dua hari ini. " Jelas Clara.
" Apakah tidak masalah jika tidak ada yang menjaga mu saat ini? haruskah aku pergi kerumah mu sekarang dan menjaga mu ? Tanya Lee lagi sambil menawarkan bantuan nya.
" Tidak masalah Lee. aku baik - baik saja. " Jawab Clara lagi.
" Hmm baiklah. " Sahut Lee.
" Lee aku ingin menanyakan beberapa hal kepada mu. " Tanya Clara tiba-tiba.
" Ya silahkan. " Jawab Lee.
" Lee apakah kau memberitahu ibu ku bahwa aku berada di rumah sakit? dan apakah kau juga yang memberitahu Gio bahwa aku sedang sakit? Tanya Clara memastikan.
" Hah? apa? " sahut Lee spontan.
" Kenapa kamu kaget begitu? aku tidak masalah jika kau memberitahu mereka. " Kata Clara mencoba menenangkan.
" Mmm, sebenarnya, emm, " Jawab Lee ragu-ragu.
" Sebenarnya apa ? " Tanya Clara dengan penasaran.
" Ah, bukan apa-apa. ya, aku yang memberitahu mereka. " Jawab Lee berbohong.
" Oh syukurlah. " sahut Clara yang sedikit lega.
" Memang ada apa kau bertanya seperti ini? " Tanya Lee penasran dan takut akan kebohongannya terungkap.
" Ah tidak apa - apa. aku hanya sedikit memastikan. dan aku percaya pada mu Lee. " Ucap Clara lagi
Mendengar perkataan Clara membuat Lee merasa bersalah kepada Clara karena telah membohongi Clara pada saat itu. Karena kecemburuannya terhadap Gio lebih besar sehingga ego yang muncul pun besar mengakibatkan ia akhirnya membohongi Clara tanpa ia sadari. mereka berdua pun mengakhiri panggilan nya setelah hampir satu jam berbicara di telepon tanpa henti. Clara merasa terhibur menerima panggilan dari Lee.
Dibalik itu semua ternyata terselip sebuah kebohongan yang sewaktu-waktu bisa terungkap bagaikan bom waktu. Akan tetapi Lee memilih menutupi kebohongan nya sampai ia sendiri siap untuk mengungkapkannya di depan Clara kelak.