Rian sudah memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Namun saat Rian ingin membuka pintu, tiba-tiba Daisy berbicara. "Kemarin abis nganterin aku ke butik, kamu kemana?" tanya Daisy yang membuat Rian mengurungkan niatnya untuk membuka pintu mobil.
Rian menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"
Daisy memutarkan bola matanya malas. "Emang ada orang lain selain kamu sama aku disini?"
Dalam hati, Rian menggerutuki dirinya sendiri atas pertanyaan bodoh yang ia lontarkan. "Aku kan bilang kalo mau jemput Ma_"
"Bohong!" potong Daisy.
"Buat apa_" Lagi-lagi omongan Rian dipotong oleh Daisy.
"Kamu tau, Tante Hilda alias Mama kamu itu main ke butik Mama. bahkan Tante Hilda ada di butik sebelum aku dateng," ucap Daisy membuat Rian terkejut sekaligus tau alasan mengapa Dony menyuruhnya untuk menyiapkan mental.
"Iya aku bohong," jujur Rian. Dari pada nambah ribet lebih baik ia jujur saja, lagi juga toh Rian tidak mau kalau sampai Daisy ngambek atau marah.
"Kenapa bohong? kemarin sebelum kita pacaran, kamu janji gak akan bohong tapi malah kamu ingkari janji kamu sendiri." Daisy yang sudah mulai tidak meninggikan suaranya.
"Ternyata emang bener yaa, semua janji-janji yang dikeluarin dari mulut cowok itu gak ada yang namanya beneran janji tapi buls_"
"Cheese burger! nanti pulang sekolah aku beliin cheese burger," potong Rian. Hal itu membuat Daisy tersenyum lebar, bagaimana tidak? karena itu salah satu makanan terfavoritnya.
"Okay, aku mau langsung ke kelas. jangan lupa Cheese burger nya nanti!" setelah itu Daisy keluar dari mobil Rian menuju kelasnya dengan hati yang bahagia.
Lagi juga Daisy sebenarnya tidak marah sama Rian, karena ia sudah tau kalau Rian pergi bertemu dengan kakaknya, itupun Dony yang memberi tahu kepada Daisy.
cuman Dony tidak memberi tahu alasan yang sebenarnya dan Dony malah menyuruh Daisy untuk pura-pura marah kepada Rian.
"Huft, ternyata bener apa kata Kak Dony. Rian bakalan traktir cheese burger!" seru Daisy senang sambil berjalan di koridor.
"Biarin ajalah yaa, kan pacar sendiri yang diisengin, bukan pacar orang," pikir Daisy.
* * * *
Setelah dari parkiran, Rian langsung pergi menuju ruangan CCTV yang berada di sekolah.
Rian menyuruh penjaga CCTV untuk memperlihatkan rekaman CCTV yang ada di dalam kelas Daisy dan juga koridor di hari Rabu tanggal 8 September 2021 di sekitar jam tiga sore.
Namun ternyata tidak ada suatu hal yang mencurigakan, semuanya tampak biasa saja. Tapi tiba-tiba mata Rian menangkap satu hal yang menurutnya terasa aneh saat dirinya mengecek file rekaman CCTV.
Rian memperhatikan semua tanggal yang tertera di setiap rekaman, dan ada satu tanggal yang tidak ada. "Tunggu, ini kenapa yang tanggal 6 gak ada videonya ya pak?" tanya Rian.
"Terus juga kenapa cuman di kelas X-IPA1 doang yang CCTV nya mati sedangkan di kelas dan ruangan yang lain nyala," ucap Rian saat menyadari keanehan yang lainnya.
"Saya juga gak tau den Rian, tapi setau saya CCTV nya gak rusak kok," ucap penjaga ruangan CCTV.
"Tapi den Rian, kayanya ada yang sengaja matiin CCTV nya deh. soalnya ini di jam 06:25 udah nyala lagi dan saya yakin kok kalo CCTV nya gak rusak," sambung penjaga ruangan CCTV.
Rian menimbang-nimbang perkataan yang diucapkan oleh penjaga ruangan CCTV tersebut. Sebenarnya ada benarnya juga, pasalnya Rian melihat ada orang yang mencurigakan masuk secara diam-diam ke ruangan CCTV di pagi buta. Dimana belum ada satu orang pun yang datang kesekolah.
