"Ho! liat, ternyata Daisy Aurelia Putri Panji Adhiwijaya sudah mengetahui keberadaan kita Riska." Rasanya Daisy ingin sekali meninju lelaki gila ini sekarang juga.
Namun Daisy masih tau tempat, ia tidak mungkin membuat keributan di cafe yang sedang ramai pengunjung, yang ada nanti malah membuat suasana semakin riuh.
"Kata Kakak bukankah ini lebih bagus? jadi aku bisa menunjukkan sifat dan tujuan asli ku di depan Daisy." Daisy masih tidak percaya dengan Riska yang sekarang ia hadapi. Riska yang sedang ia hadapi ini berbada jauh dengan sifat Riska yang ia kenal sebagai sahabatnya.
"Kalian berdua mau sampai kapan dibutakan oleh dendam?" tanya Daisy.
"Asal lo tau Daisy, dendam ini masih ada di hati gue dan Kakak gue kalo lo pergi dari dunia ini!" ucap Riska dengan sarkas.
"Apa setelah gue pergi, semua rasa dendam lo dan semua masalah ini akan terselesaikan?" Daisy menatap Riska dengan tatapan yang sulit diartikan.