"Yaudah pak, makasih." Setelah itu Rian bangun dari duduknya dan pergi ke kelasnya, karena bel sekolah sudah berbunyi.
* * * *
Seorang gadis membuka pintu rumah secara kasar. Ia berjalan dengan tergesa-gesa dan memasang raut wajah yang kesal.
Ia juga membuka pintu kamar sang Kakak dengan kasar, hingga membuat Kakaknya itu terkejut saat keluar dari dalam kamar mandi. "Lo apa-apaan sih? bikin gue kaget aja."
"Lo yang Apa-apaan!" perempuan itu duduk di tepi ranjang dan meletakkan tas sekolah di sebelah kanannya.
"Emangnya kenapa?" tanya kakaknya sambil menggantungkan handuk kecilnya di kastok depan pintu kamar mandi.
"Kakak tuh teledor, kenapa waktu itu gak kakak hapus dulu video yang pas Kakak masuk ke ruang CCTV?!" murka gadis itu.
"Rian sama Dony jadi tau kalo selama ini yang teror Daisy itu kita!" sambungnya.
"Riska, adik Kakak yang paling cantik. kamu tau gak kalo Kakak itu nutupin wajah Kakak, jadi Rian sama Dony atau yang lainnya gak akan tau kalo yang teror Daisy itu kita," ucap Andre sambil merapihkan rambutnya di depan cermin.
Yap, benar. Selama ini yang meneror Daisy adalah Riska, sahabatnya sendiri. Riska dan Andre adalah anak kandung dari Bram dan Alya, sahabat dari Panji dan juga Rani, ibu kandung Daisy dan Dony.
"Tapi itu sama aja kalo lo udah ngasih petunjuk ke Dony sama Rian!" ucap Riska dengan suara yang meninggi.
"Yaa bagus dong kalo mereka tau siapa yang udah membuat hidup keluarga Panji jadi gak tenang," jawab Andre dengan senyum tersirat nya.
"Ha! lo udah gila??" Riska yang tak habis pikir dengan jalan pikiran Andre.
"Lo tau, hal itu akan membuat kita semakin tertantang." Riska menatap Andre dengan tatapan aneh saat mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Andre.
"Pokonya gue gak perduli, intinya jangan sampe ada yang tau kalo kita yang udah neror Daisy!" final Riska yang setelah itu ia membanting pintu kamar Andre, lalu masuk ke dalam kamarnya sendiri.
* * * *
Sekarang Daisy dan Rian sedang memesan cheese burger dengan cara driver thru. Daisy yang memintanya, karena ia ingin makan sambil jalan pulang.
"Jadi berapa, mbak?" tanya Rian kepada pelayan driver thru.
Setelah menyebutkan total harganya dan membayar pesanan nya, Rian langsung melajukan mobilnya menuju arah ke rumah Daisy.
Sambil menyuapi dirinya sendiri, Daisy juga menyuapi Rian cheese burger. Karena Rian sedang menyetir mobil, sesekali Rian juga makan sendiri disaat menunggu lampu merah menjadi hijau.
"Daisy?" panggil Rian.
"Eumm?" gumam Daisy karena mulutnya masih penuh dengan cheese burger.
"Di kelas kamu ada orang yang mencurigakan gak?" tanya Rian yang pandangannya fokus ke depan.
Spontan Daisy langsung menoleh ke Rian. "Mencurigakan? kayanya gak ada, emang kenapa?"
"Eum? gak papa kok, cuman nanya aja dan memastikan bahwa pacar aku ini gak kenapa-napa," jawab Rian dengan sedikit gugup.
Daisy memicingkan matanya untuk membaca mata dan raut wajah Rian agar dirinya bisa mengetahui bahwa Rian berbohong atau tidak.
"Yakin?" tanya Daisy untuk memastikan.
"Yakin!" jawab Rian sambil tersenyum dan melihat Daisy, lalu kembali melihat ke depan.
Setelah itu mobil Rian sudah sampai di depan rumah Daisy. Lalu Daisy turun sambil membawa Coca-Cola dan cheese burger yang masih sisa setengah.
Sebelum masuk kedalam rumah, Daisy berpesan kepada Rian untuk membawa mobilnya hati-hati dan tak lupa Daisy juga mengucapkan terima kasih atas traktiran nya.